Anda di halaman 1dari 17

JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

A. TEORI
Jembatan wheatstone pertama kali ditemukan oleh Hunter Christie pada tahun 1833.
Akan tetapi, pada waktu itu Hunter tidak bisa melihat penggunaan yang nyata dari
jembatan wheatstone. Beberapa tahun kemudian Sir Charles Wheatstone seorang
ilmuwan yang berkebangsaan Inggris berhasil menemukan berbagai macam aplikasi
tentang jembatan wheatstone. Kemudian wheatstone mengklaim berbagai aplikasi dan
menunjukkan betapa pentingnya rangkaian jembatan wheatstone tersebut.
Fungsi dari Jembatan Wheatstone yaitu guna mengukur nilai suatu hambatan dengan
cara arus yang mengalir galvanometer sama dengan nol sebab potensial ujungnya sama
besar. Sehingga bisa dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerja Jembatan
Wheatstone adalah sirkuit listrik pada 4 tahanan dan sumber tegangan yang
dihubungkan melalui 2 titik diagonal dan juga pada kedua diagonal yang lain dimana
galvanometer ditempatkan.
Rangkaian jembatan Wheatstone adalah susunan dari empat buah hambatan yang mana
2 dari hambatan tersebut adalah hambatan variabel dan hambatan yang belum
diketahui bersama yang disusun seri satu sama lain dan pada 2 titik diagonalnya
dipasang sebuah galvanomater dan pada titik diagonal lainnya diberikan sumber
tegangan. (Andhie,2010)

Jembatan Wheatstone
Gambar berikut adalah susunan jembatan wheatstone dengan bentuk berbeda tapi
seyogyanya sama.

Gambar 4.1 Susunan jembatan wheatstone

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 1 of 17


31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

Hambatan listrik merupakan karakteristik suatu bahan pengantar listrik/ konduktor,


yang dapat di gunakan untuk mengatur besarnya arus listrik yang melewati suatu
rangkaian. Hambatan sebuah konduktor di antara dua titik diukur dengan memasang
sebuah beda potensial diantara titik-titik tersebut dan membandingkannya dengan arus
listrik yang terukur. ( R=V/ I ). Cara pengukuran hambatan listrik dengan voltmeter
dan amperemeter dapat menggunakan rangkaian seperti gambar (4.2) dan gambar (4.3)

.1

c
.2
a b
IR
IR

Gambar 4.2. Pengukuran Hambatan cara pertama

Vac
R= − RA
I ac

IV
.3

.4
a b
R IR
IA

Gambar 4.3. Pengukuran hambatan cara kedua

V AB
R =
V
I A − AB
RV

Metode jembatan Wheatstone dapat di gunakan untuk mengukur hambatan listrik.

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 2 of 17


31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

Cara ini tidak memerlukan alat ukur voltmeter dan amperemater, cukup satu
Galvanometer untuk melihat apakah ada arus listrik yang melalui suatu rangkaian.
Prinsip dari rangkaian jembatan Wheatstone di perlihatkan pada gambar (4.4) dibawah
ini

RX
Ra

.5

E S

Gambar 4.4 Rangkaian Jembatan Wheatstone

Keterangan Gambar :
S : Saklar penghubung
G : Galvanometer
E : Sumber tegangan arus
Rs : Hambatan geser
Ra dan Rb : Hambatan yang sudah di ketahui nilainya.
Rx : Hambatan yang akan di tentukan nilainya.

Saat saklar S di tutup, maka arus akan melewati rangkaian. Jika jarum Galvanometer
menyimpang artinya ada arus yang melewatinya, yaitu antara titik C dan D ada beda
potensial. Dengan mengatur besarnya Ra dan Rb juga hambatan geser Rs akan dapat
di capai galvanometer G tak teraliri arus, artinya tak ada beda potensial antara titik C
dan D. Dengan demikian akan berlaku persamaan :

Ra
Rx = RS
RB

B. KATEGORI ALAT
1. Ukur

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 3 of 17


31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

2. Peralatan kategori 2 (Peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya


sedang, risiko penggunaan sedang, akurasi kecermatan pengukurannya sedang,
serta sistem kerja yang tidak begitu rumit yang pengoperasiannya memerlukan
pelatihan khusus tertentu)

