KARTIKA WULANDARI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Daya Saing
dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kertas Indonesia ke Negara Tujuan
Utama (Periode Tahun 2010-2014) adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Kartika Wulandari
NIM H14110036
ABSTRAK
KARTIKA WULANDARI. Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Ekspor Kertas Indonesia ke Negara Tujuan Utama (Periode Tahun
2010-2014). Dibimbing oleh WIDYASTUTIK.
ABSTRACT
KARTIKA WULANDARI. The Competitiveness and The Affecting Factors of
Indonesian Paper Export to Main Destination Countries. Supervised by
WIDYASTUTIK.
KARTIKA WULANDARI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini berjudul
“Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kertas
Indonesia ke Negara Tujuan Utama (Periode Tahun 2010-2014)” dan merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen
Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor .
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr Widyastutik, MSi selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran dan motivasi
secara teknis maupun teoritis, Bapak Dr Muhammad Findi Alexandi, SE ME
selaku dosen penguji utama dan Ibu Heni Hasanah, MSi selaku dosen penguji dari
Komisi Pendidikan Departemen Ilmu Ekonomi atas saran dan kritik yang telah
diberikan untuk perbaikan skripsi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan untuk
kedua orang tua yaitu Bapak Sukarmin dan Ibu Riyati, Kakak Danny Kurniawan
dan Adik Dantika Khoirunnisa, serta seluruh keluarga atas doa dan dukungannya.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen dan staf
Departemen Ilmu Ekonomi, keluarga besar Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
angkatan 48, teman-teman yang bersedia untuk berbagi suka dan duka dalam
penyusunan skripsi ini Zulva, Azka, Siska, Dian R, Aulia, Dijah, Ditta, Etik, Alfi,
Syifa, Shely, Shierly, Zahrina, Carla, Ferry, Faris, Faizal, Randy, Deni, Dodo,
Rachmat, Dijeh, Ka Faiz, Ka Fandi, Agus, Taofik, Iki, Angga, Efan, teman-teman
satu bimbingan (Dian Asti dan Rhealin), teman-teman INTEL HIPOTESA,
teman-teman WM serta seluruh teman-teman atas dukungan dan bantuan selama
saya menjalankan penelitian ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Kartika Wulandari
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 4
Manfaat Penelitian 4
Ruang Lingkup Penelitian 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
Perdagangan Internasional 5
Konsep Daya Saing 6
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor (Pendekatan Gravity Model) 7
Penelitian Terdahulu 10
Kerangka Pemikiran 11
Hipotesis Penelitian 13
METODE PENELITIAN 13
Jenis dan Sumber Data 13
Metode Pengolahan Data 14
Pengujian Kesesuaian Model 15
Pengujian Kriteria Ekonometrika 16
GAMBARAN UMUM 17
Perkembangan Volume Ekspor Kertas Indonesia di Negara Tujuan Utama 17
Perkembangan GDP Indonesia dan Negara Tujuan Utama 18
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap Masing-Masing Negara Tujuan
Utama 19
Perkembangan Tarif Komoditi Kertas Indonesia di Negara Tujuan Utama 19
HASIL DAN PEMBAHASAN 20
Daya Saing Ekspor Kertas Indonesia Berdasarkan Revealed Comparative
Advantage (RCA) Periode Tahun 2010-2014 20
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kertas Indonesia ke Negara Tujuan
Utama 21
SIMPULAN DAN SARAN 25
Simpulan 25
Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 29
RIWAYAT HIDUP 37
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Perkembangan PDB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan
2010 tahun 2010-2016 1
Perkembangan volume ekspor kertas Indonesia ke dunia tahun 2011-
2014 3
Perkembangan volume ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan
utama tahun 2010-2014 3
4
Kurva Perdagangan Internasional 5
5
Dampak keseimbangan parsial akibat pemberlakuan tarif 9
6
Kerangka pemikiran penelitian 12
DAFTAR LAMPIRAN
Variabel analisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kertas
Indonesia ke negara tujuan utama 29
2 Hasil RCA ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama 32
3 Hasil Estimasi Fixed Effect Model 35
4 Uji Chow 36
5 Uji Multikolinearitas 36
6 Uji Normalitas 36
PENDAHULUAN
Latar Belakang
2500
Industri Pengolahan
2000
Perdagangan Besar dan
1500 Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
PDB (Triliun
Pertanian, Kehutanan,
1000 dan Perikanan
