“HAK TANGGUNGAN”
DOSEN PEMBIMBING :
DI SUSUN OLEH :
EMYLIA.M. D10121447
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS HUKUM
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Hak Tanggungan
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak / Ibu dosen yang telah
membimbing saya dalam mata kuliah ini. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini. Saya sebagai penulis mengakui bahwa ada
banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh
pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan makalah saya. Semoga makalah
ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua tentang Hak
Tanggungan.
EMYLIA.M
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...............
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...............
A. Latar Belakang …………………………………………………………............
B. Rumusan Masalah …………………………………………………...................
C. Tujuan ………………………. …………………………………........................
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………........
A. Pengertian Hak Tanggungan …………………………………………...............
B. Ciri-ciri dan Sifat-sifat Hak Tanggungan ……………………............................
C. Objek Hak Tanggungan………………………………………..……….............
D. Tata Cara Pemberian Hak Tanggungan …………….…….....………….............
E. Cara Pendaftaran Hak Tanggungan ………………………..…………...............
F. Eksekusi Hak Tanggungan ………………………...……..…………...............
G. Hapusnya hak tanggungan………………………...……..…………..................
BAB III PENUTUP…………………………………………………………................
Kesimpulan ………………………………………………………………..........
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….............
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak tanggungan merupakan hak jaminan atas tanah untuk pelunasan utang tertentu
yang memberikan kedudukan diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor
lain, dalam arti bahwa apabila debitor wanprestasi, kreditor pemegang hak tanggungan
berhak menjual melalui pelelangan umum hak atas tanah yang dijadikan jaminan tersebut.
Pada prinsipnya pemberian Hak Tanggungan dalam pemberian kredit pada lembaga
keuangan baik bank maupun non bank bertujuan untuk melindungi kreditor dalam rangka
pelunasan piutangnya, apabila debitor wanprestasi tetap dalam kenyataannya kreditor sangat
sulit mendapatkan pelunasan terhadap piutangnnya apabila debitor yang bersangkutan
tersangkut dalam suatu tindak pidana korupsi dan telah dijatuhi sanksi.
Hak tanggungan adalah suatu hak kebendaan yang harus dibuat dengan sebuah akta
autentik dan didaftarkan serta bersifat assessoir dan ekskutorial, yang diberikan oleh debitur
kepada kreditor sebagai jaminan atas pembayaran utang-utangnya, yang berobjekkan tanah
dengan atau tanpa segala sesuatu yang ada di atas tanah tersebut, dengan memberikan hak
prioritas bagi pemegangnya untuk mendapat pembayaran utang terlebih dahulu, daripada
kreditor lainnya, mekipun tidak harus yang mendapat pertama, yang dapat dieksekusi melalui
pelelangan umum atau bawah tangan, atas tagihan-tagihan dari kreditor pemegang hak
tanggungan, yang mengikuti benda objek jaminan, ke mana pun objek hak tanggungan
tersebut dialihkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Hak Tanggungan
2. Apa saja Ciri-ciri dan Sifat-sifat Hak Tanggungan
3. Apa saja Objek Hak Tanggungan
4. Bagaimana Tata Cara Pemberian Hak Tanggungan
5. Bagaimana Cara Pendaftaran Hak Tanggungan
6. Apa itu Eksekusi Hak Tangggungan
7. Bagaimana Hapusnya hak tanggungan
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian dari Hak Tanggungan
2. Dapat mengetahui Ciri-ciri dan Sifat-sifat Hak Tanggungan
3. Dapat mengetahui apa saja Objek Hak Tanggungan
4. Mengetahui Tata Cara Pemberian Hak Tanggungan
5. Mengetahui bagaimana Cara Pendaftaran Hak Tanggungan
6. Dapat mengetahui apa itu Eksekusi Hak Tangggungan
7. Dapat mengetahui Hapusnya hak tanggungan
BAB II
PEMBAHASAN
7. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan wajib dibuat dengan akta notaris
atau akta PPAT, dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
9. Eksekusi dimulai dengan teguran dan berakhir dengan pelelangan tanah yang
dibebani dengan Hak tanggungan.
10. Setelah dilakukan pelelangan terhadap tanah yang dibebani Hak tanggungan
dan uang hasil lelang diserahkan kepada Kreditur, maka hak tanggungan yang
membebani tanah tersebut akan diroya dan tanah tersebut akan diserahkan
secara bersih, dan bebas dan semua beban, kepada pembeli lelang.
11. Apabila terlelang tidak mau meninggalkan tanah tersebut, maka berlakulah
ketentuan yang terdapat dalam Pasal 200 ayat (11) HIR.
