Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Administrasi Pendidikan
Oleh :
Asep Sopandi
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam yang setia membimbing
hamba-Nya. Atas bantuan dan tuntunan-Nya penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah administrasi
pendidikan yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Keberhasilan dan kesuksesan dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang terkait.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan teman-teman dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Aamiin.
Penyusun
Daftar Isi
1. Penilaian Pendidikan……………………………………...........2
2. Standar Penilaian Pendidikan ……………………................ 14
3. Administrasi penilaian pendidikan di negara
India………………………………………................................ 22
A. Simpulan …………………………………………………… 27
Maka dari itu untuk melihat hasil atau kemajuan dari pendidikan tersebut diperlukan
penilaian untuk menjadi tolak ukur apakah pendidikan tersebut mendapatkan hasil
yang baik atau kurang baik. Penilaian harus dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan,
tetapi penilaian ini memiliki administrasi yang harus diikuti oleh suatu lembaga
pendidikan. Standar Penilaian Pendidikan telah diatur oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia sehingga hal ini dapat dijadikan acuan untuk
melakukan penilaian baik diluar sekolah ataupun sekolah.
Kita sebagai seorang calon guru harus mengetahui adminitrasi penilaian pendidikan.
Hal ini dimaksudkan ketika suatu saat kita terjun kelapangan kita sudah mengetahui
cara melakukan penilaian yang benar dan mengikuti acuan dari pemerintah. Tetapi
penilaian tersebut juga harus disesuaikan dengan keadaan siswa dan lingkungan
sekolah itu sendiri. Kita dapat belajar atau mengambil hal yang positif dari Negara
luar tentang administrasi penilaian pendidikan yang dilakukan oleh mereka. Sehingga
kita bias menerapkannya disekolah ataupun luar. Salah satu Negara yang dapat kita
pelajari ialah Negara India.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud penilaian pendidikan secara umum?
2. Bagaimana standar penilaian pendidikan menurut peraturan menteri pendidikan
dan kebudayaan republik indonesia ?
3. Bagaimana administrasi penilaian pendidikan di Negara India?
3. Tujuan
1. Mengetahui secara umum mengenai penilaian pendidikan.
2. Mengetahui standar penilaian pendidikan menurut peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan republik Indonesia.
3. Mengetahui administrasi penilaian pendidikan di Negara India.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENILAIAN PENDIDIKAN
A. Pengertian Pengukuran, Penilaian, Dan Evaluasi
Untuk memahami persamaan, perbedaan atau hubungan antara
ketiganya, dapat dipahami melalui contoh-contoh di bawah ini :
1. Apabila ada orang yang akan memberi sebatang pensil kepada kita, dan kita
disuruh memilih antara dua pensil yang tidak sama panjangnya, maka tentu saja
kita akan memilih yang “panjang”. Kita tidak akan memilih yang “pendek”
kecuali ada alasan yang sangat khusus.
2. Pasar, merupakan suatu tempat bertemunya orang-orang yang akan menjual
dan membeli. Sebelum menentukan barang yang akan dibelinya, seorang
pembeli akan memilih dahulu mana barang yang lebih “baik” menurut
ukurannya. Apabila ia ingin membeli jeruk, dipilihnya jeruk yang besar, kuning
dan kulitnya halus. Semuanya itu dipertimbangkan karena menurut pengalaman
sebelumnya, jenis jeruk-jeruk yang demikian ini rasanya akan manis .
Sedangkan jeruk yang masih kecil, hijau, dan kulitnya agak kasar, biasanya
macam rasanya.
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa sebelum menemukan
pilihan, kita mengadakan penilaian terhadap benda-benda yang akan kita pilih.
Untuk dapat mengadakan penilaian, kita mengadakan pengukuran terlebih
dahulu. Dua langkah kegiatan yang dilalui sebelum mengambil barang untuk
kita itulah yang disebut mengadakan evaluasi yakni mengukur dan menilai.
Kita tidak dapat mengadakan penilaian sebelum kita mengadakan pengukuran.
Jadi menurut Arikunto ( 2009 : 3 )[1] menyatakan bahwa,
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran
bersifat kuantitatif.
Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatau dengan ukuran
baik dan buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan
menilai.
Sedangkan menurut Hasan (2006)[2];
Mengukur adalah membandingkan sesuatau dengan ukuran tertentu (bersifat
kuantitatif).
Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran
baik atau buruk (bersifat kualitatif).
Assesment adalah memperkirakan, menjajaki atau ingin mengetahui atau
judgement.
Evaluasi meliputi mengukur, menilai dari assesment.
Di dalam istilah asingnya pengukuran adalah measurement sedang
penilaian adalah evaluation. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata
Indonesia evaluasi yang berarti menilai ( tetapi dilakukan dengan mengukur
terlebih dahulu ).
B. Penilaian Pendidikan
Menurut Raiph Tyler ( dalam Arikunto, 2009 : 3 ) mengatakan bahwa “
evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh
mana dalam hal apa dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika
belum bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Definisi yang lebih luas
kemudian dikemukakan oleh Cronbach dan Stufflebeam bahwa proses evaluasi
bukan sekadar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk
membuat keputusan.[3]
Dalam pembelajaran yang terjadi di sekolah guru patu dibekali dengan
evaluasi sebagai ilmu yang mendukung tugasnya, yakni mengevaluasi hasil
belajar siswa. Karena pencapaian tujuan pembelajaran berupa prestasi belajar.
Tetapi pembelajaran bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan prestasi
belajar karena prestasi merupakan hasil kerja yang keadaanya sangat kompleks.
Input
Bahan mentah yang dimasukkan ke dalam transformasi . dalam dunia sekolah
yang maka yang dimaksud dengan bahan mentah adalah calon siswa yang
baruakan memasuki sekolah, calon siswa itu dinilai dahulu kemampuannya.
Dengan penilaian itu ingin diketahui apakah kelak ia akan mampu mengikuti
pelajaran dan melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan kepadanya.
Output
Output atau keluaran adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi.
Pembicaraan ini adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan .
Transformasi
Mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Dalam
dunia sekolah sekolah itulah yang dimaksud dengan transformasi. Sekolah itu
sendiri trdiri dari beberapa mesin yang menyebabkan berhasil atau gagalnya
sebagai transformasi.
1. Siswa sendiri
2. Guru dan personal lainnya
3. Bahan pelajaran
4. Metode mengajar dan sistem evaluasi
5. Sarana penunjang
6. Sistem administrasi
Umpan Balik
Segala informasi baik yang menyangkut output maupun transformasi. Umpan
balik ini diperlukan sekali untuk memperbaiki input maupun transformasi.
Lulusan yang kurang bermutu atau yang belum memenuhi harapan akan
menggugah semua pihak untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan
penyebab kurang vemutunya lulusan.
Tidak memuaskan
Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia akan berusaha agar lain
kali keadaan itu tidak terulang lagi. Maka ia belajar giat. Namun demikian .
keadaan sebaliknyadapat terjadi. Ada beberapa siswa yang lemah kemauannya,
akan menjadi putus asa dengan hasil kurang memuaskan yang telah
diterimanya
Lingkup kegiatan
Dilakukan baik terhadap proses maupun hasil yang dicapai, baik dalam
kegiatan instra kurikuler, kokurikuler maupun ekstra kurikuler.
Asas pelaksanaan
Harus objectif, menyeluruh dan berkesinambungan
1. Ciri pertama
Penilaian dilakukan secara tidak langsung. Contoh : mengukur kepandaian
melalui ukuran kemampuan menyelesaikan soal-soal. Menurut Carl
Witherington ( dalam Arikunto, 2009 ) mengemukakan pendapatnya bahwa
anak yang inteligen adalah anak yang mempunyai :
Kemampuan verbal,
Kemampuan mengamati dan rasa ruang,
Kemampuan gerak kinetis – fisik
Kemampuan logika / matematika,
Kemampuan dalam hubungan intra-personal,
Kemampuan dalam hubungan inter-personal, dan
Kemampuan dalam musik/ irama
2. Ciri kedua
Penggunaan ukuran kuantitatif. Penilaian pendidikan bersifat kuantitatif artinya
menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah itu
lalu diinterpretasikan ke bntuk kualitatif.
3. Ciri ketiga
Penilaian pendidikan menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap
karena IQ 105 termasuk anak normal. Anak lain yang hasil pengukuran IQ nya
80, menurut unit ukurannya termasuk anak dungu.