C. PERALATANDAN BAHAN HABIS

No Nama Peralatan Jumlah Satuan


1 Catu daya DC 1 Buah
2 Ampere meter 1 Buah
3 Volt meter 1 Buah
4 Resistansi yang telah diketahui harganya 5 Buah

D. PERLENGKAPAN
1. Menggunakan Seragam Laboratorium.
2. Menggunakan Safety shoes.

E. DESKRIPSI PERALATAN

DC Power Supply

Gambar 4.5 DC Power Supply

Komponen Dasar sebuah rangkaian penyearah (DC):


1. Transformator
Ini merupakan komponen di dalam pada Power Supply yang digunakan untuk
memindahkan tenaga listrik antar dua rangkaian listrik atau lebih melalui induksi
elektromagnetik.
2. Dioda
Ini adalah gabungan dari dua kata elektroda, yaituanoda dan katoda. Sifat dari
diode yaitu menghantarkan arus pada tegangan maju dan menghambat arus pada
aliran tegangan balik.

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 4 of 17


31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

3. Kapasitor
Kapasitor berfungsi sebagai penyempurna penyerahan dari tegangan arus AC ke
tegangan arus DC.
4. Resistor
Resistor adalah perangkat yang membantu Power Supply dalam menurunkan
tegangan, membagi tegangan, dan membatasi arus listrik yang masuk, sehingga
akan dapat mengontrol perangkat-perangkat keras yang ada pada motherboard.
5. IC regulator
IC Regulator berfungsi untuk mengatur tegangan pada rangkaian elektronika
selalu tetap stabil.
6. LED
LED pada Power Supply adalah komponen sejenis diode semikonduktor yang
memiliki keistimewaan.

Power Supply Output Type : Adjustable


No of Outputs : 2 Output
Output Voltage Min : 0V
Output Voltage Max : 30V
Output Current Max : 3A
Supply Voltage Min : 100VAC
Power Rating : 180W
Supply Voltage Max : 230VAC

Prinsip Penggunaan

- Bacalah buku petunjuk / user manual Power Supply yang anda gunakan.
- Pastikan penggunaan sesuai dengan fungsinya
- Jika sudah dipahami, ikuti petunjuk yang ada. Secara garis besar akan dibahas
seperti berikut:
- Hubungkan PSU (Power Supply) dengan sumber tegangan 220 VAC
- Hidupkan DC Power Supply dengan menekan saklar tombol ON/OFF (pastikan
pada posisi ON)
- Tekan tombol Output.
- Atur probe Current sampai indikator lampu berwarna hijau.
- Setelah itu atur probe Voltage sesuai dengan nilai yang diinginkan
- Hubungkan kabel atau probe (titik tumpu / test point) dengan perangkat PSU
- Kabel merah (+) Positif
- Kabel hitam (-) Negatif

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 5 of 17


31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

Multimeter Analog

Gambar 4.6 Multimeter Analog

Dalam penggunaannya penting sekali untuk memperhatikan dan memilih skala


pengukuran yang sesuai sebelum melakukan pengukuran. Biasakan untuk
menggunakan skala paling tinggi pada saat awal pengukuran baik arus, tegangan
ataupun hambatan listrik.

Multimeter Digital

Gambar 4.7 Multimeter Digital

Untuk mengukur tegangan, saklar pilih multitester dikembalikan pada posisi ACV
atau DCV dan alat ukur dipasang secara parallel dengan beban (yang akan diukur).
Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 6 of 17
31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

Bila yang diukur adalah arus DC maka saklar pemilih diatur pada posisi DC mA dan
alat ukur di pasang seri dengan beban. Sedangkan untuk mengukur tahanan, saklar
pemilih di atur pada posisi Ohm dan alat ukur dipasang secara parallel dengan beban
(perlu diingat beban dalam keadaan tidak berarus listrik). Hasil pengukuran dapat
diketahui dengan membaca skala yang sesuai dengan penempatan posisi skala
pemilih.

Pengertian Gelang Warna (Resistor)


Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau
membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika.
Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah
satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai
resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω).
Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang
mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai
yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya.

Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam
perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu
mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut. Berikut adalah simbol resistor dalam
bentuk gambar yang sering digunakan dalam suatu desain rangkaian elektronika.

Gambar 4.8 Simbol Resistor

Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor
disimbolkan denganhuruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika resistor
tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variable disimbolkan dengan huruf

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 7 of 17


31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

“VR” dan untuk resistor jenis potensio meter ada yang disimbolkan dengan huruf
“VR” dan “POT”.
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan
menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal
film.

Resistor Kawat (Wirewound Resistor)


Resistor kawat atau wire wound resistor merupakan resistor yang dibuat dengan bahat
kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansi resistor ditentukan dari panjangnya
kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya
yang besar.

Gambar 4.9 Resistor Kawat

Resistor Arang (Carbon Resistor)

Gambar 4.10 Resistor Arang

Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan
utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang banyak
digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai
dengan kapasitas daya1/16Watt, 1/8Watt, 1/4Watt, 1/2Watt, 1 Watt, 2Watt dan 3 Watt.

Resistor OksidaLogam (Metal Film Resistor)


Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film merupakan
resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang memiliki karakteristik
lebih baik.

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 8 of 17


31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

Gambar 4.11 Resistor Oksida Logam

Resistor metal film ini dapat ditemui dengan nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik
resistor metal film ini mirip dengan resistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin
warna yang digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistor karbon,
resistor metal film ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8Watt,
1/4Watt, 1/2Watt. Resistor metal film ini banyak digunakan untuk keperluan
pengukuran, perangkat industri dan perangkat militer.

Cara Menghitung Gelang Warna (Resistor)


Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada resistor.
Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat ditemukan pada
resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai resistor yang ditentukan
dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor tetap daya besar dan resistor variable.
Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna. Dari
cicin warna yang terdapat darisuatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana
nilai resistansi resistor dengan kode warna yaitu:

- Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna

Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3
merupakanfaktor pengali kemudian cincin kode warna ke 4 menunjukan nilai
toleransi resistor.

- Resistor Dengan 5 CincinKodeWarna

Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke
4 merupakan factor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai
toleransi resistor.

- Resistor Dengan 6 CincinWarna

Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5
cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan
coefisien temperature yaitu temperature maksimum yang diijinkan untuk resistor.
Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 9 of 17
31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

Gambar 4.12 KodeWarna Resistor

Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah karena
nilia resistansi dituliskan secara langsung. Pada umumnya resistor yang dituliskan
dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan
toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi
resistor.

Gambar 4.13 KodeResistansi Resistor

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 10 of 17


31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :


- R, berarti x1 (Ohm)
- K, berarti x1000 (KOhm)
- M, berarti x 1000000 (MOhm)

Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :


- F, untuktoleransi 1%
- G, untuktoleransi 2%
- J, untuktoleransi 5%
- K, untuktoleransi 10%
- M, untuktoleransi 20%

Galvanometer
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan
beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk
mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena
komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung. Gambar dibawah ini
memperlihatkan bahwa galvanometer hanya dapat mengukur arus maupun tegangan
yang relative rendah. Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus
maupun beda potensial listrik yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang
hambatan eksternal (pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada
ampermeter disebut hambatan shunt).

Gambar 4.14 Galvanometer

Galvanometer dengan Hambatan Shunt


adalah ampermeter. Dalam pemasangannya, ampermeter ini harus dihubungkan
paralel dengan sebuah hambatan shunt Rsh. Pemasangan hambatan shunt ini tidak
lain bertujuan untuk meningkatkan batas ukur galvanometer agar dapat mengukur
kuat arus listrik yang lebih besar dari nilai standarnya.

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 11 of 17


31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

Gambar 4.15 galvanometer dengan hambatan shunt

Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet akan
timbul gaya lorentz yang menggerakkan jarum penunjuk hingga menyimpang.
Apabila arus yang melewati kumparan agak besar, maka gaya yang timbul juga akan
membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar.
Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan
dikembalikan ke posisi semula oleh sebuah pegas.

Galvanometer Dengan Hambatan Depan (MULTIPLIER)


Galvanometer dengan hambatan depan adalah voltmeter. Sebuah galvanometer dan
sebuah hambatan eksternal Rx yang dipasang seri. Adapun tujuan pemasangan
hambatan Rx ini tidak lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer,
sehingga dapat digunakan untuk mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai
standarnya.

