Anda di halaman 1dari 40

MENGEKSPRESIKAN IDE MELALUI CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SECARA KREATIF

Nama Penyusun SMPN 1 Cipeundeuy Kode Perangkat IND. D. ERM. 9.5

Institusi SMPN 1 Cipeundeuy Jenjang/Kelas SMP/IX

Alokasi waktu 2 x 40 Menit ( 1x pertemuan) Mapel Bahasa Indonesia

Domain Mapel MENULIS Jumlah Siswa 32

Fase Capaian Pembelajaran D Model pembelajaran Tatap muka

TUJUAN PEMBELAJARAN 9.5. Peserta didik mampu menulis teks cerpen berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan

Setelah proses pembelajaran selesai diharapkan peserta didik dapat :

1. Menuliskan teks cerita pendek sesuai dengan struktur dan aspek kebahasaan.

Kata Kunci Menulis Teks Cerita Pendek

Pertanyaan inti 1. Bagaimana menulis cerpen berdasarkan pengalaman pribadi?

Pengetahuan awal Peserta didik telah memahami unsur-unsur pembangun cerpen yang meliputi struktur dan aspek kebahasaan
dan/atau keterampilan
atau kompetensi apa

1
yang perlu dimiliki
siswa sebelum
mempelajari

topik ini?

Profil Pelajar 1. Berpikir kritis


Pancasila
Pada tahap ini peserta didik dapat berpikir kritis dalam mengklasifikasi serta menganalisis gagasan dan informasi yang diperoleh berdasarkan
yang berkaitan pengalaman yang dituangkan dalam bentuk teks cerpen.

2. Kreatif

Pada tahap ini peserta didik dapat menghasilkan karya berupa teks cerpen serta dipublikasikan lewat majalah sekolah, media sosial, maupun dalam
bentuk buku.

3. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia

Melalui teks cerita pendek yang dipelajari dan ditulisnya peserta didik dapat menjadi pintu masuk tumbuhnya iman, takwa, dan berakhlak mulia.

Sarana Prasarana 1. Tersedianya di ruang kelas infocus, laptop, jaringan internet. Bila tidak ada cukup papan tulis,untuk digunakan dalam menjelaskan materi pelajaran
dan untuk menempel contoh-contoh cerpen.

2. Meja dan kursi diatur sedemikian rupa agar peserta didik dapat duduk dengan nyaman dan fokus pada materi yang disampaikan guru.

Target peserta Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar:
didik
Peserta didik reguler/tipikal

2
Peserta didik dengan hambatan belajar

Peserta didik cerdas istimewa berbakat istimewa (CIBI)

Jumlah siswa Peserta didik Sekolah Menengah Pertama kelas IX maksimal 32 siswa

Ketersediaan a. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi: YA / TIDAK
materi:
- Bila peserta didik yang memiliki minat menulis cerpen, bimbing peserta didik menulis cerpen dan ikut sertakan dalam lomba-lomba menulis
cerpen.

b. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep: YA / TIDAK

- Bagi peserta didik yang sulit menulis cerpen, berikan siswa beberapa contoh cerpen

- Guru dapat menjelaskan kembali langkah-langkah menulis cerpen dan mendampingi peserta didik tersebut sampai dapat menghasilkan cerpen

Model Tatap muka


pembelajaran

Asesmen Bagaimana guru menilai ketercapaian Tujuan Pembelajaran?

Asesmen individu

Jenis asesmen:

Performa (pameran hasil karya/publikasi dalam bentuk buku, media sosial, lomba literasi, koran/majalah)

3
Kegiatan Pengaturan peserta didik:
pembelajaran
utama
Individu dan berpasangan

Metode:

1. Ceramah : diperlukan guru untuk menjelaskan langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan gagasan atau pengalaman unik yang pernah dialami
disertai contoh cerpen.

2. Diskusi: diperlukan guru untuk bertukar ide, mengambil keputusan dan atau menjawab sebuah pertanyaan. Saling memberikan penilaian terhadap
cerpen yang dibuat temannya. Dilakukan dengan membicarakan bagaimana mempublikasikan cerpen-cerpen yang sudah tercipta.

3. Project: diperlukan guru, apabila cerpen hasil karya peserta didik tersebut rencana akan dipublikasikan dalam bentuk buku antologi cerpen. Mencetak
buku memerlukan biaya yang cukup lumayan besar.

Catatan : dalam praktik menulis cerpen, guru menggunakan metode Copy the master. Metode yang menuntut dilakukannya latihan-latihan menulis sesuai
dengan master yang diberikan.

Materi ajar, alat, Materi atau sumber pembelajaran yang utama


dan bahan
1. Buku bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX materi menulis cerpen yang menjadi buku pelajaran siswa masing-masing sekolah.

2. Penjelasan langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan peristiwa yang pernah dialami dapat dibuat berdasarkan kreativitas masing-masing guru.
Atau guru dapat mengaksesnya pada link https://www.scribd.com/document/395018546/Jurnal-No18-Thn11-Juni2012.

4
3. Catatan Harian Guru: Menulis itu Mudah, Keke Taruli Aritonang, Penerbit Andi Yogyakarta, 2013. Dapat diperoleh di penjualan online.

4. Catatan Mengajar Guru (1): Mengajar Karakter dan Budaya lewat Tulisan oleh Keke Taruli Aritonang, dapat guru peroleh melalui email:
gegembatu@gmail.com

Bahan yang diperlukan

- Guru menyiapkan contoh cerpen yang dapat diambil dari koran, majalah, searching internet, ataupun buku kumpulan cerpen.

- Bila memungkinkan guru menyiapkan satu cerpen berdasarkan pengalaman yang dialami hasil karya sendiri, ini sebagai teladan bagi peserta didik,
bahwa guru dapat menulis cerpen.

- Presentasi langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan pengalaman yang pernah dialami.

- Foto copy cerpen yang dibuat oleh guru

5
Buku kumpulan cerpen Cerpen yang dimuat di koran Cerpen yang terdapat pada jaringan internet

Perkiraan biaya :

● Biaya untuk memperbanyak cerpen model = halaman cerpen model sebanyak 5 lembar @Rp 200 X 5 = Rp 1000

Jadi Rp 1000 X 32 Siswa = Rp 32.000

Persiapan - Power point langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan pengalaman/peristiwa yang pernah dialami

(1 – 2 Jam) - Guru mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) menulis cerpen berdasarkan pengalaman

6
Urutan kegiatan Pertemuan Pertama = 120 Menit
pembelajaran
Kegiatan Pembuka

1. Guru bersama peserta didik mengucapkan salam, berdoa, dan mengecek kehadiran peserta didik.

2. Guru mengondisikan kelas untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4. Guru mengatur tempat duduk peserta didik, bisa dalam bentuk leter U atau lingkaran. Meja-meja dipinggirkan.

Kegiatan Awal

1. Peserta didik dan guru juga menyebutkan menulis cerpen dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pada langkah ini siswa mampu menyebutkan beberapa
cara menulis cerpen, di antaranya berdasarkan pengalaman/peristiwa yang pernah dialami, berdasarkan gambar/foto peristiwa. Untuk memudahkan
siswa menulis cerpen, maka pelajaran kali ini siswa akan menulis cerpen berdasarkan peristiwa yang pernah dialami.

2. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang pengetahuan awal dan motivasi mengapa menulis cerpen berdasarkan peristiwa yang pernah
dialami.

Peserta didik tentunya pernah membaca cerpen baik dari koran, internet, maupun buku kumpulan cerpen. Apalagi ketika di masa pandemi covid-19,
peserta didik belajar dari rumah dan memiliki waktu yang cukup untuk membaca. Masih ingatkah peserta didik, berapa jumlah cerpen yang sudah dibaca
sampai saat ini?

Membaca cerpen tentunya bukan saja sebagai hiburan semata, namun yang lebih penting ketika peserta didik membaca cerpen peserta didik dapat
menikmati jalan ceritanya, penokohannya, dan nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam cerpen. Selain itu, dengan membaca cerpen dapat

7
mengasah nalar, mengasa rasa, dan membangun empati peserta didik.

Mengapa demikian? Cerpen sebagai salah satu jenis karya sastra di dalamnya mengandung unsur-unsur keindahan. Cerpen ditulis oleh seseorang
dalam keadaan dan kondisi tertentu yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, cerpen tentu mengandung nilai-nilai yang relevan di dalam
kehidupan peserta didik. Cerpen merupakan cerita yang mengisahkan konflik kehidupan tokoh cerita secara singkat, padat, dan mengesankan,
sehingga ketika membaca cerpen dapat membuat emosi peserta didik masuk ke dalam cerita tersebut.

Pada umumnya penulis cerpen dalam mengelola tulisannya mengambil dari peristiwa sehari-hari yang sederhana. Kemudian diolah dengan kekuatan
imajinasi sang penulis yang begitu hebat sehingga menjadi jalinan cerita yang menarik, menghibur, dan memuat nilai-nilai kehidupan.

Kegiatan Inti

1. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru mengenai langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan pengalaman/peristiwa yang pernah dialami.

2. Peserta didik menyiapkan buku tulis dan pena untuk mencatat hal-hal penting yang dijelaskan oleh guru

Langkah pertama: Menceritakan peristiwa yang pernah dialami

Guru memperlihatkan slide/tulisan pengalaman/peristiwa yang pernah dialaminya ketika masih sekolah, kepada peserta didik.

Contoh pengalaman/peristiwa, berikut ini:

Peristiwa yang tidak pernah saya lupakan seumur hidup saya adalah ketika Sahabat saya minta diantar ke RS Pertamina untuk periksa kesehatan.
Setelah dia selesai diperiksa dr. saya ditawari untuk membersihkan karang gigi dengan menggunakan kartu berobat dia. Saya dibujuknya, saya tidak mau
karena takut ketahuan. Tapi sahabat saya ini terus membujuk dan menyakinkan saya, bahwa tidak akan ketahuan, akhirnya saya menyerah dan masuk ke

8
ruang pemeriksaan. Singkat cerita apa yang saya takutkan akhirnya terjadi juga, dr. gigi tersebut mengetahui bahwa saya itu bukan sahabat saya, ini
kelihatan dari gigi saya, dr. tersebut marah dan saya harus mengganti biaya pembersihan karang gigi, kalau tidak dr. itu akan melaporkan saya ke orang tua
dan sekolah saya.

- Peserta didik diberi waktu beberapa menit untuk memikirkan peristiwa apa yang pernah dialaminya dan tidak pernah dilupakan. Peristiwa tersebut
bisa kesenangan ataupun kesedihan. Peserta didik dipersilahkan untuk mencatat di buku peristiwa tersebut.

Langkah kedua : Menetapkan unsur-unsur pembangun cerpen

Unsur –unsur pembangun cerpen terdiri dari tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, dan amanat. Hal ini dilakukan guru untuk memudahkan
penulisan cerpen. Bila guru dan peserta didik belum terbiasa dalam menulis cerpen maka sebaiknya unsur-unsur pembangun cerpen dibuat terlebih dahulu
supaya cerita yang akan kita buat menjadi terarah dan sistematis. Namun bila guru dan peserta didik sudah terbiasa menulis cerpen, hal-hal tersebut cukup
disusun di benak kita saja.

Contoh:

Unsur-unsur pembangun cerpen sesuai dengan peristiwa di atas, dapat dibuat seperti berikut oleh guru.

Tema : Kejujuran

Alur : menggunakan alur maju, dimulai dengan memunculkan konflik/masalah di awal paragraf

Latar : 1) tempat: Rumah sakit, rumah, sekolah, 2) Waktu: pagi, siang, sore, dan malam, 3) sosial: seorang sahabat yang mengajak sahabatnya untuk
berobat ke rumah sakit

Penokohan: tokoh utama sebanyak tiga orang dengan nama Juliana, Surtina, dan seorang dokter, tokoh sampingan mama dari Surtina, Sinta, serta

9
polisi. Juliana berperan sebagai tokoh antagonis, memiliki sifat iri hati pada Surtina, sedangkan Surtina berperan sebagai tokoh protagonis, memiliki
sifat baik hati dan memaafkan perbuatan Juliana yang telah berbuat tidak baik pada sahabatnya Surtina.

Sudut pandang pengarang yang digunakan: sebagai orang pertama dengan menggunakan kata aku

Amanat/pesan moral: ingin mengajarkan tentang kejujuran, memaafkan, dan bertanggung jawab

- Peserta didik diberi waktu beberapa menit untuk memikirkan unsur-unsur pembangun cerpen yang sesuai dengan peristiwa yang telah ditulis oleh
peserta didik.

Langkah Ketiga: Menentukan konflik cerita

Setelah selesai menuliskan unsur-unsur pembangun cerpen di atas dan memilih salah satu peristiwa di atas, peserta didik dapat menentukan konflik cerita.

Contoh:

Dari peristiwa membersihkan karang gigi, seorang sahabat (Surtina) ketahuan sang dokter ketika memeriksa karang giginya, karena menggunakan
kartu berobat sahabatnya (Juliana), sang dokter marah kepada Surtina dan Surtina akan dilaporkan ke polisi jika tidak dapat menggantikan biaya
membersihkan karang giginya. Konfliknya ditambah lagi Surtina tidak mampu untuk membayar dokter tersebut.

- Peserta didik diberi waktu untuk berpikir menentukan konflik apa yang akan dibuat berdasarkan peristiwa yang ditulis.

Langkah Keempat: Menentukan Alur Cerita

Guru menjelaskan bahwa alur pada hakikatnya adalah bagian-bagian peristiwa yang saling berhubungan, yang membentuk satu kesatuan yang
disebut cerita. Menurut Desy dkk (1992), suatu cerita dapat dibagi menjadi beberapa bagian alur seperti berikut ini.

10
Pengantar, berupa lukisan waktu atau tempat yang menuntun pembaca mengikuti jalan cerita.

Penampilan masalah, yang menceritakan persoalan yang dihadapi pelaku cerita

Puncak ketegangan, menggambarkan masalah dalam cerita sudah sangat mengkhawatirkan, dan gawat.

