Oleh:
Rahma Dani
NIM.2208438590
Pembimbing:
dr. Juwanto, Sp.PD-KKV. FINASIM
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
CASE REPORT
ABSTRAK
Congestive Heart Failure (CHF) adalah abnormalitas dari struktur jantung atau fungsi
yang menyebabkan kegagalan dari jantung untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh.
Berdasarkan Global Health Data Exchange (GHDx), prevalensi CHF hingga saat ini
mencapai 64,34 juta kasus. Congestive Heart Failure disebabkan oleh kelainan struktur,
kelainan fungsi, dan faktor pencetus. Beberapa penyebab yang dapat menimbulkan gagal
jantung adalah Coronary Artery Disease (CAD), hipertensi, aritmia, myocarditis, penyakit
jantung bawaan, dan penyakit katup jantung.2 Regurgitasi aorta (aortic regurgitation/AR)
adalah penyakit katup jantung yang umum ditemukan, yang ditandai dengan refluks darah
dari aorta kembali ke ventrikel kiri (left ventricle/LV) selama diastol. Prevalensi regurgitasi
aorta (berbagai tingkat keparahan dari regurgitasi ringan hingga sedang) adalah 13,0% pada
pria dan 8,5% pada wanita. Prevalensi regurgitasi aorta meningkat dengan bertambahnya usia.
Pada pesentasi kasus ini, dilaporkan kasus CHF yang disebabkan oleh aorta regurgitasi.
Seorang laki-laki berusia 43 tahun dating dengan keluhan sesak nafas yang semakin
memberat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan EKG didapatkan LAD
(+), ST Elevasi di lead III, AVF, V2-V4 , LVH (+), LBBB (+). Pada echocardiografi di
dapatkan kesan Dimensi jantung LV dilatasi severe, LVH positif, EF 73%.
Keyword: Congestive Heart Failure (CHF), Severe Mitral Stenosis, Atrial fibrilasi
failure, disfungsi sistolik ventrikel kiri dan Amerika diperkirakan sebanyak 5,7 juta
tromboembolism akibat atrial fibrilasi.5 orang dewasa dan 550.000 kasus baru
jantung adalah abnormalitas dari struktur System (SRS) pada tahun 2019
dan atau fungsi dari jantung untuk menunjukkan bahwa penyakit jantung
merupakan suatu sindroma klinis yang keadaan atau hal-hal yang dapat
kerusakan struktural atau fungsional pada Keadaaan atau hal-hal tersebut dapat
saat pengisian ventrikel atau memompa berasal dari dalam jantung itu sendiri, atau
oleh American Heart Association (AHA) 2. Klasifikasi gagal jantung menurut New
dan kapasitas fungsional oleh New York York Heart Association (NYHA)
Kelas IV: tidak mampu melakukan penurunan stroke volume (SV) dengan
diastolik, begitu juga dengan iskemik juga (TNF) merupakan grup besar sitokin yang
Setelah terjadi kerusakan pada jantung, Perubahan sel termasuk perubahan uptake
hormonal endogen dan sitokin. Terjadinya kontraktil dan struktur miosit. Pada gagal
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat adrenergik yang disebabkan dari aktivitas
dengan pelepasan sitokin dan sirkulasi kata lain, miosit mengalami apoptosis
dan sel endotel sebagai respon kerusakan. sebagai respon stress hemodinamik dan
- Hepatomegali/hepatojugular reflux
Pada anamnesis keluhan sesak saat
(+)
aktivitas (dyspneu on effort) atau saat
- Edema tungkai biasanya dekat mata
istirahat, berbaring (ortopneu), saat malam
kaki
hari sampai terbangun (paroxysmal
- Ascites
nocturnal dyspneu), cepat lelah, tidak
tahan dengan aktivitas berat, edema Gagal jantung juga dapat didiagnosis
tungkai. Gejala yang dapat ditemukan pada dengan menggunakan kriteria Framingham
kongesti paru yaitu batuk kering terutama yaitu apabila pasien memiliki 2 kriteria
pada malam hari kemudian berkurang saat mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria
dibawah ini:
Pemeriksaan Fisik
- Ronki basah halus dan gallop dapat Penurunan berat badan (>4,5 kg 5 hari
setelah pengobatan)
ditemukan pada gagal jantung akut.
tiba tekanan dinding ventrikel tidak sistolik dengan pasien dengan fungsi
natriuretik. Kadar peptida natriuretik yang ventrikel kiri (normal > 45 - 50%).
tetap tinggi setelah terapi optimal Diagnosis harus memenuhi tiga kriteria
merupakan indikasi prognosis buruk. yaitu terdapat tanda dan/atau gejala gagal
dilakukan pada penderita gagal jantung normal atau hanya sedikit terganggu
jika gambaran klinis disertai dengan (fraksi ejeksi> 45 - 50%), dan terdapat
dekompensasi gagal jantung pada adalah tidak adanya resiko pada pasien,
pada pasien gagal jantung dapat dilihat jika diperlukan. Keuntungan lainnya
gagal jantung. Pengukuran fungsi ventrikel Ketaatan pasien untuk berobat dapat
hanya 20-60% pasien yang taat pada terapi gagal jantung kronik stabil. Program
pasien dengan gejala berat yang disertai ginjal adekuat dan kadar kalium normal.