Konstruksi
500
0 Pertambangan dan
Penggalian
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tabel 1 Peran sektor industri pengolahan terhadap PDB menurut lapangan usaha
atas dasar harga konstan 2010 tahun 2010-2016 (triliun rupiah)
Sektor Industri Tahun
Pengolahan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
A. Industri Migas 233.8 233.1 227.5 221.4 216.8 214.3 221.3
B. Industri Non-Migas 1279.9 1374.4 1470.3 1551.5 1638.5 1720.2 1796.3
1. Makanan dan
Minuman 360.4 400.1 441.3 459.3 502.9 540.8 586.5
2. Pengolahan
Tembakau 67.2 67.1 73.1 72.8 78.9 83.8 85.2
3. Tekstil dan Pakaian
Jadi 96.3 102.6 108.8 115.9 117.7 112.1 111.9
4. Kulit, Barang dari
Kulit 19.7 21.9 20.7 21.7 22.9 23.9 25.8
5. Kayu, Barang dari
Kayu 56.8 55.2 54.8 58.2 61.7 60.7 61.8
6. Kertas dan Barang
dari Kertas 67.9 70.6 68.6 68.2 70.7 70.6 72.1
7. Kimia dan Farmasi 114.3 124.2 140.1 147.2 153.2 164.8 173.9
8. Karet, Barang dari
Karet dan Plastik 66.8 68.2 73.3 71.9 72.8 76.4 70.1
9. Barang Galian
bukan Logam 50.9 54.9 59.3 61.2 62.7 66.5 70.1
10. Logam Dasar 54.5 61.9 60.9 67.9 72.1 76.5 77.1
11. Barang Logam;
Barang Elektronik 130.8 142.2 158.8 173.5 178.5 192.5 200.9
12. Mesin dan
Perlengkapan 23.8 25.8 25.4 24.2 26.3 28.3 29.7
13. Alat Angkutan 134.3 142.8 148.9 171.2 178.1 182.3 190.5
14. Furnitur 20.1 22.1 21.6 22.4 23.2 24.4 24.5
15. Pengolahan
Lainnya 15.1 14.9 14.9 14.8 15.9 16.7 16.2
Sumber : BPS (2017)
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2010 hingga tahun
2016 kertas dan barang dari kertas memiliki kontribusi terhadap PDB yang
meningkat. Industri kertas dan barang dari kertas berkontribusi sebesar 4.01%
terhadap industri non-migas pada tahun 2016.
Industri kertas dan barang dari kertas Indonesia tidak hanya berkontribusi
sebagai penyumbang devisa negara melainkan mampu memperluas kesempatan
kerja. Berdasarkan data BPS (2017), industri kertas Indonesia mampu menyerap
tenaga kerja sebesar 194 769 jiwa pada tahun 2015 dan mengalami peningkatan
pada tahun 2016 menjadi sebesar 260 000 jiwa.
Realisasi produksi kertas pada tahun 2013 sebesar 7.98 juta ton. Dengan
kemampuan produksi tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-6 untuk
produsen kertas terbesar di dunia. Produksi industri kertas Indonesia juga mampu
menembus pasar ekspor dunia sebesar 60% dari total produksi, sedangkan sisanya
sebesar 40% digunakan untuk kebutuhan di pasar domestik (Kementerian
Perindustrian 2016). Besarnya kebutuhan kertas Indonesia di pasar internasional
dapat dilihat dari nilai volume ekspor kertas Indonesia ke dunia. Berdasarkan
3
4300000
Volume Ekspor
4250000
4200000
4150000
2011 2012 2013 2014
Tahun
Perumusan Masalah
600000
500000
400000
Volume
300000 2010
200000 2011
100000 2012
2013
0
2014
Negara
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Perdagangan Internasional
Px / Py Px / Py Px / Py
SB
A PB
SA
ES
X *
P
M DB
ED
PA
B
DA
0 QA
Q* 0 QB
0
Negara A Perdagangan Internasional Negara B
(Eksportir) (Importir)
Keterangan :
Px/Py = Harga-harga relatif untuk komoditi kertas Indonesia
PA = Harga domestik kertas di negara A
QA = Jumlah kertas yang diperdagangkan di negara A
A = Kelebihan penawaran (excess supply) di negara A (eksportir)
X = Jumlah komoditi kertas yang di ekspor oleh negara A
PB = Harga domestik kertas di negara B
QB = Jumlah kertas yang diperdagangkan di negara B
B = Kelebihan permintaan (excess demand) di negara B (importir)
M = Jumlah komoditi kertas yang diimpor oleh negara B
P *
= Harga keseimbangan antar kedua negara
Q* = Keseimbangan penawaran dan permintaan antar kedua negara (jumlah
kertas yang di ekspor (X) sama dengan jumlah kertas yang diimpor (M))
Mi x Mj
Fij =
G Dij
Keterangan :
Fij = Volume aliran perdagangan
Mi.j = Ukuran ekonomi untuk
perdagangan Dij = Jarak antar kedua
negara
G = Konstanta
8
Nilai Tukar
Nilai tukar mata uang mempunyai peranan penting dalam hubungan
perdagangan internasional karena perdagangan antar negara menggunakan dua
mata uang yang berbeda. Nilai tukar terbagi menjadi dua yaitu nilai tukar nominal
dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal adalah suatu nilai di mana seseorang dapat
memperdagangkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya.
Sedangkan nilai tukar riil adalah nilai di mana seseorang dapat memperdagangkan
barang dan jasa dari suatu negara dengan barang dan jasa dari negara lain.
Nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi dengan
harga relatif yaitu harga-harga dalam negeri dibandingkan dengan harga-harga di
luar negeri. Jika nilai tukar riil tinggi, maka harga barang-barang luar negeri
relatif murah dan barang-barang domestik relatif mahal. Jika nilai tukar riil
rendah, maka sebaliknya harga barang-barang domestik relatif murah sedangkan
harga barang-barang luar negeri mahal (Mankiw 2007). Ilustrasi perbedaan nilai
tukar riil dan nilai tukar nominal dalam persamaan matematis adalah sebagai
berikut:
Jarak Ekonomi
Jarak adalah indikasi dari biaya transportasi yang dihadapi oleh suatu
negara dalam melakukan ekspor. Biaya transportasi adalah suatu faktor
penghambat perdagangan internasional. Semakin jauh jarak transaksi maka biaya
transportasi akan semakin besar dan volume ekspor semakin rendah. Persamaan
yang telah dibangun oleh penelitian Herrera dan Baleix (2014) akan dijadikan
sumber perhitungan bagi variabel jarak ekonomi dalam penelitian ini:
Jarak Geografi*GDPTotal
Jarak Ekonomi
= GDPj
Keterangan :
Jarak Ekonomi = Jarak ekonomi antar negara pada tahun ke j
Jarak Geografi = Jarak geografi antar negara pada tahun ke j
GDPj = GDP riil negara tujuan pada tahun ke j
GDPtotal = GDP total antara negara eksportir dan
importir
9
Tarif
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan
ketika masuk atau keluar lintas batas teritorial suatu negara. Ditinjau dari aspek
asal komoditi, tarif dibedakan menjadi dua antara lain tarif impor dan tarif ekspor.
Tarif impor adalah pajak yang dikenakan untuk setiap komoditi yang diimpor dari
negara lain. Sedangkan tarif ekspor adalah pajak untuk semua komoditi yang di
ekspor. Pemberlakuan tarif biasanya tidak semata-mata untuk memeroleh
pendapatan sebagai kas pemerintah, melainkan juga sebagai pelindung sektor-
sektor tertentu di dalam negeri dari tekanan persaingan produk impor (Salvatore
1997).
Adanya pemberlakuan tarif terhadap kegiatan perdagangan internasional
suatu negara memiliki dampak terhadap keseimbangan permintaan dan penawaran
komoditi suatu negara. Berdasarkan analisis keseimbangan parsial yang
dikemukakan oleh Salvatore (1997), dapat terlihat adanya dampak yang
ditimbulkan sebagai akibat dari pemberlakuan tarif yang dilakukan oleh sebuah
negara kecil yang memiliki keterbatasan kemampuan negara dalam memengaruhi
harga secara internasional sehingga harus menerima harga-harga yang berlaku di
pasar internasional dan kaitannya dengan output domestik yang dapat
dihasilkannya. Secara grafis dampak tersebut dapat terlihat sebagai berikut:
Px
Sx
P2 Sf + T
Sf
P1
ABC D Dx
Qx
Q1 Q2 Q3 Q4
Penelitian Terdahulu
berpengaruh positif terhadap pangsa pasar industri kertas nasional. Variabel yang
tidak berpengaruh nyata adalah pendapatan perkapita Amerika.
Wulandari (2013) menganalisis daya saing industri pulp dan kertas
Indonesia di pasar internasional periode tahun 2002-2011. Hasil penelitian
menunjukkan semua produk memiliki keunggulan komparatif. Produk printing-
writing paper dan chemical wood pulp memiliki keunggulan komparatif sangat
kuat, newsprint memiliki keunggulan komparatif yang kuat sedangkan other
paper-paperboard memiliki keunggulan komparatif moderat. Indeks Spesialisasi
Perdagangan (ISP) menunjukkan semua produk memiliki keunggulan kompetitif.
Produk newsprint, printing-writing paper berada pada tahap pematangan ekspor,
sedangkan chemical wood pulp dan other paper-paperboard pada tahap perluasan
ekspor. Berdasarkan analisis Constant Market Share (CMS) dalam urutan
kepentingannya, pertumbuhan pasar dunia, daya saing dan komposisi produk
adalah faktor-faktor yang berpengaruh.
Penelitian ini memiliki perbedaan apabila dibandingkan dengan penelitian
sebelumnya yaitu komoditas kertas, periode analisis, negara tujuan ekspor dan
variabel yang digunakan. Komoditas yang digunakan adalah kertas dengan kode
HS 48 (paper and paperboard; articles of paper pulp, of paper or of paperboard)
Periode yang digunakan dimulai pada tahun 2010-2014 dengan negara tujuan ke
tiga belas negara tujuan utama diantaranya Jepang, Malaysia, Vietnam, Amerika
Serikat, Uni Emirat Arab, Cina, Singapura, Arab Saudi, Filipina, Australia,
Thailand, India dan Pakistan. Penelitian ini juga menambahkan variabel tarif
untuk dianalisis dalam gravity model.
Kerangka Pemikiran
tor industri merupakan sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam pendapatan nasional
Migas Non-migas
Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
data panel, yaitu gabungan data deret waktu (time series) dan data deret lintang
(cross section). Data time series yang digunakan adalah data tahunan dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014. Data cross section 13 negara tujuan utama
ekspor kertas Indonesia diantaranya Jepang, Malaysia, Vietnam, Amerika Serikat,
Uni Emirat Arab, Cina, Singapura, Arab Saudi, Filipina, Australia, Thailand,
India, dan Pakistan.