Ketegangan menurun, yaitu masalah telah berangsur-angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang

Penyelesaian, yaitu masalah telah dapat diatasi oleh pelaku.

Tetapi dalam penulisan cerpen, urutan alur di atas diperbolehkan tidak berurutan. Supratman dan Yani (2006) mengatakan salah satu teknik menulis
cerpen agar menarik, yaitu paragraf pertama merupakan kunci pembuka, untuk itu alur pada paragraf pertama dapat langsung masuk pada pokok
persoalan dan bukannya melantur pada hal-hal yang klise apalagi bila kemudian terkesan menggurui. Hal ini juga dikatakan oleh Marion van Horne (2007),
bahwa menentukan alur cerita yang menarik sehingga cerpen yang akan dibuat hasilnya baik, yaitu:

1. Sebuah pembukaan atau introduksi yang langsung membangkitkan minat pembaca.

2. Tokoh-tokoh yang “hidup” dan bercakap-cakap dengan wajar.

3. Gerak-tindak dalam bentuk serentetan adegan yang mendorong cerita bergerak ke depan

4. Konflik karena tokoh utama menghadapi kesulitan dalam mengatasi masalah atau menentukan pilihan.

5. Ketegangan, karena pembaca tidak yakin apa yang akan terjadi berikutnya.

6. Suatu krisis atau klimaks pada saat masalahnya terselesaikan, keputusan telah diambil, tujuan telah tercapai.

7. Sebuah akhir yang cepat, dimana pembaca puas akhir itu masuk akal.

11
Contoh alur

Alur Peristiwa Membersihkan Karang Gigi

Penampilan masalah :

Surtina ketahuan telah menipu dokter gigi, dengan menggunakan kartu berobat sahabatnya Juliana, akibatnya dia akan dilaporkan kepada polisi jika tidak
mampu untuk membayar biaya membersihkan karang giginya sebesar Rp 500.000

Puncak ketegangan :

Surtina bingung harus membayar darimana uang sebesar 500.000. Sahabatnya Juliana yang sudah dianggap saudara karena semarga dengannya, sahabat
yang membujuk untuk menggunakan kartu berobatnya, tidak membantu mencari jalan keluar. Surtina tidak berani melaporkan hal ini kepada kedua orang
tuanya. Karena tidak mampu untuk membayar, akhirnya dokter gigi melaporkan kejadian tersebut kepada polisi dan Surtina ditangkap polisi di rumahnya.

Ketegangan menurun :

Surtina bersyukur kejadian penangkapan Surtina oleh polisi, ternyata cuma mimpi. Surtina akan menghadap dokter, dia punya uang seratus ribu rupiah,
sisanya nanti akan dicicil.

Penyelesaian :

Dokter gigi memaafkan perbuatan Surtina dan Surtina juga memaafkan perbuatan sahabatnya Juliana yang telah sengaja menjebak Surtina untuk
memakai kartu berobatnya.

- Peserta didik diberi waktu beberapa menit untuk memikirkan alur yang sesuai dengan peristiwa yang telah ditulis oleh peserta didik.

Langkah Kelima: Mengembangkan Alur menjadi Teks Cerita Pendek

Berdasarkan peristiwa yang dialami, unsur-unsur intrinsik, konflik, dan alur cerita, peserta didik dapat mengembangkan alur tersebut menjadi teks cerpen

12
yang utuh. Dalam mengembangkan teks cerita pendek tersebut peserta didik harus memperhatikan kembali struktur dan aspek kebahasaan cerpen.

Perhatikan contoh berikut ini!

Struktur Cerpen Isi Cerpen (aspek kebahasaan)

Orientasi/perkenalan Awalnya sahabatku Juliana mengajak aku untuk menemaninya ke RS Pertamina sepulang dari sekolah. Setelah dia selesai
periksa batuk pileknya. Aku dibujuk olehnya untuk memeriksa karang gigiku dengan pura-pura menjadi dirinya. Aku tadi sudah
menolak berkali-kali tapi sahabatku terus saja merayuku. Dia menyakinkan aku. Katanya, “tidak apa-apa gak bakalan ketahuan,
kan dikartu berobat itu tidak ada fotoku”. Dengan berat hati akhirnya aku terima tawaranya dan terjadilah semuanya.

Komplikasi “Siapa namamu?”

“Juliana!” Aku menjawab dengan gugup.

“Berapa umurmu?”

“14 tahun!” Aku menjawab semangkin gugup.

“Sekarang jawab dengan jujur, siapa namamu sebenarnya?” Dokter yang memeriksa karang gigiku mulai membentak
sambil menekan alat yang dipegangnya ke gigiku dengan kuatnya. Aku mulai merasakan ngilu digigiku dan sekujur tubuhku
mulai gemetaran. Nampak kemarahan pada wajah dokter ini.

“Sekali lagi saya bertanya padamu, tolong jawab dengan jujur, siapa namamu?” Dengan suara yang menggelegar sang
dokter menanyakan kembali namaku.

Airmataku tak dapat kubendung lagi, sambil menangis aku menjawab, “ se…benarnya nama saya Sur..ti..na dok”.

“Kamu masih sekolah, sudah berani menipu! Saya akan laporkan kamu ke sekolahmu, orangtuamu atau ke kantor polisi?

13
Kamu tahu …perbuatanmu ini melanggar hukum, karena kamu sudah berani menggunakan kartu berobat yang bukan milikmu
dan kamu telah menipu saya, atau kamu harus bayar sebesar Rp500.000, punya uang sebesar itukah kamu? Pilih.. lapor sekolah,
orang tua, polisi, atau bayar?”

“Ba… ik… saya akan ba..yar…. Dok, tapi beri saya waktu, saya gak punya uang sebesar itu”.

“Oke, saya beri waktu kamu sampai besok, jika tidak saya akan laporkan perbuatanmu ke sekolah atau sekalian ke kantor
polisi”.

Dengan masih berlinang air mata aku memohon pada dokter, “maafkan saya dok, tadi sebenarnya saya tidak mau, tetapi
sahabat saya memaksa”. “Saya tidak perlu alasanmu, yang penting kamu tetap harus membayar. Besok kamu harus datang
kembali menemui saya di sini, jika tidak dengan terpaksa akan saya laporkan kamu kepada polisi”.

“Bagaiamana sudah selesai periksanya? Tidak ketahuankan? Sahabatku berkata dengan nyakinnya”.

“Tidak ketahuan bagaimana? Aku habis dimarahin dan aku akan dilaporkan kepada polisi jika tidak membayar biaya
membersihkan karang gigi sebesar Rp500.000 dan kartu berobatmu ditahan oleh dokter tersebut.”

“Aduh gawat dong, gue juga bisa dimarahin oleh nyokap nih”. Sahabatku juga ikut panik.

“Terus gimana nih, kamu mau patungan untuk bayar periksa karang gigiku!”

“ya gaklah gue gak punya uang”.

“Jadi aku sendiri yang harus bayar, kamu gimana sih, tadikan kamu yang bujuk aku untuk periksa”, kataku kesal pada
sahabatku.

