Kelompok 10
Dosen
Prof. Dr. Teti Indrawati, MS,. Apt
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat serta
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ Kemasan
Primer Sekunder Dan Tertier Untuk Obat Obat Beta Laktam dan Non Beta
Laktam “. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Kemasan Farmasi.
Makalah ini membahas mengenai definisi kemasan primer, sekunder,
tersier serta fungsi dan peranan kemasan. Pada kesempatan ini kami tak lupa
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Kemasan Farmasi yaitu Profesor Ibu Teti Indrawati
2. Seluruh anggota kelompok 10
3. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Demikianlah harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaatserta
menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.Adanya saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah
selanjutnya sangat dihargai, kami mengucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
2.1 Kemasan Secara Umum.............................................................................................3
2.2 Kemasan Sediaan Farmasi........................................................................................4
2.3 Sediaan Obat Beta Laktam dan Non Beta Laktam................................................6
2.4 Yang harus ada pada Kemasan Obat Farmasi.......................................................8
BAB III..................................................................................................................................................9
3.1 Karakteristik Sediaan Beta Laktam dan Non Beta Laktam 9
3.2 Kemasan Primer yang digunakan untuk Sediaan Obat Beta Laktam dan Non
Beta Laktam...........................................................................................................................9
3.3 Yang harus tertera pada kemasan primer sediaan obat beta laktam dan non
beta laktam.............................................................................................................................9
3.4 Contoh Kemasan Primer Produk Beta-Laktam dan Non Beta-Laktam.................10
3.5 Kemasan Sekunder dan tertier yang digunakan untuk Sediaan Obat Beta Laktam
dan Non Beta Laktam 10
BAB IV................................................................................................................................................11
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................11
5.2 Saran..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Antibiotik beta laktam adalah antibiotik yang mengandung cincin beta laktam di
dalam strukturnya.Mereka mengandung molekul nitrogen yang melekat pada karbon
beta.Mereka adalah antibiotik spektrum luas seperti turunan penisilin, sefalosporin,
monobaktam, karbapenem, dll.Antibiotik ini menghambat biosintesis dinding sel bakteri dan
dengan demikian menghancurkan patogen bakteri.Sedangkan Antibiotik non beta laktam
adalah obat atau zat antimikroba yang tidak mengandung cincin beta laktam dalam struktur
molekulnya.Antibiotik ini kurang kuat dibandingkan dengan antibiotik beta
laktam.Chloramphenicol adalah antibiotik bakteriostatik, yang merupakan laktam non beta.
1
4. Bagimana kemasan tertier sediaan obat beta laktam dan non beta laktam ?
5. Bagimana rancangan kemasan primer, sekunder dan tertier :
a) Apa jeniskemasan primer, sekunder dan tertier yang digunakan untuk sediaan obat
beta laktam dan non beta laktam ?
b) Apa yang harus tertera pada kemasan primer sekunder dan tertier pada sediaan
obat beta laktam dan non beta laktam ?
c) Bagaimana contoh untuk kemasan primer sekunder dan tertier pada obat beta
laktam dan non beta laktam ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik obat dan sediaan obat beta laktam dan non beta
laktam.
2. Untuk mengetahui kemasan primer sediaan obat beta laktam dan non beta laktam.
3. Untuk mengetahui kemasan sekunder sediaan obat beta laktam dan non beta laktam.
4. Untuk mengetahuikemasan tertier sediaan obat beta laktam dan non beta laktam.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan
mendorong penjualan.Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli
dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli.Pengemasan suatu produk biasanya
dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian
barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya
dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang
memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.
Menurut Kotler & Keller (2009), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah
aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk
produk.Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk.Namun,
sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran
(Rangkuti, 2010).
3
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:
1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan
dan sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.
3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan
bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur
ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau
label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak
secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam
pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai
perangkat anti-pencurian.
6. Convenience. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan,
penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan
kembali.
7. Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong
calon pembeli untuk membeli produk.
