Anda di halaman 1dari 10

Lampiran Panduan Wawancara

1.1 Tujuan Wawancara


Tujuan dari teknik wawancara adalah melakukan tanya jawab langsung atau
dialog dengan responden yang menjadi objek penelitian guna memperoleh
data yang tidak dapat dilakukan melalui observasi maupun study
dokumentasi.
1.2 Langkah-Langkah Wawancara
Adapun langkah-langkah teknik wawancara dalam penelitian ini adalah:
1. Menentukan jenis wawancara yang akan dilakukan
2. Menentukan informasi yang ingin diperoleh serta menetapkan pertanyaanpertanyaan (isi wawancara) yang relevan untuk disampaikan guna
memperoleh informasi tersebut.
3. Menetapkan responden yang relevan untuk menjadi sumber informasi.
4. Melakukan pengumpulan data (wawancara)
Penjelasan secara terperinci dari langkah-langkah diatas sebagai berikut:
1.2.1 Menentukan Jenis Wawancara
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan melalui proses interaksi secara
langsung antara penulis dengan responden. Bentuk pertanyaan yang diajukan
terdiri dari pertanyaan yang bersifat tidak terstruktur dan struktur.
1.2.2 Menentukan Isi Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini terdiri dari:
Isi wawancara dilakukan kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kab.
Garut sebagai pejabat tinggi yang memiliki peranan penting dalam
pengelolaa kebijakan pelayanan keagamaan Kementerian Agama Kantor
Kab. Garut, kepala Subbag Tata Usaha yang memiliki peranan sebagai
kepala pelaksana teknis pelayanan keagamaan Kantor Kementerian Agama
Kab. Garut, analis kepegawaian sebagai pelaksana teknis pelayanan
kepegawaian, dan analis kehumasan sebagai pelaksana teknis pelayanan
informasi keagamaan Kementerian Agama Kantor Kab. Garut. Adapun
daftar pertanyaannya adalah sebagai berikut:
I. Pertanyaan untuk Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Garut sebagai
berikut:

1.
2.
3.
4.

Apakah yang menjadi kendala pada penyampaian implementasi kebijakan


kepegawaian di Kantor Kementerian Agama Kab. Garut?
Apakah perlu dilakukan Pengawasan dan monitoring terhadap perencanaan
pembangunan keagamaan di Kantor Kementerian Agama Kab. Garut?
Pelayanan keagamaan yang seperti apa yang semestinya dilakukan di Kantor
Kementerian Agama Kab. Garut?
Terkait pelayanan prima, bentuk pelayanan yang dilakukan Kantor Kementerian
Agama Kab. Garut seperti apa?

II. Pertanyaan untuk Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian

Agama Kab. Garut sebagai berikut:


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Bagaimana upaya Kantor Kementerian Agama Kab. Garut implementasi


pelaksanaan kebijakan kepegawaian dapat berjalan efektif?
Bagaimana gambaran umum tentang para pelaksana atau pegawai dilingkungan
Urusan Kepegawaian Kantor Kementerian Agama Kab. Garut ?
Pertimbangan apa yang menjadi dasar agar efektivitas urusan kepegawaian Kantor
Kementerian Agama Kab. Garut dapat terwujud?
Jika penerapan kebijakan dilaksanakan secara efektif, pelaksanaannya harus
seperti apa?
Bagaimana pandangan Bapak selaku Kasubag TU terkait Pembinaan berkala
kebijakan kepegawaian melalui manajemen pelayanan kepegawaian di Kantor
Kementerian Agama Kab. Garut?
Bagaimana pandangan Bapak selaku Kasubbag TU terkait Karier pegawai di
Kantor Kementerian Agama Kab. Garut?
Bagaimana pandangan Bapak selaku Kasubag TU terkait pengawasan dan
monitoring perencanaan pembangunan keagamaan?
Bagaimana pandangan Bapak selaku Kasubag TU terkait kemampuan dan
kejujuran pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya?
Bagaimana upaya yang dilakukan agar Kegiatan sosialisasi pelaksanaan kebijakan
kepegawaian terlaksana dengan efektif?
Bagaimana pandangan Bapak selaku Kasubag TU terkait kompetensi keahlian
yang dimiliki Para pelaksana atau pegawai dilingkungan Urusan Kepegawaian
Kantor Kementerian Agama Kab. Garut?
Bagaimana pandangan kedepannya terkait sumberdaya material?
Bagaimana pandangan Bapak selaku Kasubag TU terkait kemampuan dan
kejujuran dalam menguasai bidang pekerjaannya?
Bagaimana pandangan Bapak selaku Kasubag TU terkait Fungsi pelayanan di
Kantor Kementerian Agama Kab. Garut?

III. Ditujukan kepada analis kepegawaian Kantor Kementerian Agama Kab. Garut
1. Bagaimana gambaran pelaksanaan sosialisasi kebijakan kepegawaian di Kantor
Kementerian Agama Kab. Garut?
2. Bagaimana gambaran terkait prosedur dalam pembinaan kepegawaian?

3.
4.
5.

Bagaimana efektivitas pelaksanaan sosialisasi kebijakan kepegawaian?


Bagaimana gambaran pelayanan terkait keahlian petugas pelayanan di Kantor
Kementerian Agama Kab. Garut?
Bagaimana pandangan analis kepegawaian terkait kemampuan berkomunikasi
para pegawai dalam memberikan pelayanan?

IV. Ditujukan Kepada Analis Kehumasan Kantor Kementerian Agama Kab. Garut
1. Bagaimana tanggapan pegawai terkait pelayanan kepegawaiaan oleh urusan
kepegawaian Kantor Kementerian Agama Kab. Garut?
2. Bagaimana tanggapan Bapak selaku analis kehumasan terkait kenyamanan dalam
bekerja bagi pegawai ?
3. Bagaimana tanggapan Bapak selaku analis kehumasan terkait kepuasan pegawai?
4. Bagaimana tanggapan Bapak selaku analis kehumasan terkait Evaluasi?
5. Bagaimana tanggapan Bapak selaku analis kehumasan terkait keteladanan?
6. Bagaimana tanggapan Bapak selaku analis kehumasan terkait kemampuan
berkomunikasi?
7. Bagaimana tanggapan Bapak selaku analis kehumasan terkait pelayanan yang
berdasarkan Standar operasional prosedur (SOP)?
8. Bagaimana tanggapan Bapak selaku analis kehumasan terkait transparansi?

JAWABAN WAWANCARA
I. Jawaban wawancara dengan Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Garut
1. Walaupunimplementasi kebijakan kepegawian pada saat ini telah disampaikan
secara jelas akan tetapi kurang didukung oleh ketersediaan sumberdaya manusia
dan material yang cukup sehingga kedepannya perlu dipertimbangkan peningkatan
ketersediaan sumberdaya manusia dan material untuk menyesuaikan kebutuhan
pelaksanaan kebijakan kepegawaian terhadap kondisi dan perkembangan pegawai
itu sendiri di Kantor Kementerian Agama Kab. Garut. Terkait dengan tugas pokok
dan fungsi Urusan Kepegawaian Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut
masih perlu didorong oleh kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia pengelolanya
sehingga tercipta pelaksana yang mampu menjalankan fungsi dan perannya secara
optimal.
2. Pengawasan dan monitoring terhadap perencanaan pembangunan keagamaan yang
telah disusun sangatlah penting untuk mewujudkan efektivitas pelaksanaan program
dan kegiatan pembangunan keagamaan. Pengawasan dan monitoring mutlak
diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar setiap pengawasan dan monitoring yang
dilakukan dapat memberikan masukan pada tahap evaluasi program dan kegiatan,
sehingga setiap kekurangan, kelemahan, permasalahan, dan kendala dapat
terinventarisir guna perbaikan pada perencanaan pembangunan keagamaan pada
tahap selanjutnya agar dapat berjalan secara optimal. Ini semua merupakan bagian
dari proses administrasi / kerja yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
3. fungsi pelayanan oleh pemerintah selalu berkaitan dengan kepetingan umum dan
dikonsepsikan untuk perorangan maka layanan yang diberikan harus betul-betul
demi kepentingan masyarakat banyak. Sehingga pelayanan yang harus dilakukan
adalah pelayanan yang memberikan kenyamanan pada pengguna pelayanan. Salah
satunya adalah melalui Sarana dan prasarana pelayanan yang memadai. Hal ini
akan menjamin terhadap kualitas pelayanan prima , sehingga hasilnya diharapkan
mampu memaksimalkan mutu pelayanan publik di Kantor Kementerian Agama
Kab. Garut.
4. Kredibilitas aparatur pelayanan Kantor Kementerian Agama Kab. Garut sangat
diperlukan untuk menjamin kecepatan dan ketanggapan dalam memberikan
pelayanan prima. Kredibilitas merupakan bagian dari dimensi kualitas pelayanan
yang sangat menentukan keberhasilan peningkatan mutu pelayanan itu sendiri.
Sehingga dengan kredibilitas ini akan menghasilkan kecepatan dan ketanggapan
dalam memberikan pelayanan prima yang merupakan bentuk kepekaan pegawai
terhadap masyarakat sebagai pengguna pelayanan itu sendiri.
II. Jawaban Wawancara Dengan Kepala Subbag TU Kantor Kementerian Agama Kab.
Garut
1. Kegiatan sosialisasi pelaksanaan kebijakan kepegawaian telah dilaksanakan secara
efektif, hal tersebut dilakukan oleh Urusan Kepegawaian dengan cara mengundang

