DISUSUN OLEH :
Kelompok 5
FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah kemasan Farmasi yang berjudul “Kemasan
Primer Sekunder dan Tersier Untuk Produk Sediaan Obat Fitofarmaka” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
Prof. Dr. Teti Indrawati, M.Si.,Apt. pada mata kuliah kemasan farmasi. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang kemasan primer produk sediaan obat setengah
padat non steril bagi para pembaca juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Prof. Teti Indrawati, M.Si.,Apt, selaku dosen
kemasan farmasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Kemasan 3
2.2 Kemasan Sediaan Farmasi Obat Fitofarmaka........................................3
2.3 Klasifikasi Kemasan Farmasi.................................................................4
2.4 Fungsi Kemasan.....................................................................................5
2.5 Label.......................................................................................................5
2.6 Pengertian Kemasan Sediaan Obat Fitofarmaka....................................6
2.5 Jenis- Jenis Kemasan Obat Fitofarmaka................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Fitofarmaka merupakan obat tradisional yang dapat disejajarkan dengan obat moderen. Proses
pembuatan fitofarmaka telah terstandarisasi yang didukung oleh bukti ilmiah sampai uji klinis pada
manusia. Pembuatannya diperlukan peralatan berteknologi moderen, tenaga ahli dan biaya yang
tidak sedikit (Sinaga, 2008).
Kemasan adalah wadah, tutup dan selubung sebelah luar. Kemasan dapat mempengaruhi
stabilitas dan mutu produk akhir. Untuk menjamin stabilitas dari produk ada syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh bahan kemas primer karena kontak langsung dengan produk baik cair, padat,
semi padat. Bahan kemas primer adalah bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan yang
dikemas-produk antara lain: strip/ blister, botol, ampul, vial, plastik dan lain-lain. Bahan kemas
sekunder adalah pembungkus selanjutnya, biasanya dikenal dengan inner box. Bahan kemasan
primer adalah pembungkus setelah sekunder biasanya berupa outer box. Untuk menjamin stabilitas
produk, harus ditetapkan syarat yang sangat tegas terhadap bahan kemas primer, yang seringkali
menyatu dengan seluruh bahan yang diisikan baik berupa cairan dan semi padatan. Bahan kemas
sekunder pada umumnya tidak berpengaruh terhadap stabilitas (Kurniawan, 2012)Kemasan primer
sediaan fitofarmaka Proses pengemasan merupakan salah satu tahapan penting dalam pembuatan
sediaan farmasi. Tahapan ini juga ikut mempengaruhi stabilitas dan mutu produk akhir. Bahkan
belakangan ini, faktor kemasan dapat menjadi gambaran ukuran bonafiditas suatu
produk/perusahaan farmasi (Kurniawan, 2012). Untuk menjamin stabilitas produk, harus ditetapkan
syarat yang sangat tegas terhadap bahan kemas primer, yang seringkali menyatu dengan seluruh
bahan yang diisikan baik berupa cairan dan semi padatan. Bahan kemas sekunder pada umumnya
tidak berpengaruh terhadap stabilitas (Voigt, 1995). Menurut undang- undang pasal 24 menyatakan
bahwa Pengemasan sediaan farmasi dan alat kesehatan dilaksanakan dengan menggunakan bahan
kemasan yang tidak membahayakan kesehatan manusia dan/atau dapat mempengaruhi berubahnya
persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Kemasan Sekunder sediaan fitofarmaka adalah wadah yang tidak bersentuhan langsung
dengan isi produk obat fitofarmaka.
Kemasan tersier sediaan fitofarmaka adalah kemasan yang digunakan untuk mengemas
kemasan primer dan sekunder.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan wadah sediaan farmasi obat fitofarmaka?
2. Apa jenis kemasan primer, sekunder dan tersier yang digunakan untuk sediaan farmasi
obat fitofarmaka?
3. Apa yang harus tertera pada kemasan primer, sekunder, dan tersier untuk sediaan
farmasi obat fitofarmaka ?
4. Bagaimana contoh untuk kemasan primer, sekunder dan tersier untuk obat fitofarmaka?
1.3. Tujuan
1. Untuk memahami maksud dari wadah sediaan farmasi obat fitofarmaka
2. Untuk dapat memahami jenis kemasan primer, sekunder dan tersier yang digunakan
untuk sediaan obat fitofarmaka
3. Untuk dapat memahami keterangan apa yang harus tertera pada kemasan primer,
sekunder dan tersier sediaan obat fitofarmaka
4. Untuk dapat memahami contoh produk kemasan primer, sekunder dan tersier sediaan
obat fitofarmaka
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kemasan
Menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor HK.00.05.4.1745, wadah adalah kemasan yang bersentuhan langsung dengan isi.
