Oleh
SUNARDI
RIZKI NANDA
Fakultas Tarbiyah
2021
BAB I
PENDAHULUAN
serta memberikan prediksi dan imajinasi agar segera mengantisipasi dengan cepat
sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan
Setelah pelaksanaan manajemen yang efektif dan efisien maka akan terwujud
merupakan wujud pedoman terukur atas nilai minimal yang akan dicapai oleh suatu
lembaga atau organisasi. Maka penting untuk melestarikan atau membudayakan nilai
yang baik dan terus berkembang berdasarkan perkembangan zaman dan teknologi.4
21
Taufik Hidayah and Akhmad Ghasi Pathollah, “Manajemen Kurikulum Pesantren,” Jurnal Salwatuna
2, no. 1 (2019), 1–16.
33
Irwan Fathurrochman, “Implementasi Manajemen Kurikulum Dalam Upaya Meningkatkan Mutu
Santri Pondok Pesantren Hidayatullah/Panti Asuhan Anak Soleh Curup,” TADBIR: Jurnal Studi
Manajemen Pendidikan 1, no. 1 (2017), 85–104.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pengertian Budaya Mutu Pendidikan?
b. Bagaimana Teori Budaya Mutu Pendidikan?
c. Bagaimana Implementasi Budaya Mutu Pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Budaya Mutu Pendidikan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.4
Kata “budaya” sangat umum dipergunakan dalam bahasa sehari-hari. Paling
sering budaya dikaitkan dengan pengertian ras, bangsa, atau etnis. Kata budaya
kadang kala dikaitkan dengan seni, music, tradisi-ritual, ataupun peninggalan-
peninggalan masa lalu. Di dalam kamus Oxford budaya lebih dilihat sebagai seni dan
semua hasil prestasi intelektual manusia yang dilakukan secara kolektif. Kata budaya
digunakan dalam berbagai diskursus dan ini diakui karena luasnya aspek kehidupan
yang disentuh. Berry mendeskripsikan budaya dalam delapan kategori aktivitas
kehidupan, yaitu (1) karakteristik umum; (2) makanan dan pakaian; (3) rumah dan
teknologi; (4) ekonomi dan transportasi; (5) aktivitas individual dan keluarga; (6)
komunitas dan pemerintahan; (7) kesejahteraan, religi, dan ilmu pengetahuan; dan (8)
seks dan lingkaran kehidupan.5
Menurut Kujala dan Ullrank menjelaskan budaya mutu yaitu budaya organisasi,
karena budaya mutu merupakan subset dari budaya organisasi.
4
Ahadiyah, Wahyuni. Penerapan total quality managemen sebagai pengembangan budaya mutu
sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa di SD Al Hikmah Surabaya. Jurnal akademika 14, no. 2
(2020), 245-254
5
Anwar, Syaiful. Pengembangan Budaya Mutu dalam Meningkatkan Kualitas Madrasah di Madrasah
Ibtidaiyah Negeri Kota Bandar Lampung. Jurnal Studi Keislaman 14, no. 2 (2014), 455-489
Yulianti, Erba R. Upaya kepemimpinan spiritual dalam mengembangkan budaya mutu di SMA plus
6
2) Standar proses
Berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan. Setiap satuan pendidikan membuat
rencana proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran agar berjalan efektif
dan efisien.
3) Standar tenaga pendidikan
Merupakan kualifikasi atau criteria yang harus dimiliki oleh pendidik dan
tenaga kependidikan.
4) Standar sarana dan prasarana
Standar yang memuat criteria minimal segala bahan dan perabot atau
perlengkapan yang dapat mendukung selama proses dan mencapai tujuan
pembelajaran.
5) Standar pengelolaan
Memuat manajemen pendidikan berbasis sekolah berdasarkan jenjang yang
sudah ditentukan yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas.
6) standar pembiayaan
memuat standar yang mengatur komponen biaya operasional satuan
pendidikan dan besaranya yang berlaku selama setahun. Berdasarkan PP
no.19 tahun 2005 pasal 62 ayat 1 sampai 5 menjelaskan sebagai berikut.
(1) Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, operasi, dan personal
(2) Biaya investasi meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumberdaya manusia dan modal kerja tetap
(3) Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh siswa
untuk bisa mengikuti proses pembelajaran.
(4) Biaya operasional meliputi gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta
tunjangan gajinya. Kemudian bahan atau peralatan yang habis dipakai dan
biaya operasi pendidikan tak langsung seperti air, daya, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transortasi, konsumsi, pajak, asuransi dan lain-lain
7) Standar penilaian
Memuat mekanisme, prosedur dan instrument penilaian hasil belajar siswa.7
2.2 Teori Mutu Pendidikan
Mutu pendidikan merupakan standar minimal yang harus dicapai oleh suatu
lembaga pendidikan . selain mutu pendidikan juga dikenal mutu manajemen mutu
teradu atau total quality managemen (TQM). TQM merupakan suatu system
manajemen yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk meningkatkan secara
berkelanjutan dan terus menerus.
Empat belas butir manajemen mutu menurut Dr. Deming adalah sebagai berikut:
1) Menciptakan stabilitas motivasi.
2) Adopsi filosofi baru.
3) Hilangkan ketergantungan pada pemeriksaan produk.
4) Minimalkan biaya total.
5) Memperbaiki
7
Rinda, Arum. Strategi kepala madrasah dalam pengembangan budaya mutu pendidikan (studi kasus
di madrasah tsnawiyah negeri 2 malang). (Malang: universitas islam negeri malik Ibrahim, 2018).
8
Nurseha, Alamsyah. Budaya Mutu dan Kinerja Profesional dalam Pendidikan. Jurnal pendidikan dan
kebudayaan 1, 1 (2020), 1-15
9
Amin, Nasrul dkk. Membangun Budaya Mutu yang Unggul dalam Organisasi Lembaga Pendidikan
Islam. Jurnal Al-tanzim 2, 1 (2018), 94-101
Untuk mengetahui suatu organisasi telah memiliki budaya kualitas yang baik
atau belum, maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah penilaian secara
komprehensif terhadap organisasi yang bersangkutan telah terbentuk budaya
mutunya atau belum.
Hasil penilaian komprehensif terhadap pembentukan budaya organisasi biasanya
akan mengidentifikasikan perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan. Perbaikan itu
membutuhkan perubahan dan status quo. Perubahan ini harus didaftarkan tanpa
disertai keterangan dan penjelasan. Setelah itu mengembangkan suatu rencana untuk
melakukan perubahan, hal ini dilakukan agar perubahan dapat terarah yang didukung
oleh pemahaman proses transisi emosional yang akan dilalui oleh anggota
organisasi.10
Manfaat budaya mutu sebagai berikut: (1) budaya mutu menciptakan perbedan
yang jelas antara satu budaya mutu sekolah dengan budaya mutu sekolah yang lain,
(2) budaya mutu membawa satu rasa identitas bagi anggota-anggota sekolah, (3)
budaya mutu mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari
kepentingan-kepentingan individu, (4) budaya mutu meningkatkan kemantapan
sistem sosial
Edgar H. Schein menyatakan bahwa ada tiga tingkatan budaya mutu yaitu:
pertama; artifacts, adalah suatu yang dimodifikasi oleh manusia untuk tujuan tertentu,
artifacts dapat dilihat dari struktur sebuah organisasi dan proses dilakukan di
dalamnya Espoused Values, adalah nilai-nilai yang didukung, terdiri dari strategi,
tujuan, dan filosofi organisasi.
Afwan. Budaya Mutu Sekolah di SMP Negeri 5 Arga Makmur Bengkulu Utara Tahun 2012. 2020.
10
Jurnal Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE) 2, no. 1 (2020), 101-110
Tingkat ini mempunyai arti penting dalam kepemimpinan, nilai-nilai ini harus
ditanamkan pada tiap-tiap anggota organisasi. Underlying Assumption, adalah asumsi
yang mendasari yaitu suatu keyakinan yang dianggap sudah harus ada dalam diri tiap-
tiap anggota mengenai organisasi yang meliputi aspek keyakinan, pemikiran dan
keterikatan perasaan terhadap organisasi. 11
Implementasi budaya mutu pendidikan dilaksanakan di sekolah. Implemetasinya
dapat terlaksana melalui penerapan metode peningkatan mutu di sekolah,
mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan pada kesediaan data kuantitatif-
kualitatif dan pemberdayaan semua komponen sekolah secara berkesinambungan
meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi sekolah guna memenuhi
kebutuhan siswa dan masyarakat.