2.

3.
4.

5.

6.
7.

8.

narasumber dari Kementerian Agama pusat yang memiliki kapasitas dan kapabilitas
sesuai dengan bidang keahliaannya dalam berbagai kegiatan sosialisasi. Sehingga
diharapkan profesionalisme yang dimiliki narasumber tersebut dapat menjadi tolak
ukur keberhasilan kegiatan sosialisasi pelaksanaan kebijakan kepegawaian bagi
pegawai di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab. Garut.
Para pelaksana atau pegawai dilingkungan Urusan Kepegawaian Kantor
Kementerian Agama Kab. Garut sebagian besar merupakan para pegawai yang
memiliki kompetensi keahlian yang sesuai dan diperlukan serta memiliki
pengalaman yang cukup terkait dengan pelaksanaan kebijakan kepegawaian.
Kedepannya perlu dipertimbangkan adanya peningkatan dukungan sumberdaya
material guna mendukung terwujudnya efektivitas Urusan Kepegawaian Kantor
Kementerian Agama Kab. Garut.
Para pelaksana kebijakan kepegawaian rata-rata memiliki kompetensi / kemampuan
yang memadai dalam melaksanakan kebijakan kepegawaian secara optimal. Jika
penerapan kebijakan dilaksanakan secara efektif, pelaksanaan bukan hanya harus
mengetahui apa yang harus mereka kerjakan, tetapi mereka juga harus memiliki
kemampuan untuk menerapkannya, serta mereka juga harus mempunyai keinginan
untuk menerapkan kebijakan tersebut.
Pembinaan berkala terkait kebijakan kepegawaian melalui manajemen pelayanan
kepegawaian mutlak diperlukan. Hal ini dilakukan agar pegawai memiliki
pemahaman yang sama tentang kebijakan kepegawaian itu sendiri, sehingga tidak
terjadi salah persepsi terhadap kebijakan tersebut. Selain daripada itu, berjalannya
manajemen pelayanan kepegawaian tidak terlepas dari pembinaan yang
dilaksanakan secara berkala oleh Urusan Kepegawaian Kantor Kementerian Agama
Kab. Garut melalui tahapan sosialisasi, monitoring, evaluasi,dan pelaporan dari tiap
pelaksana kegiatan kepegawaian.
Karier merupakan salah satu motivasi yang dapat memberikan dorongan setiap
aparat untuk senantiasa meningkatkan kualitas kerja sehingga hal ini akan sangat
berpengaruh terhadap target pekerjaan yang telah direncanakan.
Perencanaan pembangunan keagamaan yang telah ditetapkan tidak akan berhasil
apabila tidak diikuti oleh pengawasan dan monitoring yang kontinue. Salah satu
bentuk pengawasan dan monitoring adalah melalui laporan yang disajikan pada
setiap kegiatan. Laporan digunakan sebagai salah satu kendali untuk memantau dan
memastikan perencanaan pembangunan keagamaan yang dilaksanakan dapat
berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Sebagian besar pegawai Kantor Kementerian Agama Kab. Garut telah memiliki
kemampuan dan kejujuran yang baik dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal
tersebut sebagai efek dari program peningkatan tunjangan kinerja (remuneurasi)
yang dilakukan. Dalam program tersebut, pegawai diharuskan mengisi kontrak
kerja sebagai syarat untuk mendapatkan penilaian kinerja atas hasil kerja yang telah
dilaksanakannya. Sehingga setiap pegawai diharuskan melaksanakan setiap
kegiatan yang tertuang dalam kontrak kerja tersebut. Dan capaiannya akan
dijadikan acuan bagi atasannya dalam menerbitkan penilaian kinerja. Penilaian
kinerja ini akan dijadikan dasar perhitungan pencairan tunjangan kinerja
(reumunerasi) bagi pegawai . Hal ini tentu akan memaksa pegawai untuk dapat
menguasai bidang pekerjaan yang telah disepakati dalam kontrak kerja, sehingga