aldosteron : Eplerenon 25 50
(1x/hari) (1x/hari)
Spironolakton 25 25 - 50
- Konsentrasi kalium serum >5,5 (1 x/hari) (1 x/hari)
mmol/L
aldosteronen : ACE-I/ARB/ARNI.
dan ISDN 10 mg, 2-3x/hari istirahat >80 x/menit atau saat aktivitas
- Irama sinus
- Pertimbangkan menaikkan dosisi
Fraksi ejeksi ventrikel kiri <40%,
secara titrasi setelah 2 – 4 minggu
gejala ringan sampai berat (kelas
(kecuali jika terjadi hipotensi
fungsional II-IV NYHA), dosis optimal
simptomatik).
ACE-I/ARB/ARNI, B-bloker dan
- Jika toleransi baik, dosis dititrasi
antagonis aldosterone jika ada indikasi
naik sampai dosis target.
b. Kontraindikasi:
Tabel 2.7 Golongan H-ISDN
Dosis Awal Dosis Target - Blok AV derajat 2 dan 3 ( tanpa
H-ISDN
(mg) (mg)
pacu jantung tetap); hati-hati jika
Hydralazi 12,5 mg 50 mg
n (2-3x/hari) (3-4 x/hari) pasien diduga sick sinus syndrome
ISDN 10 20
(1 x/hari) (1x/hari) - Sindrom pre-eksitasi
Kadar terapi digoxin harus diantara vasokonstriksi, retensi cairan dan garam.
- Periksa kadar digoxin dalam kali per hari) dan dapat ditingkatkan
jantung yang disertai dengan tanda atau mendapatkan ARB maka dapat langsung
mencapai status euvolemia dengan dosis pasien dengan riwayat angioedema yang
ACE-I/ARB, β-blocker, dan MRA, dapat jantung seperti usia tua, laki-laki, status
diberikan terapi baru sebagai pengganti ekonomi yang rendah, komorbid baik
Mitral Stenosis
2. Definisi
1. Anatomi Katup Jantung
Mitral stenosis (MS) adalah
Jantung terdiri dari 4 katup, yaitu
kelainan bentuk dari katup mitral berupa
katup aorta, pulmonal, trikuspid dan mitral.
penyempitan dari orifisium katup mitral
Katup mitral menghubungkan atrium kiri
dengan luas < 1,5 cm . Penyebab paling
2
Besar aliran 5-10 mmHg, tekanan arteri pengisian ventrikel kiri bergantung pada
pulmonal 30-50 mmHg dan area katup kontraksi atrium. Dengan hilangnya
tekana sistolik arteri pulmonel lebih dari berkembang perlahan dari tanda awal
50 mmHg dan besar katur kurang dari 1,0 stenosis mitral menjadi gejala kelas
adalah 4-6 cm2. pembukaan katup kurang Stenosis katup mitral umumnya
dari 2 cm2 akan menyebabkan aliran darah muncul setelah 20-40 tahun dari demam
yang menurun dari atrium kiri ke ventrikel rematik. Keluhan yang biasa muncul adalah
kiri. Jika ukuran orifisium saat terbuka orthopnea dan PND. Pasien juga
peningkatan tekanan atrium kiri (normal 5 batuk darah hingga edema tungkai, asites
pembukaan terpaksa dari katup mitral saat keparahan dan intervensi terapi, pada
tekanan atrium kiri lebih besar dari ventrikel pemeriksaan ini dapat ditemukan
pelebaran atrium kiri. Ditemukan pula right medikamentosa dengan terapi pembedahan
axis deviation dan hipertrofi ventrikel kanan pada kasus kerusakan katup bergantung
yang menandakan telah terjadi hipertensi pada derajat, onset, komorbid dan
menurunkan volume afterload dan volume jika apparatus subvalvular tidak menyatu
dilakukan sebelum terdapat kerusakan dengan usia tua dan pernah melakukan
disfungsi ventrikel kiri. Indikasi mitral Hewan yang digunakan umumnya adalah
valve annuloplasty6 yakni, (a) pasien babi (porcine) atau sapi (Bovine).
