Anda di halaman 1dari 9

ADMINISTRASI DAN SUPERVISI DALAM PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Pendidikan

Dosen Pengampu Sandi Saparudin, S.Pd., M.Pd.I

Oleh :

Ai Saadah

Asep Heri Heriyanto

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) QURROTA A’YUN


PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Jl. Raya Samarang No. 114, Kp Cikamiri Desa Sirnasari Kecamatan Samarang Kabupaten Garut
Prop. Jawa Barat
2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG MASALAH..........................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
A. PENGERTIAN ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN.....................................................................4
B. TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN......................................................................................................5
C. METODE-METODE SUPERVISI PENDIDIKAN..................................................................................................6
D. PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN.......................................................................................................6
E. HUBUNGAN ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN.......................................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................................................................9
A. SIMPULAN..............................................................................................................................................................9
B. SARAN..................................................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................................9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah Administrasi dan Supervisi Pendidikan tepat pada waktunya. Tak lupa
shalawat beserta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
memberikan tauladan baik kepada kita semua. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun penulis harapkan dari para pembaca demi kesempurnaan menyusun makalah
dikemudian hari. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan
bagi para pembaca umumnya, dan penulis khususnya.

Garut, 18 desember 2020

Penulis
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Administrasi pendidikan merupakan proses keseluruhan dari segala kegiatan-kegiatan bersama
yang harus dilakukan oleh semua pihak yang ada sangkut pautnya dengan tugas-tugas pendidikan.
Administrasi pendidikan juga sering diistilahkan dengan administrasi sekolah dan administrasi itu
sendiri mencangkup pengaturan, proses belajar mengajar, kesiswaan, personalia, peralatan pengajaran,
gedung dan perlengkapan, keuangan serta humas atau hubungan dengan masyarakat yang ini semua
merupakan cangkupan dari administrasi pendidikan.
Setiap aktivitas besar atau pun kecil, yang tercapainya tergantung kepada beberapa orang, di
perlukan adanya koordinasi di dalam segala gerak langkah. Untuk mengkoordinasi semua gerak langkah
tersebut pimpinan sekolah harus berusaha mengetahui keseluruhan sistuasi di sekolahnya dalam segala
bidang.
Usaha Pimpinan dan guru untuk mengetahui situasi lingkungan sekolah dalam segala
kegiatannya disebut supervisi atau pengawasan sekolah. Istilah supervisi ini kiranya belum begitu lajim
dipergunakan dalam lingkungan persekolahan dan kepegawaian kita di saat sekarang, tetapi makin lama
makin dikenal dan makin banyak di pergunakan orang. Namun demikian mengenai arti, fungsi dan
tujuan yang terkandung di dalamnya masih merupakan tanda tanya. Apakah sudah benar-benar di
pahami oleh yang mempergunakan istilah itu.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian singkat dalam latar belakang, pemakalah mengajukan permasalahan sebagai
berikut:
1.      Apa pengertian administrasi dan supervisi pendidikan ?
2.      Apa teknik-teknik supervisi pendidikan ?
3.      Apa metode-metode supervisi pendidikan ?
4.      Bagaimana pelaksanaan supervisi pendidikan ?
5.      Apa hubungan administrasi dan supervisi pendidikan ?

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

Administrasi dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah
kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat
dengan segala aspeknya serta mempersiapkan laporan.
Administrasi pendidikan dalam pengertian secara luas adalah segenap proses pengerahan dan
pengintegrasian segala sesuatu baik personel, spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan
pencapaian tujuan pendidikan.
Dalam pengertian yang luas ini, istilah administrasi juga dapat diartikan sebagai berikut :
“Administrasi itu merupakan pelayanan terhadap semua kebutuhan institusional dengan cara efektif
dan efesien dan administrsi sebagai salah satu komponen dari system yang subsistemnya saling
berkaitan satu dengan yang lainnya, karena administrasi adalah aktivitas-aktivitas untuk mencapai
suatu tujuan atau proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan”.
Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat tentang supervisi pada bidang pendidikan :
1.      NA. Ametembun dalam supervisi pendidikan. Supervisi pendidikan  adalah pembinaan kearah
perbaikan situasi pendidikan. Pembinaan bermaksud berupa bimbingan atau tuntutan kearah situasi
pendidikan termasuk pengajaran pada umumnya, dan peningkatan mutu mengajar belajar pada
umumnya.
2.      Drs. M. Ngalim Purwanto, dalam Administrasi Pendidikan “Supervisi adalah suatu aktivitas
pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai lainnya dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif”.
Dari pendapat diatas dapat di analisis agar kita memahami pengertian supervisi pendidikan
dengan cara mengetahui  unsur-unsur penting didalamnya. Unsur-unsur penting tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Aktivitas pembinaan yang direncanakan
b.Perbaikan situasi pengajaran (belajar-mengajar)
c. Mengefektifkan para guru, pegawai sekolah, dan sumber material lainnya
d. Pencapaian tujuan pendidikan lebih efektif dan efesien.
Dengan adanya unsur-unsur penting tersebut dapat menjadi sebuah pengertian supervise
pendidikan yaitu pembinaan yang direncanakan dalam perbaikan situasi pengajaran dengan lebih
meningkatkan pendayagunaan sumber personel dan material dalam pencapaian tujuan tujuan
pendidikan secara lebih efektif dan efesien.
Maksud dari pembinaan yaitu memberikan bimbingan dan latihan bagi guru dan pegawai untuk
meningkatkan kemampuan dalam tugas yang di embannya, agar supervise pendidikan itu mengarah
perbaikan dalam pengajaran yang baik dan terjaminnya dalam pencapaian tujuan pendidikan yang
diinginkan.
Administrasi supervisi pendidikan merupakan pembinaan yang direncanakan bagi personel
dalam proses kerjasama di bidang pendidikan dan peningkatan sumber  daya material dalam rangka
perbaikan situasi pengajaran untuk mencapai tujuan pendidikan lebih efektif dan efesien.

B. TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN


Untuk mempermudah kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan supervisi diperlukan
teknik-teknik supervisi. Para ahli berbeda-beda dalam merumuskan tahapan teknik-teknik supervisi
akan tetapi pada dasarnya tetap sama. Secara garis besar teknik supervisi dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu:
1)      Teknik perseorangan
Yang dimaksud teknik perseorangan ialah supervisi yang dilakukan secara perseorangan, beberapa
kegiatan yang dilakukan antara lain:
·         Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala sekolah datang ke kelas untuk
mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau
kelemahan yang sekirannya perlu diperbaiki.
·         Mengadakan kunjungan observasi (observation visits), Guru-guru ditugaskan untuk mengamati
seorang guru yang sedang mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu.
Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan mengadakan kunjungan ke
sekolah lain.
·         Membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa atau mengatasi problema yang
dialami siswa.
·         Membimbing guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum sekolah, antara lain:
menyusun program semester, membuat program satuan pelajaran, mengorganisasi kegiatan
pengelolaan kelas, melaksanakan teknik-teknik evaluasi pembelajaran, menggunakan media dan
sumber dalam proses belajar mengajar, dan mengorganisasi kegiatan siswa dalam bidang
ekstrakurikuler.
2)      Teknik kelompok
Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok, beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain:
·         Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah menjalankan tugasnya
berdasarkan rencana yang telah disusun. Termasuk mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan
guru-guru, dalam hal ini rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi.
·         Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat diadakan dengan
membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau
kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang
diperlukan.
·         Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini dilakukan melalui penataran-
penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada
umumnya diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan
membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.
Dengan demikian teknik supervisi sangat penting untuk dikuasai oleh kepala sekolah, tanpa
penguasaan teknik dalam pelaksanaanya tidak akan berjalan baik. Dengan demikian seorang kepala
sekolah tidak akan efektif kegiatan supervisinya sebelum menguasai teknik dalam bidang supervisi.
Teknik supervisi akan lebih memudahkan pencapaian sasaran-sasaran dari tujuan yang telah
ditetapkan, oleh sebab itu penerapan teknik dari supervisi merupakan wujud dari kemajuan sekolah
untuk berkembang.

C. METODE-METODE SUPERVISI PENDIDIKAN


Terdapat dua metode supervisi pendidikan yang dapat dilakukan untuk dapat mencapai
tujuan supervisi pendidikan, yaitu:
1.       Metode Langsung (direct method)
Bila seorang supervisor menghadapi orang-orang yang disupervisi tanpa perantara atau
media, maka dikatakan bahwasanya dia mengunakan metode langsung, baik individu maupun
kelompok. Misalnya konsultasi pribadi/kelompok, pertemuan guru bidang studi dan sebagainya.
2.      Metode tak langsung (indirect method)
Bila seorang supervisor menghadapi orang-orang yang disupervisi menggunakan
alat/benda perantara dalam melaksanakan supervisi, maka hal tersebut dengan metode supervisi
tidak langsung. Misalkan dengan menggunakan media papan pengumuman, handphone,
telephone, e-mail dan sebagainya.

D. PELAKSANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN


·         Cara Melaksanakan Supervisi
Salah satu cara melakukan supervisi yang baik adalah dengan cara demokratis, ciri-
cirinya adalah:
1)        Pengawasan dijalankan secara gotong-royong atau kooperatif, tidak ditangan seorang raja, yaitu
kepala sekolah
2)        Pengawasan dijalankan terang-terangan, diketahui oleh semua petugas yaitu guru-guru, tidak
secara sembunyi-sembunyi seperti pengawasan polisi resersir.
3)        Pengawasan dijalankan kontinu dan bersifat Tutwuri Handayani (bersifat pembimbing) seperti
dikehendaki oleh pemerintah kita.
Dalam melaksanakan supervisi pendidikan yang perlu dilakukan adalah antara lain :
1.      Observasi kelas: observasi kelas merupakan salah satu cara paling baik memberikan supervisi
pembelajaran karena dapat melihat kegiatan guru, murid dan masalah yang timbul.
1)      Perancanaan: Kepala sekolah merencanakan dalam menyusun program dalam satu semester atau
tahunan. Program tidak terlalu kaku, tergantung dari jumlah guru yang perlu di observasi. Ada
tiga macam observasi yaitu dengan pemberitahuan, tanpa pemberitahuan, dan atas undangan.
2)      Mekanisme observasi
a.       persiapan yang diperhatikan :
-          guru diberi tahu kepala sekolah bahwa kepala sekolah akan mengadakan observasi
-          kesepakatan kepala sekolah dan guru tolak ukur tentang apa yang dioservasi
b.      sikap observasi didalam kelas
-          memberikan salam kepada guru yang mengajar
-          mencari tempat duduk yang tidak mencolok
-          tidak boleh menegur kesalahan guru di dalam kelas
-          mencatat setiap kegiatan
-          bila ada memakai alat elektronika : tape recorder, kemera
-          mempersiapkan isian berupa check list
c.       membicarakan hasil observasi
Hasil yang dicatat dibicarakan dengan guru, dan beberapa hal yang diperlu dikemukankan :
-          kepala sekolah mempersiapkan (bisa bertanya pada nara sumber atau perpustakaan)
-          waktu percakapan
-          tempat percakapan
-          sikap ramah simpatik tidak memborong percakapan
-          percakapan hendaknya tidak keluar dari data observasi
-          guru diberi kesempatan dialog dan mengeluarkan pendapat
-          kelamahan guru hendaknya menjadi motivasi guru dalam memperbaiki kelemahan
-          saran untuk perbaikan diberikan yang mudah dan praktis
-          kesepakatan perbaikan disepakati bersama dengan menyenangkan.
d.      laporan percakapan
-          hasil pembicaraan didokumenkan menurut masing-masing guru yang telah diobservasi
-          isi dokumen dimulai dari tanggal, tujuan data yang diperoleh, catatan diskusi, pemecahan
masalah dan saran-saran
2.      Saling mengunjungi: Dalam kegiatan belajar mengajar sudah ada wadah dari kegiatan untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan pembelajaran guru-guru antara lain :
a.       untuk tingkat SMP dan SMA adalah musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)
b.      untuk tingkat Sekolah Dasar adalah Pusat kegiatan guru (PKG)
3.      Domonstrasi mengajar: Dalam kegiatan pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang
benar dalam praktek mengajar karena mengajar menurut Siswoyo (1997) sebagai seni dan
filusuf. Menurut pendapat diatas mengajar dalam pekerjaan disekolah bukan pekerjaan yang
mudah, sehingga kepala sekolah dalam demonstrasi pembelajaran tidak perlu mengakui
kelemahan dan perlu mencarikan ahli yang dapat memberikan gambaran tentang pembelajaran
yang baik
4.      Supervisi klinis: Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Perbedaannya
dengan supervisi yang lain adalah prosedur pelaksanaannya ditekankan kepada mencari sebab-
sebab atau kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan kemudian langsung
diusahkan perbaikan kekurangan dan kelemahan tersebut.
Pelaksanaan supervisi klinis menurut la sulo (1987), mengemukakan ciri-ciri supervisi
sebagai berikut :
a.       bimbingan supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi.
b.      kesepakatan antara guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis keterampilan yang
paling pointing (diskusi guru dengan supervisor)
c.       instrument dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dengan supervisor
d.      guru melakukan persiapan dengan aspek kelemahan-kelemahan yang akan diperbaiki. Bila perlu
berlatih diluar sekolah
e.       pelaksanaannya seperti dalam teknik observasi kelas
f.       balikan diberikan dengan segera dan bersifat obyektif
g.      guru hendaknya dapat menganalisa penampilannya
h.      supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan
i.        supervisor dan guru dalam keadaam suasanan intim dan terbuka
j.        supervisor dapat digunakan untuk membentuk atau peningkatan dan perbaikan keterampilan
pembelajaran
5.      Kaji tindak: Fokus utama kajian tindak adalah mendorong para prektisi untuk meneliti dan
terlibat dalam praktik penelitiannya sendiri. Hasil penelitiannya dipakai sendiri oleh peneliti dan
orang lain yang membutuhkan. Menurut kemmi (1995), kaji tindak dirumuskan dalam empat
tahap yaitu : tahap perencanaan, tahap aksi atau pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, tahap
evaluasi danrefleksi/umpan balik.Laporan hasil penelitian kaji tindak terdiri dari :
a.       gagasan umum
b.      perumusan masalah
c.       perencanaan penelitian kaji tindak
d.      pelaksanaan penelitian kaji tindak
e.       monitoring
f.       evaluasi dan refleksi
g.      saran dan rekomendasi