Hari sudah sore, ketika aku tiba di rumah. Wajahku nampak kusut, untung mama tidak ada di rumah. Haruskah aku

14
ceritakan hal ini pada mamaku.

“Tidak”, hati kecilku berteriak. Aku pasti dimarahin dan mamaku pasti tidak akan mau membayar, uang darimana,
mamaku cuma seorang guru SD Negeri, sedangkan papaku cuma sopir metromini, dan adik-adikku ada 5 orang.

Selama ini aku dikenal sebagai anak yang baik dan nurut pada orangtua, baik di rumah maupun di sekolah, aku selalu
ranking satu di kelas dan nilai perilakuku selalu mendapatkan nilai A, aku selalu membantu mama mencuci piring,
menyapu ,mengepel rumah, dan menjaga adik-adik jika kedua orang tuaku pergi.

Orangtuaku selalu menasihati aku untuk menjadi anak yang jujur, “mama malu kalau kamu suka berbohong atau curang
kepada orang lain, ingat ya mama itu guru yang selalu menasihati anak-anak murid mama untuk kelak jadi orang yang jujur,
masa anaknya sendiri tidak berlaku jujur”, begitu yang dikatakan mama setiap malamnya jika aku dan adik-adik mau tidur.

Aku tidak dapat tidur, pikiranku terus keperistiwa tadi siang di ruang gigi RS Pertamina, bayangan ditangkap polisi
menghantui pikiranku, teman-temanku pasti akan menjauhiku, mama dan papa serta adik-adik akan malu karena ulahku.
Darimana uang sebesar setengah juta? Tadi sudah kubongkar dengan diam-diam celenganku, setelah kuhitung cuma ada seratus
ribu rupiah.

Darimana cari tambahan empat ratus ribu rupiah lagi? Kepalaku rasanya mau pecah, aku menyesali diriku kenapa tadi mau
saja dibujuk oleh sahabatku. Atau kubiarkan saja, aku tidak usah datang lagi ke sana, semoga saja dokternya lupa, tapi
bagaimana dengan kartu berobat sahabatku yang ditahan di sana?

“Selamat sore”, dua orang laki-laki berpakaian polisi menyapa mamaku yang sedang menyiram tanaman. Tubuhku
gemetar, aku langsung lari ke dalam rumah. Aku tak berani mengintip apa yang dipercakapkan oleh kedua orang polisi itu
dengan mamaku. Yang pasti, dokter gigi yang tadi memeriksa karang gigiku sudah melaporkan perbuatanku, karena aku tidak
datang menemuinya untuk membayar akan hasil perbuatanku.

15
“Tina…..”mama langsung berteriak memanggilku.

“Kurangajar kau, sejak kapan kau kuajari untuk menipu orang”, mama dengan kalap memukul aku dengan gayung, yang
tadi dipakainya untuk menyiram tanaman.

“Ampun…ma….aku tadinya tidak mau, tapi Juli memaksaku….”

“Tidak ada alasan, sejak kapan kau sok jadi orang kaya pakai membersihkan karang gigi segala”. Mama dengan kalap terus
memukuli tubuhku sampai gayung yang digunakan terbelah menjadi dua.

“Sudah bu…sekarang anak ibu saya bawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut”.

Aku menjerit ketakutan…”Ampun Pak…jangan bawa saya….Mama…tolong saya….” Tanganku diborgol, adik-adikku
menangis, tetangga semua berdatangan melihat diriku yang terus saja menjerit-jerit dibawa oleh dua laki-laki berpakaian polisi.

“Tidak…tidak…jangan bawa aku…”

“Tina….Tin…..Tin bangun, kenapa Tin? Mama mengguncang-guncang tubuhku. “Ada apa? Kau mimpi buruk”, kata mama
membangunkan aku. “Cepat sana mandi, adik-adikmu sudah berpakaian rapi, tinggal kau saja yang belum siap”. Mama terus
berlalu dari hadapanku.

Aku mengucap syukur pada Tuhan, “terima kasih Tuhan, ternyata cuma mimpi”. Tetapi aku tetap gelisah, kepalaku mulai
berdenyut-denyut, aku mandi dengan terburu-buru, aku tak mampu untuk sarapan seperti biasanya, pikiranku terus melayang-
layang ke mimpi tadi, bagaimana jika mimpi itu jadi kenyataan.

Resolusi antungku berdebar keras, telapak tanganku sedikit dingin, kuberanikan diriku untuk mengetok pintu praktek dokter gigi
yang telah aku tipu ini. “tok….tok…tok..”,

16
“Iya masuk”, nampak sang dokter gigi yang telah aku tipu ini sedang merapikan meja prakteknya, nampaknya dia akan
segera pulang. Untung aku datang tepat waktu sebelum sang dokter ini pulang. Dia sedikit terkejut melihat diriku. Aku tidak
berani memandang wajahnya berlama-lama.

“Oh…kamu, yang kemarin.., silakan duduk”. Aku duduk, aku tidak tahu akan memulai dari mana pembicaraanku.

“Bagaimana?” Dengan suara lembut sang dokter menanyakan aku terlebih dahulu.

Aku mulai berani memandang dokter ini dan berbicara masih dengan suara gemetar, “Dok, saya cuma punya uang seratus
ribu rupiah, nanti kekurangannya saya akan cicil, saya sekali lagi mohon maaf atas perbuatan saya dan berjanji tidak akan
mengulangi lagi perbuatan ini”. Hampir tumpah tangisku.

“Baik, lain kali jangan kamu ulangi, perbuatan penipuan ini”.

“Sebenarnya dok, kemarin saya tidak ingin memeriksakan karang gigi, saya cuma menemani sahabat saya Juliana untuk
periksa batuk pileknya, setelah dia selesai periksa, dia bilang bersihkan saja karang gigimu, pakai kartu berobatku tidak usah
bayar nanti yang bayarin kantor papaku, saya tidak mau, tetapi sahabat saya ini tetap memaksa dan membujuk”. Lega rasanya,
setelah aku menjelaskan pokok persoalan kemarin.

Lalu sang dokter menasihatiku masih dengan suara lembut, “Lain kali, jika diajak teman untuk berbuat yang tidak benar
seperti hal kemarin, kamu harus tegas menolak, saya senang kamu sudah berani datang menemui saya dan saya pikir kamu
tidak akan datang, saya lihat kamu memang anak yang baik, untuk keberaniaan mempertanggungjawabkan atas perbuatanmu
ini, kamu tidak usah membayar uang periksa karang gigi dan ini saya kembalikan kartu berobat milik sahabatmu itu”.

“Tidak dok, saya tetap harus membayar, walaupun cuma ini yang dapat saya lakukan”.

“Baiklah, sisanya kamu tidak usah mencicil anggap saja sudah lunas, ya”. “Terima Kasih Tuhan!” Kataku dalam hati.

17
Aku pulang dengan hati yang gembira riang, aku bangga dengan diriku sendiri yang memiliki keberanian menemui dokter itu.
Biar bagaimanapun aku harus memaafkan perbuatan sahabatku Julian

- Peserta didik diberi waktu untuk berpikir menentukan isi cerpen apa yang akan dibuat berdasarkan peristiwa yang ditulis.

