Anda di halaman 1dari 2

1.

Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang mengapresiasi nilai-nilai moral-


etika dan religius.

Sebagai etika dasar kesopanan dan saling menghargai didalam kehidupan bermasyakat
adalah nilai-nilai karakter dan perilaku yang harus kita gunakan dikehidupan sehari-hari, dan
dalam melaksanakan ajaran agama toleransi terhadap pelaksanaan ibadah agama lain serta
rukun dengan pemeluk agam lain, serta toleransi terhadap suku etnis, sikap dan pendapat.

Contoh kasusnya adalah Bom di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela
Rentetan bom di Surabaya dimulai dengan meledaknya bom di Gereja Katolik Santa Maria Tak
Bercela pada 13 Mei 2018, pukul 06.30 WIB.
Dalam peristiwa ini, Yusuf dan Firman yang berboncengan pakai sepeda motor masuk ke halaman
gereja lalu meledakkan diri. Akibat kejadian di gereja yang berlokasi di Jalan Ngagel Madya 01
Surabaya itu, dua pelaku dan lima orang warga tewas. Motifnya adalah pelaku berjihad dengan cara
yang salah.

2. Menjadi warga negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

Untuk menjadi warna negara yang cerdas dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan kita
harus menjadi manusia yang adil dan beradab sesuai dengan sila ke 2 Pancasila dan
mengembangkan sikap saling mencintai dan mengasihi antara sesama manusia, mengakui
persamaan derajat, hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, warna kulit, kedudukan sosial, dan
sebagainya

Contoh kasusnya adalah penganiayaan David oleh Mario Dandy (seorang anak pejabat)
penganiayaan ini bisa terjadi karena tidak adanya rasa nilai kemanusiaan yaitu merasa
derajatnya lebih tinggi dan kedudukan sosial yang menjadikan Mario Dandy memiliki sifat
yang angkuh serta semena-mena.

3. Menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta pada tanah air.

Sebagai warga negara Indonesia yang baik kita harus mencintai, menjaga dan melestarikan
kebudayaan negara kita agar tidak diambil alih dan diakui oleh negara lain, generasi muda
harus mulai peduli dan menunjukan sikap loyalitas dan pengabdian kepada negaranya.
Karena generasi muda Indonesia adalah penerus bangsa ini. Bangsa akan maju bila para
pemudanya memiliki sikap nasionalisme yang tinggi.

Contoh kasusnya adalah Malaysia pernah mengklaim batik yang katanya sudah menjadi
bagian budaya mereka sejak lama. Tak terima, Pemerintah Indonesia kemudian
mengirimkan nota keberatan kepada Pemerintah Malaysia. Tak mau kecolongan kedua
kalinya, Indonesia lalu mendaftarkan batik ke UNESCO pada tanggal 3 September 2008.
Setahun berselang pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO kemudian mengesahkan batik
menjadi warisan budaya Indonesia.
4. Mengembangkan sikap demokratik berkeadaban dan bertanggungjawab, serta
mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi.

Sikap demokratik yang bertanggung jawab sangat diperlukan dalam kehidupan bernegara,
Mengingat pentingnya masyarakat menggunakan hak pilih dalam pemilu saat mulai memilih
kita harus menghormati dan menghargai pilihan orang lain.

Contoh kasusnya adalah pemilihan presiden secara langsung yg diplih oleh DPR

5. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.

Pengertian dari nilai-nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung tinggi norma berdasarkan
ketidakberpihakan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Pada hakekatnya
adil berarti seimbangnya hak dan kewajiban. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat pemberian hak yang sama rata kepada seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial
berkaitan dengan kesejahteraan, maka bisa disimpulkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia merupakan suatu keadilan demi kesejahteraan masyarakat banyak.

Contoh kasusnya adalah Kasus korupsi bansos Juliari Batubara dana yang seharusnya menjadi hak
masyarakat di korupsi oleh menteri sosial karena kacaunya sistem pendataan penerima bansos dan
proses penyaluran bansos serta kurangnya pengawasan dan kebijakan tegas yang dilakukan oleh
pemerintah dalam proses regulasi bantuan dana covid-19 di Indonesia. Juliari dijatuhi hukuman oleh
Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pidana penjara 12 tahun plus denda Rp 500 juta
pada 23 Agustus 2021. Hakim juga mewajibkan Juliari membayar uang pengganti sejumlah Rp 14,5
miliar

Anda mungkin juga menyukai