Anda di halaman 1dari 1

Nama : Az Zahra Putri

NIM : 1701622108
Prodi : Pend Ekonomi

UU No 24 tahun 2009 ini berlaku berlaku sejak ditetapkan (2009), yang isinya mengatur
bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan masih tetap berlaku hingga saat
ini sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti dengan peraturan baru. Salah satu
peraturan dalam undang-undang tersebut yang sering dilanggar adalah tentang bahasa.
Masyarakat masih banyak yang menganggap masalah bahasa sebagai masalah yang sepele.
Banyak orang yang lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada Bahasa Indonesia.
Mereka menganggap bahasa asing lebih baik daripada Bahasa Indonesia sehingga
penghargaan kepada bahasa sendiri menjadi rendah. Fenomena ini sangat ironis mengingat
bahwa secara tidak langsung bangsa kita telah dipersulit sementara bangsa asing menjadi
dipermudah.
Permasalahan lain yang tidak kalah penting yang sering kita temukan dalam realitas
penggunaan bahasa Indonesia pada masyarakat kita adalah kecenderungan penggunaan
bahasa Indonesia yang dicampuradukkan dengan bahasa Inggris atau bahasa gaul dalam
berkomunikasi atau berinteraksi, baik secara lisan maupun tulisan (terutama dalam media
jejaring sosial). Bahkan, dalam beberapa forum resmi terkadang kita masih menemukannya,
termasuk dalam pembelajaran yang seharusnya menggunakan bahasa pengantar bahasa
Indonesia atau pun dalam beberapa forum diskusi atau seminar. Kita juga bisa melihat
beberapa istilah asing yang sering digunakan oleh beberapa perusahaan dalam menciptakan
beberapa produknya, seperti merek produk tertentu. Ada juga bebeberapa pengusaha yang
memberikan label usahanya dengan istilah-istilah asing, seperti nama-nama hotel tertentu,
nama-nama restoran, supermarket, dan lain sebagainya.
Bahasa gaul bagaimanapun merupakan sebuah gerakan yang masif dengan meta-komunitas
yang saling terkoneksi dan berinteraksi. Relasi yang terjalin dengan keikutsertaan
kecanggihan teknologi komunikasi, berlangsung secara natural tanpa satupun institusi yang
bisa mengatur dan mengontrolnya. Mereka akan menjadi komunitas yang terbentuk dengan
sebuah common interest yang sama, yakni ketertarikannya dengan perkembangan bahasa
gaul. Pada sisi yang lain, bahasa gaul dapat pula menjadi ancaman dalam penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Bahkan juga menjadi ancaman bagi perkembangan budaya
luhur yang dimiliki oleh nenek moyang kita. Ketakutan terhadap hancurnya tatanan
penggunaan berbahasa yang baik dan benar dapat berpengaruh hingga ke ranah akademik
Bahasa gaul yang awalnya merupakan upaya sekelompok masyarakat untuk mengakrabkan
komunikasi di antara mereka dengan penciptaan kreatifitas berbahasa, justru merasuk dalam
pengabaian tatanan berbahasa. Bisa jadi pengguna bahasa gaul  terlena atau bahkan tidak
menyadari di mana ruang yang tepat untuk menggunakannya. Hal ini mengakibatkan
pengacuhan terhadap aturan dan tatanan berbahasa yang baku, baik dan benar, bahkan
pengabaian budaya berbahasa yang sesuai dengan nilai-nilai struktur masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai