Anda di halaman 1dari 8

Vol.1 No.

10 Maret 2022 1373


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
STUDI SOSIO-KULTURAL DAN RELIGIUSITAS DALAM GERAKAN PENDIDIKAN
ISLAM TUAN GURU HAJI MUHAMMAD ZAINUDDIN ARSYAD (HAMZAR) DI
YAYASAN MARAQITTA’LIMAT

Oleh
Muhajirin Ramzi1, Saparudin2, Fitrah Sugiarto3
1STKIP HAMZAR, Kab. Lombok Utara, NTB.
2Yayasan Pondok Pesantren Jihadul Muslimin NW, Kab. Lombok Timur, NTB.
3Universitas Islam Negeri Mataram, NTB.

Email : arromziya-baliku@yahoo.com, 2saparudin1979@gmail.com


1
3fitrahsugiarto@uinmataram.ac.id

Abstrak
Tulisan ini merupakan hasil membahas terkait Sosio-Kultural dan Religiusitas dalam
Gerakan Pendidikan Islam Tuan Guru Haji Muhammad Zainuddin Arsyad dan
mengungkap risalah perjuangan dan perkembangan Yayasan Maraqitta’limat yang
merupakan sebuah yayasan sekaligus Lembaga Sosial yang tumbuh dan berkembang di
daerah pedesaan, daerah yang tergambar serba sederhana, terbelakang dan bersahaja.
Karena lembaga tersebut muncul dengan segala kepeduliannya terhadap kondisi
masyarakat pada saat itu yang masih belum mengenal ajaran Islam secara utuh. Tuan Guru
Haji Muhammad Zainuddin Arsyad selain dikenal sebagai ulama’ sufi beliau juga dikenal
sebagai tokoh pembaharu dengan merintis atau mendirikan Yayasan Maraqitta’limat
sebagai wadah untuk berjuang mensyiarkan agama Islam di pulau Lombok. Dalam Kiprah
dan Perkembangan Yayasan Maraqitta’limat yang dikembangkan antara lain; Bidang
Organisasi, Pendidikan, Dakwah, Sosial dan Ekonomi yang berbasis pada kebutuhan
masyarakat serta Sebagai wujud Yayasan Maraqitta’limat telah memberikan kontribusi bagi
pemerintah dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia di Nusa Tenggara Barat.
Kata Kunci: Sosio-Kultural, Gerakan Pendidikan Islam, HAMZAR