kemampuan dan kejujuran dalam menguasai bidang pekerjaannya akan dimiliki


oleh pegawai yang bersangkutan.Sehingga Kemampuan dan kejujuran aparatur
sangat dominan dalam menentukan kualitas keluaran (Output) berbagai program
dan kegiatan dalam rangka peningkatan pembangunan keagamaan di Kantor
Kementerian Agama Kab. Garut.
9. Kegiatan sosialisasi pelaksanaan kebijakan kepegawaian telah dilaksanakan secara
efektif, hal tersebut dilakukan oleh Urusan Kepegawaian dengan cara mengundang
narasumber dari Kementerian Agama pusat yang memiliki kapasitas dan kapabilitas
sesuai dengan bidang keahliaannya dalam berbagai kegiatan sosialisasi.
10. Para pelaksana atau pegawai dilingkungan Urusan Kepegawaian Kantor
Kementerian Agama Kab. Garut sebagian besar merupakan para pegawai yang
memiliki kompetensi keahlian yang sesuai dan diperlukan serta memiliki
pengalaman yang cukup terkait dengan pelaksanaan kebijakan kepegawaian.
11. Kedepannya perlu dipertimbangkan adanya peningkatan dukungan sumberdaya
material guna mendukung terwujudnya efektivitas Urusan Kepegawaian Kantor
Kementerian Agama Kab. Garut.
12. Kedepannya perlu dipertimbangkan adanya peningkatan dukungan sumberdaya
material guna mendukung terwujudnya efektivitas Urusan Kepegawaian Kantor
Kementerian Agama Kab. Garut.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha, beberapa orang pegawai Kantor Kementerian
Agama Kab. Garut, didapatkan hasil bahwa sebagian besar pegawai Kantor
Kementerian Agama Kab. Garut telah memiliki kemampuan dan kejujuran yang
baik dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal tersebut sebagai efek dari program
peningkatan tunjangan kinerja (remuneurasi) yang dilakukan. Dalam program
tersebut, pegawai diharuskan mengisi kontrak kerja sebagai syarat untuk
mendapatkan penilaian kinerja atas hasil kerja yang telah dilaksanakannya.
Sehingga setiap pegawai diharuskan melaksanakan setiap kegiatan yang tertuang
dalam kontrak kerja tersebut. Dan capaiannya akan dijadikan acuan bagi atasannya
dalam menerbitkan penilaian kinerja. Penilaian kinerja ini akan dijadikan dasar
perhitungan pencairan tunjangan kinerja (reumunerasi) bagi pegawai . Hal ini tentu
akan memaksa pegawai untuk dapat menguasai bidang pekerjaan yang telah
disepakati dalam kontrak kerja, sehingga kemampuan dan kejujuran dalam
menguasai bidang pekerjaannya akan dimiliki oleh pegawai yang bersangkutan.
Sehingga Kemampuan dan kejujuran aparatur sangat dominan dalam menentukan
kualitas keluaran (Output) berbagai program dan kegiatan dalam rangka
peningkatan pembangunan keagamaan di Kantor Kementerian Agama Kab. Garut.
13. Fungsi pelayanan oleh pemerintah selalu berkaitan dengan kepetingan umum dan
dikonsepsikan untuk perorangan maka layanan yang diberikan harus betul-betul
demi kepentingan masyarakat banyak. Sehingga pelayanan yang harus dilakukan
pegawai adalah pelayanan yang dapat memberikan kenyamanan pada pengguna
pelayanan. Salah satu pelayanan yang dapat memberikan kenyamanan adalah
pelayanan yang diiringi dengan penampilan aparatur yang ramah dan santun. Dalam
hal ini, pegawai dituntut untuk dapat melayani dengan ramah dan santun, sehingga
pengguna pelayanan merasa dihargai, dihormati, dan merasa terlayani. Dari hal
tersebut, diharapkan kepuasan yang mereka rasakan dapat berdampak pada mutu

