Anda di halaman 1dari 51

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMENGARUHI EKSPOR KERTAS INDONESIA KE


NEGARA TUJUAN UTAMA
(PERIODE TAHUN 2010–2014)

KARTIKA WULANDARI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN
MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
BOGOR
2017
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Daya Saing
dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kertas Indonesia ke Negara Tujuan
Utama (Periode Tahun 2010-2014) adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2017

Kartika Wulandari
NIM H14110036
ABSTRAK
KARTIKA WULANDARI. Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Ekspor Kertas Indonesia ke Negara Tujuan Utama (Periode Tahun
2010-2014). Dibimbing oleh WIDYASTUTIK.

Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman sumber daya alam


yang melimpah. Salah satu sumber daya alam hasil industri pengolahan yang
memiliki potensi ekspor adalah kertas. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
daya saing kertas Indonesia dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi
ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama pada tahun 2010-2014. Data yang
digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari Trademap, World Bank,
UNCTAD, CEPII, dan TRAINS. Metode analisis menggunakan RCA untuk
menganalisis daya saing dan gravity model untuk menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kertas Indonesia memiliki
keunggulan komparatif, hal ini ditunjukkan dengan nilai RCA>1. Hasil gravity
model menunjukkan faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kertas Indonesia
secara signifikan pada variabel GDP riil Indonesia dan negara tujuan, nilai tukar
riil, indeks harga konsumen negara tujuan, dan jarak ekonomi.

Kata kunci: daya saing, ekspor, gravity model, kertas, RCA

ABSTRACT
KARTIKA WULANDARI. The Competitiveness and The Affecting Factors of
Indonesian Paper Export to Main Destination Countries. Supervised by
WIDYASTUTIK.

Indonesia is a country with a rich diversity of resources. One of processing


industry products which have export potential is paper. The purpose of this study
is to analyze the competitiveness of Indonesia’s paper export and analyze the
factors which affect the export of paper in main destination countries in 2010-
2014. The data used are secondary data obtained from Trademap, World Bank,
UNCTAD, CEPII, and TRAINS. Revealed Comparative Advantage (RCA) are
used in this research to analyze of competitivenesss of Indonesian paper and also
the gravity model to analyze the factors that affect export. The result from RCA
show that the Indonesian paper has a comparative competitiveness, as shown by
RCA>1. The result of gravity models as shown by affecting factors of Indonesian
paper export are real GDP, exchange rate, consumer price index, and economic
distance.

Keywords: competitiveness, export, gravity model, paper, RCA


ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI EKSPOR KERTAS INDONESIA KE
NEGARA TUJUAN UTAMA
(PERIODE TAHUN 2010-2014)

KARTIKA WULANDARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2017
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini berjudul
“Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kertas
Indonesia ke Negara Tujuan Utama (Periode Tahun 2010-2014)” dan merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen
Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor .
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr Widyastutik, MSi selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, saran dan motivasi
secara teknis maupun teoritis, Bapak Dr Muhammad Findi Alexandi, SE ME
selaku dosen penguji utama dan Ibu Heni Hasanah, MSi selaku dosen penguji dari
Komisi Pendidikan Departemen Ilmu Ekonomi atas saran dan kritik yang telah
diberikan untuk perbaikan skripsi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan untuk
kedua orang tua yaitu Bapak Sukarmin dan Ibu Riyati, Kakak Danny Kurniawan
dan Adik Dantika Khoirunnisa, serta seluruh keluarga atas doa dan dukungannya.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh dosen dan staf
Departemen Ilmu Ekonomi, keluarga besar Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
angkatan 48, teman-teman yang bersedia untuk berbagi suka dan duka dalam
penyusunan skripsi ini Zulva, Azka, Siska, Dian R, Aulia, Dijah, Ditta, Etik, Alfi,
Syifa, Shely, Shierly, Zahrina, Carla, Ferry, Faris, Faizal, Randy, Deni, Dodo,
Rachmat, Dijeh, Ka Faiz, Ka Fandi, Agus, Taofik, Iki, Angga, Efan, teman-teman
satu bimbingan (Dian Asti dan Rhealin), teman-teman INTEL HIPOTESA,
teman-teman WM serta seluruh teman-teman atas dukungan dan bantuan selama
saya menjalankan penelitian ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.

Bogor, Oktober 2017

Kartika Wulandari
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 3
Tujuan Penelitian 4
Manfaat Penelitian 4
Ruang Lingkup Penelitian 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
Perdagangan Internasional 5
Konsep Daya Saing 6
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor (Pendekatan Gravity Model) 7
Penelitian Terdahulu 10
Kerangka Pemikiran 11
Hipotesis Penelitian 13
METODE PENELITIAN 13
Jenis dan Sumber Data 13
Metode Pengolahan Data 14
Pengujian Kesesuaian Model 15
Pengujian Kriteria Ekonometrika 16
GAMBARAN UMUM 17
Perkembangan Volume Ekspor Kertas Indonesia di Negara Tujuan Utama 17
Perkembangan GDP Indonesia dan Negara Tujuan Utama 18
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap Masing-Masing Negara Tujuan
Utama 19
Perkembangan Tarif Komoditi Kertas Indonesia di Negara Tujuan Utama 19
HASIL DAN PEMBAHASAN 20
Daya Saing Ekspor Kertas Indonesia Berdasarkan Revealed Comparative
Advantage (RCA) Periode Tahun 2010-2014 20
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kertas Indonesia ke Negara Tujuan
Utama 21
SIMPULAN DAN SARAN 25
Simpulan 25
Saran 26
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 29
RIWAYAT HIDUP 37
DAFTAR TABEL

1 Peran sektor industri pengolahan terhadap PDB menurut lapangan


usaha atas dasar harga konstan 2010 tahun 2010-2016 (triliun rupiah) 2
2 Data, simbol, dan sumber data 13
3 Volume ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama tahun 2010-
2014 (ton) 17
4 Gross Domestic Product (GDP) tahun 2010-2014 (triliun US$) 18
5 Nilai tukar rupiah terhadap masing-masing negara tujuan utama tahun
2010-2014 19
6 Tarif komoditi kertas Indonesia ke negara tujuan utama tahun 2010-
2014 (%) 20
7 Daya saing ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama tahun
2010-2014 21
8 Hasil estimasi variabel yang berpengaruh terhadap volume ekspor
kertas Indonesia periode 2010-2014 22

