DISUSUN OLEH :
NAMA : DWI WASTUTI
KELAS : Xl AK 1
MENGETAHUI,
KEPALA SEKOLAH
SRI WINARNI,S.Pd
KATA PENGANTAR
Sehingga kami dapat menyelesaikan kegiatan prakerin ini dan dapat menyusun
laporan prakerin ini.dengan dilaksanakannya prakerin atau [praktek kerja industri]
diharapkan dapat menambah pengetahuan kita sebagai seorang calon perawat agar pada
kedepannya skill kita semakin meningkat. Dengan diadakannya prakerin ini siswa dapat
semakin memahami,mengerti dan dapat mengaplikasikannya dalam diri pribadi lepas
pribadi.
Dengan selesainya laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih untu yang
terhormat:
5. Bapak dan Ibu guru, semuanya yang telah memberi dorongan, keluarga, saudara-
saudara, serta semua teman- teman yangt telah membantu saya dalam membuat
laporan ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penyusun Laporan
Dwi Wastuti
PROFIL DUDI
Alamat Tempat Prakerin : Jl. Kepahiang – Curup, SuroLembak Kec. Ujan Mas
Visi :
Misi:
Motto
CERMAT
A. DEFINISI
Infeksi saluran pernafasan akut (ispa) merupakan infeksi yang terdapat pada
saluran pernafasan maupun bawah. Infeksi akut ini menyerang salah satu bagian (sinus
rongga telinga tengah, pleura) (Depkes Ri, 2018).
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja dari semua golongan umur, akan tetapi
bayi, balita dan manula merupakan yang paling renta untuk terinfeksi penyakit ini, anak
akan menderita pneumoni. Bila infeksi paru ini tidak di obati dengan anti biotik dapat
mengakibatkan kematian. (ching et. Al. bulletin who, 2019).
B. ETIOLOGI
ISPA disebabkan oleh adanya infeksi pada bagian saluran pernapasan. ISPA
dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan polusi udara. Pada umumnya ISPA
disebabkan oleh bakteri. Bakteri seperti: Streptococcus pneumonia, Mycoplasma
pneumonia, Staphylococcus aureus. Virus seperti: Virus influenza, virus parainfluenza,
adenovirus, rhinovirus. Jamur seperti: candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis,
Coccidioido mycosis, Cryptococosis, Pneumocytis carinii. ISPA yang disebabkan
oleh polusi, antara lain disebabkan oleh asap rokok, asap pembakaran di rumah
tangga, asap kendaraan bermotor dan buangan industri serta kebakaran hutan dan lain-
lain (Unuzar, 2017).
C. MANIFESTASI KLINIS
D. PATOFISIOLOGI
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit
penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, oleh karena itu, maka penyakit
ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara dimagsudkan
adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan
benda terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular
melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar
penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau
mikroorganisme penyebab (Masriadi,2017)
E. PATHWAY
F. PENATALAKSANAAN
Terapi ISPA atas tidak selalu dengan anti biotik karena Sebagian besar kasus ISPA atas
di sebabkan oleh viru
a) Terapi suportif
Berguna untuk mengurangi gejala dan meningkatkan performa pasien berupa nutrisi
yang adekut dan pemberian multivitamin
b) Anti biotik
Hanya digunakan untuk terapi penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, idealnya
berdasarkan jenis kuman penyebab, utama ditunjukan pada pneumonia . influnza dan
aureus. (Kepmenkes RI, 2015).
No Tindakan Tujuan
1 TTV Untuk mengetahui ada atau tidaknya
TTV 16/90 gangguan fungsi tubuh dan utuk
TD: 150/90 mmhg membantu dokter mendiagnosis suatu
N: 80 x/ m RR: 23 x/ m T : 37,7 C penyakit
BB : 68 kg
TB: 160
G. KOMPLIKASI
1. Empiema
Abses paru-paru adalah rongga berisi nanah di paru-paru yang dikelilingi oleh
jaringan yang meradang. Biasanya disebabkan oleh infeksi berat seperti pneumonia
atau TBC atau dari menghirup bahan ke dalam paru-paru dari mulut.
Ini adalah komplikasi sinusitis yang jarang terjadi (sejenis infeksi saluran
pernapasan atas yang menyebabkan peradangan rongga sinus di tengkorak). Ini adalah
abses di daerah dahi dengan pembengkakan frontal. Tumor bengkak Potts biasanya
terlihat pada akhir masa kanak-kanak atau remaja. Gejalanya meliputi merah,
pembengkakan lembut di tengah dahi, sakit kepala dan demam.
4. Selulitis orbita
5. Abses orbita
Juga komplikasi lebih lanjut dari sinusitis yang menyebabkan selulitis orbital,
abses orbital adalah kumpulan bakteri dan nanah di belakang mata. Gejalanya meliputi
sakit mata, mata menonjol, mata merah, perubahan penglihatan dan demam.
6. Mastoiditis
KAJIAN KASUS
a. Pengkajian
• Identitas pasien
No RM : 012109
Nama : Tn. R
Umur : 68 TH
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Deman dan batuk berdahak
Riwayat Kesehatan sekarang
Demam sudah 2 hari, batuk berdahak, tenggorokan sakit, dan nafsu makan
berkurang.
Riwayat penyakit dahulu
Mempunyai Riwayat hipertensi.
Riwayat Kesehatan keluarga
Tidak mempunyai penyakit yang menular di dalam keluarga.
c. Keadaan Umum
N : 80 X/ menit
RR : 23 X/ menit
b. Kebutuhan dasar
2. Pola tidur
4. Eliminasi
Do:
Ds : Penumpukan Ketidakefektifan
secret kebersihan jalan nafas
Pasien mengatakan
batuk berdahak
Pasien mengatakan
tenggorokan nya sakit
sudah 2 hari
Do:
Pasien tampak batuk
berdahak
TTV
TD: 160/90 mmhg
N: 80 x/ m
RR: 23 x/ m
T : 37,7 C
Diagnosa Keperawatan
INTERVENSI
Diagnosa Intervensi
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Infections