pelayanan publik di Kantor Kementerian Agama Kab. Garut yang baik dan
berkualitas.
III. Jawaban Wawancara Dengan Analisis Kepegawaian Kantor Kementerian Agama Kab.
Garut
1. Dalam melaksanakan program kerja kepegawaian, tiap-tiap tahun terdapat kegiatan
khusus sosialisasi berbagai peraturan kebijakan kepegawaian kepada pegawai
disesuaikan dengan tugas pokoknya. Hal ini bertujuan agar kebijakan kepegawaian
dapat berjalan secara efektif dan optimal dalam mengurangi pelanggaran peraturan
kepegawaian oleh pegawai di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab. Garut.
2. Pelaksanaan berbagai program dan kegiatan pembinaan kepegawaian ditekankan
untuk selalu berjalan dalam koridor dan berpedoman kepada berbagai peraturan dan
prosedur yang telah ditetapkan.
3. Dalam melaksanakan program kerja kepegawaian, setiap tahun terdapat kegiatan
khusus sosialisasi berbagai peraturan kebijakan kepegawaian kepada pegawai
disesuaikan dengan tugas pokoknya. Hal ini bertujuan agar kebijakan kepegawaian
dapat berjalan secara efektif dan optimal dalam mengurangi pelanggaran peraturan
kepegawaian oleh pegawai di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab. Garut.
4. Pelayanan yang harus dilakukan adalah pelayanan yang memberikan kenyamanan
pada pengguna pelayanan itu sendiri. Salah satunya adalah melalui peningkatan
keahlian petugas pelayanan. Mereka harus diberikan kesempatan untuk senantiasa
meningkatkan keahliannya sejalan dengan tuntutan dan perkembangan teknologi
yang begitu pesat. Sehingga hasilnya diharapkan mampu memaksimalkan mutu
pelayanan publik di Kantor Kementerian Agama Kab. Garut.
5. Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting bagi pegawai
dalam memberikan pelayanannya kepada pengguna jasa pelayanan, salah satunya
melalui Tutur kata yang halus. Hal ini perlu dilakukan karena dapat menarik empati
pengguna jasa pelayanan sehingga dapat menentukan besaran mutu pelayanan yang
diberikan. Selanjutnya agar pemberian layanan berjalan dengan baik, maka perlu
adanya penyederhanaan pelaksanaan pelayanan umum dengan menitikberatkan
pada peningkatan fungsi aparatur pemerintah sebagai abdi negara dan sekaligus
abdi masyarakat sehingga mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat
secara mudah, lancar, cepat, tepat, dan pasti.
IV. Jawaban Wawancara Dengan Analis kehumasan Kantor Kementerian Agama Kab.
Garut
1. Pelayanan kepegawaian yang dilaksanakan oleh para pelaksana dilingkungan
Urusan Kepegawaian Kantor Kementerian Agama Kab. Garut mendapatkan
tanggapan positif dari responden. Hal ini dapat dipahami bahwa para pelaksana
telah memberikan contoh / keteladanan yang baik dengan memiliki kesepakatan
kuat untuk melaksanakan kebijakan kepegawaian secara optimal.
2. Pegawai akan merasa nyaman dan bergairah dalam bekerja manakala tempat kerja
yang ditempatinya terasa nyaman dan sehat. Sehingga hal tersebut dapat
mendorong pegawai dalam meningkatkan motivasi kerja, sehingga dapat

3.

4.

5.

6.

7.