DAFTAR GAMBAR
Perkembangan PDB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan
2010 tahun 2010-2016 1
Perkembangan volume ekspor kertas Indonesia ke dunia tahun 2011-
2014 3
Perkembangan volume ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan
utama tahun 2010-2014 3
4
Kurva Perdagangan Internasional 5
5
Dampak keseimbangan parsial akibat pemberlakuan tarif 9
6
Kerangka pemikiran penelitian 12

DAFTAR LAMPIRAN
Variabel analisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kertas
Indonesia ke negara tujuan utama 29
2 Hasil RCA ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama 32
3 Hasil Estimasi Fixed Effect Model 35
4 Uji Chow 36
5 Uji Multikolinearitas 36
6 Uji Normalitas 36
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman sumber daya alam


yang melimpah. Kondisi sumber daya alam Indonesia yang beragam tersebut
berpotensi untuk menciptakan peluang pasar yang besar, baik di kawasan
domestik maupun internasional. Selain itu, ketersediaan sumber daya alam yang
melimpah juga memiliki peran penting terhadap perkembangan perindustrian di
Indonesia. Pertumbuhan sektor industri yang seimbang antara industri hulu dan
industri hilir dapat membentuk sistem industrialisasi yang memiliki daya saing
tinggi sehingga tercapainya pondasi perekonomian yang kuat (Laksono 2014).
Sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor dari lima sektor
terbesar yang memiliki peran strategis dan memberikan kontribusi PDB terbesar
dibandingkan dengan sektor lainnya di Indonesia. Hal tersebut terlihat pada
Gambar 1 yang menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan mengalami
peningkatan sepanjang tahun 2010 hingga tahun 2016. Industri pengolahan
berkontribusi terhadap PDB sebesar 21.4% pada tahun 2016.

2500
Industri Pengolahan

2000
Perdagangan Besar dan
1500 Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
PDB (Triliun

Pertanian, Kehutanan,
1000 dan Perikanan

Konstruksi
500

0 Pertambangan dan
Penggalian
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Sumber : BPS (2017)


Gambar 1 Perkembangan PDB menurut lima lapangan usaha terbesar atas dasar
harga konstan 2010 tahun 2010-2016
Industri pengolahan dibedakan menjadi industri migas dan non-migas.
Industri non-migas merupakan subsektor industri pengolahan yang memiliki
potensi cukup besar untuk dikembangkan serta memiliki pasar yang potensial baik
di pasar domestik maupun di pasar internasional. Salah satu hasil industri
pengolahan komoditi non-migas adalah kertas dan barang dari kertas. Hal tersebut
dapat dilihat pada Tabel 1 yang menyajikan peran sektor industri pengolahan dari
tahun 2010 hingga tahun 2016.
2

Tabel 1 Peran sektor industri pengolahan terhadap PDB menurut lapangan usaha
atas dasar harga konstan 2010 tahun 2010-2016 (triliun rupiah)
Sektor Industri Tahun
Pengolahan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
A. Industri Migas 233.8 233.1 227.5 221.4 216.8 214.3 221.3
B. Industri Non-Migas 1279.9 1374.4 1470.3 1551.5 1638.5 1720.2 1796.3
1. Makanan dan
Minuman 360.4 400.1 441.3 459.3 502.9 540.8 586.5
2. Pengolahan
Tembakau 67.2 67.1 73.1 72.8 78.9 83.8 85.2
3. Tekstil dan Pakaian
Jadi 96.3 102.6 108.8 115.9 117.7 112.1 111.9
4. Kulit, Barang dari
Kulit 19.7 21.9 20.7 21.7 22.9 23.9 25.8
5. Kayu, Barang dari
Kayu 56.8 55.2 54.8 58.2 61.7 60.7 61.8
6. Kertas dan Barang
dari Kertas 67.9 70.6 68.6 68.2 70.7 70.6 72.1
7. Kimia dan Farmasi 114.3 124.2 140.1 147.2 153.2 164.8 173.9
8. Karet, Barang dari
Karet dan Plastik 66.8 68.2 73.3 71.9 72.8 76.4 70.1
9. Barang Galian
bukan Logam 50.9 54.9 59.3 61.2 62.7 66.5 70.1
10. Logam Dasar 54.5 61.9 60.9 67.9 72.1 76.5 77.1
11. Barang Logam;
Barang Elektronik 130.8 142.2 158.8 173.5 178.5 192.5 200.9
12. Mesin dan
Perlengkapan 23.8 25.8 25.4 24.2 26.3 28.3 29.7
13. Alat Angkutan 134.3 142.8 148.9 171.2 178.1 182.3 190.5
14. Furnitur 20.1 22.1 21.6 22.4 23.2 24.4 24.5
15. Pengolahan
Lainnya 15.1 14.9 14.9 14.8 15.9 16.7 16.2
Sumber : BPS (2017)
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2010 hingga tahun
2016 kertas dan barang dari kertas memiliki kontribusi terhadap PDB yang
meningkat. Industri kertas dan barang dari kertas berkontribusi sebesar 4.01%
terhadap industri non-migas pada tahun 2016.
Industri kertas dan barang dari kertas Indonesia tidak hanya berkontribusi
sebagai penyumbang devisa negara melainkan mampu memperluas kesempatan
kerja. Berdasarkan data BPS (2017), industri kertas Indonesia mampu menyerap
tenaga kerja sebesar 194 769 jiwa pada tahun 2015 dan mengalami peningkatan
pada tahun 2016 menjadi sebesar 260 000 jiwa.
Realisasi produksi kertas pada tahun 2013 sebesar 7.98 juta ton. Dengan
kemampuan produksi tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-6 untuk
produsen kertas terbesar di dunia. Produksi industri kertas Indonesia juga mampu
menembus pasar ekspor dunia sebesar 60% dari total produksi, sedangkan sisanya
sebesar 40% digunakan untuk kebutuhan di pasar domestik (Kementerian
Perindustrian 2016). Besarnya kebutuhan kertas Indonesia di pasar internasional
dapat dilihat dari nilai volume ekspor kertas Indonesia ke dunia. Berdasarkan
3

Gambar 2 volume ekspor kertas Indonesia ke dunia menunjukkan tren


peningkatan dari tahun 2012 hingga 2014.
4350000

4300000

Volume Ekspor
4250000

4200000

4150000
2011 2012 2013 2014
Tahun

Sumber : Trademap, 2016 (diolah)


Gambar 2 Perkembangan volume ekspor kertas Indonesia ke dunia tahun 2011-
2014

Perumusan Masalah

Era globalisasi mendorong setiap negara untuk berusaha meningkatkan


daya saing khususnya komoditi-komoditi yang memiliki keunggulan komparatif
dan kompetitif di pasar internasional. Kertas merupakan salah satu komoditi
andalan Indonesia yang memiliki potensi untuk memenuhi permintaan dunia.
Banyaknya permintaan kertas dari dunia dengan potensi produksi kertas yang
besar di Indonesia dapat menjadi sarana untuk membuka peluang pasar yang besar
di kawasan internasional. Perkembangan volume ekspor kertas Indonesia ke
negara tujuan utama dapat dilihat pada Gambar 3.