4
untuk menampung produk dan membentuk kantong, dan jangan sampai produk
tertekan. Perlu dicek bahwa heat seal cukup efektif
Bahan untuk bagian belakangnya, atau tutupnya, dapat dari jenis yang bisa
didorong atau jenis yang dapat dikelupas. Untuk jenis blister yang bisa didorong,
bahan untuk bagian belakangnya biasanya aluminium foil yang diberi lapisan yang
dapat disegel panas. Lapisan pada foil harus sesuai dengan bahan blister untuk
memperoleh segel yang memuaskan, baik untuk perlindungan produk maupun untuk
perlindungan pemalsuan.
5
bahan yang dapat mengerut karena panas, kemasan dilewatkan ke dalam corong panas,
yang mengerutkan lapisan tipis menjadi gelembung atau member kulit pada produk,
sehingga menempel erat pada karton yang ada di bagian belakangnya
6
karbon beta.Mereka adalah antibiotik spektrum luas seperti turunan penisilin,
sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dll.Antibiotik ini menghambat biosintesis
dinding sel bakteri dan dengan demikian menghancurkan patogen bakteri.
Antibiotik non beta laktam adalah obat atau zat antimikroba yang tidak
mengandung cincin beta laktam dalam struktur molekulnya.Antibiotik ini kurang kuat
dibandingkan dengan antibiotik beta laktam.Penggunaannya menunjukkan hasil
pengobatan yang buruk.Para ilmuwan menganggap ini karena tingkat yang lebih
tinggi dari terapi empiris yang tidak sesuai pada kelompok non beta
laktam.Vankomisin adalah salah satu jenis antibiotik non beta laktam, yang memiliki
struktur molekul yang sangat kompleks.Fosfomisin dan bacitracin adalah dua contoh
antibiotik non beta laktam lainnya. Daptomycin adalah antibiotik non beta laktam lain,
yang merupakan lipopeptida. Chloramphenicol adalah antibiotik bakteriostatik, yang
merupakan laktam non beta.
Antibiotik beta laktam dan non beta laktam adalah dua jenis obat antimikroba
yang diresepkan untuk mencegah infeksi bakteri.Antibiotik beta laktam memiliki
cincin beta laktam dalam strukturnya sedangkan antibiotik non beta laktam tidak
memiliki cincin itu.Ini adalah perbedaan utama antara antibiotik beta laktam dan non
laktam beta.Selain itu, antibiotik beta laktam memiliki spektrum yang luas dan lebih
kuat daripada antibiotik non beta laktam.
7
Keduanya adalah Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mencegah
infeksi bakteri.Mereka bisa bersifat bakterisidal atau bakteriostatik.Bakterisida
membunuh bakteri sementara antibiotik bakteriostatik menghambat atau menahan
pertumbuhan bakteri.Antibiotik beta laktam dan antibiotik non beta laktam terdiri dari
dua jenis, di antaranya, antibiotik beta laktam lebih kuat dan spektrum luas daripada
antibiotik bukan beta laktam.Ada cincin beta laktam dalam struktur molekul antibiotik
beta laktam sementara itu tidak ada dalam antibiotik non beta laktam.Ini adalah
perbedaan antara antibiotik beta laktam dan non beta laktam.
8
BAB III
PEMBAHASAN
3.2 Kemasan Primer Sediaan Obat Beta Laktam dan Non Beta Laktam
Pengemasan primer dilakukan di ruang produksi (grey area) yang meliputi
stripping, pengemasan dalam plastic (hospital pack) serta filling sediaan liquida.
Untuk menjamin mutu hasil pengemasan maka selalu dilakukan IPC. IPC untuk
pengemasan primer meliputi pemeriksaan isi setiap kemasan (volume control) dan uji
kebocoran atrip atau botol. Pada uji kebocoran strip digunakan 4 strip sebagai sampel
uji, batas maksimal kebocoran yang diperbolehkan tergantung dari sifat produk distrip.
Tipe kemasan primer yang digunakan untuk sediaan obat beta laktam dan non beta
laktam :
Tipe Fls : memakai kemasan primer kertas dan papan kertas
Tipe Botol : memakai kemasan primer logam, gelas dan plastik
Tipe serbuk : memakai kemasan primer film dan foil
3.3 Yang harus tertera pada kemasan primer sediaan obat beta laktam dan non beta
laktam.