4. Ciri keempat
Penilaian pendidikan adalah bersifat relatif artinya tidak sama atau tidak selalu
tetap dari satu waktu yang lain.
1. Ciri kelima
Dalam penilaian pendidikan itu sering terjadi kesalahan-kesalahan. Adapun
sumber kesalahan dapat ditinjau dari berbagai faktor, yaitu :
3. Objektivitas
4. Praktibilitas artinya mudah dilaksanakan, mudah diperikasa, dilengkapi dengan
petunjuk yang jelas dan mudah mengadministrasikannya.
5. Ekonomis artinya tidak memerlukan biaya banyak, menghemat tenaga dan
waktu.
Terletak pada orang yang melakukan penilaian
Kesalahan pada waktu melakukan penilaian karena faktor subjektif penilai
telah berpengaruh pada hasil pengukuran. Kecenderungan dari penilai untuk
memberikan nilai secara “murah” atau “mahal”. Adanya hallo-effect, yakni
adanya kesan penilai terhadap siswa. Adanya pengaruh hasil yang telah di
dapat terdahulu. Dan kesalahan yang disebabkan oleh kekeliruan menjumlah
nangka-angka hasil penilaian.
1. Secara logis, langkah pertama dalam proses penilaian ialah pilihan dan
perumusan tentang apa yang hendak dinilai.
2. Langkah kedua ialah penetapan kriteria untuk mempertimbangkan apapun yang
akan dinilai itu. Pada dasarnya kriteria ini bersifat filosofis, karena ia mewakili
sistem nilai yang dipunyai oleh orang atau orang-orang yang bertanggung
jawab tentang penilaian antara penilai dengan yang dinilai sama-sama
menyetujui kriteria ini.
3. Langkah ketiga ialah penetapan tentang data macam apa yang benar-benar
berhubungan dengan kriteria itu dan bagaimana data itu bisa dikumpulkan.
4. Langkah keempat yaituinterpretasi data berkenaan dengan kriteria yang telah
ditetapkan.
Menurut Afifudin ( 2004, 157 ) dalam kaitannya evaluasi pelaksanaan program
kurikulum, pengaturan pelaksanaan penilaian, mencakup waktu kapan
penilaian dilakukan, cara mempersiapkan alat penilaian cara
menyelenggarakan, mengoreksi, dan mendokumentasikan hasil penilaian.
Secara teknis penilaian dilakukan dengan berpedoman pada Buku Petunjuk
Pelaksanaan Penilaian. Secara teknis administratif , pelaksanaan penilaian
meliputi :
1. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-
salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman
penskoran.
2. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
1. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
2. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu.
3. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan,
prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya
tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian
peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1. Ujian Nasional
a) Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu system yang
menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur,
dan adil
b) Hasil UN digunakan untuk:
salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan;
salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan
berikutnya;
pemetaan mutu; dan
pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkata
Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi bersifat
nasional yang dikembangkan oleh Pemerintah, sedangkan soalnya disusun oleh
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dengan komposisi tertentu yang
ditentukan oleh Pemerintah.
Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan, kriteria kelulusan UN ditetapkan setiap tahun oleh Pemerintah.
Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program
dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya
serap UN dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
2. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
a. Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah pada seluruh
satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan dan penjaminan mutu
pendidikan di suatu satuan pendidikan.
b. Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta didik
menyelesaikanpendidikan pada jenjang tertentu, sehingga hasilnya dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran.
c. Instrumen, pelaksanaan, dan pelaporan ujian mutu Tingkat Kompetensi mampu
memberikan hasil yang komprehensif sebagaimana hasil studi lain dalam skala
internasiona
3. . ADMINISTRASI PENILAIAN PENDIDIKAN DI NEGARA INDIA
1.Sejarah ( Historis )
Menurut Mualim (2012) India memiliki luas daerah 3.287.263 km persegi.
Negara ini tercatat sebagai negara terluas ketujuh dan terpadat kedua di dunia
setelah Cina. Mayoritas penduduknya beragama Hindu (83%). Adapun yang
beragama Islam berjumlah 12%, Kristen, Siktis dan lainnya.