Menurut SK Menkes No.193/Kab/B/VII/71 peraturan tentang pemb
ungkus dan penandaan wadah, wadah adalah salah satu komponen yang penting untuk
sediaan farmasi, karena ketidaksesuaian wadah akan mempengaruhi obat secara keseluruhan
termasuk kestabilan dan efek terapi obat. Wadah adalah alat untuk menampung suatu obat, atau
mungkin dalam hubungan langsung dengan obat tersebut.
Pengemas adalah salah satu komponen penting dari bentuk sediaa farmasi. Menurut
ketentuan yang berlaku diseluruh dunia, pengujian stabilitas sediaan farmasi harus dilakukan
dalam pengemas akhir yang akan dipasarkan. Pengemas terdiri dari berbagai material (gelas,
logam, plasti, karet) yang tidak selalu inert terhadap obat yang dikemas, karena secara sederhana
dapat menyebabkan terjadinya adsorpsi dan desorpsi dari pengemas menuju obat disamping
kemungkinan terjadinya interaksi.
Selain daripada itu secara fungsional, pengemas memberikan pula proteksi terhadap
ancaman fisika, iklim, biologi dan kimia. Dan yang tidak kalah pentingnya, adakalanya bentuk
pengemas akan memberikan ciri khusus terhadap bentuk sediaan farmasi yang dihasilkan oleh
suatu industri.
1. Memenuhi sasaran keamanan dan kemanfaatan Maksudnya adalah produk yang diberi
kemasan selain kesan resmi sebuah produk, juga menambah ketertarikan konsumen
untuk melakukan pembelian. Di dalam kemasan produk juga terdapat identitas produk
3
dan identitas perusahaan. Namun apapun bentuk dan warna kemasan produk, tetap
memberikan rasa aman dan ada kemanfaatan tersendiri bagi konsumen yang
mempergunakan produk yang dibelinya.
2. Membantu program pemasaran perusahaan Dengan kemasan yang menarik,
konsumen akan memberikan apresiasi positif walaupun belum tentu membeli
produk tersebut. Namun paling tidak kemasan produk yang menarik telah diterima
oleh konsumen.
3. Meningkatkan volume dan laba perusahaan Konsumen yang mengapresiasi lebih
terhadap suatu kemasan produk hingga membelinya secara langsung akan
berpengaruh terhadap peningkatan penjualan, peningkatan penjualan akan
mempengaruhi laba perusahaan. Semakin tinggi volume penjualan yang diikuti
dengan berkurangnya kegiatan promosi maka keuntungan yang akan didapat oleh
perusahaan juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. (Stanton, dalam
Sunyoto 2012 : 117).
1. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan
pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman.
4
2.4 Fungsi Kemasan
1. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga ke konsumen, agar produk
tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran.
2. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas,
kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang
dapat merusak dan menurunkan mutu produk.
3. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat
komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada
kemasan.
4. Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu kemasan berisi
10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya), memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Hal
ini penting dalam dunia perdagangan.
5. Melindungi pengaruh buruk dari luar, melindungi pengaruh buruk dari produk di
dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam, atau
produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan produk yang dapat menularkan
warna, maka dengan mengemas produk ini dapat melindungi produk-produk lain di
sekitarnya.
6. Memperluas pemakaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan kecap dan sirup
mengalami peningkatan sebagai akibat dari penggunaan kemasan botol plastik.
7. Menambah daya tarik calon pembeli.
2.5 Label
c) Menjelaskan produk
Kemasan Sekunder
Kemasan Sekunder adalah wadah yang tidak bersentuhan langsung dengan isi
produk Obat Tradisional atau Suplemen Kesehatan.
Kemasan Tersier
1. Alumunium
Ringan
2. Timah
3. Stainless steel
Kelebihan
2. tidak pecah
kekurangan
7
kontak antara logam dengan sediaan yang mengandung air atau bahan
reaktif,
3. Plastik
Gelas atau kaca merupakan salah satu bahan pengemas yang pada dasarnya
bersifat inert secara kimiawi, tidak permeabel, kuat, keras, dan disetujui oleh FDA. Gelas
tidak menurun mutunya pada penyimpanan dan dengan sistem penutupan yang
secukupnya dapat menjadi suatu penghalang yang sangat baik terhadap hampir semua
unsur kecuali cahaya.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Wadah kemasan Obat fitofarmaka adalah wadah yang bersentuhan langsung dengan isi
obat fitofarmaka. Wadah sediaan obat fitofarmaka harus melindungi isi terhadap pengaruh dari
luar, menjamin mutu, keutuhan dan keaslian isinya. Wadah sebagaimana dimaksud harus dibuat
dengan mempertimbangkan keamanan pemakai dan dibuat dari bahan yang tidak mengeluarkan
atau menghasilkan bahan berbahaya atau suatu bahan yang dapat mengganggu kesehatan dan
tidak mempengaruhi mutu.Untuk melindungi wadah selama di peredaran, wadah sebagaimana
dimaksud dapat diberi pembungkus. Pembungkus sebagaimana dimaksud harus terbuat dari
bahan yang dapat melindungi wadah selama di peredaran.
