Anda di halaman 1dari 2

PENUGASAN MATA KULIAH

PSIKOSOSIAL DAN BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

TOPIK

“Aplikasi Transcultural Sepanjang Daur Kehidupan Manusia

Perawatan dan Pengasuhan Anak”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK II:.

1. AHMAD DAMANHURI NIM: 113122124


2. M. HADI IRAWAN NIM: 113122132
3. MARDHANI PUTRAWAN NIM: 113122133
4. NASRULLAH NIM: 113122141
5. RAHMATULLAH NIM: 113122145

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN ALIH JENJANG


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES HAMZAR
KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT
2023
APLIKASI TRANSCULTURAL SEPANJANG DAUR KEHIDUPAN MANUSIA
PERAWATAN DAN PENGASUHAN ANAK

Biasanya kelahiran seorang bayi di daerah biasanya disambut dengan perayaan


sebagai wujud suka cita orang tua atas kelahiran buah hati mereka. Indonesia yang kaya akan
adat dan budaya, nyatanya juga diikuti para orang tua untuk melakukan upacara kelahiran
anak. Upacara kelahiran ini dilakukan untuk menghormati leluhur dan rasa syukur atas
kelahiran Si Kecil. Bagaimana tidak, perjuangan sembilan bulan merupakan pengalaman
terbaik setiap ibu. Perayaan upacara kelahiran dengan adat memiliki tata cara dan arti berbeda
tiap daerah. Di setiap daerah memiliki tradisi kelahiran bayi dengan keunikannya tersendiri

Contohnya di daerah Lombok bagian selatan nama desanya gelanggang, bayi baru
lahir harus melalui beberapa adat/kebiasan para leluhur terdahulu, seperti ari-ari bayi yang di
kubur, di kasi lampu lilin atau lampu selama 9 hari, Tujuannya supaya tidak di ganggu oleh
makhluk yang orang sasak sebut TUSELAK, kemudian setelah beberapa hari sampi
menunggu tali pusar putus harus di adakan ritual dalam Bahasa sasaknya PEDAK API,
kemudian di kasi benang putih dan hitam yang di taruh dibeberapa bagian tubuh seperti,
leher, pinggang,pergelangan kedua tangan dan kaki. Tujuan dari pedak api tersebut untuk
pemberian nama si bayi, kemudian setelah itu dikasi BUBUS dalam Bahasa sasak yang
terbuat dari beras yang dicampur dengan bahan ramuan pilihan, Bubus tersebut cara
pemakaian dengan di lumuri di seluruh tubuh bayi dan dikasi setiap hari sampai bayi tersebut
berusia 1-2 bulan, para leluhur terdahulu berkeyakinan bahwa hal yang dilakukan tesebut
supaya terhindar dari marah bahaya.

Anda mungkin juga menyukai