Sekolah yang memiliki budaya mutu adalah sekolah yang berfokus pada
pelanggan baik internal maupun eksternal, focus pada upaya mencegah masalah atau
yang dikenal dengan program kerusakan-nol. Investasi yang terus menerus pada
sumber daya manusia agar tidak mengalami kerusakan, memiliki strategi untuk
mencapai kualitas ditingkat pimpinan, tenaga akademik, tenaga administrative,
mengolah keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan
kegagalan sebagai instrumen perbaikan selanjutnya.
Sekolah yang unggul adalah sekolah yang memertahankan budaya sekolah yang baik
dan mempertahankannya menjadi tradisi sekolah. Factor-faktor yang memperngaruhi
budaya mutu sekolah adalah nilai-nilai dan misi organisasi, struktur organisasi,
komunikasi, pengambilan keputusan, lingkungan kerja, rekrutmen dan seleksi,
perencanaan kurikulum, manajemen sumber daya dan anggaran, disiplin dan
hubungan masyarakat. Selain factor tersebut membangun budaya mutu juga
membutuhkan pemimpin yang memiliki komitmen dan kepribadian kuat pada mutu.
Said, Akhmad. Keemimpinan kepala sekolah dalam melestarikan budaya mutu sekolah. 2018. Jurnal
11
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Pengertian Budaya mutu pendidikan diambil dari kata budaya, mutu dan
pendidikan. Budaya mutu pendidikan dapat dijelaskan sebagai kebiasaan yang
dilakukan oleh suatu organisasi pendidikan secara terus menerus agar
menghasilkan produk atau jasa bagi kepuasan siswa atau pelanggannya.
2) Teori mutu pendidikan banyak dibahas dengan menghubungkan manajemen
mutu terpadu atau total quality management (TQM). TQM merupakan suatu
system manajemen yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk
meningkatkan secara berkelanjutan dan terus menerus.
3) Implementasi budaya mutu pendidikan dapat terlaksana melalui sekolah.
Pengimplementasian disekolah dilaksanakan dengan penerapan metode
peningkatan mutu di sekolah, mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan
pada kesediaan data kuantitatif-kualitatif dan pemberdayaan semua komponen
sekolah secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan
organisasi sekolah guna memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat
3.2 Saran
a. Tulisan dalam makalah ini masih memiliki banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki atau dikembangkan
b. Refrensi dalam tulisan ini masih terbatas pada jurnal-jurnal pendidikan yang
terdapat pada berbagai jenjang pendidikan atau bersifat umum dan belum
mencakup pendidikan secara khusus
Daftar Pustaka
Afwan. Budaya Mutu Sekolah di SMP Negeri 5 Arga Makmur Bengkulu Utara
Tahun 2012. 2020. Jurnal Indonesian Journal of Social Science Education
(IJSSE) 2, no. 1 (2020), 101-110
Ahadiyah, Wahyuni. Penerapan total quality managemen sebagai pengembangan
budaya mutu sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa di SD Al Hikmah
Surabaya. 2020. Jurnal akademika 14(2): 245-254
Amin, Nasrul dkk. Membangun Budaya Mutu yang Unggul dalam Organisasi
Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Al-tanzim 2, 1 (2018), 94-101
Nurseha, Alamsyah. Budaya Mutu dan Kinerja Profesional dalam Pendidikan. Jurnal
pendidikan dan kebudayaan 1, 1 (2020), 1-15
Rinda, Arum. 2018. Strategi kepala madrasah dalam pengembangan budaya mutu
pendidikan (studi kasus di madrasah tsnawiyah negeri 2 malang). (Malang:
universitas islam negeri malik Ibrahim, 2018)