Data yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini diperoleh dari
beberapa sumber, diantaranya Trademap, World Bank, CEPII, TRAINS, WITS,
UNCTAD, literatur dari berbagai jurnal, buku, internet, serta dari penelitian-
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang saat ini dilakukan.
Alat analisis yang digunakan untuk melakukan pengolahan data dengan
menggunakan bantuan software Eviews 6 dan Microsoft Excel 2010.
Tabel 2 Data, simbol, dan sumber data
Data Simbol Sumber
Nilai Ekspor (US$) NEit Trademap
Volume ekspor (Ton) VEit Trademap
GDP riil Indonesia(US$) GDPIit Worldbank
GDP riil negara tujuan (US$) GDPJit Worldbank
Indeks harga konsumen negara tujuan CPIJit Worldbank
Jarak (Km) DISTECOit CEPII
Nilai tukar Indonesia ke negara tujuan EXRATEit UNCTAD
Tarif (%) Tit TRAINS
14
Xij/Xit
RCA=
Wj/Wt
Dimana :
Xij = Nilai ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan (US$)
Xit = Nilai total ekspor Indonesia ke negara tujuan (US$)
Wj = Nilai ekspor kertas dunia ke negara tujuan (US$)
Wt = Nilai total ekspor dunia ke negara tujuan (US$)
Nilai daya saing suatu komoditi hasil dari perhitungan metode RCA
memiliki dua alternatif penafsiran, yaitu:
1. Nilai RCA > 1, maka suatu negara memiliki keunggulan komparatif di atas
rata-rata dunia sehingga komoditas tersebut memiliki daya saing kuat.
2. Nilai RCA < 1, maka suatu negara tidak memiliki keunggulan komparatif di
atas rata-rata dunia sehingga komoditas tersebut memiliki daya saing lemah.
Gravity Model
Gravity model adalah model yang digunakan untuk menganalisis faktor-
faktor ekonomi dan non-ekonomi yang dapat memengaruhi perdagangan antara
dua negara berdasarkan hukum gravitasi teori Sir Isaac Newton yang menyatakan
bahwa “interaksi antara dua objek adalah sebanding dengan massanya dan
berbanding terbalik dengan jarak masing-masing”.
Faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan
utama dianalisis dengan menggunakan gravity model. Variabel independen yang
digunakan dalam analisis ini diantaranya GDP riil Indonesia, GDP riil negara
tujuan, nilai tukar terhadap negara tujuan, jarak ekonomi, indeks harga konsumen
negara tujuan dan tarif. Sedangkan variabel dependennya ialah volume ekspor
negara tujuan yaitu Jepang, Malaysia, Vietnam, Amerika Serikat, Uni Emirat
Arab, Cina, Singapura, Arab Saudi, Filipina, Australia, Thailand, India dan
Pakistan. Persamaan model awal ekspor kertas untuk penelitian ini dapat
dituliskan sebagai berikut adalah sebagai berikut:
Keterangan :
VEit = Volume ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan (Ton)
GDPIit = GDP riil Indonesia (US$)
15
Keterangan:
LNVEit = Volume eksporkertas Indonesia ke negara tujuan
(%) LNGDPIit = GDP riil Indonesia (%)
LNGDPJit = GDP riil negara tujuan (%)
LNEXRATEit = Nilai tukar riil rupiah terhadap nilai tukar negara tujuan (%)
LNDISTECOit = Jarak ekonomi antar negara Indonesia ke negara tujuan (%)
LNCPIJit = Indeks harga konsumen negara tujuan (%)
Tit = Tarif (%)
εit = Error
i = Data cross section
t = Data time series tahun 2010-2014
Jika nilai PLS, p-value lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan maka
cukup bukti untuk melakukan penolakan H0 sehingga model yang digunakan
adalah model fixed effect, begitu pula sebaliknya.
2. Hausmann Test
16
Hausmann test merupakan uji untuk mengetahui apakah model yang lebih
baik digunakan adalah model fixed effect atau model random effect. Hipotesis dari
uji ini yaitu :
Dalam analisis regresi, terdapat tiga asumsi yang harus diuji dalam model
yaitu heteroskedastisitas, multikolinearitas dan autokorelasi. Selain itu ada juga
uji normalitas untuk mengetahui error term menyebar normal atau tidak.
1. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Salah satu cara
untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan metode Generalized Least Square
(GLS) yang merupakan metode kuadrat terkecil yang terboboti, dimana model
ditransformasikan dengan memberikan bobot pada data asli (Juanda 2009).
Apabila nilai Sum Square Resid Weighted lebih kecil dibandingkan dengan nilai
Sum Square Resid Unweighted, maka dapat disimpulkan bahwa model terbebas
dari masalah heteroskedastisitas.
2. Uji Multikoliearitas
Multikolinearitas terjadi apabila terdapat hubungan linier antar variabel
independen. Suatu model dapat diindikasikan mengandung multikolinearitas
apabila nilai R2 tinggi tetapi banyak variabel yang tidak signifikan. Cara
mendeteksinya dengan Spearman’s Rho Correlation, apabila angka korelasi lebih
kecil dari 0.8 maka dapat dikatakan terbebas dari masalah multikolinearitas.