12. Hal ini berbeda dengan penjualan berdasarkan janji untuk menjual atas
kekuasaan sendiri berdasarkan Pasal 1178 ayat (2) BW, dan Pasal 11 ayat (2) e
UU No. 4 Tahun 1996 yang juga dilakukan melalui pelelangan oleh Kantor
Lelang Negara atas permohonan pemegang hak tanggungan pertama, Janji ini
hanya berlaku untuk pemegang Hak tanggungan pertama saja. Apabila
pemegang hak tanggungan pertama telah membuat janji untuk tidak
dibersihkan (Pasal 1210 BW dan pasal 11 ayat (2) j UU No. 4 Tahun 1996
tentang Hak Tanggungan), maka apabila ada Hak tanggungan lain-¬lainnya
dan hasil lelang tidak cukup untuk membayar semua Hak tanggungan yang
membebani tanah yang bersangkutan, maka hak tanggungan yang tidak
terbayar itu, akan tetap membebani persil yang bersangkutan, meskipun sudah
dibeli oleh pembeli dan pelelangan yang sah. Jadi pembeli lelang memperoleh
tanah tersebut dengan beban-beban hak tanggungan yang belum terbayar.
Terlelang tetap harus meninggalkan tanah tersebut dan apabila ia
membangkang, ia dan keluarganya, akan dikeluarkan dengan paksa.
13. Dalam hal lelang telah diperintahkan oleh Ketua Pengadilan Negeri, maka
lelang tersebut hanya dapat ditangguhkan oleh Ketua Pengadilan Negeri dan
tidak dapat ditangguhkan dengan alasan apapun oleh pejabat instansi lain,
karena lelang yang diperintahkan oleh Ketua Pengadilan Negeri dan
dilaksanakan oleh Kantor Lelang Negara, adalah dalam rangka eksekusi, dan
bukan merupakan putusan dari Kantor Lelang Negara.
14. Penjualan (lelang) benda tetap harus di umumkan dua kali dengan berselang
lima belas hari di harian yang terbit di kota itu atau kota yang berdekatan
dengan obyek yang akan dilelang (Pasal 200 ayat (7) HIR, Pasal 217 RBg).
Pembeli (baik dalam pelelangan umum yang dilakukan oleh ketua pengadilan
negeri atau dalam jual beli secara sukarela) dapat meminta pemegang hak
tanggungan untuk menghapus hak tanggungan yang melebihi harga pembelian. Hal
ini dapat dilakukan dengan pernyataan tertulis dari pemegang hak tanggungan.
Jika tanah tersebut dibebani lebih dari satu hak tanggungan, dan tidak ada
perjanjian antara pemegang hak tanggungan untuk menghapus hak tanggungan
yang di atas harga pembelian, maka pembeli dapat mengajukan permohonan
kepada ketua pengadilan negeri untuk (i) menetapkan pembersihan, dan (ii)
sekaligus menentukan pembagian hasil penjualan lelang di antara para kreditor, dan
peringkat mereka berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri tidak dapat dilakukan jika penjualan
objek hak tanggungan dilakukan secara sukarela, dan di dalam akta pemberian hak
tanggungan, para pihak secara tegas menetapkan bahwa objek tersebut tidak akan
dibersihkan dari hak tanggungan.
A. Kesimpulan
Hak Tanggungan adalah suatu istilah baru dalam Hukum Jaminan yang diintrodusir
oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(UUPA), yang sebelumnya belum dikenal sama sekali, baik dalam Hukum Adat maupun
dalam KUH Perdata.
Dalam Pasal 51 UUPA ditentukan bahwa Hak Tanggungan dapat dibebankan kepada
Hak Milik, Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan yang diatur dengan undang-undang.
Berdasarkan amanat Pasal 51 UUPA tersebut, pada Tanggal 9 April 1996 telah diundangkan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-
Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah (UUHT). Dalam Pasal 29 UUHT ditentukan bahwa
dengan berlakunya UUHT, ketentuan mengenai Credietverband dan ketentuan mengenai
Hypotheek sebagaimana tersebut dalam Buku II KUH Perdata sepanjang mengenai
pembebanan Hak Tanggungan pada hak atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan
dengan tanah dinyatakan tidak berlaku lagi. Jadi dengan diundangkannya UUHT tersebut
maka Hak Tanggungan merupakan satu-satunya lembaga hak jaminan atas tanah dalam
Hukum Tanah Nasional yang tertulis.
DAFTAR PUSTAKA
Arba, H. M., et al. Hukum Hak Tanggungan: Hak Tanggungan Atas Tanah dan Benda-Benda
Diatasnya. Sinar Grafika (Bumi Aksara), 2021.
Poesoko, H. (2006). Parate executie obyek hak tanggungan (Doctoral dissertation,
UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Setio Pambudi, Hendrik, Kopong Paron Pius, and Nuzulia Kumala Sari. “Aspek Hukum Asas
Spesialitas Dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan.
Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Perdata Umum dan Perdata Khusus,
Buku II, Edisi 2007, Mahkamah Agung RI, Jakarta, 2008, hlm. 90-92.
September 5, 2019 UU Pokok Agraria – Hak atas Tanah Lainnya.