E. HUBUNGAN ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN


Administrasi dan supervise itu tidak dapat dipisahkan, karena administrasi dan supervise
saling berkaitan ataupun mempunyai hubungan yang sangat erat. Seperti pengertian administrasi
dan supervisi yang telah disebutkan diatas bahwa keduanya merupakan pembinaan yang
direncanakan bagi personel dalam proses kerja sama dibidang pendidikan dan peningkatan sumber
daya material dalam rangka perbaikan situasi pengajaran agar tercapainya suatu tujan pendidikan
yang efektif dan efesien,  namun dalam hal-hal tertentu keduanya dapat dibedakan.
1.       Kegiatan administrasi didasarkan kepada kekuasaan, sedangkan supervise didasarkan pelayanan
bimbingan dan pembinaan;
2.       Tugas administrasi meliputi keseluruhan bidang tugas disekolah, termasuk manajement sekolah,
sedangkan supervise adalah sebagian dari tugas dari pengarahan (directing), satu segi manajement
sekolah;
3.       Administrasi bertugas menyediakan semua kondisi yang diperlukan untuk pelaksanaan program
pendidikan, sedangkan supervise menggunakan kondisi-kondisi yang telah disediakan itu untuk
peningkatan mutu belajar mengajar.
Hal diatas merupakan perbedaan antara administrasi dan supervise, namun keduanya saling
berkaitan dan tak terlepaskan juga mempunyai tujuan untuk mencapai pendidikan yang lebih baik.
Selain itu juga disini ada dibahas sedikit tentang bagaimana cara-cara melaksanakan
supervise, dimana seorang pemimpin tidak sama dengan pemimpin yang lain, hal ini juga
tergantung pada tipe atau corak kepemimpinannya.
Seorang otoriter menjalankan supervise untuk mengetahui kesalahan-kesalahan petugas
dalam melaksanakan tugasnya, yaitu menjalankan peraturan dan intruksi yang diberikan oleh pusat
(atasan) kepada bawahannya.  Supervisi dijalankan dengan sekonyong-sekonyong tanpa
sepengetahuan petugas yang diawasi, seolah-seolah supervisor bertugas sebagai reseriser yang
mengintai untuk menemukan pelanggaran. Suasana antar kariyawan sekolah dibawah pimpinan
diktatoris seperti tersebut adalah tertekan, tegang, kegembiraan bekerja tidak ada sama sekali,
karena ada juga kepala sekolah atau pemimpin yang bercorak leissez faire atau pemimpin yang
masa bodoh, tidak mau tahu, acu tidak acu dalam menjalankan pengawasan.
Kehidupan sekolah semacam itu mudah timbul kesimpang siuran, perselisihan, karena
semua karyawan menjalankan tugas menurut kebijaksanaan dan kepentingan masing-masing, yang
kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Situasi buruk makin lam semakin menjadi, sehingga
akhirnya tidak teratasi lagi. Pemimpin seperti ini tidak memiliki sikap kepemimpinan yang baik dan
tidak pantas menjadi pemimpin sekolah, karena dapat merusak tunas bangsa muda yang seharusnya
melanjutkan untuk kedepannya agar yang lebih baik tapi malah sebaliknya yang ada adalah
kehancuran.
Kemudian kepala sekolah atau pemimpin yang bercorak demokratis menjalankan
pengawasan menurut program kerja tertentu. Dalam rapat sekolah sudah ditentukan organisasi
pembagian tugas, sebagai tempat ikut berpartisipasi menurut kecakapan masing-masing, koordinasi
serta komunikasi, program dan pengarahan kerja dan sebagainya. Dengan demikian semua
karyawan dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai tugas yang diembanya dan yang tidak
bertentangan satu sama yang lainnya. Tetapi dapat saling membantu, agar tercapainya atau
terwujudnya pendidikan sesuai pengawasan yang dijalankan dan sesuai dengan program kerjanya.
Hal tersebut dapat tercapai karena adanya kerja sama antara pemimpin atau kepala sekolah
dengan karyawan-karyawan yang ada disekolah berusaha untuk menghilangkan hal-hal yang
negative yang menghambat lancarnya jalan kehidupan sekolah, serta bersama-sama mendapatkan
metode-metode bekerja gotong royong yang efesien, produktif sesuai dengan kondisi setempat.
Dan ada juga hal lain yang dapat menghambat lancarnya kehidupan sekolah seperti adanya
paerbedaan pendapat, perselisihan yang timbul dicarikan pemecahannya dengan cara musyawarah.
Kekeliriuan cara bekerja segera diketahui, sehingga tidak mejadi berlarut-larut dan guru yang
kurang bersemangat dipimpindan diisyaratkan untuk menjalankan tugasnya denagan baik.
Pengawasan secara demokratis yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
1.      Pengawasan dijalankan secara gotong royong atau koperatif, tidak disatu tangan saja, yaitu
khususnya bagi kepala sekolah;
2.      Pengawasan dijalankan terangan-terangan, diketahui oleh semua petugas yaitu guru-guru, tidak
secara sembunyi-sembunyi;
3.      Pengawasan dijalankan secara berkelanjutan dan bersifat tut wuri handayani (bersifat
pembimbing).
Yang dapat mengatasi masalah-masalah yang menghambat lancarnya kehidupan sekolah
adalah seorang kepala sekolah atau pemimpin yang mempunyai kualifikasi kepemimpinan yang
memadai, terutama kebijaksanaan dan kewibawaan yang luar biasa.
BAB III PENUTUP
A. SIMPULAN
Administrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pengertian
administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut pandang, seperti kerjasama, proses
kerjasama, sistem dan mekanismenya manajemen, kepemimpinan proses pengambilan keputusan,
komunikasi dan ketatausahaan. Lingkup pembicaraan tentang administrasi pendidikan itu juga
tergantung pada level tujuan pendidikan yang ingin dicapai, yaitu pada tingkat kelas dampai pada
tingkat sistem pendidikan nasional. Makin luas cakupannya makin banyak yang terlibat dan makin
komplek permasalahannya.
Supervisi pendidikan adalah Suatu aktivitas pembinaan terencana yang berorientasi kepada
Guru dan Pegawai sekolah Secara efektif . Pada hakekatnya tujuan supervise adalah memperbaiki
atau meningkatkan proses belajar mengajar. Fungsi supervise dapat disimpulkan sebagi alat untuk
menungkatkan kulaitas dan kuantitas kepada semua pihak yang berhubungan dengannya dan
melestarikannya

