Anda di halaman 1dari 7

SATUHAN ACARA PENYULHAN (SAP)

OBESITAS PADA ANAK

Disusun Oleh :

Miriam Ana K. Wenda


711430121044

POLTEKES KEMENKES KESEHATAN MANADO


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Obesitas Pada Remaja


Sasaran : Remaja
Hari/ Tanggal : Senin, 25 Juli 2022
Tempat : SMPN 5 Manado
Waktu : 10.00WIB
Metode : A.Penyuluhan
B.Tanya Jawab
Media : Laptop,Gambar

A. Latar Belakang
Masa remaja adalah waktu terjadinya perubahan perubahan yang berlagsung tepat dalam
hal pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Sedangkn obesitas merupakan  pembahasan yang
sensitif bagi remaja. Remaja yang mengalami kelebihan berat badan mungkin memperhatikan
perubahan fisiknya tersebut. Di samping risiko kesehatan jangka  panjang seperti peningkatan
tekanan darah dan diabetes, masalah sosial danemosional sebagai akibat kelebihan berat
badan dapat menyebabkan remaja putus asa.
Obesitas pada remaja telah menjadi salah satu masalah kesehatan paling penting di
banyak Negara. Dan seiring dengan meningkatnya obesitas, meningkat pula
penyakit- penyakit yang terkait dengannya. Karena itu, peran dokter dan perawat anak dalam
mendidik orang tua mengenai obesitas, mengenali obesitas dalam praktik sehari-hari, dan
menangani obesitas beserta penyakit yang seringkali menyertainya menjadi sangat  penting.
Obesitas di Indonesia sudah mulai dirasakan secara nasional dengan semakin meningginya
angka kejadiannya. Selama ini, kegemukan di Indonesia belum menjadi sorotan karena masih
disibukkan masalah anak yang kekurangan gizi. Meskipun obesitas di Indonesia belum
mendapat perhatian khusus, namun kini sudah saatnya Indonesia mulai melirik masalah
obesitas pada anak.
Jika dibiarkan, akan mengganggu sumber daya manusia (SDM) di kemudian hari.
Prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan mencapai tingkat yang
membahayakan. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004 prevalensi obesitas pada anak telah
mencapai 11%. Di Indonesia hingga tahun 2005 prevalensi gizi baik 68,48%, gizi kurang
28%, gizi buruk 88%, dan gizi lebih 3,4% (Data SUSENAS,2005).

B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan remaja dapat memahami dan mengetahui tentang obesitas
pada remaja.

C. Tujuan Khusus Setelah diberikan penyuluhan remaja dapat :


1. Menjelaskan pengertian obesitas
2. Menjelaskan penyebab dari obesitas
3. Menjelaskan faktor komplikasi dari obesitas
4. Menjelaskam Pencegahan yang akan dilakukan untuk meminimalisir obesitas
5. Menjelaskan dan meyebutkan Penanganan obesitas
6. Menyebutkan klasifikasi obesitas

D. Proses Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens Waktu


A. Pendahuluan a. Menjawab salam 3 menit
a. Mengucapkan salam   b. Mendengar
b. Memperkenalkan diri
c. Apresiasi

B. Kegiatan Inti a. Memperhatikan,


a. Menjelaskan Pengertian mendengar dan
Obesitas memahami  
b. Menjelaskan Penyebab dari b. Mendengarkan dan
obesitas memperhatikan 30 Menit
c. Menjelaskan komplikasi dari c. Mendengarkan dan
obesitas memperhatikan
d. Menjelaskan pencegahan d. Mendengarkan dan
yang akan dilakkan ntuk memperhatikan
meminimalisir obesitas e. Bertanya
e. Menjelaskan dan f. Mendengarkan dengan
menyebutkan penanganan penuh perhatian
obesitas g. Mendengarkan
f. Menyebutkan klarifikasi
obesitas

C. Penutup a) Ikut menyimpulkan


a. Bersama audiens materi bersama   5 Menit
menyimpulkan materi b) Mejawab pertanyaan
b. Mengevaluasi materi c) Menjawab salam
yangtelah diberikan
c. Menutup dan memberi saran