600000
500000
400000
Volume

300000 2010
200000 2011
100000 2012
2013
0
2014

Negara

Sumber : Trademap, 2016


(diolah)
Gambar 3 Perkembangan volume ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama
tahun 2010-2014
4

Berdasarkan Gambar 3 volume ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan


utama berfluktuatif pada tahun 2010 hingga tahun 2014. Volume ekspor
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian Yuniarti (2007) menunjukkan
variabel yang berpengaruh terhadap ekspor adalah GDP negara eksportir dan
importir. GDP negara eksportir berfungsi untuk mengukur kapasitas produksi
negara tersebut. Semakin besar GDP negara eksportir menunjukkan semakin besar
pula kapasitas produksi yang dimiliki, sehingga ekspor akan meningkat.
Sementara GDP negara importir mengukur kapasitas absorpsi. Meningkatnya
GDP negara importir menyebabkan kapasitas absorpsinya meningkat, sehingga
impor akan meningkat. Jarak geografis maupun jarak ekonomi sebagai proksi
biaya transportasi juga memengaruhi volume ekspor. Penelitian Anugrah (2013)
dengan menggunakan estimasi model Least Square Dummy Variable (LSDV)
menunjukkan variabel GDP perkapita negara tujuan dan nilai tukar riil negara
tujuan secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai ekspor kertas Indonesia
di pasar ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA).
Terkait dengan hal tersebut relevan dilakukan penelitian dengan judul
analisis daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kertas Indonesia
ke negara tujuan utama. Oleh karena itu, rumusan masalah dari penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana daya saing kertas Indonesia di negara tujuan ekspor utama?
2. Faktor-faktor apa yang memengaruhi ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan
utama?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dijelaskan, maka


tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis daya saing kertas Indonesia di negara tujuan ekspor utama.
2. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kertas Indonesia ke
negara tujuan utama.

Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi


berbagai pihak, antara lain :
1. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
informasi untuk merumuskan, menetapkan dan mengimplementasikan
kebijakan dalam rangka untuk mengembangkan perdagangan ekspor kertas
Indonesia.
2. Bagi pihak-pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau
informasi tambahan untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
perdagangan ekspor kertas.
3. Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat
menambah wawasan tentang ekspor kertas Indonesia.
5

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengkaji mengenai daya saing dan faktor–faktor yang


berpengaruh terhadap ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama. Negara-
negara yang menjadi objek dalam penelitian ini ialah Jepang, Malaysia, Vietnam,
Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Cina, Singapura, Arab Saudi, Filipina,
Australia, Thailand, India dan Pakistan. Penelitian ini menggunakan data periode
2010 hingga tahun 2014. Kode HS kertas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kode HS digit 2 yaitu 48 (Paper and paperboard; articles of paper pulp, of
paper or of paperboard) dengan nomenclature product code HS 2007 dengan
menggunakan data panel.

TINJAUAN PUSTAKA

Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh


penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu
dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Perdagangan
internasional yang tercermin dari kegiatan ekspor dan impor suatu negara menjadi
salah satu komponen dalam pembentukan PDB dari sisi pengeluaran suatu negara.
Peningkatan ekspor bersih suatu negara menjadi faktor utama untuk meningkatkan
PDB suatu negara. Setiap negara yang melakukan perdagangan bertujuan mencari
keuntungan dari perdagangan tersebut (Oktaviani dan Novianti 2009). Kurva
perdagangan secara teoritis dapat ditunjukkan pada Gambar 4.

Px / Py Px / Py Px / Py
SB
A PB
SA
ES
X *
P
M DB
ED
PA
B
DA
0 QA
Q* 0 QB
0
Negara A Perdagangan Internasional Negara B
(Eksportir) (Importir)

Sumber : Salvatore (1997)


Gambar 4 Kurva Perdagangan Internasional
6

Keterangan :
Px/Py = Harga-harga relatif untuk komoditi kertas Indonesia
PA = Harga domestik kertas di negara A
QA = Jumlah kertas yang diperdagangkan di negara A
A = Kelebihan penawaran (excess supply) di negara A (eksportir)
X = Jumlah komoditi kertas yang di ekspor oleh negara A
PB = Harga domestik kertas di negara B
QB = Jumlah kertas yang diperdagangkan di negara B
B = Kelebihan permintaan (excess demand) di negara B (importir)
M = Jumlah komoditi kertas yang diimpor oleh negara B
P *
= Harga keseimbangan antar kedua negara
Q* = Keseimbangan penawaran dan permintaan antar kedua negara (jumlah
kertas yang di ekspor (X) sama dengan jumlah kertas yang diimpor (M))

Gambar 4 menunjukkan sebelum terjadinya perdagangan internasional


harga relatif (Px/Py) di negara A sebesar PA dengan jumlah kertas yang
diperdagangkan sebesar QA, sedangkan di negara B harga relatif (P x/Py) yang
diperdagangkan untuk komoditi kertas QB adalah sebesar PB. Penawaran pasar
internasional akan terjadi jika harga relatif (Px/Py) internasional lebih tinggi dari
PA, sedangkan permintaan di pasar internasional akan terjadi jika harga relatif
(Px/Py) internasional lebih rendah dari PB. Pada saat harga relatif (Px/Py)
internasional sama dengan PA maka negara B akan terjadi excess demand sebesar
B. Jika harga relatif (Px/Py) internasional sama dengan PB maka di negara A akan
terjadi excess supply sebesar A. Dari A dan B akan terbentuk kurva ES dan ED
yang akan menentukan harga kertas yang terjadi di pasar internasional sebesar P*.
Adanya perdagangan tersebut, maka negara A akan mengekspor komoditi kertas
sebesar X sedangkan negara B akan mengimpor komoditi kertas sebesar M,
dimana di pasar internasional jumlah yang di ekspor sebesar X sama dengan
jumlah yang diimpor sebesar M yaitu Q* (keseimbangan penawaran dan
permintaan antar kedua negara).