8.

menyebabkan peningkatan pada kinerjanya, yang akhirnya mutu pelayanan publik


di Kantor Kementerian Agama Kab. Garut dapat dilaksanakan secara optimal.
Sebagian besar pegawai memiliki kepuasan tersendiri manakala diberikan
tanggungjawab dan dapat melaksanakan tanggungjawab itu dengan baik, sehingga
menghasilkan kepuasan baik bagi dirinya, pimpinan, maupun pihak yang
dilayaninya. Hal ini tentu akanmenjadikan motivasi tersendiri bagi pegawai tersebut
dalam meningkatkan kinerjanya.
Evaluasi terhadap perencanaan yang telah disusun sangatlah penting untuk
mewujudkan efektivitas pelayanan. Disamping itu evaluasi digunakan sebagai
umpan balik (Feed Back) bagi penyempurnaan penyusunan rencana berikutnya.
Proses evaluasi merupakan salah satu upaya untuk membandingkan hasil-hasil
program dengan tujuan program.
Pelayanan kepegawaian yang dilaksanakan oleh para pelaksana dilingkungan
Urusan Kepegawaian Kantor Kementerian Agama Kab. Garut mendapatkan
tanggapan positif dari responden. Hal ini dapat dipahami bahwa para pelaksana
telah memberikan contoh / keteladanan yang baik dengan memiliki kesepakatan
kuat untuk melaksanakan kebijakan kepegawaian secara optimal.
Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu faktor penting bagi pegawai
dalam memberikan pelayanannya kepada pengguna jasa pelayanan, salah satunya
melalui Tutur kata yang halus. Hal ini perlu dilakukan karena dapat menarik empati
pengguna jasa pelayanan sehingga dapat menentukan besaran mutu pelayanan yang
diberikan.
Fungsi pelayanan oleh pemerintah selalu berkaitan dengan kepetingan umum dan
dikonsepsikan untuk perorangan maka layanan yang diberikan harus betul-betul
demi kepentingan masyarakat banyak. Terkadang masyarakat tak memperhatikan
aturan main yang berlaku sebagai standard operasional prosedur (SOP) bagi
pegawai dalam memberikan pelayanan kepada pengguna pelayanan tersebut.
Sehingga ketidaksingkronan inilah yang terkadang dapat memberikan masalah
tertentu dalam proses pelayanan. Dan pada akhirnya hal tersebut sering terjadi
benturan kepentingan, disisi lain pegawai diharuskan bekerja sesuai dengan
Standard operasional prosedur(SOP) yang telah ditetapkan instansinya dan dilain
pihak tuntutan masyarakat akan hak pelayanan yang maksimal dari pegawai sebagai
penyedia pelayanan tersebut. Banyak pengguna jasa pelayanan yang tidak
mendapatkan pelayanan karena tidak mengikuti prosedur yang ada, sehingga
pelayanan tidak dapat diberikan oleh petugas pelayanan. Karena jika pelayanan itu
diberikan maka akan melanggar aturan yang sudah ditetapkan. Sehingga pelayanan
yang harus dilakukan pegawai adalah pelayanan yang sesuai dengan aturan main,
yaitu yang berdasarkan pada Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan itu
sendiri. Adapun dalam teknis pelaksanaannya tetap disesuaikan dengan sasaran dari
pelayanan itu sendiri, yaitu kepuasan pada masyarakat sebagai pengguna pelayanan.
Dalam hal ini, pegawai dituntut untuk dapat melayani dengan kemampuan dan
keterampilan yang baik sehingga para pengguna pelayanan merasa terlayani tanpa
harus melanggar aturan / SOP yang telah ditetapkan.
Adanya transparansi akan memberikan pengaruh yang positif dalam efektivitas
pelayanan. Transparasi akan menghasilkan keterbukaan, sehingga masyarakat

sebagai pengguna pelayanan akan merasa dilayani dengan sangat baik dalam proses
pelayanan.
1.2.3 Pemilihan Responden / Narasumber
Responden / Narasumber dalam penelitian ini diantaranya adalah Kepala , Kepala
Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kab. Garut, Analis
Kepegawaian, dan Analis Kehumasan Kantor Kementerian Agama Kab. Garut
untuk memperoleh gambaran informasi yang lebih luas dan objektif mengenai
variabel-variabel.
1.2.4 Proses Wawancara
Wawancara dilakukan melalui pertemuan secara langsung antara penulis dengan
narasumber dimana proses wawancara dilakukan pencatatan secara manual.

Anda mungkin juga menyukai