PENDAHULUAN yang ada disekitar wilayah Desa Mamben


Latar Belakang untuk mengaji dirumah beliau. Seiring
Berbicara tentang sosok TGH. bertambahnya masyarakat yang ikut mengaji
Muhammad Zainuddin Arsyad, terutama dan menimba ilmu agama kepada beliau maka
jihadnya melalui Pondok Pesantren pada tahun 1900 M. Bapak TGH. Muhammad
Maraqitta’limat di Nusa Tenggara Barat Arsyad membentuk pesantren yang sangat
umumnya dan di Lombok Timur khususnya, sederhana yang di beri nama Pondok Pesantren
tidak akan bisa lepas dari pembicaraan tentang Maraqitta’limat Al-Islamiyah.1Dalam rangka
situasi sosial kultural keagamaan di daerah menjaga eksistensi dan keberlangsungan
tersebut. Yayasan Pondok Pesantren Pondok Pesantren Maraqita’alimat, maka
Maraqitta’limat adalah sebuah yayasan TGH. Muhammad Arsyad mengirim putranya
sekaligus Lembaga Sosial yang tumbuh dan yang ke 4 yaitu Muhammad Zainuddin untuk
berkembang di daerah pedesaan, daerah yang belajar ilmu agama ke Makkah. Agar ilmu
tergambar serba sederhana, terbelakang dan yang diperoleh bermanfaat dan tidak
bersahaja.
Melihat kondisi tersebut maka TGH. 1
Hamidi, buku “ATTA’LIM; Sejarah dan
Muhammad Arsyad atau yang kenal dengan
Perkembangan Yayasan Maraqitta’limat. (Eduletera.
Guru Mu’minah menghimpun masyarakat Malang: 2021), 3
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
1374 Vol.1 No. 10 Maret 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
bertentangan dengan apa yang sudah diajarkan yang tangguh, kreatif, mandiri dan
sebelumnya, maka beliau langsung yang profesional pada bidangnya masing-masing.
mengantar putranya ke Makkah sekaligus Menghadapi hal tersebut, perlu
mencarikan sekolah dan guru yang tepat sesuai dilakukan penataan terhadap sistem
dengan mazhab yang diikutinya. pendidikan secara kaffah (menyeluruh),
Pada tahun 1954, TGH. Muhammad terutama berkaitan dengan kualitas
Arsyad berpulang ke rahmatullah, keluarga pendidikan, yang juga akan berpengaruh pada
dan sesepuh masyarakat waktu itu menunjuk kualitas lulusannya, serta relevansinya dengan
salah seorang putra beliau yakni Muhammad kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.
Zainuddin atau dikenal dengan TGH. 2. Pengaruh Sosio-Kultural dan Akulturasi
Muhammad Zainuddin Arsyad sebagai Budaya.
penerus perjuangan TGH. Muhammad Arsyad Menurut Pititim A. Sorokim (1889-
dalam berdakwah dan menyebarkan agama 1968) dalam Robert H. Luer menerangkan
Islam di seluruh Pulau Lombok. tetang sosiokultural bagaimana semua unsur
(subsistem) satu sistem sosio-kultural
LANDASAN TEORI cenderung ditandai dari satu prinsip sentral
1. Prinsip Pendidikan Islam yang menembus ke dalam semua unsurnya,
Menurut Abdul Mujib dan Jusuf dengan pengertian bahwa aspek kultur seperti
Mudzakkir menerangkan beberapa tujuan dari kesenian, sistem kepercayaan, agama, etika,
pendidikan Islam yang dikutip dari pendapat hukum dan keluarga.4 Terjadi perubahan
Omar Muhammad al-Tumi al-Syaibani bahwa sosio-kultural ada tiga hal yaitu: (1) perubahan
beberapa prinsip tersebut antara lain; 1) mungkin diakibatkan faktor-faktor eksternal
Prinsip universal (syumuliyah). 2) Prinsip terhadap sistem sosio-kultural; (2) faktor
keseimbangan dan kesederhanaan (tawazun internal yang ada dalam sistem itu sendiri,
wa iqtishadiyah). 3) Prinsip kejelasan dengan kata lain bahwa sistem itu sendirilah
(tabayun).2 yang bersifat berubah; (3) berubahnya sosio-
Visi pembangunan di era reformasi kultural karena faktor internal dan eksternal.
diarahkan pada terwujudnya masyarakat Sedangkan Auguste Comte (1798-
Indonesia yang damai, demokratis, 1857) mengemukan bahwa satu-satunya
berkeadilan, berdaya saing, maju dan strategi untuk mempengaruhi perubahan
sejahtera, dalam wadah Negara Kesatuan hanyalah strategi pendidikan, dan pendidikan
Republik Indonesia yang didukung oleh pulalah satu-satunya yang akan menyingkirkan
manusia Indonesia yang sehat, mandiri, rintangan kemajuan untuk mencapai era
beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cinta positif.5 Namun Comte pun mempunyai
tanah air, berkesadaran hukum, dan pandangan tentang tata mayarakat yang lebih
lingkungan, menguasai ilmu pengetahuan dan berkemanusiaan, dan ia mengakui manusialah
teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi sebenarnya yang berperan menciptakan tata
serta berdisiplin.3Perwujudan manusia yang masyarakat baru itu.
berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab Ketika Islam bertemu dengan tradisi
pendidikan, terutama dalam mempersiapkan lokal, wajah Islam berbeda dari tempat satu
peserta didik menjadi subyek yang makin dengan lainnya. Menurut Nurkholis Majid
berperan menampilkan keunggulan dirinya dalam Amir Aziz bahwa untuk menyikapi
masalah ini ada dua hal yang patut dicatat.

2Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkar. Ilmu Pendidikan Islam 4Robert H. Luer. Perspektif tentang Perubahan Sosial,
(Jakarta; Prenadamedia Group. 2019), 58-59 (Jakarta: Bina Aksara. 1989), 58-59.
3E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Rosda Karya, 5Robert H. Luer. Perspektif tentang Perubahan Sosial,

Bandung, 2004), 3. (Jakarta: Bina Aksara. 1989), 76-78.


