I. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan tren kejahatan baru seperti
terorisme dan radikalisme yang mengancam keamanan negara,
diperlukan strategi khusus dalam melaksanakan pembinaan terhadap
narapidana yang terjerat radikalisme dan terorisme. Salah satu strategi
yang digunakan dalam penanganan narapidana terorisme adalah dengan
mengklasifikan narapidana yang didasarkan atas faktor risiko, yakni risiko
rendah, risiko sedang dan risiko tinggi.
Rumusan Masalah
2. Apa saja kendala dalam pembinaan napiter dan perbaikan yang perlu
dilakukan dalam meningkatkan kualitas pembinaan napiter?
IV. Rekomendasi
a. Kejelasan sistem dalam penanganan perlakuan kebijakan pada
narapidana berkaitan dengan pembinaan petugas, anggaran dana,
peraturan hingga pemenuhan sarana & prasarana sehingga
diperlukan kejelasan pengelolaanya
b. Untuk menekan adanya potensi kerusuhan yang diakibatkan oleh
narapidana didalam lapas maka petugas membentuk tim intelejen dan
mengatur narapidana yang memicu terjadinya gangguan keamanan
dan ketertiban yang timbul karena provokasi
c. Hukuman bagi penghuni lapas yang menghasut timbulnya kerusuhan
akan dikirim ke lapas high risk seperti yang ada di Nusakambangan
d. Dalam mencegah serangan dari luar petugas lapas meningkatkan
pengamanan serta kewaspadaannya melaului koordinasi antar badan
hukum seperti TNI/POLRI. Disamping itu intelejen lapas selalu
mengumpulkan informasi dilingkungan lapas
e. Membentuk tim dengan melibatkan assessor berkompeten dalam
assesmen dan analisis risiko terhadap narapidana serta melakukan
evaluasi penilaian terhadap perkembangan tingkat risiko untuk
pembinaan lebih lanjut
f. Melakukan asesmen untuk mendapatkan pegawai yang memiliki
integritas dan kompetensi dalam menangani Narapidana risiko tinggi
REFERENSI