Pada awal abad ke-19 kekayaan di belahan daratan India menarik pedagang
bangsa Eropa yang suka bertualang. Di pertengahan abad ke-19 ketika India
kehilangan kekuasaan dari tangan East India Company yang jatuh ke dalam
kendali pemerintahan Inggris, merupakan kawasan kekuasaan kolonial yang
paling kaya permata. Kolonialisme Inggris menguasai seluruh belahan benua
itu.
Pendapatan per kapita India adalah US$ 200 per tahun. Dari sensus tahun 1987-
1988 diketahui bahwa 30% penduduknya dibawah garis kemiskinan.
Kesenjangan sosial cukup menjolok dalam hal ekonomi dan distribusi
kesehatan. Bisa dimaklumi bahwa populasi penduduk yang sangat besar
tersebut, disamping sebagai human capital juga merupakan beban negara.
Terlebih bila diingat bahwa selama 150 tahun India dibawah penjajahan Inggris
dan baru pada tahun 1947 mengalami kemerdekaan.
Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pertanian, nutrisi, obat-obatan dan
industri oleh para pendidik India diakui harus memiliki hubungan dengan
pendidikan dan modernisasi. Ilmu-ilmu sosial dan prilaku belum digunakan
secara efektif dalam menyelesaikan persoalan dan hambatan yang dihadapi
oleh masyarakat yang sedang berubah.
Segera setelah tahun 1947, Jawaharlal Nehru menyatakan bahwa seluruh dasar
pendidikan mestilah diubah secara revolusioner. India merdeka mencoba untuk
modernisasi secara tepat dengan menempatkan banyak sumber dan
kepemimpinanya untuk diprioritaskan pada pelayanan pembangunan ekonomi,
sistem pendidikan diizinkan berkembang tanpa kritik yang berarti. Pada tahun
1964, pemerintah mengangkat komisi pendidikan tingkat tinggi untuk memberi
nasehat pada pemerintahan tentang pola pendidikan nasional di seluruh jenjang
dan aspeknya. Laporan komisi pendidikan ini diterbitkan pada tahun 1996 dan
merupakan analisis pertama tentang kondisi sistem pendidikan di india dalam
hubungannya dengan tujuan pembangunan. Laporan itu sendiri bukanlah
sebuah rencana atau badan hukum melainkan dirancang untuk melayani
sebagai latar belakang bagi munculnya rencana dan peraturan baru.
2. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan di India antara lain ( Mualim, 2012 ) :
Struktur pendidikan sekolah yang seragam tersebut yakni sistem 10-2-3 tahun,
telah diadopsi oleh seluruh negara bagian dan teritori India (Union
Territory,UT). Meskipun begitu, di lingkungan pemerintah dan teritori India
masih dijumpai sejumlah kelas yang menyelenggarakan pendidikan dasar
(primary), menengah (upper primary) dan atas (high and higher secondary
school) yang membolehkan kelas I mengikuti ujian umum, pengajaran bahasa
inggris dan hindi, beberapa hari kerja dalam setahun, sesi akademik, masa
liburan, struktur biaya, pendidikan wajib dan lain sebagainya. Bila dijabarkan
dalam tingkat usia sekolah akan tampak sebagai berikut :
1. Tingkat dasar (primary stage) yang meliputi kelas I sampai V yakni 5 tahun
masa belajar. Ini dilaksanakan di 20 negara bagian dan teritoria india
2. Pendidikan tingkat menengah (middle stage) meliputi kelas VI sampai VIII
diselenggarakan di 18 negara bagian dan teritoria india.
3. Pendidikan menengah atas (secondary stage) meliputi kelas IX sampai X. Kelas
ini diselenggarakan di 19 negara bagian dan teritoria india. Pendidikan
kejuruan, baik jurusan teknik maupun bisnis merupakan pola pendidikan
ghandi, yaitu pembentukan ”manusia berkepribadian yang utuh, kreatif dan
produktif”. Pada tahun 1960 kemajuan minat siswa pada pendidikan kejuruan
sangat kecil. Hingga tahun 1992 siswa yang mengikuti pendidikan dalam
bidang ini hanya 6%. Akan tetapi pada tahun 1995 terjadi lonjakan signifikan,
yaitu sebesar 25% dari keseluruhan siswa yang mengikuti pendidikan tinggi
mengambil pendidikan kejuruan ini. Pendidikan nonformal dilaksanakan
dengan dibentuknya lembaga pendidikan yang bersifat terbuka bagi semua
siswa, tidak terikat dengan proses pembelajaran secara langsung dan beban
biaya yang tinggi.
d. Manajemen Pendidikan
4. Otorita
Sistem pendidikannya dipengaruhi oleh Mahatma Ghandi yang memiliki
gagasan untuk membentuk ”kepribadian yang utuh, kreatif dan produktif”.