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.1 No.10 Maret 2022 1375
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Pertama, Islam itu sebenarnya lahir sebagai 3. Pondok Pesantren sebagai lembaga
produk lokal yang kemudian Pendidikan Islam
diuniversalisasikan dan ditransendensi, Sistem yang ditampilkan pondok
sehingga kemudian menjadi universal. Kedua, pesantren sangat berbeda dengan sekolah
walaupun diyakini bahwa Islam itu wahyu pada umumnya karen pondok pesantren
Tuhan yang universal, namun ia dipersepsi merupakan suatu lembaga pendidikan
oleh para pemeluknya sesuai dengan tradisional Islam untuk mempelajari,
pengalaman, problem, kapasitas, intelektual, memahami, mendalami, menghayati, dan
sistem budaya, dan segala keragaman masing- mengamalkan ajaran Islam dengan
masing di dalam komunitasnya, maka Dengan menekankan pentingnya moral keagamaan
demikian, memang justru kedua dimensi ini sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Pondok
perlu disadari, yang di satu sisi Islam sebagai pesantren sebagai salah satu lembaga
universal, dan di sisi lain budaya lokal sebagai pendidikan, diakui mempunyai andil yang
bentuk kearifan (local wisdom) yang dapat cukup besar di dalam membesarkan dan
menopang eksistensi dalam penerapan Islam mengembangkan dunia pendidikan. Pondok
itu sendiri.6 pesantren juga dipercaya dapat menjadi
Berbagai penelitian tentang Agama alternatif bagi pemecahan berbagai masalah
dan budaya yang sudah diteliti di Lombok pendidikan yang terjadi pada saat ini.
Utara khususnya terkait dengan awal mula Pondok pesantren sebagai komunitas
Islam muncul di pulau Lombok serta adat dan sebagai lembaga pendidikan yang besar
istiadat keagamaan yang satu agama dengan jumlahnya dan luas penyebarannya di
agama yang lain saling mempengaruhi dan berbagai pelosok tanah air telah banyak
kerukunan antar ummat beragama. Yang memberikan saham dalam pembentukan
menarik adalah adanya dua golongan manusia Indonesia seutuhnya yang religius.
pemeluk Islam yang disebut Islam Waktu- Lembaga tersebut telah banyak melahirkan
Lima dan Islam Waktu-Telu. pemimpin bangsa di masa lalu, kini, dan
Di Lombok bagian utara Bayan dan agaknya juga di masa yang akan datang.
Sembalun, dan Lombok bagian selatan seperti Lulusan pondok pesantren tak pelak lagi,
Pujud Penarukan dan sekiarnya, terutama di banyak yang mengambil partisipasi aktif
kalangan mereka yang berusia lanjut, masih dalam pembangunan bangsa. Namun di sisi
dapat dijumpai para penganut aliran Islam lain ada pula anggapan bahwa lulusan pondok
Waktu Telu (waktu tiga). Tidak seperti pesantren susah diajak maju. Hal ini
umumnya penganut ajaran Islam yang dikarenakan sistem pendidikan pondok
melakukan shalat lima kali dalam sehari, para pesantren yang kebanyakan masih sangat
penganut ajaran ini mempraktikan shalat tradisional.
wajib hanya pada tiga waktu saja itupun
dilakukan hanya oleh kiyainya saja. Konon METODE PENELITIAN
hal ini terjadi karena penyebar Islam saat itu Penelitian ini menggunakan
mengajarkan Islam secara bertahap dan pendekatan kualitatif deskriptif.8 Yang artinya
karena suatu hal tidak sempat data yang dikumpulkan berasal dari hasil
7
menyempurnakan dakwahnya. wawancara, hasil observasi, dan dokumentasi.
Jenis data dalam penelitian ini adalah sumber