Langkah Keenam: Menentukan Judul

Judul adalah kepala karangan dalam cerpen, novel, drama, dan sebagainya. Judul dalam teks cerpen menggambarkan keseluruhan isi cerpen atau
persoalan utama yang hendak dibicarakan pengarang melalui cerpennya. Judul sangat penting karena menentukan apakah pembaca tertarik untuk
membacanya/membelinya atau tidak.

Bagaimana cipta judul supaya menarik dan menggambarkan keseluruhan isi cerpen yang akan buat?

Berdasarkan teori menulis kreatif, judul yang menarik haruslah catchy (menarik,mengundang rasa ingin tahu, dan sulit dilupakan). Untuk
menciptakan judul yang catchy rumusnya: 1) Terdiri dari 1 – 5 kata; 2) Pilih kata yang kuat atau puitis; 3) Kata yang dipilih mengandung multimakna, dan 4)
Jika perlu, kontroversial atau filosofis.

Untuk pemberian judul dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti berdasarkan nama tokoh, simbolis, alias dari tokoh, intisari cerita atau nama
tempat, dan berdasarkan keindahan bunyi.

Contoh judul berdasarkan nama tokoh, seperti: Laila, Maharani, Mona jadi Lisa. Berdasarkan simbolis, seperti: Pelangi Biru, Bidadari Bersayap Biru,
Merpati Origami.

Berdasarkan alias dari tokoh, seperti: Lelaki Jagoan Tiban, Mak Comblang Jatuh Cinta. Intisari cerita atau nama tempat, seperti: Di Bawah Temaran
Jakarta, Air Mata Nayang dari Ranah Betung. Berdasarkan keindahan bunyi, seperti: Saat Hitam Putih Menyatu, Noda tak Kasatmata.

18
Contoh:

Dari peristiwa tersebut ada berbagai pilihan untuk dibuat judul cerpen, seperti Bujuk Rayu Sahabat, Menipu Dokter Gigi, Karang Gigi, dan lain
sebagainya. Pilihlah judul yang unik, singkat padat, dan menjiwai seluruh isi cerpen yang akan dibuat siswa.

Contoh judul cerpen dari peristiwa tersebut yaitu : Karang Gigi

- Peserta didik diberi waktu untuk berpikir menentukan judul cerpen yang akan dibuat berdasarkan peristiwa yang ditulis.

5. Guru Memberi Tugas

Peserta didik mengerjakan tugas pada Lembar Kerja Siwa (LKS)

Buatlah cerpen berdasarkan, dengan syarat-syarat sebagai berikut:

Tema : Tentang remaja dengan permasalahannya baik suka maupun duka, persahabatan dan kasih sayang.

Pilihlah salah satu ungkapan tradisional Batak Toba berikut peristiwanya, yang telah disepakati bersama. Buat terlebih dahulu unsur-unsur intrinsik
cerpen.

Buat judulnya sesuai dengan ungkapan dan peristiwa yang telah dipilih

Buat konflik sesuai ungkapan dan peristiwa yang telah dipilih

19
Buat urutan alur sesuai dengan ungkapan, peristiwa, dan konflik yang telah dibuat

Kembangkan alur tersebut sesuai dengan ungkapan, peristiwa, konflik, dan urutan alur yang telah dibuat.

6. Guru mengumpulkan tugas

Setelah peserta didik selesai mengerjakan LKS, guru mengumpulkan tugas tersebut, untuk diperiksa bersama pada pertemuan pembelajaran kedua

Urutan Kegiatan Pertemuan Kedua : 120 Menit


Pembelajaran
Kegiatan Awal

- Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan disampaikan

- Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang bagaimana menilai cerpen yang telah dibuat pada pembelajaran pertama.

- Guru mengatur tempat duduk peserta didik secara berhadapan, berdua-dua.

Kegiatan Inti

1. Menilai hasil kerja teman

Guru membagikan hasil kerja masing-masing peserta didik pada pertemuan pertama. Peserta didik saling tukar hasil kerjanya. Kemudian guru
membagikan rubrik penilaian. Peserta didik saling menilai hasil kerja temannya sesuai dengan rubrik penilaian tersebut. Jika ada kesalahan peserta didik
menyunting hasil kerja temannya.

2. Memperbaiki tulisan

Setelah peserta didik selesai menilai hasil kerja temannya, guru mengembalikan posisi peserta didik untuk kembali ke tempat duduknya masing-masing.

20
Setelah itu peserta didik memperbaiki tulisan berdasarkan hasil suntingan temannya.

3. Memilih tulisan terbaik

Setelah selesai menilai dan memperbaiki hasil kerja, peserta didik dan guru melaporkan hasil penilaiannya. Laporan penilaian tersebut ditulis di papan
tulis kemudian dijumlahkan secara keseluruhan. Dari hasil penjumlahan itu akan diketahui hasilnya. Berdasarkan penjumlahan itu, peserta didik dan
guru menentukan 10 cerpen terbaik.

4. Memajang hasil kerja

Sepuluh cerpen terbaik yang telah dipilih dipajang di tempat yang sudah ditentukan oleh guru. Pemajangan boleh dilakukan di dalam maupun di luar
kelas. Pemajangan juga dapat dilakukan pada majalah sekolah atau majalah dinding. Diharapkan kegiatan ini dapat menumbuhkan motivasi peserta
didik untuk terus menulis.

5. Memberikan penghargaan

Cerpen terbaik yang dimuat pada majalah sekolah diberi hadiah berupa uang atau buku, atau benda-benda hiburan lainnya, tujuannya untuk
memberikan semangat dan motivasi peserta didik agar terus menulis.

Diferensiasi

a. Bagi peserta didik CIBI atau peserta didik yang memiliki bakat menulis cerpen:

- Guru mempersilahkan peserta didik untuk mempresentasikan hasil karya cerpennya dan menjelaskan bagaimana proses dia menulis dengan
baik.

- Guru akan mengikutsertakan peserta didik untuk mengikuti lomba literasi khususnya menulis cerpen

21
- Menawarkan peserta didik untuk menulis cerpen lebih dari satu

b. Bagi peserta didik yang kesulitan mengikuti topik ini :

- Mengulang kembali materi bagaimana langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan pengalaman/peristiwa yang dialami

- Mendampingi peserta didik dalam proses pembuatan cerpen.

Catatan:

Bila guru ingin membukukan hasil cerpen para peserta didiknya, guru menugaskan peserta didik kembali untuk mengetik cerpennya masing-masing.
Dengan syarat sebagai berikut.

a. Panjang tulisan 3 sampai 5 halaman

b. Ukuran kertas A4, jarak 1,5 spasi, jenis huruf Times New Roman 12 pt.

c. Batas kumpul ditentukan selama satu Minggu

Tugas pengetikan cerpen tersebut dijadikan satu nilai ulangan bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan guru, supaya peserta didik tepat waktu
mengumpulkan tugas tersebut.

d. Cerpen tersebut dikirim melalui email guru

Refleksi Guru * Apakah 100% peserta didik dapat menuangkan kreativitasnya dalam menulis cerpen berdasarkan pengalaman/peristiwa yang pernah dialami?
Jika tidak, berapa % kira-kira peserta didik yang dapat menulis cerpen?