Wadah yang digunakan untuk obat fitofarmaka dapat berupa kapsul atau tablet yang
dikemas dengan mengunakan kemasan blister atau untuk sediaan cair dapat digunakan botol
yang terbuat dari Gelas atau kaca yang merupakan salah satu bahan pengemas yang pada
dasarnya bersifat inert secara kimiawi, tidak permeabel, kuat, keras, dan disetujui oleh FDA.
Gelas tidak menurun mutunya pada penyimpanan dan dengan sistem penutupan yang
secukupnya dapat menjadi suatu penghalang yang sangat baik terhadap hampir semua unsur
kecuali cahaya.
10
3.3 Penandaan Obat Fitofarmaka
Penandaan obat Fitofarmaka terkait degan keterangan pada label yang harus ditulis dan
dicetak dengan menggunakan bahasa Indonesia, angka dan huruf latin, sesuai dengan pasal
15 Peraturan pemerintah nomor 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan dan harus
berdasarkan pada aturan-aturan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
11
3.4 Contoh Kemasan Obat Fitofarmaka
1. Kemasan Primer
12
2. Kemasan Sekunder
3. Kemasan Tersier
13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Wadah produk fitofarmaka bermacam bentuk untuk sediaan serbuk extract dibuat
dalam bentuk kapsul yang dilindungi oleh kemasan primer dalam bentuk
blitser/kemasan strip . dan untuk wadah pada sediaan sirup dibuat dalam bentuk botol
dengan botol kaca gelap , yang dapat melindungi isi dari pengaruh cahaya, suhu, udara,
atau yang lain .
Pengemasan dimulai dengan pemilihan bahan. Pemilihan bahan mendorong pilihan dan
jenis peralatan pengemasan dan, yang paling penting, kinerja paket akhir . Kinerja
pengemasan adalah kriteria utama yang digunakan untuk menentukan keberhasilan
suatu paket. Pilihan bahan untuk suatu paket mendorong semua pilihan lain tentang
penampilan produk dan atribut konsumen. Itu memengaruhi dan berkali-kali
menentukan bagaimana suatu produk diproduksi, diisi, disteri- lisasi, dilabeli, dibundel,
didistribusikan, dan disajikan kepada pelanggan.
Pilihan tersulit dan paling sulit yang harus dilakukan oleh seorang pengemasan adalah
pemilihan bahan yang digunakan untuk mengemas produk baru. Produk yang ada atau
produk dari kelas atau jenis yang serupa berkali-kali meniru kemasan yang digunakan
pada produk yang dipasarkan pertama kali, bahkan jika bahan yang lebih baru dan
pembuatan bahan alternatif, pembuatan, atau teknik pengubahan menawarkan
keuntungan yang signifikan. Peluang terbaik untuk meningkatkan dan meningkatkan
bahan-bahan yang digunakan dalam kemasan farmasi terjadi ketika molekul atau
entitas biologis baru diidentifikasi dan kemasan baru dirancang untuk membawa
produk melalui persetujuan peraturan dan pada akhirnya ke pasar. Karena bahan,
kebutuhan pelanggan, mesin pengemasan paket, peralatan pengemasan paket, peralatan
penyegelan, dan metode distribusi berubah, insinyur pengemasan disajikan dengan
peluang unik. Mereka harus mensurvei latar belakang yang kompleks dan berubah dari
pilihan untuk merancang paket dan memilih bahan yang memenuhi berbagai
persyaratan rantai nilai untuk menghasilkan paket yang memenuhi semua persyaratan
perusahaan dan peraturan bersama dengan harapan pengguna akhir dalam sistem
14
DAFTAR PUSTAKA
Julianti, Elisa dan Mimi Nurminah, 2006, Buku Ajar Tekologi Pengemasan, Universitas
Sumatera Utara Press : Sumatera
KEMENKES No.72 Tahun 1998 Pasal 24 Tentang Pengamanan sediaan farmasi dan Alat
Kesehatan : Jakarta
Lund, Walter, 1994, Pharmaceutical Codex Twelfth Edition, The Pharmaceutical Press :
London Voight, Rudolf, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Universitas Gadjah Mada
Press : Yogyakarta
Anonim. 1973. Modern Packaging Encyclopedia and Planning Guide. Vol. 46. McGraw-Hill.
New York.
Ansel, H.C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (terjemahan). UI press. Jakarta.
15
Diskusi
apa aja kriteria yg baik dan aman serta bahan kemasan yang dapat digunakan dalam
pengemasan?
Jawaban :
mengendalikan suhu
apa kelebihan dan kekurangan dari kemasan primer dalam bentuk blitser pada produk
fitofarmaka ?
jawaban :
kelebihan :
kekurangan :
Apa kriteria khusus penandaan dari kemasan primer pada produk fitofarmaka ?
Jawaban :
Pada kemasan harus meletakan informasi tentang logo dari fitofarmaka, isi kandungan
dan produk, nama obat, nama pabrik pembuatan fitofarmaka, nama kegunaan
16
17