6Nurcholish Madjid, “Islam dan Budaya Lokal: Masalah 8


Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
Akulturasi Timbal Balik”, dalam Islam Doktrin dan
Peradaban, (Jakarta: Paramadina, 1992), 542.
dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi,
7Ahmad Busyairi. Akulturasi Budaya Dalam Mimbar Masjid- situasi, peristiwa, kegian dan lain-lain, yang hasilnya
Masjid Kuno Lombok (Studi arkeolog). Jurnal El-Tsaqofah. dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Suharsimi
El-Tsaqâfah. Vol. XVI No. 2 Juli – Desember 2016, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
161.lsaqafah: El-T (Jakarta: PT Rineka Cipta , 2010), 3.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
1376 Vol.1 No. 10 Maret 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
data dari mana data tersebut diperoleh. Ada disebut dengan wawancara.12 dan (3)
dua data yang akan menjadi sumber data Metode dokumentasi.13
dalam permasalahan ini di antaranaya adalah:
(1) Data Primer: Yang dimaksud dengan data HASIL DAN PEMBAHASAN
primer adalah “data yang diperoleh langsung 1. Pemikiran dan Gerakan Pendidikan
dari sumbernya”.9 Ada pun yang termasuk Islam TGH. Muhammad Zainuddin
data primer dalam penelitian ini adalah: Bapak Arsyad.
Dr. TGH. Hazmi Hamzar, SH., MH., Ketua TGH. Muhammad Zainuddin Arsyad,
Yayasan dan para pengurus yayasan, Para selain mengajar ilmu agama beliau juga
Pimpinan Cabang Yayasan Maraqitta’limat, dikenal sebagai inovator (tokoh pembaharu)
Para Pimpinan Perguruan Tinggi di dalam bidang pendidikan utamanya di Desa
Lingkungan Yayasan Maraqitta’limat, Para Mamben yang merupakan salah satu desa
Kepala sekolah dan pimpinan Majlis Ta’lim tertua di Pulau Lombok. TGH. Muhammad
dan Para dosen, guru-guru, Mahasiwa- Zainuddin Arsyad setelah kembali dari ber-
mahasiswai, para santri. (2) Data sekunder; tabligh atau mensyiarkan agama Islam di
Adapun data skunder dalam penelitian ini berbagai pelosok desa di pulau Lombok
adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan merenung dan berfikir bagaimana cara beliau
secara tidak langsung. Berupa hasil dari buku- untuk menampung murid dan jama’ah yang
buku, data dokumentasi, arsip-arsip, serta hasil semakin banyak mengikuti pengajian dan
dari penelitian sebelumnya. ceramah beliau. Melihat kondisi masyarakat
Teknik pengumpulan data.10 Dalam yang antusias mengikuti pengajian yang
penelitian ini dengan tujuan untuk diadakan serta permintaan masyarakat dan
mendapatkan data yang valid peneliti murid-murid beliau agar membentuk lembaga
menggunakan berbagai macam metode, pendidikan formal tempat menimba ilmu
diantara metode yang di gunakan dalam agama dan ilmu pengetahuan lainnya agar
mengumpulkan data adalah: (1) Observasi tidak ketinggalan dengan pondok pesantren
(pengamatan).11 (2) Interview sering juga lainnya yang sudah ada. Hal ini disebabkan
pada waktu itu jama’ah dan murid beliau
masih merasa ditekan oleh kelompok
organisasi lain dengan ungkapan-ungkapan
menyinggung murid dan jama’ah beliau.
9
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Menyikapi hal tersebut maka pada tanggal 1
(Kualitatif, Kuantitatif, R & D, (Jakarta: CV. Alfa Beta, Januari 1952 M, TGH. Muhammad Zainuddin
2008), 308. Arsyad mendirikan lembaga pendidikan yang
10
Teknik Pengumpulan Data adalah cara-cara
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
dikenal dengan nama Pondok Pesantren
mengumpulkan data. Suharsimi Arikunto, Manajemen Maraqitta’limat yang berkedudukan di
Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013, 100.
11
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada
12
objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan yang Wawancara (Interview) adalah pengumpulan
dilakukan terhadap objek di tempat kejadian atau data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung
berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden,
bersama objek yang diselidiki. Ini disebut observasi dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam
langsung. Sedangkan observasi tidak langsung adalah dengan alat perekam (tape recorder). Irawan
pengamatan yang dilakukan tidak pada saat Soehartono, Metode Penelitian Sosial, 67-68.
13
berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki. Dokumentasi adalah mencari data mengenai
Jamal Ma’mur Asmani, Tuntunan Lengkap Metodologi hal-hal atau variabel yang berupa catatan , transkrip,
Praktis, Penelitian Pendidikan, Buku Panduan Super buku, surat kaba, majalah, notulen rapat, agenda dan
Praktis Penelitian Pendidikan ModernTerkini sebagainya. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,
(Jogjakarta: Diva Press, 2011), 123. 274.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.1 No.10 Maret 2022 1377
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Mamben Lauk Kecamatan Aikmel Kabupaten Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera, adalah
Lombok Timur. tidak lepas dari peran serta para alumni
Disamping adanya pengaruh politik pondok pesantren Maraqitta'limat yang
nasional terhadap yayasan dan organisasi menetap di daerah tersebut.16
masyarakat pada waktu itu, faktor lain yang
melatarbelakangi TGH. Muhammad Zainuddin 2. Perjuangan TGH. Muhammad
Arsyad mendirikan lembaga pendidikan antara Zainuddin Arsyad Dalam Mensyiarkan
lain yaitu; Agama Islam di Pulau Lombok
a) Keadaan umum umat Islam yang TGH. Muhammad Zainuddin Arsyad
terbelakang dan berada dalam kebodohan meneruskan perjuangan ayahnya yaitu
terutama yang ada di desa yang masih menyebarkan (mensyiarkan) agama Islam ke
menganut paham wetu telu. penjuru daerah Lombok dengan menelusuri
b) Sistem pendidikan halaqah dan pengajian pesisir pulau Lombok yang di mulai dari
tradisional yang sejak lama berkembang di ujung utara sampai ke ujung selatan. Dalam
Pulau Lombok khususnya dianggap kurang perjalanan mensyiarkan agama TGH.
efektif dan efisien untuk memajukan Muhammad Zainuddin Arsyad mendapatkan
masyarakat dalam bidang agama dan ilmu berbagai macam bentuk hambatan, halangan
pengetahuan.14 dan rintangan akan tetapi tidak memadamkan
Dengan semangat yang juang tak semangat gerak juang beliau dalam
pernah menyerah beliau selalu mengingatkan mensyiarkan agama Islam secara sempurna.
kepada murid muridnya bahwa ini adalah TGH. Muhammad Zainuddin Arsyad
perjuangan yang sangat mulia. Sebagai berdakwah dengan berjalan kaki dan sesekali
pejuang kita harus tetap tenang dan tegar mengenderai kuda menelusuri pinggir pantai
menghadapi segala macam rintangan dan dan pegunungan dan daerah yang pertama kali
cobaan. Beliau berprinsip bahwa “Seorang dimasuki adalah Desa Belanting, Desa
pejuang harus rela berkorban karena Sambelia, Desa Bayan (yang dikenal dengan
perjuangan adalah pengorbanan. Seorang agama Wetu Telu), Desa Bongor di Lombok
pejuang hendaknya dapat menempatkan diri Barat. Setiap desa yang dimasuki TGH.
sebagai figur yang tidak takut terhadap Muhammad Zainuddin Arsyad mengikuti adat
ancaman dan caci maki orang”15. istiadat perkembangan desa tersebut di salah
Karena kegigihan dan ketekunan TGH. satu desa yang terkenal dengan agama Wetu
Muhammad Zainuddin Arsyad dalam Telu, setiap ada acara memakai alat musik
memajukan Pondok Pesantren Maraqitta’limat (gamelang) sambil meminum arak hingga
melalui pendidikan formal dan tabligh ke mabuk. Pada kesempatan itu TGH.
pelosok pelosok desa do’a, dari para guru- Muhammad Zainuddin Arsyad ikut membantu
gurunya serta bantuan tenaga dari santri dan kelancaran kegiatan yang akan dilaksanakan
jama’ah Maraqitta’limat, maka oleh masyarakat kemudian beliau meminjam
madrasah/sekolah formal yang ada di bawah alat pengeras suara dan mengajarkan cara