Gambar 4.16 galvanometer dengan hambatan multiplier

F. LANGKAH KERJA PENGOPERASIAN/PENGERJAAN


1. Buat rangkaian sesuai dengan gambar 4.17a dan 4.17b.
2. Ukurlah tegangan VAB, VBC, VAD,dan VDC serta catatlah hasilnya pada
tabel 4.1
Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 12 of 17
31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

3. Hitunglah tegangan pada titik-titik pengukuran tersebut.


4. Hubungkan kedua gambar (4.17.a dan 4.17.b) secara paralel sehingga
terbentuk gambar 4.17c

(a) (b)

(c)
Gambar 4.17 Rangkaian Percobaan Jembatan Wheatstone

5. Ukurlah tegangan VAB, VBC, VAD, VDC dan VBD


6. Catat hasil pengamatan serta catat hasilnya pada tabel 4.1.
Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 13 of 17
31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

Percobaan untuk melihat Kesetimbangan Lengan pada Jembatan Wheatsone:


1. Buatlah rangkaian seperti garnbar 4.17d

Garnbar 4.17.d

2. Atur tahanan geser sehingga ampere Galvanometer menunjukkan 0 (nol).


3. Lepaskan tahanan geser RS dan ukurlah besarnya resistansinya!
4. Dari hasil pengukuran diatas, hitunglah nilai Rx.
5. Ukurlah tahanan-tahanan Rx secara langsung!
6. Masukkan hasil pengamatan dalam tabel 4.2.

G. ASPEK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Pencegahan terhadap risiko kebakaran/ korsleting prosedur keselamatan kerja adalah:
1. Sebelum memulai praktikum pastikan bahwa praktikan telah menggunakan
peralatan safety.
2. Sebelum menggunakan perangkat hendaknya periksa dahulu kelengkapan setiap
peralatan.
3. Sebelum menyalakan perangkat, periksa dan pastikan koneksi kabel dan
konektor-konektor yang terhubung.
4. Periksa dahulu tombol power perangkat dan pastikan dalam keadaan off sebelum
dikonfigurasi.
5. Periksa kembali konfigurasi kabel dan konektor dan pastikan tidak ada yang
terbalik polaritasnya.
6. Apabila koneksi telah sesuai barulah power dinyalakan.

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 14 of 17


31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

H. ASPEK LINGKUNGAN
- Membuang limbah sisa praktik/praktikum pada tempat yang telah disediakan.
- Limbah sisa praktik/praktikum berupa resistor yang rusak akibat kehilangan satu
kaki dll.

I. LEMBAR KERJA
Isikan data percobaan pada tabel di bawah berdasar percobaan yang dilakukan pada
gambar 4.17c dan 4.17d di atas.

Tabel 4.1.
Data Percobaan Berdasar Data Percobaan Berdasar
Gambar 4.14.a dan 4.14.b Gambar 4.14c
𝑉𝐴𝐵 𝑉𝐵𝐶 𝑉𝐴𝐷 𝑉𝐷𝐶 𝑉𝐴𝐵 𝑉𝐵𝐶 𝑉𝐴𝐷 𝑉𝐷𝐶

Tabel 4.2.
Nilai Rx sebenarnya Rs Terukur Rx Terhitung Rx Terukur

Jawablah soal berikut dengan singkat dan jelas!


1. Bandingkan hasil pengukuran dari gambar 4.17.a, 4.17.b dan 4.17c apakah ada
parbedaan? jelaskan jawaban saudara!
2. Pada pengukuran Rx, apakah ada pengaruh tahanan dalam terhadap hasil
pengukuran? Jelaskan!
3. Apakah fungsi galvanometer dalam jembatan Wheatstone.
4. Dari percobaan ini, apakah kesimpulan saudara.

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 15 of 17


31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

J. PEMBAHASAN HASIL KERJA


Selesaikan pertanyaan – pertanyaan yang diberikan pada modul praktikum ataupun
yang diminta oleh pengajar.