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai Durbin Watson (DW)
dalam Eviews. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan
pengujian dengan membandingkan DW statistik dengan DW table. Jika nilai DW
berada pada area non-autokorelasi mendekati dua maka dapat disimpulkan bahwa
model tersebut bebas dari masalah autokorelasi.
4. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah error term mendekati
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas diaplikasikan dengan melakukan tes
Jarque Bera, jika nilai probabilitas lebih besar dibandingkan dengan taraf nyata
yang digunakan maka error term dalam model sudah menyebar normal.
17
GAMBARAN UMUM
Secara keseluruhan tarif impor yang diterapkan negara tujuan utama berfluktuatif
setiap tahunnya namun cenderung sudah banyak dari negara-negara tersebut yang
menurunkan tarif impornya untuk kertas Indonesia.
Berbeda dengan tarif impor yang diberlakukan negara tujuan utama kertas
Indonesia yang cenderung berfluktuatif, tarif impor yang diterapkan India
memiliki nilai yang konstan dari tahun 2011 hingga tahun 2014 yaitu sebesar
9.92%. Uni Emirat Arab dan Arab Saudi juga menerapkan tarif impor yang
konstan dengan nilai yang sama pada tahun 2012 hingga tahun 2014 yakni sebesar
4.99%. Penurunan tarif terkait hambatan perdagangan mulai terlihat di tahun 2012
meskipun belum seluruh negara menghilangkan atau menurunkan hambatan
tarifnya.
Tabel 6 Tarif komoditi kertas Indonesia ke negara tujuan utama tahun 2010-2014
(%)
Tahun
Negara
2010 2011 2012 2013 2014
Jepang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Malaysia 13.19 13.47 13.13 13.11 13.09
Vietnam 14.82 14.82 14.08 13.91 14.06
Amerika Serikat 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Uni Emirat Arab 5.00 5.00 4.99 4.99 4.99
Cina 6.41 6.46 6.54 6.49 6.40
Singapura 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Arab Saudi 5.00 5.30 4.99 4.99 4.99
Filipina 5.57 6.19 6.20 6.06 5.89
Australia 4.01 3.98 4.06 4.08 4.24
Thailand 6.00 6.15 6.12 6.32 6.26
India 9.83 9.92 9.92 9.92 9.92
Pakistan 20.47 20.63 20.56 20.75 19.85
Sumber : TRAINS (2016)
Sektor industri kertas Indonesia memiliki peranan yang cukup penting bagi
pembentukan GDP industri non-migas. Pertumbuhan sektor industri yang
seimbang dapat dijadikan pondasi perekonomian yang kuat dan berdaya saing
tinggi. Suatu negara memiliki ukuran daya saing tersendiri untuk produknya.
Ukuran tersebut yang menentukan produk memiliki daya saing tinggi atau lemah
terhadap produk sejenis yang juga ada di negara tersebut. Oleh karena itu, ukuran
daya saing produk menjadi ukuran analisis komparatif produk di suatu negara.
21
Tabel 7 menunjukkan hasil perhitungan RCA yang digunakan untuk melihat daya
saing produk kertas Indonesia di negara tujuan ekspor utama kertas Indonesia.
Tabel 7 Daya saing ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama tahun 2010-
2014
Nilai RCA
Negara
2010 2011 2012 2013 2014
Jepang 3.46 3.44 4.28 4.08 3.99
Malaysia 3.10 2.96 2.96 3.06 3.21
Vietnam 8.39 7.57 7.73 8.04 7.44
Amerika Serikat 2.23 2.13 2.75 2.66 3.71
Uni Emirat Arab N/A N/A 16.21 16.74 11.31
Cina 3.74 2.95 2.61 2.02 2.94
Singapura 2.13 1.45 1.52 1.45 1.30
Arab Saudi 10.69 7.03 6.01 6.40 5.84
Filipina 2.52 2.26 2.48 2.73 2.90
Australia 2.71 2.47 2.84 2.60 2.17
Thailand 3.28 2.73 3.04 2.95 2.28
India 1.21 1.04 1.09 1.31 1.75
Pakistan 7.73 6.10 5.32 5.28 3.82
Sumber : Trademap, 2016 (diolah)
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai RCA kertas Indonesia di
negara tujuan utama berfluktuatif namun rata-rata keseluruhan memiliki nilai
RCA lebih besar dari 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa kertas Indonesia
memiliki daya saing yang kuat dan memiliki keunggulan komparatif di pasar
internasional.
Nilai RCA kertas Indonesia di Uni Emirat Arab menunjukkan nilai N/A
(not available) pada tahun 2010 hingga tahun 2011 (disajikan pada Tabel 7). Hal
tersebut karena tidak tersedianya data nilai ekspor kertas dunia dan nilai total
ekspor dunia ke Uni Emirat Arab sehingga menyebabkan tidak dapat menghitung
nilai RCA kertas Indonesia ke negara tersebut pada tahun 2010 hingga tahun
2011.