naungan Yayasan Maraqitta’limat tumbuh dan memukul alat musik yang baik agar
berkembang di berbagai wilayah di pulau kedengarannya lebih enak. Maka di sela-sela
Lombok dan provinsi Nusa Tenggara Barat kegiatan baru beliau menanamkan ajaran
pada umumnya dan daerah-daerah lain di ajaran agama secara perlahan dengan berpesan
seluruh Indonesia. Seperti berdirinya cabang di kepada masyarakat yang hadir agar setiap
bermain kalau ada suara azan berhenti dan
14
dilanjutkan setelah azan selesai
Wawancara TGH. Hazmi Hamzar, pada
tanggal 23 Februari 2021.
dikumandangkan. Hal itu dilakukan secara
15
Wawancara. H. Fadlurrahman (Ketua
Yayasan Maraqitta’limat), pada tanggal 25 Februari 16
Wawancara. Dr. TGH. Hazmi Hamzar pada
2021. tanggal 12 Februari 2021.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
1378 Vol.1 No. 10 Maret 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
terus menerus hingga masyarakat sadar bahwa mendirikan 2 Madrasyah Aliyah, 15
apa yang dilakukan selama ini bertentangan Madrasyah Tsanawiyah, 22 Madrasyah
dengan agama yang diyakininya dan terus Ibtida’iyah, 3 SMU, 9 Sekolah
dilakukan di desa desa yang masih menganut Menengah Kejuruan (SMK) dengan 11
paham Wetu Telu yang ada di pulau Lombok. Jurusan, 2 SMP, 2 SMP Islam, 4 SD
Disamping itu juga cara TGH. Islam, 8 Taman Kanak Kanak dan 12
Muhammad Zainuddin Arsyad dalam Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
mensyiarkan agama Allah yaitu agama Islam PAUD/RA dan 70 Diniyah serta 3 Panti
dengan “mauiddzatul hasanah” (penuh Asuhan dan Asuhan Keluarga yang
bijaksana dan kasih sayang). TGH. tersebar di Provinsi Nusa Tenggara
Muhammad Zainuddin Arsyad juga tidak serta Barat.
merta menjatuhkan hukum agama Islam c) Bidang Sosial
terhadap orang yang baru masuk mengenal Dalam bidang sosial Yayasan Pondok
Islam.17 Terlebih dahulu dengan memberikan Pesantren Maraqitta’limat
bimbingan seperti hanya mempraktekkan memfokuskan diri di tempat yang
hukum pikih atau perbuatan saja seperti banyak terdapat penyandang masalah
mereka berdiri betul tanpa bacaan rukun tanpa sosial seperti anak yatim, piyatu, yatim
bacaan sujud sampai seterusnya. Begitu juga piyatu, anak terlantar, miskin dan orang
dalam menerapkan hukum hukum yang lain tua jompo maka di tempat itulah
sama dengan apa yang lakukan oleh walisongo Yayasan Pondok Pesantren
yang ada di pulau jawa. Maraqitta’limat melakukan gerakan
3. Kiprah dan Perkembangan Yayasan peduli social dan mendorong pengurus
Maraqitta’limat cabang atau pengurus ranting untuk
a) Bidang Organisasi membentuk Panti Asuhan dan Asuhan
Untuk mengembangkan Yayasan Keluarga sebagai tempat untuk
Maraqitta’limat melalui bidang menampung dan membina serta
organisasi, TGH. Hazmi Hamzar mendidik anak asuh yang ditampung
Yayasan Pondok Pesantren agar menjadi anak yang sholeh dan
Maraqitta’limat telah membentuk 35 sholehah. Hingga saat ini Yayasan
Cabang, 201 Ranting dan 70 Diniyah Pondok Pesantren Maraqitta’limat telah
yang tersebar di seluruh wilayah Nusa memiliki 3 Panti Asuhan dan 200
Tenggara Barat. Asuhan keluarga yang tersebar di
b) Bidang Pendidikan seluruh ranting Yayasan
Dalam bidang pendidikan Yayasan Maraqitta’limat
Pondok Pesantren Maraqitta’limat telah d) Bidang Dakwah
memiliki 3 Perguruan Tinggi maing Pada masa kepemimpinan TGH. Hazmi
masing adalah ; 1) Sekolah Tinggi Ilmu Hamzar, dengan bertambahnya ranting
Kesehatan ( STIKES Hamzar ) 2) serta jumlah jama’ah yang terus
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu meningkat maka santri dan santriwati
Pendidikan ( STKIP Hamzar ), dan 3) yang telah menamatkan sekolahnya
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam ( STEI baik yang selesai dari Perguruan Tinggi
Hamzar ). Sementara itu pada jenjang yang ada di bawah naungan Yayasan
pendidikan madrasyah dan sekolah Maraqitta’limat maupun dari perguruan