Departemen yang menangani masalah pendidikan adalah Departemen
Pendidikan dan Kesejahteraan (1966).
Pada tahun 1990, India membentuk komite modifikasi kecil yang bekerja
selama 2 tahun untuk merevisi program jangka panjang dalam bidang
pendidikan.
1. Pendanaan
Sejak tahun 1976, pemerintahan pusat telah menetapkan bertanggungjawab atas
pembiayaan dan pengaturan standar pendidikan atas sampai menengah dan
mengadakan koordinasi dengan program pendidikan tinggi.
Dalam hal bahasa, suatu lembaga dapat membuat ketentuan bagi para pengguna
bahasa minoritas hanya pada negara bagian di mana bahasa tersebut bukanlah
bahasa resmi. Contohnya, universitas teknik dapat menentukan sendiri sebagai
lembaga bahasa minoritas (Hindi) pada negara bagian Maharashtra, di mana
bahasa remsinya adalah Marathi, tetapi tidak bisa diterapkan di negara bagian
Madhya Pradesh or Uttar Pradesh yang juga menggunakan bahasa resminya
Hindi. Reservasi seperti ini di satu sisi memang menguntungkan kaum
minoritas, tetapi di sisi lain dapat menjadi penyebab keretakan di antara banyak
komunitas. Begitu banyak pelajar dengan nilai rendah diterima masuk,
sedangkan mereka yang memiliki nilai baik terkadang tidak dapat diterima.
Kritik dilayangkan bahwa reservasi seperti ini sangat mungkin menciptakan
kerenggangan di tengah-tengah masyarakat. Korupsi yang menjamur di India
juga menjadi wacana penting dalam sistem pendidikan India.
Pendidikan adalah fondasi dasar bagi setiap perbuatan ekonomi dan fondasi ini
perlu dilindungi dari perbuatan korupsi dan diskriminasi berbasis elemen-
elemen dalam masyarakat. Jika hal ini tidak segera diselesaikan, berbagai
sistem pada pemerintahan akan melemah. Oleh karenanya Komisi Hukum India
merekomendasikan agar kompleksitasnya sistem pendidikan di India untuk
segera diperbaiki, jika tidak sistem peradilan di India pun bisa jadi membuat
interpretasi keputusan yang beragam atas sistem yang telah ada.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik,
penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Standar Penilaian
Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik.
Struktur dan kurikulum pendidikan di India secara esensial dipengaruhi oleh sistem
pendidikan Inggris karena latar belakang penjajahannya. Namun setelah merdeka,
upaya pendidikan ditekankan pada ekspansi yang cepat dibandingkan dengan
reformasi menyeluruh. Pendidikan modern di India seringkali dikritisi karena
mendasarkan pada sistem penghafalan.
Daftar Pustaka
Afifudin, Arifin S.B., Badrudin.(2004).Administrasi Pendidikan.Bandung : CV. Insan
Mandiri.
Ali. (2010). Sistem Pendidikan India Dan Pakistan. [Online].
Tersedia : http://pustakamirzan.blogspot.com/2010/11/sistem-pendidikan-india-
pakistan.html [Diakses 3 Desember 2014]
Arikunto, Suharsimi.(2009).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Bumi Aksara.
Hasan, Bachtiar. (2006). Perencanaan Pengajaran Bidang Studi. Bandung; Pustaka
Ramadhan.
Mualim,Aim.(2012).Pendidikan di India.[Online]. Tersedia : http://aim-
mualim.blogspot.com/2012/05/pendidikan-di-india.html [Diakses 3 Desember 2014]
Munir,Rinaldi.(). Pendidikan di India: Pusat Keunggulan Menuju Negara Maju .
[Online].Tersedia:http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Koleksi/Artikel/
Pendidikan%20di%20India.htm [Diakses 3 Desember 2014 ]
Permendikbud.(2013). Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta : Permendikbud.
Syah,Muhibbin.(2010).Psikologi Pendidikan.Bandung:PT Remaja Rosda Karya.