Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM HUBUNGAN DENGAN PERAWAT DAN

TENAGA KESEHATAN LAIN DI RS


(LEPTOSPIROSIS)

Dosen Pengampu:
DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:
1.ADINDA NUR DWI A. 10222001
2.ADITYA DWI YOHANES 10222002
3.AGAM MAXFIERO 10222003
4.AGNESA EKA SAPUTRI 10222004
5.AJENG PRAMESTI ADHISTI P. 10222005
6.ALFANDI HERMAWAN 10222006
7.ALFINA NUR ANGELINA 10222007
8.ANGGI CAHYA PRISTINA10222009

PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
2022/2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………... ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………. iv
BAB 1.1 Latar Belakang…..…………………………………………………………………………… iv
BAB 1.2 Rumusan Masalah…….……………………………………………………………………. iv
BAB 1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………………. iv
BAB 1.4 Manfaat…………………………………………………………………………………………. v
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………………………….. vi
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………………. viii
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………... viii
3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………. viii
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………….. ix
NASKAH ROLEPLAY……………………………………………………………………………………………… x
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala kelimpahan Rahmat,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat diperguakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah sehingga kedepanya dapat lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yanag kami
miliki sangat kurang.Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

Kediri, 03 maret 2023

Kelompok 6

BAB 1
1.1 Latar Belakang
Keterampilan tenaga kesehatan tidak cukup untuk memberi pelayanan yang
memuaskan pasien, dibutuhkan komunikasi yang baik antara tenaga kesehatan atau perawat
dengan pasien. Komunikasi efektif mencakup komunikasi verbal dan non verbal. Tenaga
kesehatan atau perawat perlu cepat tanggap terhadap setiap persoalan yang timbul pada jasa
pelayanan keperawatan khususnya pada komunikasi verbal dan non verbal perawat dalam
memberikan kepuasan kepada pasien dan mencari altenatif.
Komunikasi yang efektif adalah cara untuk memberikan rasa kepuasan dan gambaran
terjadinya interaksi antara perawat dan klien dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien.
Kurangnya komunikasi perawat dengan tenaga kesehatan lain maka klien akan kurang puas
dengan hasil yang didapat. Dengan adanya komunikasi memungkinkan perawat untuk
menyampaikan dan menerima pesan dapat berjalan lancar dan baik.
Seperti penyakit yang baru-baru ini muncul dikarenakan musim hujan, yaitu
Leptospirosis. Belum ada informasi lanjut tentang penyakit ini. Oleh karena itu, seorang
perawat harus bisa berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lain untuk membahas dan
memecahkan kasus penyakit Leptospirosis.

B.Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat ditemukan rumusan masalah yaitu bagaimana
komunikasi efektif dalam hubungan dengan perawat dan tenaga kesehatan lain di Rumah
Sakit?

C.Tujuan

Untuk mengetahui pentingnya komunikasi efektif dalam hubungan perawat dan


tenaga kesehatan lain di Rumah Sakit

D. Manfaat

Menambah pengetahuan tentang pentingnya komunikasi efektif dalam hubungan


perawat dan tenaga kesehatan lain di Rumah Sakit.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Saat memasuki musim penghujan, banyak penyakit yang bermunculan. Salah satunya
adalah penyakit leptospirosis. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang ditularkan
melalui kencing tikus berupa bakteri yang masuk melalui kulit yang lecet atau selaput lendir
pada saat konyak dengan banjir atau genangan air sungai hingga selokan dan lumpur.

Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan kuman leptospira pathogen.


Dibeberapa negara leptospirosis dikenal dengan nama demam icterohemorrhagic, demam
lumpur, penyakit swinherd, demam rawa, penyakit weil, demam canicola. Leptospirosis
menjadi suatu masalah di dunia karena angka kejadian yang tinggi namun dilaporkan rendah
di sebagian besar negara. Hal tersebut diakibatkan karena sulitnya dalam menentukan
diagnosis klinis dan tidak adanya alat untuk diagnosis sehingga sebagian besar negara
melaporkannya sebagai angka kejadian yang rendah. Di sisi lain, di suatu negara angka 2
kejadian Leptospirosis meningkat setiap tahunnya. Di negara tropis diperkirakan terdapat
kasus leptospirosis antara 10-100 kejadian tiap 100.000 penduduk per tahun.

Selain itu ada juga perlu mengetahui ciri-ciri orang yang terkena Leptospirosis
dimana penderita akan merasa menggiil, batuk, diare, sakit kepala tiba-tiba, demam tinggi,
nyeri otot, hilang nafsu makan, mata merah, dan menderita iritasi.

Adapun cara untuk mencegah diri dari bahaya Leptospirosis adalah sebagai berikut:

1. Berperilaku hidup bersih dan sehat, yaitu dengan cara menjaga kebersihan diri dan
lingkungan
2. Menyimpan makanan dan minuman dengan baik
3. Mencuci tangan dan kaki serta sebagian tubuh lainnya dengan sabun
4. Memakai sepatu dari karet dengan ukuran tinggi, dan sarung tangan karet bagi
kelompok kerja yang berisiko tinggi tertular Leptospirosis
5. Membasmi tikus di rumah atau di kantor
6. Membersihkan dengan desinfektan pada bagian-bagian rumah, kantor, atau gedung.