lanjutan atas pada kepemimpinan tinggi lainnya dikirim ke desa dan
Bapak TGH. Hazmi Hamzar telah sekolah/madrasyah yang telah didirikan
sebagai tenaga guru sekaligus
17
Wawancara. M. Arzani, Dosen STKIP mengabdikan diri sambil membina
Hamzar. Pada tanggal 10 Februari 2021.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.1 No.10 Maret 2022 1379
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
masyarakat setempat agar menjadi lebih membina umat melalui pengajian umum saja,
maju baik secara ilmu pengetahuan, akan tetapi harus didukung oleh ekonomi yang
ekonomi dan lebih lebih ilmu agama.18 memadai.
e) Bidang Ekonomi dan Kesehatan
Sebagai Yayasan Maraqitta’limat telah DAFTAR PUSTAKA
memberikan kontribusi bagi pemerintah [1] Aziz, Ahmad Amir. Islam Sasak: Pola
dalam meningkatkan indeks Keberagamaan Komunitas Islam Lokal
pembangunan manusia di Nusa Di Lombok. Jurnal: Millah Vol VIII No
Tenggara Barat tentu tidak hanya 2 Februari 2009.
membina umat melalui pengajian [2] Baharun, Hasan . “Peningkatan
umum saja, akan tetapi harus didukung Kompetensi Guru Melalui Sistem
oleh ekonomi yang memadai sehingga Kepemimpinan Kepala Madrasah,” At-
peningkatan sumber daya manusia bagi Tajdid 6, no. 1 (Januari 2017): 4, diakses
jama’ah dapat segera di wujudkan. 5 Februari 2021
[3] Busyairi, Ahmad. Akulturasi Budaya
PENUTUP Dalam Mimbar Masjid-Masjid Kuno
Kesimpulan Lombok (Studi arkeolog). Jurnal El-
Dari pembahasan diatas dapat penulis Tsaqofah. El-Tsaqâfah. Vol. XVI No. 2
simpulkan bahwa Pemikiran dan Gerakan Juli – Desember 2016.:
Pendidikan Islam TGH. Muhammad [4] E. Mulyasa, 2004. Manajemen Berbasis
Zainuddin Arsyad sangat erat Sekolah. Rosda Karya, Bandung.
perkembangannya di pengaruhi oleh sosial [5] Hamidi. 2021. buku “ATTA’LIM;
masyarakat dan budaya pada saat itu dan Sejarah dan Perkembangan Yayasan
disamping adanya pengaruh politik nasional Maraqitta’limat. Eduletera. Malang.
terhadap yayasan dan organisasi masyarakat [6] Luer, Robert H. 1989. Perspektif tentang
pada waktu itu juga, faktor lain yang Perubahan Sosial. Bina Aksara. Jakarta
melatarbelakangi TGH. Muhammad Zainuddin [7] Madjid, Nurcholish. 1992. “Islam dan
Arsyad mendirikan lembaga pendidikan antara Budaya Lokal: Masalah Akulturasi
lain yaitu; (a) Keadaan umum umat Islam yang Timbal Balik”, dalam Islam Doktrin dan
terbelakang dan berada dalam kebodohan Peradaban, Paramadina, Jakarta.
terutama yang ada di desa yang masih [8] Mahfud, Chairul. 2016. Pendidikan
menganut paham Wetu Telu. (b) Sistem Multikultural. Yogyakarta. Pustaka
pendidikan halaqah dan pengajian tradisional Pelajar
yang sejak lama berkembang di Pulau Lombok [9] Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkar.
khususnya dianggap kurang efektif dan efisien 2019. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta;
untuk memajukan masyarakat dalam bidang Prenadamedia Group.
agama dan ilmu pengetahuan. [10] Putranto, Hendar. 2016. Edeologi
Dalam Kiprah dan Perkembangan Pancasila Berbasis Multikulturalisme:
Yayasan Maraqitta’limat yang dikembangkan Sebuah Pengantar. Jakarta. Mitra
antara lain; Bidang Organisasi, Pendidikan, Wacana Media.
Dakwah, Sosial dan Ekonomi yang berbasis [11] Suwanto, H. dan Doni Juni Priansa,
pada kebutuhan masyarakat serta Sebagai 2016. Manajemen SDM dalam
wujud Yayasan Maraqitta’limat telah Organisasi Publik dan Bisnis,:Alfabeta.
memberikan kontribusi bagi pemerintah dalam Bandung.
meningkatkan indeks pembangunan manusia [12] Tafsir, Ahmad. 2001. Ilmu Pendidikan
di Nusa Tenggara Barat tentu tidak hanya Dalam Prespektif Islam, ROSDA,
Bandung.
18
Wawancara. Dr. TGH. Hazmi Hamzar pada
tanggal 12 Februari 2021.
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
1380 Vol.1 No. 10 Maret 2022
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)

Anda mungkin juga menyukai