Menurut Lachman (1994) penjelasan yang harus ada pada kemasan baik pada
kemasan beta laktam dan non beta laktam adalah sama pada jenis kemasan pada
umumnya tetapi yang harus dipertahikan adalah jenis obatnya. Karena hal ini sangat
penting mengingat pengaruhnya pada pengguna.
Wadah dan pembungkus harus diberi penandaan yang berisi informasi yang
lengkap, objektif dan tidak menyesatkan.Penandaan harus berisi informasi yang sesuai
9
dengan penandaan yang telah disetujui pada pendaftaran.Penandaan selain yang
dimaksud harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Kepala Badan.
3.5 Kemasan Sekunder dan tertier yang digunakan untuk Sediaan Obat Beta
Laktam dan Non Beta Laktam
Pengemasan sekunder dan tertier dilakukan dalam ruangan black area yang meliputi
Coding : pemberian nomor batch dan expired date pada etiket dan dos
Pemberian brosur/insert
Memasukkan hasil pengemasan kedalam box dan master box
Setelah tahap pengemasan sekunder maka dilakukan final inspection oleh bagian
QC meliputi :
Penyiapan label
Pelipetan insert
Printing dus dan master box
Pengepakan
Pada tiap jalur pengemasan terdapat papan yang menunjukkan nama dan
nomor bets produk yang sedang dikemas. Setalah pengemasan selesai juga
dilakukan penimbangan master box sesuai dengan bobot yang ditentukan.
Master box yang sudah ditimbang ditempatkan diruang karantina, setelah
mendapat persetujuan dari bagian QC maka master box segera dipindahkan ke
gudang obat jadi. Jumlah produk yang diperoleh dan sisa kemasan yang tidak
terpakai didokumentasikan dalam harian kemas sekunder.
10
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Karakteristik Antibiotik beta-laktam mempunyai struktur cincin beta-laktam, yaitu
penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-laktamase.
umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian besar efektif terhadap organisme Gram-
positif dan negatif. Antibiotik beta-laktam mengganggu sintesis dinding sel bakteri,
dengan menghambat langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu
heteropolimer yang memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri
b. Jenis Kemasan Primer yang digunakan untuk Sediaan Obat Beta Laktam dan Non
Beta Laktam adalah kertas dan papan kertas logam, gelas dan plastik, dan kemasan
primer film dan foil
c. Kemasan Sekunder digunakan untuk pembungkus selanjutnya, kemasan yang
melindungi kemasan primer biasanya berupa inner box.
d. Kemasan Tertier kemasan yang digunakan untuk menggabungkan seluruh kemasan
sekunder untuk mencegah kerusakan biasanya berupa outer box.
e. Penjelasan yang harus ada pada kemasan beta laktam dan non beta laktam adalah
harus diberi penandaan yang berisi informasi yang lengkap, objektif dan tidak
menyesatkan. Penandaan harus berisi informasi yang sesuai dengan penandaan yang
telah disetujui pada pendaftaran.
f. Kemasan pada obat Beta Laktam dan Non Beta Laktam menggunakan pengemasan
Strip packaging (Kemasan Strip), Blister pack (Kemasan Blister),dan Pengemasan
bulk.
5.2 Saran
Sebaikan pada saat pengemesan dilakukan pengecekan yang akurat dan dengan hati-hati agar
isi kemasan tidak hancur atau rusak. Ketelitian saat pengemasan haru dijadikan prioritas
karena kesalahan pengemasan akan berakibat sangat fatal
11
DAFTAR PUSTAKA
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga
Rangkuti, Freddy. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
Gramedia.
Lachman, L., Lieberman, Herbert A., Kanig, Joseph L. 1994. Teori dan Praktek
Farmasi Industri III Ed.3.Jakarta : Universitas Indonesia Press
1
Diskusi Kelompok 10
2
Preparasi (penambahan/pencampuran dan pelarutan dilakukan di klas C.
Pengisian ke dalam wadah akhir (filling) di kelas A berlatar belakang
kelas B.