Konsep Daya Saing

Daya saing merupakan kemampuan suatu produsen untuk memproduksi


suatu komoditi dengan mutu yang baik dan biaya produksi yang cukup rendah
sehingga harga-harga yang terjadi di pasar kegiatan produksi tersebut dapat
menguntungkan (Salvatore 1997).

Teori Keunggulan Komparatif


Teori keunggulan komparatif menurut David Ricardo dalam Salvatore
(1997) menyatakan bahwa meskipun sebuah negara kurang efisien jika
dibandingkan dengan negara lainnya dalam memproduksi kedua komoditi, namun
perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak masih dapat berlangsung.
Negara yang kurang efisien harus melakukan spesialisasi dalam memproduksi dan
mengekspor komoditi yang memiliki kerugian absolut lebih kecil (komoditi
dengan keunggulan komparatif) dan mengimpor komoditi yang memiliki kerugian
absolut lebih besar (komoditi dengan kerugian komparatif).
7

Teori Keunggulan Kompetitif


Teori keunggulan kompetitif pertama kali dikemukakan oleh Michael E.
Porter pada bukunya Competitive Advantage of Nations. Dalam teorinya Porter
menjelaskan bahwa negara yang memiliki tingkat persaingan yang tinggi antar
perusahaan-perusahaan domestik akan mendorong terbentuknya keunggulan
kompetitif pada suatu negara. Porter mengungkapkan bahwa ada empat atribut
utama yang menentukan suatu negara yang memiliki keunggulan kompetitif dapat
bersaing di pasar internasional, diantaranya:
1. Kondisi faktor (factor conditions), yaitu sumber daya yang dimiliki oleh suatu
negara yang terdiri dari sumber daya manusia, sumber daya alam, teknologi,
modal dan infrastuktur.
2. Kondisi permintaan (demand conditions)
3. Industri terkait dan industi pendukung (related and supporting industry)
4. Strategi, struktur dan persaingan perusahaan di dalam negeri

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor (Pendekatan Gravity Model)

Pendekatan Gravity Model pertama kali digunakan dalam analisis


perdagangan internasional oleh Jan Timbergen (1962) yang menganalisis arus
perdagangan di negara-negara Eropa. Dalam konteks perdagangan, model ini
menyatakan bahwa intensitas perdagangan antara negara-negara akan
berhubungan positif dengan pendapatan nasional masing-masing negara dan
berhubungan terbalik dengan jarak diantara keduanya.
Gravity model menyajikan suatu analisis yang lebih empiris dari pola
perdagangan dibandingkan model yang lebih teoritis. Model ini pada bentuk
dasarnya menjelaskan perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan interaksi
antar negara dalam ukuran ekonominya seperti PDB dan nilai tukar. Alasan yang
melatarbelakangi penggunaan gravity model adalah negara yang lebih besar dan
banyak melakukan perdagangan luar negeri dibandingkan dengan negara yang
lebih kecil dan miskin dimana ada pengaruh dari jarak, namun bukan sebagai
hambatan.
Perumusan gravitasi model ini diadopsi dari persamaan umum Gravitasi
Newton dalam bidang ilmu fisika yang menyatakan bahwa “interaksi antara dua
objek adalah sebanding dengan massanya dan berbanding terbalik dengan jarak
masing-masing”. Pernyataan tersebut teraplikasi dalam rumus sebagai berikut:

Mi x Mj
Fij =
G Dij
Keterangan :
Fij = Volume aliran perdagangan
Mi.j = Ukuran ekonomi untuk
perdagangan Dij = Jarak antar kedua
negara
G = Konstanta
8

Gross Domestic Product (GDP)


Gross Domestic Product (GDP) berfungsi untuk mengukur pendapatan
setiap orang dalam perekonomian dan pengeluaran total terhadap output barang
dan jasa. GDP terdiri dari GDP nominal dan GDP riil. GDP nominal berfungsi
untuk mengukur barang dan jasa pada harga berlaku sehingga peningkatan nilai
GDP nominal dapat disebabkan oleh meningkatnya harga atau meningkatnya
output. Sedangkan GDP riil berfungsi untuk menilai barang dan jasa pada harga
konstan dimana peningkatan nilai tersebut hanya jika jumlah barang dan jasa
meningkat. GDP riil tidak akan dipengaruhi oleh perubahan harga. Semakin besar
GDP yang dihasilkan pada suatu negara maka semakin besar pula kemampuan
negara tersebut dalam melakukan perdagangan (Mankiw 2007).

Nilai Tukar
Nilai tukar mata uang mempunyai peranan penting dalam hubungan
perdagangan internasional karena perdagangan antar negara menggunakan dua
mata uang yang berbeda. Nilai tukar terbagi menjadi dua yaitu nilai tukar nominal
dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal adalah suatu nilai di mana seseorang dapat
memperdagangkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya.
Sedangkan nilai tukar riil adalah nilai di mana seseorang dapat memperdagangkan
barang dan jasa dari suatu negara dengan barang dan jasa dari negara lain.
Nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi dengan
harga relatif yaitu harga-harga dalam negeri dibandingkan dengan harga-harga di
luar negeri. Jika nilai tukar riil tinggi, maka harga barang-barang luar negeri
relatif murah dan barang-barang domestik relatif mahal. Jika nilai tukar riil
rendah, maka sebaliknya harga barang-barang domestik relatif murah sedangkan
harga barang-barang luar negeri mahal (Mankiw 2007). Ilustrasi perbedaan nilai
tukar riil dan nilai tukar nominal dalam persamaan matematis adalah sebagai
berikut:

Nilai Tukar Nominal*CPI Negara Tujuan


Nilai Tukar Riil
= CPI Negara Indonesia

Jarak Ekonomi
Jarak adalah indikasi dari biaya transportasi yang dihadapi oleh suatu
negara dalam melakukan ekspor. Biaya transportasi adalah suatu faktor
penghambat perdagangan internasional. Semakin jauh jarak transaksi maka biaya
transportasi akan semakin besar dan volume ekspor semakin rendah. Persamaan
yang telah dibangun oleh penelitian Herrera dan Baleix (2014) akan dijadikan
sumber perhitungan bagi variabel jarak ekonomi dalam penelitian ini:

Jarak Geografi*GDPTotal
Jarak Ekonomi
= GDPj

Keterangan :
Jarak Ekonomi = Jarak ekonomi antar negara pada tahun ke j
Jarak Geografi = Jarak geografi antar negara pada tahun ke j
GDPj = GDP riil negara tujuan pada tahun ke j
GDPtotal = GDP total antara negara eksportir dan
importir
9

Indeks Harga Konsumen


Indeks harga konsumen adalah indeks yang mengukur seluruh tingkat
harga dari berbagai harga produk atau komoditi serta jasa yang digunakan oleh
masyarakat. Indeks ini hanya mengukur harga barang dan jasa yang dibeli oleh
konsumen (Mankiw 2007).