E. Evaluasi
F. Materi
A. Pengertian
Obesitas adalah keadaan patologis yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang
berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Dan seiring dengan
meningkatnya obesitas, meningkat pula penyakit-penyakit yang terkait dengannya. Karena
itu, perandokter dan perawat anak dalam mendidik orang tua mengenai obesitas, mengenali
obesitas dalam praktik sehari-hari, dan menangani obesitas beserta penyakit yangseringkali
menyertainya menjadi sangat penting.
Remaja perlu diingatkan bahwa tidak ada gambaran tubuh yang sempurna yang
dapatdicapai. Berat yang sesuai untuk seseorang belum tentu tepat untuk orang lain. Remaja
harusdidorong untuk mencapai berat badan yang sehat. Biasakan remaja untuk sarapan
sebelum memulai aktivitas. Walaupun kadang dianggapsepele, namun sesungguhnya sarapan
merupakan hal yang penting. Sarapan yang bergizi akanmemberi energi untuk menghadapi
aktivitas sepanjang hari. Selain itu, sarapan dapat mencegahremaja makan berlebihan pada
siang dan malam harinya. Bekali juga remaja dengan cemilansehat seperti buah-buahan.
(Soetjiningsih, 1995).

B. Faktor penyebab
1. Kebiasaan makan yang buruk
Tidak makan makanan yang tepat pada jumlah yang tepat pada waktu yang tepat
adalahalasan utama yang berkontribusi terhadap obesitas pada remaja. Makanan cepat
saji danminuman ringan adalah penyebab utama. Di samping itu, remaja cenderung
makan yang cukup kuantitas tetapi gagal untuk mendapatkan nutrisi yang tepat dari
makanan yang mereka konsumsi.
2. Kemalasan dan kurangnya berolahraga.
Karena teknologi yang sekarang menawarkan otomatisasi dalam hampir segala
sesuatuyang kita lakukan sebagian besar tugas-tugas yang membutuhkan semacam
mengerahkanupaya telah efektif digantikan dengan gadget dan barang-barang
berteknologi tinggilainnya.
3. Faktor psikologis Stres,
kegelisahan dan terutama depresi dapat menyebabkan seorang remaja untuk makan
hanya untuk menenangkan diri. Ini adalah faktor penting yang pada akhirnya akan
menyebabkan kegemukan di remaja.
4. Kondisi-kondisi medis.
Beberapa kondisi penyakit dapat menyebabkan remaja menjadi kelebihan berat
badan seperti masalah tiroid
5. Heredity
Ini adalah situasi di mana masalah kelebihan berat badan hanya berjalan di dalam
keluarga.
C. Komplikasi

Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas antara lain:

1. Terhadap kesehatan
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi
bila obesitas masih terjadi masa dewasa, maka morbiditas maupun mortalitas akan
meningkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit
infeksi, kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut,dikaitkan dengan
menurunnya respon imunologik sel T danaktivitas sel polimorfonnuklear.
2. Saluran pernafasan
Pada remaja obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernafasan
bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru.Adanya hipertrofi tonsil dan
adenoid akan mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga
mengakibatkan anoksia dan saturasi oksigen rendah yang disebut sindrom chubby
puffer. Obstruksi kronis saluran pernafasan dengan hipertrofi danadenoid akan
mengakibatkan gangguan tidur, gejlala-gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah
yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang pendek.
3. Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Badan merasa gerah atau panas sering disertai
miliaria, maupun jamur pada lipatan-lipatan kulit.
4. Ortopedi
Anak yang obesitas pergerakannya lambat. Sering terdapat kelainan ortopedi
seperti legg-perthee, gemu valgum, slippedfemoral capital epiphyses, tibia vara dll.
5. Efek psikologis
Kurang percaya diri, Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasif dan
depresif. Karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman
sebayanya. Juga sulit mendapatkan pacar karena merasa potongan tubuhnya jelek,
tidak modis, merasa rendah diri sehingga mengisolasi dari pergaulan dengan teman-
temannya. Bila obesitas pada masa anak terus berlanjut sampai masa dewasa,
dapatmengakibatkan:
a) Hipertensi pada masa adolesensi
b) Hiperlipidemia, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensimaligna pada
dewasa
c) Diabetes
6. Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)
7. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
8. Stroke
9. Serangan jantung (infark miokardium)
10. Gagal jantung
11. Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar)
12. Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
13. Gout danartritis gout
14. Osteoartritis
15. Tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur,
menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah)
16. Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan
ngantuk
D. Pencegaan

