Anda di halaman 1dari 6

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIBAKTERI DAN ANTIDIABETES

PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM RAWAT INAP RSAU dr.


ESNAWAN ANTARIKSA JAKARTA TIMUR

NAMA : IMELDA MARTHA LENA

NPM : 17334043

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2022
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIBAKTERI DAN ANTIDIABETES
PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM RAWAT INAP RSAU dr.
ESNAWAN ANTARIKSA JAKARTA TIMUR

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Farmasi

NAMA : IMELDA MARTHA LENA

NPM : 17334043

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. Penulisan proposal skripsi ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Program Studi Farmasi pada
Fakultas Farmasi Institut Sains Dan Teknologi Nasional. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan proposal
skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan proposal skripsi ini. Oleh karena itu,
saya ucapakan terimakasih kepada:

1. Apt. Jery, M.Farm, selaku dosen pembimbing I yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan
pikiran untuk mengarahkan saya dalam proposal skripsi ini.

2. Saiful Bahri, S.Si., M.Si, selaku dosem pembimbing II yang telah menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam proposal skripsi ini.

3. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral;
dan

4. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan proposal skripsi ini.

Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.

Jakarta, 15 November 2022

Penulis

Imelda Martha Lena

Npm 17334043
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik, ditandai dengan
adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh efek sekresi insulin, efek kerja insulin atau dari
keduanya. Dari berbagai penelitian epidemiologis, seiring dengan perubahan pola hidup
didapatkan bahwa prevelensi DM meningkat, terutama di kota besar (Tri, 2008). Secara
epidemiologi, diperkirakan bahwa pada tahun 2010 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di
Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan hasil Riset Kesehatan Dasar Riskedas tahun
2007, diperoleh hasil bahwa proporsi penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54
tahun di daerah perkotaan menduduki rangking ke-2 yaitu 14,7% dan di daerah pedesaan , DM
menduduki ranking ke-6 yaitu 5,8% (Depkes RI, 2005).

Menurut International Diabetes Federation (2015), kasus Diabetes Melitus (DM) sebesar
8,3% dari seluruh penduduk dunia dan mengalami peningkatan 378 juta kasus. Indonesia
merupakan negara ke-7 penderita DM terbesar di dunia setelah Cina, India, Amerika Serikat,
Brazil, Rusia, Dan Mexico dengan 8,5 juta penderita pada kategori dewasa.

Faktor risiko terjadinya Diabetes Melitus (DM) diantaranya adalah berat badan berlebih, atau
obesitas, aktivitas fisik yang rendah, riwayat orang tua diabetes, etnik (keturunan), diabetes
gestasional, hipertensi, HDL rendah, trigliserida tinggi dan memiliki riwayat penyakit kardio
vaskular (American Diabetes Association Standard of medical care in diabetes, 2015).

Kadar gula darah yang tinggi secara berkepanjangan pada penderita Diabetes Melitus
(DM) dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi jika tidak mendapatkan penanganan
dengan baik. Komplikasi yang sering terjadi antara lain, kelainan vaskuler, retinopati, nefropati,
neuropati dan ulkus kaki diabetik. Ulkus kaki diabetikum tergolong luka kronik yang sulit
sembuh. Kerusakan jaringan yang terjadi pada ulkus kaki diabetik diakibatkan oleh gangguan
neurologis (neuropati) dan vaskuler pada tungkai (Smeltzer & Bare, 2008).
Salah satu komplikasi yang banyak dialami pasien Diabetes Melitus (DM) ialah
terjadinya ulkus diabetik pada kaki (diabetic foot ulcer). Kaki diabetik dapat didefinisikan
sebagai adanya infeksi , ulserasi atau penghancuran jaringan dalam, yang berhubungan dengan
kelainan neurologis dan adanya berbagai penyakit pembuluh darah perifer di tungkai bawah.
Kaki diabetik dan berbagai komplikasi pada tungkai bawah yang parah dan kronis dapat
mempengaruhi 40 hingga 60 juta orang yang mengalami diabetes secara global (IDF, 2019).
Kaki diabetik yang tidak dilakukan perawatan dengan dengan baik akan mudah mengalami luka,
dan cepat berkembang menjadi ulkus gangren bila tidak dirawat dengan cara yang benar
(Soegondo, 2015).

Pada penderita diabetes dengan ulkus relatif sulit diatasi karena rusaknya pembuluh darah
menuju lokasi luka. Akibatnya antibiotik, oksigen, zat makanan, perangkat kekebalan tubuh (sel
darah putih, dll) sulit mencapai lokasi tersebut. Keadaan ini akan menghambat proses
penyembuhan serta dapat membahayakan jiwa penderitanya (Purnomo, et al 2014).

Adanya luka terbuka pada kulit akan memudahkan invasi dari bakteri, beberapa
penelitian menunjukan sekitar 40-80% ulkus diabetik mengalami infeksi (Richard, et al 2011).
Infeksi ulkus diabetik jika tidak ditangani dengan serius akan menyebar secara cepat dan masuk
kejaringan yang lebih dalam (Scott, 2013). Sehingga dapat menimbulkan masalah gangguan
integritas kulit, perfusi perifer tidak efektif, serta resiko infeksi. Infeksi yang berat pada jaringan
lunak dan tulang seringkali berakhir pada tindakan amputasi (McCallum & Tagoe, 2012).

Sedangkan menurut Sulisyowati (2015) memaparkan bahwa, di Indonesia ulkus kaki


diabetik merupakan penyebab paling besar untuk dilakukan perawatan dirumah sakit sevesar
80%. Kondisi pasien pasca amputasi pun tidak sepenuhnya baik, sekitar 14,3% pasien akan
meninggal dunia setelah 3 tahun tindakan amputasi (Waspadji, 2014).

Anda mungkin juga menyukai