Tarif
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan
ketika masuk atau keluar lintas batas teritorial suatu negara. Ditinjau dari aspek
asal komoditi, tarif dibedakan menjadi dua antara lain tarif impor dan tarif ekspor.
Tarif impor adalah pajak yang dikenakan untuk setiap komoditi yang diimpor dari
negara lain. Sedangkan tarif ekspor adalah pajak untuk semua komoditi yang di
ekspor. Pemberlakuan tarif biasanya tidak semata-mata untuk memeroleh
pendapatan sebagai kas pemerintah, melainkan juga sebagai pelindung sektor-
sektor tertentu di dalam negeri dari tekanan persaingan produk impor (Salvatore
1997).
Adanya pemberlakuan tarif terhadap kegiatan perdagangan internasional
suatu negara memiliki dampak terhadap keseimbangan permintaan dan penawaran
komoditi suatu negara. Berdasarkan analisis keseimbangan parsial yang
dikemukakan oleh Salvatore (1997), dapat terlihat adanya dampak yang
ditimbulkan sebagai akibat dari pemberlakuan tarif yang dilakukan oleh sebuah
negara kecil yang memiliki keterbatasan kemampuan negara dalam memengaruhi
harga secara internasional sehingga harus menerima harga-harga yang berlaku di
pasar internasional dan kaitannya dengan output domestik yang dapat
dihasilkannya. Secara grafis dampak tersebut dapat terlihat sebagai berikut:

Px

Sx

P2 Sf + T
Sf
P1
ABC D Dx
Qx
Q1 Q2 Q3 Q4

Sumber : Salvatore (1997)


Gambar 5 Dampak keseimbangan parsial akibat pemberlakuan tarif
Pada gambar 5, Dx dan Sx menggambarkan kurva permintaan dan kurva
penawaran komoditi kertas suatu negara. Apabila negara tersebut sama sekali
tidak melakukan hubungan perdagangan internasional, maka negara tersebut akan
mengalami keseimbangan di titik E. Ketika negara tersebut melakukan
10

perdagangan internasional, maka negara tersebut menikmati komoditi kertas


dengan harga yang lebih murah yaitu di P1 sehingga konsumsinya akan meningkat
menjadi Q4 dengan Q1 merupakan produksi domestiknya sedangkan sisanya
adalah produk impor. Garis Sf menggambarkan kurva penawaran komoditi kertas
dari luar negeri yang elastis tidak terbatas yang artinya pasar-pasar internasional
sanggup memasok komoditi kertas sebanyak apapun kepada negara tersebut
berdasarkan harga dunia yang berlaku. Ketika negara tersebut memberlakukan
hambatan tarif ad valorem terhadap komoditi yang diimpor, maka harga akan
menjadi naik ke P2, maka negara tersebut menurunkan tingkat konsumsinya
menjadi Q3 dengan Q2 merupakan produksi domestiknya. Garis Sf + T merupakan
kurva penawaran komoditi kertas dari luar negeri yang baru setelah
memperhitungkan adanya tarif pada komoditi tersebut.

Penelitian Terdahulu

Anugrah (2013) menganalisis daya saing dan faktor-faktor yang


memengaruhi ekspor kertas Indonesia sebelum dan sesudah ASEAN-China Free
Trade Area (ACFTA) pada periode tahun 1998-2011. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif pada kertas.
Sebelum ACFTA posisi pasar kertas Indonesia adalah Retreat. Sedangkan
sesudah ACFTA, posisi pasar kertas Indonesia adalah Falling Star. Indonesia
memiliki integrasi perdagangan yang lemah sebelum dan sesudah ACFTA karena
melakukan perdagangan hanya satu arah. Indonesia juga memiliki posisi daya
saing yang kuat di pasar ACFTA. Hasil estimasi model Least Square Dummy
Variable (LSDV) adalah variabel GDP perkapita negara tujuan, harga ekspor
kertas Indonesia ke negara tujuan, nilai tukar riil negara tujuan dan dummy
ACFTA secara signifikan berpengaruh positif terhadap nilai ekspor kertas
Indonesia di pasar ACFTA. Sedangkan variabel harga kertas internasional secara
signifikan berpengaruh negatif terhadap nilai ekspor kertas Indonesia di pasar
ACFTA.
Safitri (2014) menganalisis daya saing komoditas pulp dan kertas
Indonesia di negara importir utama. Periode yang digunakan dari tahun 2000-
2012. Daya saing pulp dan kertas Indonesia dianalisis dengan menggunakan
metode Revealed Comparative Advantages (RCA) dan Constant Market Share
Analysis (CMSA). Hasil estimasi menunjukkan bahwa pulp dan kertas Indonesia
memiliki keunggulan komparatif di seluruh negara importir utama namun tidak
semua mengalami peningkatan daya saing selama tahun 2000-2012. Daya saing
pulp Indonesia meningkat di pasar Korea Selatan, India, Jepang, Taiwan, dan
sebaliknya daya saing pulp Indonesia menurun di pasar China. Sedangkan daya
saing kertas Indonesia meningkat di pasar Jepang, Malaysia, Amerika Serikat dan
sebaliknya daya saing kertas Indonesia menurun di pasar Australia dan China.
Heldini (2008) menganalisis pangsa pasar industri kertas Indonesia di
pasar internasional. Periode waktu yang digunakan adalah dari tahun 1979-2006.
Metode yang dipakai Ordinary Least Square (OLS). Hasil estimasi menunjukkan
bahwa variebel harga domestik, harga ekspor secara signifikan berpengaruh
negatif terhadap pangsa pasar industri kertas nasional. Sedangkan variabel nilai
tukar, populasi Negara Amerika dan dummy ekolabeling secara signifikan
11