Produk kertas Indonesia memiliki daya saing yang relatif lebih tinggi di
negara Uni Emirat Arab (16.209; 16.741; 11.311). Selanjutnya diikuti negara
Vietnam dan Arab Saudi yang nilainya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
negara tujuan ekspor lainnya. Beberapa negara tujuan ekspor utama yang
mengalami peningkatan daya saing sepanjang tahun 2012 hingga tahun 2014
diantaranya Malaysia, Filipina dan India.
signifikan. Hasil estimasi nilai korelasi antar variabel independen pada model
kurang dari 0.80 (Lampiran 5). Artinya, tidak ada interaksi antar variabel
independen pada model sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah
multikolinearitas pada model.
Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat nilai sum squared resid
weighted dibandingkan dengan nilai sum squared resid unweighted. Hasil estimasi
menunjukkan bahwa nilai sum squared resid weighted sebesar 1.274196 kurang
dari nilai sum squared resid unweighted sebesar 1.413853, maka disimpulkan
tidak terjadi pelanggaran heteroskedastisitas.
Uji normalitas (Lampiran 6) dilakukan untuk mendeteksi apakah error
term berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilihat dari nilai jarque-
bera yang lebih besar dari taraf nyata 5%. Nilai probabilitas jarque-bera sebesar
2.998542 lebih besar dari taraf nyata 5%, maka dapat disimpulkan bahwa error
dalam model telah terdistribusi secara normal.
Uji autokorelasi dapat dideteksi dari nilai Durbin Watson (DW). Pengujian
asumsi autokorelasi juga dapat dilakukan melalui perhitungan secara manual
dengan melihat tabel DW. Jumlah observasi penelitian ini sebanyak 65, jumlah
variabel independen sebanyak 6, dan taraf nyata sebesar 5% maka diperoleh nilai
Durbin Watson tabel dengan dL sebesar 1.4043 dan dU sebesar 1.8046.
Terbebasnya permasalahan autokorelasi dalam pemodelan jika rentang nilai DW
di antara 1.8046 < DW < 2.1954. Dalam hasil estimasi model, nilai DW sebesar
1.556059 yang menunjukkan bahwa nilai DW berada di antara d L dan dU. Hal ini
dapat diartikan bahwa tidak ada keputusan adanya autokorelasi atau tidak. Namun
permasalahan autokorelasi dalam model sudah teratasi dengan pembobotan
Generalized Least Square (GLS). Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa model ini layak untuk digunakan dan hasil
estimasi dapat diinterpretasikan.
Pengaruh GDP Riil Negara Tujuan Utama terhadap Volume Ekspor Kertas
Indonesia
Variabel GDP riil negara tujuan secara signifikan berpengaruh negatif
pada volume ekspor kertas Indonesia. Nilai probabilitas GDP riil negara tujuan
sebesar 0.0000 menunjukkan bahwa GDP riil negara tujuan ekspor memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor kertas Indonesia pada taraf
nyata 5%. Hasil estimasi menunjukkan nilai koefisien GDP riil negara tujuan
sebesar 3.581, sehingga dapat diartikan bahwa jika terjadi kenaikan GDP riil
24
negara tujuan ekspor sebesar 1% maka akan menurunkan volume ekspor kertas
Indonesia sebesar 3.581% dengan asumsi cateris paribus.
Sebagian besar negara tujuan ekspor kertas Indonesia adalah negara maju.
Semakin maju negara tujuan ekspor maka pendidikan dan pengetahuan mengenai
ekonomi hijau semakin tinggi selanjutnya berdampak pada penurunan permintaan
terhadap kertas. Selain isu ekonomi hijau, Ibrahim (2009) juga menunjukkan
bahwa dengan adanya perkembangan teknologi menyebabkan beberapa kawasan
internasional seperti Australia, Jepang, Vietnam, China, Singapura, Filipina,
Thailand dan Malaysia mengurangi penggunaan kertas (paperless). Kebijakan
pengurangan penggunaan kertas (paperless) dianggap penting oleh negara-negara
tersebut karena dapat meminimalisir biaya sehingga tercipta perdagangan yang
efisien. Selain itu, adanya kekhawatiran negara berkembang terhadap munculnya
isu lingkungan dari negara maju sebagai hambatan baru bagi perdagangan.
Kekhawatiran tersebut muncul antara lain dengan adanya persyaratan-persyaratan
perdagangan dari negara-negara maju seperti Ecolabelling dan ISO 14000 yang
menuntut suatu produk untuk memenuhi kriteria lingkungan yang ketat di negara
pengimpor (Hartati 2007).
Simpulan
Selanjutnya diikuti negara Vietnam dan Arab Saudi yang juga memiliki daya
saing yang relatif cukup tinggi. Namun rata–rata terjadi penurunan daya saing
pada tahun 2014.
Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan pendekatan gravity
model diketahui bahwa variabel GDP riil negara Indonesia dan negara tujuan,
nilai tukar negara Indonesia terhadap masing-masing negara tujuan, indeks harga
konsumen negara tujuan dan jarak ekonomi antar negara Indonesia dengan negara
tujuan berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor kertas Indonesia.