B. SARAN
Adapun saran yang akan kami tulis mengenai hal-hal yang dibahas dalam makalah ini,
yakni bahwa sudah jelas administrasi pendidikan sangatlah penting dan menunjang sekali terutama
bagi para pengajar yaitu guru, dan kita sebagai mahasiswa yang identiknya menjurus pada
keguruan, harus benar-benar memahami bagaimana administrasi pendidikan tersebut. Agar
nantinya terlahir guru-guru yang profesional atau seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin
sejati. Dan Supervisi memiliki tujuan yang sangat penting untuk dicapai, oleh karena itu supervisi
tentunya memiliki manfaat yang sangat penting. Diantara manfaat supervisi adalah Mengkoordinasi
semua usaha sekolah, Memperlengkapi kepemimpinan sekolah, Memperluas pengalaman guru,
Menstimukasi usaha-usaha sekolah yang kreatif, Memberi fasilitas dan penilaian yang terus
menerus dan masih banyak lagi manfaat atau fungsi supervisi pendidikan tersebut. Selain memiliki
tujuan dan fungsi, supervisi juga memiliki prinsip dasar dalam proses pelaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA
Gunawan H Ary, 2013. Administrasi sekolah, Administrasi Pendidikan Mikro. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sahertian A Piet , 2000. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: PT Usaha Nasional.
Syafaruddin, 2014. Manajemen Kepengawasan Pendidikan. Bandung: Citapustaka Media

Anda mungkin juga menyukai