berpengaruh positif terhadap pangsa pasar industri kertas nasional. Variabel yang
tidak berpengaruh nyata adalah pendapatan perkapita Amerika.
Wulandari (2013) menganalisis daya saing industri pulp dan kertas
Indonesia di pasar internasional periode tahun 2002-2011. Hasil penelitian
menunjukkan semua produk memiliki keunggulan komparatif. Produk printing-
writing paper dan chemical wood pulp memiliki keunggulan komparatif sangat
kuat, newsprint memiliki keunggulan komparatif yang kuat sedangkan other
paper-paperboard memiliki keunggulan komparatif moderat. Indeks Spesialisasi
Perdagangan (ISP) menunjukkan semua produk memiliki keunggulan kompetitif.
Produk newsprint, printing-writing paper berada pada tahap pematangan ekspor,
sedangkan chemical wood pulp dan other paper-paperboard pada tahap perluasan
ekspor. Berdasarkan analisis Constant Market Share (CMS) dalam urutan
kepentingannya, pertumbuhan pasar dunia, daya saing dan komposisi produk
adalah faktor-faktor yang berpengaruh.
Penelitian ini memiliki perbedaan apabila dibandingkan dengan penelitian
sebelumnya yaitu komoditas kertas, periode analisis, negara tujuan ekspor dan
variabel yang digunakan. Komoditas yang digunakan adalah kertas dengan kode
HS 48 (paper and paperboard; articles of paper pulp, of paper or of paperboard)
Periode yang digunakan dimulai pada tahun 2010-2014 dengan negara tujuan ke
tiga belas negara tujuan utama diantaranya Jepang, Malaysia, Vietnam, Amerika
Serikat, Uni Emirat Arab, Cina, Singapura, Arab Saudi, Filipina, Australia,
Thailand, India dan Pakistan. Penelitian ini juga menambahkan variabel tarif
untuk dianalisis dalam gravity model.

Kerangka Pemikiran

Salah satu komoditas industri non-migas yang menjadi andalan Indonesia


adalah kertas. Indonesia menempati peringkat ke-6 untuk produsen kertas terbesar
di dunia. Namun pada kenyataannya tren volume ekspor kertas Indonesia ke
negara tujuan utama cenderung berfluktuatif. Oleh karena itu perlu dianalisis daya
saing ekspor kertas Indonesia dengan menggunakan Revealed Comparative
Advantages (RCA) dan analisis faktor-faktor apa yang memengaruhi ekspor kertas
Indonesia dengan menggunakan gravity model. Secara keseluruhan dari hasil
estimasi yang diperoleh menjadi acuan untuk menentukan rekomendasi kebijakan
terkait ekspor kertas Indonesia di negara tujuan utama. Garis besar kerangka
pemikiran dalam penelitian ini dapat terlihat pada Gambar 6.
12

tor industri merupakan sektor yang memiliki kontribusi terbesar dalam pendapatan nasional

Migas Non-migas

Salah satu komoditi andalan


Volume ekspor
industri kertas Indonesia
non-migas adalah di negara tujuan utama berfluktuatif

Analisisfaktor-faktoryang memengaruhi ekspor kertas :


Analisis daya saing ekspor kertas Indonesia
GDP riil Indonesia
GDP ril negara tujuan
Nilai tukar riil
Jarak ekonomi
Indekshargakonsumen negara tujuan
Tarif

Metode RCA Rekomendasi Kebijakan


Gambar 6 Kerangka pemikiranPendekatan
(Revealed Comparative penelitian Gravity Model
13

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori-teori, penelitian terdahulu dan kerangka penelitian yang


terbentuk, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Nilai RCA kertas Indonesia lebih besar dari satu yang berarti kertas Indonesia
memiliki keunggulan komparatif dan berdayasaing kuat (RCA>1).
2. GDP riil Indonesia berpengaruh positif terhadap volume ekspor kertas
Indonesia.
3. GDP riil negara tujuan ekspor berpengaruh positif terhadap volume ekspor
kertas Indonesia.
4. Nilai tukar riil rupiah terhadap mata uang negara tujuan berpengaruh positif
terhadap volume ekspor kertas Indonesia.
5. Jarak ekonomi berpengaruh negatif terhadap volume ekspor kertas Indonesia.
6. Indeks harga konsumen negara tujuan berpengaruh positif terhadap volume
ekspor kertas Indonesia
7. Tarif berpengaruh negatif terhadap volume ekspor kertas Indonesia.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
data panel, yaitu gabungan data deret waktu (time series) dan data deret lintang
(cross section). Data time series yang digunakan adalah data tahunan dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014. Data cross section 13 negara tujuan utama
ekspor kertas Indonesia diantaranya Jepang, Malaysia, Vietnam, Amerika Serikat,
Uni Emirat Arab, Cina, Singapura, Arab Saudi, Filipina, Australia, Thailand,
India, dan Pakistan.
Data yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini diperoleh dari
beberapa sumber, diantaranya Trademap, World Bank, CEPII, TRAINS, WITS,
UNCTAD, literatur dari berbagai jurnal, buku, internet, serta dari penelitian-
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang saat ini dilakukan.
Alat analisis yang digunakan untuk melakukan pengolahan data dengan
menggunakan bantuan software Eviews 6 dan Microsoft Excel 2010.
Tabel 2 Data, simbol, dan sumber data
Data Simbol Sumber
Nilai Ekspor (US$) NEit Trademap
Volume ekspor (Ton) VEit Trademap
GDP riil Indonesia(US$) GDPIit Worldbank
GDP riil negara tujuan (US$) GDPJit Worldbank
Indeks harga konsumen negara tujuan CPIJit Worldbank
Jarak (Km) DISTECOit CEPII
Nilai tukar Indonesia ke negara tujuan EXRATEit UNCTAD
Tarif (%) Tit TRAINS
14

Metode Pengolahan Data

Revealed Comparative Advantage (RCA)


Daya saing kertas Indonesia di negara tujuan utama dihitung dengan metode
Revealed Comparative Advantage (RCA). Rasio RCA yang dihasilkan dari
perhitungan model RCA akan menunjukkan kemampuan daya saing komoditi
pada proses perdagangan internasional. Apabila nilai RCA yang diperoleh lebih
dari satu maka dapat diketahui negara Indonesia memiliki keunggulan komparatif
dalam komoditi kertas ke negara tujuan ekspor utama. Namun sebaliknya apabila
nilainya lebih kecil dari satu maka komoditi kertas Indonesia memiliki daya saing
yang rendah di negara tujuan ekspor utama. Adapun rumus RCA yang digunakan
dalam perhitungan ini adalah sebagai berikut :

Xij/Xit
RCA=
Wj/Wt
Dimana :
Xij = Nilai ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan (US$)
Xit = Nilai total ekspor Indonesia ke negara tujuan (US$)
Wj = Nilai ekspor kertas dunia ke negara tujuan (US$)
Wt = Nilai total ekspor dunia ke negara tujuan (US$)
Nilai daya saing suatu komoditi hasil dari perhitungan metode RCA
memiliki dua alternatif penafsiran, yaitu:
1. Nilai RCA > 1, maka suatu negara memiliki keunggulan komparatif di atas
rata-rata dunia sehingga komoditas tersebut memiliki daya saing kuat.
2. Nilai RCA < 1, maka suatu negara tidak memiliki keunggulan komparatif di
atas rata-rata dunia sehingga komoditas tersebut memiliki daya saing lemah.