* Apa kesulitan yang dialami peserta didik dalam menulis cerpen berdasarkan pengalaman/peristiwa yang dialami? Apa yang akan guru lakukan untuk

22
membantu peserta didik dalam menulis cerpen berdasarkan pengalaman/peristiwa yang dialami?

* Apakah ada peserta didik yang nampak tidak fokus?Mengapa? Bagaimana supaya mereka bisa lebih fokus di kegiatan berikutnya?

Kriteria untuk mengukur A. Kompetensi atau kemampuan serta pengetahuan yang dinilai melalui asesmen akhir untuk pelajaran ini, yaitu peserta didik diberi penugasan untuk
ketercapaian Tujuan menulis teks cerita pendek berdasarkan pengalaman/peristiwa yang pernah dialami.
Pembelajaran dan
B. Asesmen dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran ini, diberikan tugas menulis cerpen, kemudian guru membuat LKS (Lembar
asesmennya (asesmen
Kerja Siswa) yang isinya tentang langkah-langkah menulis cerpen berdasarkan pengalaman atau peristiwa yang pernah dialami.
formatif)
C. Kriteria penilaian yang digunakan berdasarkan instrumen LKS (Lembar Kerja Siswa), dengan menggunakan pedoman penskoran berikut ini.

1) Rubrik Penilaian Tugas Menyusun Teks Cerpen

Aspek yang Dinilai Jumlah Skor


Kesesuaian judul dengan Kelengkapan dan Isi cerpen sesuai dengan , Diksi atau pilihan kata Ketepatan
isi cerita keruntutan isi peristiwa, konflik, klimaks, penggunaan ejaan
cerita penyelesaian, dan alur dan tanda baca

(5 – 20) (5 – 20) (5 – 20) (5 – 20) (5 – 20) 100

23
Skor yang diperoleh
Nilai = ------------------------ X Skor Ideal = ----------------------
Skor maksimal

Contoh:

Nina memperoleh skor 80, maka nilai Nina adalah

80
Nilai = ------------------------ X 100 = 80
100

Rubrik Menilai Hasil Pekerjaan Teman

Petunjuk Pengisian

Bacalah dengan teliti cerpen milik temanmu, kemudian isi kolom-kolom yang tersedia. Pada kolom sesuai dan tidak sesuai dengan langkah-langkah beri
tanda centang √. Pada kolom saran perbaikan isilah sesuai dengan yang kalian pahami!

Kriteria/Komponen yang Dinilai Sesuai dengan langkah-langkah Tidak sesuai dengan langkah- Saran Perbaikan
langkah

24
Peristiwa yang dialami

Unsur-unsur pembangun cerpen

Tema

Alur

Latar

Penokohan

Sudut pandang

Amanat

Konflik

Alur

Penampilan masalah

Puncak ketegangan

Ketegangan menurun

Penyelesaian

Judul cerpen

25
Menyusun cerpen

Resolusi/perkenalan

Komplikasi

Resolusi

D. Contoh produk siswa

1) Cerpen yang Mencapai Tujuan Pembelajaran

Semilir Deras Angin Tapanuli

Gabriella Alvita

Semerbak bau busuk menusuk seakan ingin menyelinap kedua lubang hidung kecilku. Ribuan insan lalat dan semut nakal menggerogotiku seakan
akulah mangsanya. Aku mencondongkan sedikit tubuhku ke depan dan mensejajarkan wajahku dengan matahari yang dari atas sana bersukaria karena
melihatku masuk jatuh dalam alunan kepanasannya. Kotak hitam misteri puluhan tahun lalu yang terkubur mulai menampakkan dirinya. Perlahan
kumelihat susunan kerangka putih pucat yang telah di gerogoti. Tubuhku sontak melangkah mundur seraya tak kuat melihat pertunjukkan gratis nan

26
membuatku takut ini.

Peristiwa diracik dengan kemasan yang bagus puluhan tahun lalu dan dipasarkan keluargaku menjadi nyata. Aku bak kapal yang terombang-ambing
derasnya amarah laut dan tak dapat melihat arah. Aku melakukan segala sesuatu layaknya binatang anjing yang mematuhi arahan tuannya, karena aku tak
tahu apa yang harus kulakukan.

“ Ma, kita dimana? “ “ Ma…Ma..” kuterus melontarkan kata demi kata yang sama, aku tak tahu aku ada dimana. Aku hanya mengingat aku dan
sekelompok manusia, yang kuketahui adalah keluargaku pergi ke tempat parkiran kapal terbang dan pergi meluncur heningnya awan permai. Pada saat
tiba waktunya aku pun tahu bahwa kami akan ke Medan tepatnya Tapanuli Utara dan menuju ke salah satu tempat kampong bernama “Siborong-borong”
tempat ayahku menatap indahnya bumi dan melihat kegemerlapan malam. Aku mulai menyesuaikan diriku dengan tempat ini, tempat yang asri, budaya
yang sangat pekat dan kental dan keramahan.

Namun, ada sesuatu yang ganjal di hati, ada seperti yang mengikutiku kemanapun aku pergi, tak ada yang tahu akan apa yang terjadi pada diriku saat
itu karena aku tak mau siapapun tau. Wujud itu sepertinya tak terlihat, melayang, dan menciptakan hawa-hawa kehidupan yang sangat berbeda dengan
kita. Aku tak pernah merasakan ini sebelumnya. Aku tahu ada yang tak benar dalam diriku dan sosok itu. Ingin sekali rasanya aku menjauhi wujud itu, tapi
rasanya aku sudah terikat dan tergembok. Setiap aku ingin melaporkan kejadian ini, seperti ada yang menarikku untuk tetap berdiam diri dan rasakan
kehebatan yang ia buat.

Apa yang kualami itu sebenarnya adalah deras angin di Tapanuli, kalau kamu mengira itu adalah makhluk lain dari dunia berbeda dengan kita kamu
salah, itu adalah angin. Berhembus seraya menembus dengan sangat kencang, menusuk setiap inci tubuhku, aku tak pernah merasakan angin yang sejuk
itu di Jakarta, sepertinya hanya di Siborong-borong aku rasakan angin sejuk seperti itu. Udara semakin melonjak mengeluarkan kedinginannya saat
matahari enggan menampakkan wajahnya. Rasanya seperti aku tinggal di tempat bersalju namun bagian Sumatera.

Acara di Siborong-borong untuk memindahkan tulang belulang kakek nenekku dari Jakarta ke kampung dan disatukan dengan para leluhurnya dalam
suatu bangunan rumah kecil, itu adalah salah satu budaya suku Batak. Aku belajar banyak dari orang tuaku tentang budaya Batak.

27
Ritual budaya seperti ini ada setelah seseorang sepuluh tahun pergi meninggalkan dunia. Aku tiba di di kampung pukul lima pagi dan acara pukul tujuh
pagi, jadi kami langsung ke sebuah rumah panggung tempat kediaman keluarga kami di kampung yang kami sebut sebagai “Nyamane”. Saat sampai di
Nyamane aku langsung beristirahat, beberapa keluarga dan saudaraku ada yang bermain-main ada yang langsung mempersiapkan diri untuk acara. Aku
mengaku bahwa aku tak terlalu serius dalam mengikuti acara ini, karena aku tak mengerti bahasa batak, bahasa yang digunakan jutaan umat suku Batak,
khususnya di wilayah Sumatera Utara.