GEJALA LEPTOSPIROSIS

Berikut ini adalah gejala dari penyakit ini yang dapat dirasakan oleh pasien yang terjangkit,
diantaranya adalah:

1. Demam
2. Lemah dan mata merah
3. Kekuningan pada kulit
4. Sakit kepala
5. Nyeri otot betis

PENCEGAHAN LEPTOSPIROSIS

1. Menggunakan sarung tangan dan sepatu boots saat membersihkan rumah atau
selokan.
2. Mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas.

Dengan mengetahui dua hal diatas dapat diharapkan masyarakat bisa bersikap hati-hati
terhadap penyakit penyerta banjir seperti Leptospirosis. Segera lakukan pemeriksaan ke
fasilitas Kesehatan terdekat apabila mengalami gejala ini,agar bisa segera mendapatkan
penanganan secepatnya dari para petugas Kesehatan.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Leptospirosis adalah penyakit menular yang dapat menginfeksi hewan dan


manusia .Hewan ternak,hewan kesayangan,dan hewan tikus yang dapat menjadi sumber
penularan leptospirosis pada manusia.Urin hewan terikfeksi leptospira yang mencemari
lingkungan merupakan titik awal sumber penularan dari leptospirosis.

3.2 Saran

Pencegahan atau pengendalian leptospirosis dapat dilakukan dengan cara


memutus siklus penularan melalui pengobatan dan vaksinasi bagi ternak atau hewan
kesayangan mengurangi populasi tikus dan sanitasi lingkungan. Dalam upaya pencegahan
leptospirosis pada manusia memerlukan aktivitas terintegrasi antara dokter hewan dan
dokter,dan peningkatan pengetahuan serta pemahaman masyarakat tentang bahaya
leptospirosis.

DAFTAR PUSTAKA

Ilahi, A. N. (2015, Oktober). Pencegahan Penyakit Leptospirosis. 8.


Nurlaela, S. (November 2013). Pemetaan dan Analisis Faktor Risiko Leptospirosis. Vol 4.

Ramadhani, T. (2012). Jurnal Kesmas. vol 7 no 4.

NASKAH ROLE PLAY

Komunikasi efektif dalam hubungan dengan perawat dan tenaga Kesehatan lain di RS
(Leptospirosis)

Latar Tempat : RS Kilisuci

Perawat : Agnesa, Adit

Dokter : Anggi, Ajeng

Laboran : Agam

Pasien : Alfandi

Keluarga Pasien : Adinda, Alfina

(Pada sore hari, ada pasien yang diturunkan dari ambulan dengan kondisi pasien
begitu mengkhawatirkan)

Perawat Adit : “Ada pasien datang! Ayo segera dibawa ke IGD!”

Perawat Agnesa : “Dokter ada pasien baru dengan gejala mata merah,demam tinggi,dan
terdapat bintik merah pada kulitnya.”

Dokter Ajeng : “Baik segera saya periksa. Tolong panggilkan laboran sekarang
juga!”

Perawat Adit : “Baik dok”

Laboran : “Ada apa dokter?”

Dokter Anggi : “Tolong ambil darah pasien dan segera dicheck.”

Laboran : “Ini dok hasilnya.”

(Kondisi ruang IGD begitu menegangkan setelah hasil dari Laboratorium keluar)

Dokter Anggi : “Semua gejala dan hasil observasi yang didapat, pasien terkena
leptospirosis. Leptospirosis adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui kencing tikus salah
satunya ditularkan melalui banjir.”

Dokter Ajeng : “Penularan leptospirosis masuk ke dalam tubuh manusia melalui


selaput lendir, mata, hidung, kulit lecet, dan makanan. Gejala yang akan dialami yaitu
menggigil, batuk, diare, sakit kepala tiba-tiba, demam tinggi, nyeri otot, hilang nafsu makan,
mata merah, dan iritasi.”
Keluarga pasien Alfina : “Untuk pengobatannya bagaimana dok?”

Dokter Anggi : “Sementara ini untuk obatnya belum pasti adanya, tapi pihak Rumah
Sakit tetap mengupayakan yg terbaik. Nanti saya akan memberikan Antibiotik untuk
mencegah penyebaran virus, dan kurang lebih nanti akan menjalani rawat inap selama se
pekan.”

Keluarga pasien Alfina : “Lalu apakah ada cara untuk mencegahnya Dok?”

Dokter Ajeng : “Yang paling penting membasmi tikus yang ada di rumah, lalu cuci tangan &
kaki dengan sabun setelah melakukan aktivitas, simpan makanan & minuman agar aman dari
jangkauan tikus dan yang tak kalah penting menjaga kebersihan rumah.”

Keluarga pasien Adinda : “Baik Dok terimakasih untuk arahannya, tolong usahakan yang
sebaik mungkin untuk kesembuhan anak saya.”

Anda mungkin juga menyukai