Gravity Model
Gravity model adalah model yang digunakan untuk menganalisis faktor-
faktor ekonomi dan non-ekonomi yang dapat memengaruhi perdagangan antara
dua negara berdasarkan hukum gravitasi teori Sir Isaac Newton yang menyatakan
bahwa “interaksi antara dua objek adalah sebanding dengan massanya dan
berbanding terbalik dengan jarak masing-masing”.
Faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan
utama dianalisis dengan menggunakan gravity model. Variabel independen yang
digunakan dalam analisis ini diantaranya GDP riil Indonesia, GDP riil negara
tujuan, nilai tukar terhadap negara tujuan, jarak ekonomi, indeks harga konsumen
negara tujuan dan tarif. Sedangkan variabel dependennya ialah volume ekspor
negara tujuan yaitu Jepang, Malaysia, Vietnam, Amerika Serikat, Uni Emirat
Arab, Cina, Singapura, Arab Saudi, Filipina, Australia, Thailand, India dan
Pakistan. Persamaan model awal ekspor kertas untuk penelitian ini dapat
dituliskan sebagai berikut adalah sebagai berikut:

VEit = β0+β1GDPIit+ β2GDPJit+β3EXRATEit + β4DISTECOit+ β5CPIJit +β6Tit+εit

Keterangan :
VEit = Volume ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan (Ton)
GDPIit = GDP riil Indonesia (US$)
15

GDPJit = GDP riil negara tujuan (US$)


EXRATEit = Nilai tukar riil rupiah terhadap nilai tukar negara tujuan
DISTECOit = Jarak ekonomi antar negara Indonesia ke negara tujuan
(Km) CPIJit = Indeks harga konsumen negara tujuan utama
Tit = Tarif (%)
β = Konstanta
εit = Error
i = Data cross section
t = Data time series tahun 2010-2014

Model akan diestimasi dalam bentuk logaritma linear. Maka, persamaan


yang diestimasi adalah sebagai berikut :

LNVEit = β0 + β1LNGDPIit + β2LNGDPJit + β3LNEXRATEit + β4LNDISTECOit+


β5LNCPIJit + β6Tit + εit

Keterangan:
LNVEit = Volume eksporkertas Indonesia ke negara tujuan
(%) LNGDPIit = GDP riil Indonesia (%)
LNGDPJit = GDP riil negara tujuan (%)
LNEXRATEit = Nilai tukar riil rupiah terhadap nilai tukar negara tujuan (%)
LNDISTECOit = Jarak ekonomi antar negara Indonesia ke negara tujuan (%)
LNCPIJit = Indeks harga konsumen negara tujuan (%)
Tit = Tarif (%)
εit = Error
i = Data cross section
t = Data time series tahun 2010-2014

Pengujian Kesesuaian Model

Analisis dengan menggunakan model data panel dilakukan dengan 3


macam pendekatan yaitu pendekatan kuadrat terkecil (Pooled Least Square),
pendekatan model efek tetap (Fixed Effect Model), dan pendekatan model efek
acak (Random Effect Model). Pemilihan model terbaik yang digunakan untuk
pengolahan data panel dilakukan melalui beberapa pengujian, diantaranya adalah :
1. Chow Test
Chow test merupakan uji untuk mengetahui apakah model yang lebih baik
digunakan adalah model fixed effect atau pooled least square. Hipotesis dari uji ini
yaitu :
H0 : Model Pooled Least Square
H1 : Model Fixed Effect

Jika nilai PLS, p-value lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan maka
cukup bukti untuk melakukan penolakan H0 sehingga model yang digunakan
adalah model fixed effect, begitu pula sebaliknya.

2. Hausmann Test
16

Hausmann test merupakan uji untuk mengetahui apakah model yang lebih
baik digunakan adalah model fixed effect atau model random effect. Hipotesis dari
uji ini yaitu :

H0 : Model Random Effect


H1 : Model Fixed Effect

Nilai statistik Hausmann akan dibandingkan dengan nilai Chi-square


sebagai dasar penolakan H0 atau dengan melihat p-value. Apabila nilai p-value
lebih kecil dari taraf nyata, maka cukup bukti untuk melakukan penolakan pada
H0 sehingga model yang digunakan adalah model fixed effect, begitu pula
sebaliknya.

Pengujian Kriteria Ekonometrika

Dalam analisis regresi, terdapat tiga asumsi yang harus diuji dalam model
yaitu heteroskedastisitas, multikolinearitas dan autokorelasi. Selain itu ada juga
uji normalitas untuk mengetahui error term menyebar normal atau tidak.
1. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Salah satu cara
untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan metode Generalized Least Square
(GLS) yang merupakan metode kuadrat terkecil yang terboboti, dimana model
ditransformasikan dengan memberikan bobot pada data asli (Juanda 2009).
Apabila nilai Sum Square Resid Weighted lebih kecil dibandingkan dengan nilai
Sum Square Resid Unweighted, maka dapat disimpulkan bahwa model terbebas
dari masalah heteroskedastisitas.
2. Uji Multikoliearitas
Multikolinearitas terjadi apabila terdapat hubungan linier antar variabel
independen. Suatu model dapat diindikasikan mengandung multikolinearitas
apabila nilai R2 tinggi tetapi banyak variabel yang tidak signifikan. Cara
mendeteksinya dengan Spearman’s Rho Correlation, apabila angka korelasi lebih
kecil dari 0.8 maka dapat dikatakan terbebas dari masalah multikolinearitas.
3. Uji Autokorelasi
Autokorelasi dapat diketahui dengan melihat nilai Durbin Watson (DW)
dalam Eviews. Untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi, maka dilakukan
pengujian dengan membandingkan DW statistik dengan DW table. Jika nilai DW
berada pada area non-autokorelasi mendekati dua maka dapat disimpulkan bahwa
model tersebut bebas dari masalah autokorelasi.
4. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah error term mendekati
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas diaplikasikan dengan melakukan tes
Jarque Bera, jika nilai probabilitas lebih besar dibandingkan dengan taraf nyata
yang digunakan maka error term dalam model sudah menyebar normal.
17