masih baik dan terdapat atrial fibrilasi dan trombogenik. Katup ini umumnya harus
asimptomatik dengan fungsi ventrikel kiri Kekurangan katup ini adalah jaringan
baik dan end -diastolic ventrikel kiri lebih katup yang akan terdegenerasi dan
disfungsi ventrikel kiri berat, tidak ada penggantian ulang dalam 10-15 tahun
perbaikan dengan terapi medikamentosa kedepan. Katup ini lebih baik dipasang
Atrial Fibrilasi
3. Interval antara dua gelombang aktivasi
Atrial fibrilasi memiliki hubungan dengan lone AF. Lone AF ini dikatakan
akibat penyakit jantung. Sekitar 25% AF tromboemboli yang tinggi pada kelompok
berhubungan dengan penyakit jantung usia muda, tetapi bila terjadi pada
koroner. Sedangkan hubungan AF dengan kelompok usia lanjut risiko ini tetap akan
dan memiliki risiko empat kali lipat untuk menjadi lima jenis menurut waktu
Aritmia lain yang berhubungan dengan AF 1. FA yang pertama kali terdiagnosis. Jenis
seperti sindroma Wolff-Parkinson-White, ini berlaku untuk pasien yang pertama kali
takikardi atrial, AVNRT (Atrio Ventricular datang dengan manifestasi klinis FA, tanpa
ditetapkan sebagai permanen oleh dokter atau abnormalitas anatomi jantung seperti
(dan pasien) sehingga strategi kendali pembesaran atrium kiri, dan usia di bawah
Anamnesis
1. FA dengan respon ventrikel cepat: Laju
Pada anamnesis pasien dengan
ventrikel >100x/ menit
atrial fibrilasi mengeluhkan beberapa
2. FA dengan respon ventrikel normal:
gejala seperti:
Laju ventrikel 60-100x/menit
Palpitasi, Umumnya diekspresikan
3. FA dengan respon ventrikel lambat:
oleh pasien sebagai: pukulan
Laju ventrikel <60x/ menit
genderang, gemuruh guntur, atau
4. Patofisiologi
kecipak ikan di dalam dada
Sampai saat ini patofisiologi
Mudah lelah atau toleransi rendah
terjadinya FA masih belum sepenuhnya
terhadap aktivitas fisik
dipahami dan dipercaya bersifat
tetapi masih dapat konversi secara spontan, Pengukuran laju nadi, tekanan darah,
biasanya Pedoman Tata Laksana Fibrilasi sangat penting dalam evaluasi stabilitas
Atrium 3 karena adanya faktor pemicu hemodinamik dan kendali laju yang
(trigger) FA, sedangkan pada pasien FA adekuat pada AF. Pada pemeriksaan fisis,
yang tidak dapat konversi secara spontan denyut nadi umumnya ireguler dan cepat,
hipotermia atau dengan toksisitas obat pasien AF. Palpasi dan auskultasi yang
atau edema. Ekstremitas yang dingin dan maupun persisten, dan menurun
Enzim jantung seperti CKMB dan yang ireguler dan acak, diikuti oleh
(hipertensi pulmonal)
Elektrokardiogram juga diperlukan
ditemukan bukti gagal jantung atau tanda- trombus, kardioversi harus ditunda
sensitivitas yang rendah dalam mendeteksi faktor-faktor risiko umum yang sering
trombus di atrium kiri, dan ekokardiografi ditemukan pada praktik klinik sehari-
masing hurufnya merupakan awal dari kata Bleeding, Labile INR value, Elderly, dan
tertentu yaitu Congestive heart failure, antithrombotic Drugs and alcohol telah
Hypertension, Age ≥75 years (skor 2), divalidasi pada banyak studi kohor
Diabetes mellitus, Stroke history (skor 2), berkorelasi baik dengan perdarahan
65 to 74 years, Sex Category (female). pada setiap pasien FA harus dilakukan dan
dengan risiko perdarahan akibat (NSAIDs), dsb. Hal yang penting untuk
intrakranial yang bersifat fatal atau yang sama, risiko perdarahan intrakranial
praktik sehari-hari.
Terapi Antitrombotik
Identitas Pasien
Umur : 44 th
No RM : 01119432
Pasien mengeluhkan sesak nafas Mual dan muntah (-). Keluhan BAB dan
• Suhu : 36 °C
Riwayat keluhan yang sama (-)
• Tinggi badan : 150 cm
Riwayat hipertensi (-)
• Berat badan : 45 kg
Riwayat penyakit stroke (-)
• IMT : 20 kg/m2 (normal)
Riwayat penyakit jantung (-)
• SpO2 : 98% nasal kanul 3 LPM
Riwayat asma (+) pada ayah pasien
kebiasaan
Kepala dan leher :
70,0%)
gr/dL)
Kesan :
− Cor : Kardiomegali
Interpretasi :
- Identitas sesuai
- Marker R
Interpretasi hasil EKG:
- Kekerasan foto cukup
vertebra intak dan tidak ada tanda • Axis : Right Axis Deviation (RAD)
fraktur (QRS Lead I (-), aVF (+))
- Trakea midline • Gelombang P : tidak dapat
- Sudut kostofrenikus lancip kanan diidentifikasi
dan kiri
diidentifikasi
Dimensi :LA, RV dilatasi
• Kompleks QRS : 0,06 detik
Katup: MS Severe, MR mild, AR
• Segmen ST : ST depresi di lead II,
Moderate
III
Penemuan:
• Gelombang T : T inverted (-)
RESUME
− Lansoprazole 1x1 mg
Pemeriksaan fisik didapatkan hasil
− Domperidone 3x1 mg
batas jantung kanan: linea parasternalis
5(15), 1–6.
https://doi.org/10.21037/amj.2020.03.0