Acara di tempat ini sama seperti ketika aku melihat kotak hitam misteri di awal ceritaku. Matahari dengan bangga menampakkan dirinya, bersahut-
sahutan dengan angin deras yang melanda. Saat pemindahan tulang-belulang itupun sangat sunyi, karena semua orang menghargai dan menghayati
peristiwa tersebut.

Namun, di awalnya ada seperti puji-pujian, aku tak mengerti apa maksudnya memuja benda tulang seperti itu. Peristiwa itu disebut “ Mangukol-Holi”.
Aku pun baru tahu ada tradisi seperti ini setelah diberitahu orangtuaku. Sesudah memindahkan tulang-belulang, kami langsung meluncur ke salah satu
tempat makan terdekat karena perut kami bergejolak dan cacing-cacing diperut sudah berteriak dengan ricuh meminta jatahnya. Setelah itu, kami kembali
lagi ke Nyamane. Aku seperti mengalami mesin waktu saat tinggal di Nyamane. Pemandangan yang asri, para warga kampung yang tetap ramah pada
pendatang baru seperti kami, semua terlihat sangat alami dan belum terjamah tangan-tangan nakal orang yang tak bertanggung jawab.

Pengetahuanku akan budaya kehidupan dan kebiasaan orang-orang dalam lingkungan kampung seperti di Tapanuli Utara bertambah sangat banyak.
Aku sangat bersyukur bisa dilahirkan di Tanah Air Indonesia banyak budaya dan kebiasan-kebiasaan yang unik dan menakjubkan nan membuat kita
terkagum akan keajaiban yang terjadi. Aku tak pernah lupa akan peristiwa angin sejuk yang melanda hidupku itu, ritual adat Mangukol-Holi, orang-orang
yang menganggap buang sampah sembarangan adalah hal terlarang, dan kejadian lainnya yang membuat aku bangga akan budaya yang ada. Tuhan Maha
Kuasa sangat mengagungkan dengan semua ciptaan-Nya yang Ia buat dengan sangat takjub dan sangat cantik dan membuat kita terpukau akan
keindahannya.

28
Catatan: cerpen “Semilir Deras Angin Tapanuli”, juara 1 se-Jakarta Pusat dalam Lomba FLS2N Tahun 2016

(Dikutip dari : Antologi Cerpen Pilihan Siswa SMPK 1 PENABUR)

2) Cerpen yang Tidak Mencapai Tujuan Pembelajaran

TAK DISANGKA

Christabell Grace Chalin

“Dia memang memiliki dunianya sendiri. Tetapi dunianya itu tak memiliki ujung dan tak terbatas”

Terdengar jelas suara anak – anak lain tertawa dengan sangat kencang sambil menunjuk seorang anak laki – laki yang tersudut di pojokan kelas. Ia
terlihat sangat kebingungan mengapa banyak telunjuk mengarah kepadanya. Bak akan dihakimi ia pun menutup telinga dan matanya. Ia tersudut, tak bisa
melakukan apa – apa. Namanya Jonathan Josee, anak yang memiliki penyakit down syndrome atau biasa kita tahu dengan autisme. Menurutku Jonathan
adalah anak yang cukup pintar di bidang akademik. Nilai matematika dan ipa nya selalu jauh diatas dibanding anak – anak lainnya. Cuma karena banyak
orang memandang sebelah mata dengan memilih hanya melihat kekurangannya, ia berakhir menjadi korban bulan – bulanan di sekolah. Aku sudah satu
sekolah dengannya sejak kami duduk di Sekolah Dasar. “Dasar autis!” “BODOH!” “Gak berguna!” “Ngapain lu hidup?!” Kata – kata yang lebih tajam dari

29
pisau sudah berkali – kali menusuknya. Menurutku ia tak mengerti apa maksud mereka. Ia hanya bisa diam.

Hari ini seperti biasa aku masuk ke sekolah. Tersenyum sambil menyapa semua orang di lorong. Aku menarik kursiku dan meletakan tas ranselku.
Aku berniat untuk pergi ke kantin untuk membeli beberapa makanan ringan sebelum bel berbunyi. Tetapi ada suara yang menarik perhatianku. “BRUK!”
seperti suara orang terjatuh. Aku menengok ke belakang sudut kelas dan mendapati geng anak brandal baru saja memukul wajah Jonathan yang tak
nampak bersalah. Aku mengurungkan niatku untuk ke kantin dan menghampiri Jonathan ke belakang. Darah segar berwarna merah mulai terlihat keluar
dari kedua lobang hidungnya. Aku panik. Semua orang panik. Jonathan tetap diam tetapi wajahnya menampakan kebingungan. Ia meraba hidungnya dan
melihat darah keluar dari hidungnya. Ia bertanya dengan santai, “Apa Ini?” Banyak anak mulai menggeromboli Jonathan yang masih tampak kebingungan
atas apa yang terjadi. Jonathan tertawa. Aku tak tahu mengapa ia tertawa. Yang jelas ia terlihat sangat bahagia dikerumuni oleh kami.

Tak lama guru datang dan mengangkut Jonathan ke UKS. Saat akan diangkut, Jonathan sempat berkata “Hai, teman – teman ku. Hehehe” Oh
Tuhan, kenapa kau berikan semua ini pada dia yang bahkan tak tahu apa yang sedang terjadi. Ironisnya, ia memang mengidap penyakit autisme yang
membuatnya menjadi seperti itu. Ini terlalu menyedihkan! Aku meratapi diriku yang sangat bodoh. Seharusnya ia bisa menolong Jonathan saat itu. Aku
malah hanya bisa terdiam tak berani berkutik. Selalu seperti itu. Itu hanya sekedar belas kasihan. Di lain sisi aku juga takut dijauhi oleh teman yang lain
karena akan dianggap berlagak ‘sok baik’ pada Jonathan.

Singkat cerita, 10 tahun kemudian. San Fransia dikabarkan akan mulai tersebar wabah penyakit kulit yang belum teridentifikasikan. “Dunia ini
sudah semakin hancur.” Itulah yang sering kudengar oleh orang – orang yang kutemui saat berlalu lalang di jalanan. Kota kami sedang dievakuasi karena
wabah yang belum teridentifikasikan itu. Wabah itu sudah memakan kurang lebih 30 korban. Para ilmuwan dan profesor mulai berbondong – bondong
datang untuk melakukan sebuah penelitian.

Setelah berbulan – bulan menderita, kami mendapat kabar bahwa ada seorang profesor yang berhasil menemukan obat untuk penyakit yang
menyerang kami. Berita tentangnya ada dimana – mana. Aku rasa aku cukup mengenalnya. Dia adalah Profesor Jonathan Josee. “Malaikat Kota kami”
begitulah kata orang – orang.