Sedangkan variabel tarif tidak memberikan pengaruh terhadap volume ekspor
kertas Indonesia. Variabel yang paling berpengaruh terhadap volume ekspor
kertas Indonesia dari hasil estimasi model adalah jarak ekonomi antar negara
Indonesia dan negara tujuan ekspor.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah IR. 2013. Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor
Kertas Indonesa: Sebelum dan Sesudah ASEAN-China Free Trade Area
(ACFTA) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Callaghan B, Uprasen U. 2008. Impact of the 5th EU Enlargement on ASEAN.
Berlin: University of Limerick.
27
[BPS] Badan Pusat Statistika. 2017. Nilai PDB lapangan usaha atas dasar harga
konstan 2010 [internet]. [diunduh 2017 Juni 18]. Tersedia pada:
http://www.bps.go.id.
[BPS] Badan Pusat Statistika. 2017. Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan
Sedang Menurut Sub Sektor [internet]. [diunduh 2017 Juni 19]. Tersedia
pada: http://www.bps.go.id.
[CEPII] Centre d’Etudes Prospective et d’Informations Internationales. 2016.
Data Jarak Geografis [internet]. [diunduh 2016 Agustus 12]. Tersedia pada:
http://www.cepii.org.
Evasari U. 2014. Dampak Fasilitasi Perdagangan terhadap Ekspor Elektronika
Indonesia ke Negara-Negara Anggota APEC [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Firdaus M. 2011. Aplikasi Ekonometrika: untuk Data Panel dan Time Series.
Bogor (ID): IPB Press.
Hartati AY. 2007. Lingkungan hidup dan liberalisasi perdagangan: upaya mencari
jalan tengah. JISIP. 11(2):153-286.
Heldini N. 2008. Analisis Pangsa Pasar Industri Kertas Indonesia di Pasar
Internasional [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Herrera EG, Baleix JM. 2014. Are Estimation Techniques Neutral to Estimate
Gravity Equation an Application to the Impact of EMU on Third Countries
Export. Granada: Universidad de Granada.
Ibrahim MB. 2009. The drive for developing paperless bussiness environments in
APEC. APWIN. 10:63-70.
Juanda B. 2009. Ekonometrika Permodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB
Press.
[Kemenperin] Kementerian Perindustrian. 2016. Konsumsi kertas domestik naik.
[diunduh pada 2016 Agustus 21]. Tersedia pada:
http://www.kemenperin.go.id.
[Kemenperin] Kementerian Perindustrian. 2016. RI produsen kertas nomor 6
terbesar dunia. [diunduh pada 2017 September 28]. Tersedia pada:
http://www.kemenperin.go.id.
Laksono DR. 2014. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Daya Saing Produk Olahan
Rotan Indonesia di Kawasan ASEAN dan Tiongkok [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Mankiw NG. 2007. Makroekonomi Edisi Keenam. Liza Fitria, Nurmawan Imam,
penerjemah; Hardani Wibi, Bardani Devri, Saat Suryadi, editor. Jakarta
(ID): Erlangga. Terjemahan dari: Macroeconomics 6th.
Nurwulan S. 2015. Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Ekspor Alas Kaki Indonesia ke Negara Amerika Latin [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Oktaviani R, Novianti T. 2009. Teori Perdagangan Internasional dan Aplikasinya
di Indonesia Bagian I. Bogor (ID): Departemen Ilmu Ekonomi, Institut
Pertanian Bogor.
Safitri D. 2014. Analisis Daya Saing Komoditas Pulp dan Kertas Indonesia di
Negara Importir Utama [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Salvatore D. 1997. Ekonomi Internasional Edisi Kelima. Munandar H,
penerjemah; Sumiharti, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari:
International Economics. Ed ke-5.
28
Sari KR. 2014. Daya Saing, Hambatan Non-Tarif dan Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Ekspor Kayu Lapis Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[Trademap] International Trade Centre. 2016. Nilai Ekspor HS 48 Paper and
Paperboard, Article of Paper and Paperboard Indonesia ke Negara Tujuan
Utama [internet]. [diunduh 2016 Agustus 12]. Tersedia pada:
http://www.trademap.org.
[Trademap] International Trade Centre. 2016. Volume Ekspor HS 48 Paper and
Paperboard, Article of Paper and Paperboard Indonesia ke Negara Tujuan
Utama [internet]. [diunduh 2016 Agustus 12]. Tersedia pada:
http://www.trademap.org.
[UNCTAD] United Nations Conference on Trade and Development. 2016. Data
Nilai Tukar Nominal [internet]. [diunduh 2016 Agustus 12]. Tersedia pada:
http://unctad.org.
[WITS] World Integrated Trade Solution. 2016. Data Tarif Kertas Indonesia
[internet]. [diunduh 2016 Agustus 12]. Tersedia pada:
http://www.wits.worldbank.org.