a. Pencegahan harus sedini mungkin sejak dari bayi, yaitu dengan memberikan
ASI. Bayi yang minum ASI jarang yang menjadi obesitas karena komposisi
ASI mempunyai mekanisme tersendiri dalam mengontrol berat badan.
b. Memberikan contoh yang baik dengan cara memperhatikan makanan yang
orang tua makan sehingga hal itu dapat tetap konsisten menjaga berat badan
ideal.
c. Aktif dan mengundang anak untuk bergabung menjalankan kebiasaan yang
sehat bersama-sama.
d. Harus menyadari, bahwa tekanan yang terlalu besar pada kebiasaan makan
dan berat badan anak dapat memberi efek terbalik dimana sianak makan
terlalu  banyak, atau mungkin membuat mereka rawan terjangkit kelainan
pada pola makan.
e. Tidak perlu menjadi terlalu kritis, orang tua hanya perlu menekankan pada apa
yang baik. 6. Tekankan keuntungan dari banyak beraktivitas selain dari
membantu mereka untuk menjaga berat badan.

E.Penangana

1. Makan dengan Pola


Makan yang Sehat Makanan selalu dibeli oleh para orangtua, mereka juga
memasak makanan danmereka juga yang menentukan makanan mana yang akan
dimakan. Bahkan perubahansekecil apapun dapat menyebabkan perubahan besar
pada kesehatan anak.
1) Bila sedang berbelanja untuk sehari-hari, pilihlah buah dan sayuran dibandingkan
makanan cepat saji. Selalu sediakan kudapan yang sehat. Dan jangan pernah
menggunakan makan sebagai hadiah atau hukuman.
2) Batasi pembelian minuman yang manis, termasuk juga minuman yangmemiliki
rasa buah. Minuman seperti ini hanya memberikan sedikit nutrisidibandingkan
dengan kalori tinggi yang mereka miliki. Minuman ini jugadapat membuat anak
anda merasa terlalu kenyang untuk makan makanan yanglebih sehat.
3) Pilih resep dan metode memasak yang menggunakan lemak sesedikitmungkin.
Contohnya, anda bisa memanggang ayam bukan menggorengnya.
4) Sajikan makanan berwarna-wani di atas meja: sayuran hijau dan kuning,
buahaneka warna, dan roti yang terbuat dari whole-grain. Batasi sajian karbohidrat
berwarna putih: beras, pasta, roti putih dan gula (sebagai makanan penutup).
5) Duduk bersama untuk menikmati makanan sekeluarga. Buat makan
bersamasebagai kebiasaan saat untuk berbagi berita dan cerita. Jangan makan di
depantelevisi atau komputer, yang akan menyebabkan anak mengunyah tanpa
berpikir.
6) Batasi kebiasaan makan di luar rumah, terutama di restoran cepat saji. Banyak
pilihan menu pada restoran seperti ini yang tinggi lemak dan kalori
7) Jangan biasakan makan di depan layar, seperti televisi, komputer atau video game.
Kebiasaan ini akan menyebabkan anak makan secara terburu- buru dan
menurunkan kesadaran akan berapa banyak makanan yang telah dimakan
2. Meningkatkan Aktivitas Fisik
Satu komponen yang sangat penting dalam penurunan berat badan, terutama
padaanak-anak, adalah aktivitas fisik.Untuk meningkatkan tingkat aktivitas anak anda:
a) Batasi waktu santai di depan layar menjadi hanya dua jam dalam sehari.
b) Tekankan pada aktivitas bukan olahraga.
c) Temukan aktivitas yang disukai oleh anak anda.
d) Bila anda ingin memiliki anak yang aktif, anda sendiri harus aktif
e) Buat pekerjaan rumah tangga sebagai kegiatan keluarga.
f) Buat aktivitas yang bervariasi
g) Buat sebagai Komitmen Keluarga
h) Pembedahan dan Penggunaan Obat

F.Klasifiksi Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:


1) Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2) Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3) Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukansebanyak 5%
dari antara orang-orang yang gemuk).

Anda mungkin juga menyukai