Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah waktu terjadinya perubahan perubahan yang berlagsung tepat dalam
hal pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Sedangkn obesitas merupakan pembahasan yang
sensitif bagi remaja. Remaja yang mengalami kelebihan berat badan mungkin memperhatikan
perubahan fisiknya tersebut. Di samping risiko kesehatan jangka panjang seperti peningkatan
tekanan darah dan diabetes, masalah sosial danemosional sebagai akibat kelebihan berat
badan dapat menyebabkan remaja putus asa.
Obesitas pada remaja telah menjadi salah satu masalah kesehatan paling penting di
banyak Negara. Dan seiring dengan meningkatnya obesitas, meningkat pula
penyakit- penyakit yang terkait dengannya. Karena itu, peran dokter dan perawat anak dalam
mendidik orang tua mengenai obesitas, mengenali obesitas dalam praktik sehari-hari, dan
menangani obesitas beserta penyakit yang seringkali menyertainya menjadi sangat penting.
Obesitas di Indonesia sudah mulai dirasakan secara nasional dengan semakin meningginya
angka kejadiannya. Selama ini, kegemukan di Indonesia belum menjadi sorotan karena masih
disibukkan masalah anak yang kekurangan gizi. Meskipun obesitas di Indonesia belum
mendapat perhatian khusus, namun kini sudah saatnya Indonesia mulai melirik masalah
obesitas pada anak.
Jika dibiarkan, akan mengganggu sumber daya manusia (SDM) di kemudian hari.
Prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan mencapai tingkat yang
membahayakan. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004 prevalensi obesitas pada anak telah
mencapai 11%. Di Indonesia hingga tahun 2005 prevalensi gizi baik 68,48%, gizi kurang
28%, gizi buruk 88%, dan gizi lebih 3,4% (Data SUSENAS,2005).
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan remaja dapat memahami dan mengetahui tentang obesitas
pada remaja.
E. Evaluasi
F. Materi
A. Pengertian
Obesitas adalah keadaan patologis yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang
berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Dan seiring dengan
meningkatnya obesitas, meningkat pula penyakit-penyakit yang terkait dengannya. Karena
itu, perandokter dan perawat anak dalam mendidik orang tua mengenai obesitas, mengenali
obesitas dalam praktik sehari-hari, dan menangani obesitas beserta penyakit yangseringkali
menyertainya menjadi sangat penting.
Remaja perlu diingatkan bahwa tidak ada gambaran tubuh yang sempurna yang
dapatdicapai. Berat yang sesuai untuk seseorang belum tentu tepat untuk orang lain. Remaja
harusdidorong untuk mencapai berat badan yang sehat. Biasakan remaja untuk sarapan
sebelum memulai aktivitas. Walaupun kadang dianggapsepele, namun sesungguhnya sarapan
merupakan hal yang penting. Sarapan yang bergizi akanmemberi energi untuk menghadapi
aktivitas sepanjang hari. Selain itu, sarapan dapat mencegahremaja makan berlebihan pada
siang dan malam harinya. Bekali juga remaja dengan cemilansehat seperti buah-buahan.
(Soetjiningsih, 1995).
B. Faktor penyebab
1. Kebiasaan makan yang buruk
Tidak makan makanan yang tepat pada jumlah yang tepat pada waktu yang tepat
adalahalasan utama yang berkontribusi terhadap obesitas pada remaja. Makanan cepat
saji danminuman ringan adalah penyebab utama. Di samping itu, remaja cenderung
makan yang cukup kuantitas tetapi gagal untuk mendapatkan nutrisi yang tepat dari
makanan yang mereka konsumsi.
2. Kemalasan dan kurangnya berolahraga.
Karena teknologi yang sekarang menawarkan otomatisasi dalam hampir segala
sesuatuyang kita lakukan sebagian besar tugas-tugas yang membutuhkan semacam
mengerahkanupaya telah efektif digantikan dengan gadget dan barang-barang
berteknologi tinggilainnya.
3. Faktor psikologis Stres,
kegelisahan dan terutama depresi dapat menyebabkan seorang remaja untuk makan
hanya untuk menenangkan diri. Ini adalah faktor penting yang pada akhirnya akan
menyebabkan kegemukan di remaja.
4. Kondisi-kondisi medis.
Beberapa kondisi penyakit dapat menyebabkan remaja menjadi kelebihan berat
badan seperti masalah tiroid
5. Heredity
Ini adalah situasi di mana masalah kelebihan berat badan hanya berjalan di dalam
keluarga.
C. Komplikasi
1. Terhadap kesehatan
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi
bila obesitas masih terjadi masa dewasa, maka morbiditas maupun mortalitas akan
meningkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit
infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut,dikaitkan dengan
menurunnya respon imunologik sel T danaktivitas sel polimorfonnuklear.
2. Saluran pernafasan
Pada remaja obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernafasan
bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru.Adanya hipertrofi tonsil dan
adenoid akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga
mengakibatkan anoksia dan saturasi oksigen rendah yang disebut sindrom chubby
puffer. Obstruksi kronis saluran pernafasan dengan hipertrofi danadenoid akan
mengakibatkan gangguan tidur, gejlala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah
yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.
3. Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Badan merasa gerah atau panas sering disertai
miliaria, maupun jamur pada lipatan-lipatan kulit.
4. Ortopedi
Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi
seperti legg-perthee, gemu valgum, slippedfemoral capital epiphyses, tibia vara dll.
5. Efek psikologis
Kurang percaya diri, Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasif dan
depresif. Karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman
sebayanya. Juga sulit mendapatkan pacar karena merasa potongan tubuhnya jelek,
tidak modis, merasa rendah diri sehingga mengisolasi dari pergaulan dengan teman-
temannya. Bila obesitas pada masa anak terus berlanjut sampai masa dewasa,
dapatmengakibatkan:
a) Hipertensi pada masa adolesensi
b) Hiperlipidemia, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensimaligna pada
dewasa
c) Diabetes
6. Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)
7. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
8. Stroke
9. Serangan jantung (infark miokardium)
10. Gagal jantung
11. Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar)
12. Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
13. Gout danartritis gout
14. Osteoartritis
15. Tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur,
menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah)
16. Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan
ngantuk
D. Pencegaan
a. Pencegahan harus sedini mungkin sejak dari bayi, yaitu dengan memberikan
ASI. Bayi yang minum ASI jarang yang menjadi obesitas karena komposisi
ASI mempunyai mekanisme tersendiri dalam mengontrol berat badan.
b. Memberikan contoh yang baik dengan cara memperhatikan makanan yang
orang tua makan sehingga hal itu dapat tetap konsisten menjaga berat badan
ideal.
c. Aktif dan mengundang anak untuk bergabung menjalankan kebiasaan yang
sehat bersama-sama.
d. Harus menyadari, bahwa tekanan yang terlalu besar pada kebiasaan makan
dan berat badan anak dapat memberi efek terbalik dimana sianak makan
terlalu banyak, atau mungkin membuat mereka rawan terjangkit kelainan
pada pola makan.
e. Tidak perlu menjadi terlalu kritis, orang tua hanya perlu menekankan pada apa
yang baik. 6. Tekankan keuntungan dari banyak beraktivitas selain dari
membantu mereka untuk menjaga berat badan.
E.Penangana