[WB] World Bank. 2016. Data CPI (constant 2010 = 100) [internet]. [diunduh
2016 Agustus 12]. Tersedia pada: http://www.worldbank.org.
Wulandari RA. 2013. Analisis Analisis Daya Saing Industri Pulp dan Kertas
Indonesia di Pasar Internasional [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Yuniarti D. 2007. Analisis determinan perdagangan bilateral Indonesia
pendekatan gravity model. JEKP. 12(2):99-109.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Variabel analisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama
Negara Tahun LNVE LNGDPI LNGDPJ LNDISTANCE LNCPIJ LNEXRATE Tarif
Jepang 2010 12.988 27.350 29.336 8.793 4.605 4.640 0.00
Jepang 2011 13.096 27.410 29.331 8.801 4.602 4.645 0.00
Jepang 2012 13.162 27.469 29.348 8.806 4.602 4.670 0.00
Jepang 2013 13.041 27.523 29.362 8.812 4.606 4.519 0.00
Jepang 2014 12.924 27.572 29.361 8.819 4.633 4.528 0.00
Malaysia 2010 12.910 27.350 26.265 8.445 4.605 7.945 13.19
Malaysia 2011 12.855 27.410 26.316 8.451 4.637 7.940 13.47
Malaysia 2012 12.893 27.469 26.369 8.455 4.653 7.973 13.13
Malaysia 2013 12.803 27.523 26.416 8.461 4.674 8.020 13.11
Malaysia 2014 12.736 27.572 26.474 8.454 4.705 8.077 13.09
Vietnam 2010 12.611 27.350 25.476 10.031 4.605 -0.717 14.82
Vietnam 2011 12.570 27.410 25.537 10.030 4.776 -0.730 14.82
Vietnam 2012 12.634 27.469 25.588 10.037 4.863 -0.633 14.08
Vietnam 2013 12.783 27.523 25.641 10.038 4.927 -0.528 13.91
Vietnam 2014 12.746 27.572 25.699 10.030 4.967 -0.434 14.06
Amerika Serikat 2010 12.441 27.350 30.337 9.741 4.605 9.115 0.00
Amerika Serikat 2011 12.439 27.410 30.353 9.743 4.636 9.058 0.00
Amerika Serikat 2012 12.531 27.469 30.375 9.745 4.657 9.105 0.00
Amerika Serikat 2013 12.581 27.523 30.389 9.747 4.671 9.165 0.00
Amerika Serikat 2014 13.038 27.572 30.413 9.748 4.687 9.245 0.00
30
Uni Emirat Arab 2010 12.527 27.350 26.379 10.089 4.605 7.814 5.00
Uni Emirat Arab 2011 12.314 27.410 26.430 10.095 4.614 7.735 5.00
Uni Emirat Arab 2012 11.936 27.469 26.497 10.089 4.621 7.767 4.99
Uni Emirat Arab 2013 11.899 27.523 26.539 10.098 4.631 7.825 4.99
Uni Emirat Arab 2014 12.160 27.572 26.584 10.101 4.655 7.912 4.99
Cina 2010 12.430 27.350 29.429 8.678 4.605 7.202 6.41
Cina 2011 12.379 27.410 29.520 8.675 4.658 7.214 6.46
Cina 2012 12.043 27.469 29.595 8.673 4.684 7.289 6.54
Cina 2013 11.672 27.523 29.669 8.671 4.710 7.380 6.49
Cina 2014 11.761 27.572 29.739 8.669 4.729 7.472 6.40
Singapura 2010 11.948 27.350 26.189 8.220 4.605 8.805 0.00
Singapura 2011 12.007 27.410 26.249 8.220 4.656 8.849 0.00
Singapura 2012 12.085 27.469 26.285 8.237 4.701 8.926 0.00
Singapura 2013 11.885 27.523 26.331 8.244 4.724 8.994 0.00
Singapura 2014 11.692 27.572 26.363 8.257 4.734 9.055 0.00
Arab Saudi 2010 11.964 27.350 26.990 9.790 4.605 7.793 5.00
Arab Saudi 2011 11.833 27.410 27.085 9.770 4.662 7.762 5.30
Arab Saudi 2012 11.763 27.469 27.137 9.773 4.690 7.816 4.99
Arab Saudi 2013 11.938 27.523 27.164 9.790 4.725 7.897 4.99
Arab Saudi 2014 11.990 27.572 27.200 9.798 4.751 7.987 4.99
Filipina 2010 11.560 27.350 26.020 9.500 4.605 5.306 5.57
Filipina 2011 11.641 27.410 26.055 9.519 4.651 5.304 6.19
Filipina 2012 11.780 27.469 26.120 9.514 4.682 5.387 6.20
Filipina 2013 12.003 27.523 26.188 9.503 4.711 5.457 6.06
Filipina 2014 12.119 27.572 26.248 9.494 4.752 5.516 5.89
31
Hasil uji Chow dari model FEM memiliki nilai prob 0.0000 < α 5%, maka
menunjukkan tolak Ho artinya model FEM yang terpilih.
Dalam tabel korelasi antar peubah bebas di atas tidak terdapat koefisien korelasi
lebih dari 0.8 sehingga dapat dinyatakan model tersebut terbebas dari masalah
9
Series: Standardized Residuals
8
Sample 2010 2014
7 Observations 65
6 Mean 1.02e-16
Median -0.014387
5
Maximum 0.284509
4 Minimum -0.240771
Std. Dev. 0.141100
3 Skewness 0.224242
Kurtosis 2.048151
2
1
Jarque-Bera 2.998542
Probability 0.223293
0
-0.2 -0.1 -0.0 0.1 0.2 0.3
37
RIWAYAT HIDUP