K. UNIT KOMPETENSI YANG DIDUKUNG


Nama Skema:

Unit Kompetensi*):Memasang Alat Ukur dan membuat rangkaian

Elemen Kompetensi:
1. Mengidentifikasi alat ukur
2. Menyiapkan alat ukur
3. Melakukan pekerjaan pemasangan alat ukur
4. Mengoperasikan alat ukur sesuai prosedure
5. Merangkai sesuai perintah modul praktikum
6. Melakukan pengukuran dan perhitungan
4. Mendokumentasikan menjadi laporan

L. REFERENSI
Albert Paul Malvino. (2004). Prinsip-Prinsip Elektornika. Selemba Teknika: Jakarta.
Mike Tooley. (2002). Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Erlangga Ciracas:
Jakarta.
Robert F. Coughlin Frederick F. Driscoll. (1994). Penguat Operasional dan
Rangkaian Terpadu Linear. Erlangga: Jakarta.
Sutrisno. (1987). Elektronika: Teori Dasar dan Penerapannya Jilid 3. Penerbit ITB:
Bandung.

Albert Paul Malvino. (2004). Prinsip-Prinsip Elektornika. Selemba Teknika: Jakarta.


Mike Tooley. (2002). Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Erlangga Ciracas:
Jakarta.

Robert F. Coughlin Frederick F. Driscoll. (1994). Penguat Operasional dan


Rangkaian Terpadu Linear. Erlangga: Jakarta.

Sutrisno. (1987). Elektronika: Teori Dasar dan Penerapannya Jilid 3. Penerbit ITB:
Bandung.

Teknik Elektronika (20 Agustus 2019) pengertian photo transistor, prinsip kerja
phototransistor.
Diakses dari website Teknik Elektronika: https://teknikelektronika.com/pengertian-
photo-transistor-prinsip-kerja-phototransistor/

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 16 of 17


31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT
JOB SHEET KODE DOKUMEN

IK-001/JOBSHEET/LFIL/2019
4. Jembatan Wheatstone

Teknik Elektronika (20 Agustus 2019) pengertian optocoupler, fungsi, prinsip kerja
optocoupler.
Diakses dari website Teknik Elektronika: https://teknikelektronika.com/pengertian-
optocoupler-fungsi-prinsip-kerja-optocoupler/

Teknik Elektronika (20 Agustus 2019) pengertian sensor efek hall, hall effect sensor,
prinsip kerja efek-hall.
Diakses dari website Teknik Elektronika: https://teknikelektronika.com/pengertian-
sensor-efek-hall-hall-effect-sensor-prinsip-kerja-efek-hall/

Teknik Elektronika (20 Agustus 2019) pengertian thermistor ntc-ptc, karakteristik


Diakses dari website Teknik Elektronika: https://teknikelektronika.com/pengertian-
thermistor-ntc-ptc-karakteristik/

Teknik Elektronika (20 Agustus 2019) pengertian smoke detector, detektor asap,
jenis-jenis smoke-detector.
Diakses dari website Teknik Elektronika: https://teknikelektronika.com/pengertian-
smoke-detector-detektor-asap-jenis-jenis-smoke-detector/

KEPMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NO. 119/MEN/IV/2009


TENTANG PENETAPAN SKKNI SEKTOR INDUSTRI MINYAK DAN GAS
BUMI SERTA PANAS BUMI SUB SEKTOR INDUSTRI MINYAK DAN GAS
BUMI HULU-HILIR (SUPPORTING) BIDANG INSTRUMENTASI SUB
BIDANG PERAWATAN PERALATAN INSTRUMENTASI DAN SUB BIDANG
KALIBRASI.

KEPMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NO. 631 TAHUN 2016


TENTANG PENETAPAN SKKNI KATEGORI INDUSTRI PENGOLAHAN
GOLONGAN POKOK INDUSTRI MESIN DAN PERLENGKAPAN YANG
TIDAK DIKLASIFIKASIKAN DI TEMPAT LAIN (YTDL) BIDANG OTOMASI
INDUSTRI.

Tanggal terbit: Disusun: Disetujui: Revisi ke: 00 Page: 17 of 17


31-10-2019 Edy Setiawan, ST., MT Dr. Eng. Imam Sutrisno,
Ir. Joko Endrasmono., MT ST., MT.
Rini Indarti, S.Si., MT

Anda mungkin juga menyukai