30
Kalian tahu, terkadang anak – anak yang kalian ejek “kurang” didalamnya terdpat dunia yang sangat luas dan tanpa batas. Ia bisa melakukan hal yang
bahkan kita sendiri tak bisa lakukan. Mereka memang memiliki dunia mereka sendiri. Tetapi jangan salah, dunia mereka sangat lah luas dan tanpa batas.

***

- Dipublikasikan dalam bentuk buku.

31
Judul : Semilir Deras Angin Tapanuli

Tim Penulis : Peserta didik SMPK 1 PENABUR

Terbit : Depok, Tahun 2017

Penerbit : SBMB Rumah Cinta Ilmu

Jumlah Halaman : 250

ISBN : 978 – 602 – 6331 – 28-1

Cetak : 300 Ekslempar

Pertanyaan Refleksi untuk Dalam kegiatan refleksi ini, kalian diharapkan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut secara jujur.
peserta didik
1. Kesulitan apa yang kamu dapatkan dalam pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman ini?

2. Uraikan pendapat dan kesanmu tentang pembelajaran yang baru kamu terima!

3. Hal apa saja yang dapat kalian petik dari pembelajaran menulis cerpen berdasarkan pengalaman ini untuk kehidupanmu!

Daftar Pustaka Buku Sumber perangkat ajar ini yaitu:

32
Aritonang, Keke Taruli. 2016. Catatan Mengajar Guru (1): Mengajar Karakter dan Budaya lewat Tulisan. Jakarta: SMPK 1 PENABUR Jakarta

Buku sumber pengayaan guru untuk mempelajari teori tentang cerpen, yaitu:

E. Kosasih dan Endang Kurniawan. 2019. Jenis-jenis Teks: Fungsi, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs. Bandung:
Yrama Widya

Mulyadi, Yadi dkk. 2017. Intisari Sastra Indonesia untuk SMP dan SMA. Bandung: Yrama Widya

Nurgiyantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Gajah Mada University Press.

Tri Priyatni, Endah dkk. 2018. Bahasa dan Sastra Indonesia SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Bumi Aksara

Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS (LEMBAR KERJA SISWA)

MENULIS TEKS CERITA PENDEK BERDASARKAN PENGALAMAN ATAU PERISTIWA YANG PERNAH DIALAMI

PETUNJUK PENGISIAN

Isilah pertanyaan-pertanyaan dan tabel yang disediakan!

Nama :

Kelas :

Tanggal :

1) Ceritakan secara singkat peristiwa unik yang pernah kalian alami!

......................................................................................................................................................................

33
.......................................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................................

2) Tulislah unsur-unsur intrinsik cerpen yang akan kalian susun!

Unsur-unsur Pembangun Teks Cerpen Uraian


Tema

Alur

Latar

Penokohan

Sudut pandang

3) Tentukan konflik cerita pendek berdasarkan peristiwa tersebut!

Konflik

34
......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................................

4) Tulislah alur cerita pendek!

Alur Cerita Pendek Uraian


Penampilan masalah

Puncak ketegangan

Ketegangan menurun

Penyelesaian

5) Setelah kalian menyusun kerangka teks cerpen di atas, berdasarkan peristiwa yang unik, unsur-unsur pembangun teks cerpen, konflik, dan alur cerita,
kalian dapat mengembangkan kerangka tersebut menjadi teks cerpen yang utuh. Tulislah teks cerpen kalian pada tabel berikut ini!

Struktur Cerpen Isi Cerpen (aspek kebahasaan)

35
Orientasi/perkenalan

Komplikasi

Resolusi

6) Tulislah Judul Cerpen:...........................................................................................................................

Publikasi Karya perserta Guru dapat mempublikasikan hasil karya peserta didik, hal ini dilakukan sebagai motivasi agar peserta didik tertarik untuk menulis sekaligus menggerakkan
didik literasi di sekolah. Berbagai cara untuk mempublikasi karya peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut.

- Diikutsertakan dalam berbagai lomba literasi, lomba bulan bahasa, dan sebagainya yang diselenggarakan oleh dinas, Kemendikbud, atau organisasi
independen lainnya

36
- Dipajang di dinding-dinding sekolah

- Dimuat pada majalah sekolah, media sosial, atau dikirim ke media massa

- Dibukukan

Tips untuk dibukukan:

● Guru dapat mencari penerbit Indie (Independen) yang profesional dan terpercaya

● Guru mengajak diskusi kepala sekolah, orangtua peserta didik, dan peserta didik untuk dana mencetak buku

● Cara mengirim naskah buku ke penerbit Indie

Naskah yang dikirim dalam bentuk word yang isinya antara lain

Judul, pengarang, dan nama pembimbing

Halaman logo dan tahun bila ada

Halaman ucapan terima kasih

Kata pengantar: yang ditulis oleh guru pembimbing. Dapat juga kata pengantar dari kepala sekolah, itu kebijakan masing-masing guru

Daftar isi : berisikan judul-judul puisi dan halamannya

Halaman tim penulis, boleh disertakan foto para penulisnya

Lampiran : ● Apabila guru ingin mempublikasikan hasil tulisan peserta didik dalam bentuk buku seperti contoh berikut.
Mempublikasikan cerpen
dalam bentuk buku

37
Maka diperlukan biaya untuk mencetaknya. Guru dapat mencari penerbit Indie (Independen) pada link berikut ini

http://baublogging.com/daftar-penerbit-buku-indie-indonesia/.

● Penerbit Indie memiliki kebijakan masing-masing untuk biaya cetak buku. Biasanya biaya tergantung jumlah halaman dan jumlah buku yang akan
dicetak. Kisaran untuk jumlah halaman 350 dan cetak sebanyak 200 eksemplar sebesar tujuh jutaan sampai delapan jutaan.

● Harga tersebut sudah termasuk pembuatan cover buku, layout, dan pengurusan nomor ISBN dari Perpustakaan Nasional RI

38
● Berikut contoh estimasi biaya cetak buku dari salah satu penerbit indie

Tanggal : 28 Maret 2019

Mitra : SMPK 1 Penabur Jakarta

Judul : Orangtuaku Pahlawan dalam Hidupku

Jumlah halaman : 350 halaman

Ukuran buku : 14 x 20 cm

Oplah : 200 eksemplar

Kertas : Bookpaper 57.5 gr/bw

Cover : Softcover Art Paper 260gr/fc

Finishing : Binding

SPESIFIKASI HARGA KEBUTUHAN JUMLAH

Kertas book paper 57.5 gr 350.000 8 2.800.000

Kertas Art Paper 260gr 3500 51 178.500

CTP isi 30.000 34 1,020.000

CTP cover 200.000 1 200.000

Cetak isi 60.000 27 1.620.000

39
Cetak cover 250.000 1 250.000

Finishing (Susun, lipat, set) 400 200 80.000

Bending 600 200 120.000

Sring 500 200 100.000

Laminasi 320 200 64.000

Rel 150 200 30.000

Desain cover 300.000 1 300.000

Layout 2000 350 700.000

Editing naskah 2000 350 700. 000

Cetak Dummy - - -

ISBN - - -

TOTAL 7.962.000,-

Harga Per Eksemplar 39.810,-

40

Anda mungkin juga menyukai