GAMBARAN UMUM

Perkembangan Volume Ekspor Kertas Indonesia di Negara Tujuan Utama

Berdasarkan Tabel 3 pada periode 2010 sampai dengan 2014,


perkembangan ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama secara keseluruhan
berfluktuatif. Penurunan volume ekspor kertas ke negara tujuan utama rata-rata
terjadi pada tahun 2011, namun beberapa negara ada yang mengalami penurunan
dan ada pula yang mengalami peningkatan pada tahun-tahun berikutnya. Ekspor
kertas Indonesia ke Thailand cenderung mengalami penurunan hingga tahun 2014
namun terjadi peningkatan pada tahun 2012 sebesar 20.5%. Tren yang seperti
Thailand ini juga dialami oleh Malaysia. Penurunan ekspor kertas ke Amerika
Serikat terjadi pada tahun 2011 sebesar 0.13% dan meningkat di tahun-tahun
berikutnya hingga mencapai 459 546 ton atau meningkat sebesar 57.9% pada
tahun 2014.
Berbeda halnya dengan Jepang, volume ekspor kertas Indonesia ke Jepang
meningkat sebesar 11.4% di tahun 2011 dan 6.3% di tahun 2012, namun
mengalami penurunan pada tahun-tahun berikutnya sebesar 12.9% pada tahun
2013 dan 12.4% pada tahun 2014. Singapura juga mengalami tren yang sama
seperti Jepang. Cina dan Uni Emirat Arab mengalami tren penurunan sepanjang
tahun 2011 sampai tahun 2013, namun mengalami peningkatan kembali pada
tahun 2014. Penurunan volume ekspor kertas juga dialami Australia dari tahun
2010 sampai tahun 2014. Sedangkan Filipina dan Pakistan mengalami
peningkatan sepanjang tahun 2010 sampai tahun 2014. Begitu juga dengan India,
peningkatan ekspor terjadi dari tahun 2010 sampai tahun 2014, walaupun terjadi
penurunan sebesar 10.23% pada tahun 2012.
Tabel 3 Volume ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama tahun 2010-2014
(ton)
Rata-
Negara
2010 2011 2012 2013 2014 Rata
Jepang 437182 487047 520306 460837 409983 463071.0
Malaysia 404418 382526 397440 363403 339789 377515.2
Vietnam 299909 287843 306904 356101 343279 318807.2
Amerika Serikat 252885 252542 276905 291029 459546 306581.4
Uni Emirat Arab 275639 222737 152690 147183 190906 197831.0
Cina 250169 237867 169953 117288 128197 180694.8
Singapura 154581 163872 177272 145051 119650 152085.2
Arab Saudi 157058 137767 128473 152897 161162 147471.4
Filipina 104801 113639 130604 163164 183298 139101.2
Australia 163144 140895 124860 106661 101020 127316.0
Thailand 115565 107766 129904 125861 96508 115120.8
India 67832 79972 71791 111468 154234 97059.4
Pakistan 74551 78953 94333 97858 109860 91111.0
Sumber : Trademap, 2016 (diolah)
18

Perkembangan GDP Indonesia dan Negara Tujuan Utama

Perkembangan GDP riil negara-negara tujuan utama ekspor kertas


Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2010 hingga tahun 2014, hal ini
disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan tabel tersebut, negara tujuan utama yang
memiliki nilai GDP riil diatas US$ 1 triliun diantaranya Amerika Serikat, Cina,
Jepang, India, dan Australia. Negara tujuan utama kertas Indonesia yang memiliki
GDP riil terbesar adalah Amerika Serikat yang mencapai US$ 16.157 triliun pada
tahun 2014. GDP riil Cina terbesar kedua dengan nilai mencapai US$ 8.230 triliun
pada tahun 2014. GDP riil terbesar selanjutnya adalah Jepang dengan nilai GDP
riil pada tahun 2014 mencapai US$ 5.643 triliun.
Sementara negara tujuan ekspor lainnya memiliki GDP riil dibawah US$ 1
triliun. Vietnam dan Filipina memiliki nilai GDP riil terkecil dibandingkan
dengan negara tujuan utama lainnya. Sedangkan untuk posisi GDP riil Indonesia
berada dibawah lima negara dengan nilai GDP mencapai US$ 1 triliun namun
masih berada diatas negara tujuan utama lainnya yaitu mencapai US$ 942 miliar
pada tahun 2014.
Tabel 4 menunjukkan bahwa secara keseluruhan GDP riil masing-masing
negara tujuan utama ekspor kertas Indonesia mengalami peningkatan. Potensi
pasar yang besar bagi ekspor kertas Indonesia dapat ditunjukkan berdasarkan
peningkatan GDP masing-masing negara tujuan utama, dimana dengan
peningkatan GDP tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan ukuran
perekonomian suatu negara.
Tabel 4 Gross Domestic Product (GDP) tahun 2010-2014 (triliun US$)
Tahun Rata-
Negara
2010 2011 2012 2013 2014 Rata
Indonesia 0.76 0.80 0.85 0.90 0.94 0.85
Jepang 5.49 5.47 5.57 5.65 5.64 5.57
Malaysia 0.26 0.27 0.28 0.30 0.31 0.28
Vietnam 0.12 0.12 0.13 0.14 0.15 0.13
Amerika Serikat 14.96 15.20 15.54 15.77 16.16 15.53
Uni Emirat Arab 0.29 0.30 0.32 0.34 0.35 0.32
Cina 6.04 6.61 7.13 7.67 8.23 7.14
Singapura 0.24 0.25 0.26 0.27 0.28 0.26
Arab Saudi 0.53 0.58 0.61 0.63 0.65 0.60
Filipina 0.20 0.21 0.22 0.24 0.25 0.22
Australia 1.14 1.17 1.21 1.24 1.27 1.21
Thailand 0.34 0.34 0.37 0.38 0.38 0.36
India 1.71 1.82 1.92 2.05 2.20 1.94
Pakistan 0.47 0.49 0.45 0.44 0.46 0.46
Sumber : Worldbank, 2016 (diolah)
19

Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap Masing-Masing Negara Tujuan


Utama

Tabel 5 menunjukkan perkembangan nilai tukar riil terhadap masing-


masing negara tujuan utama ekspor kertas Indonesia. Secara keseluruhan nilai
tukar riil rupiah terhadap mata uang negara tujuan utama mengalami peningkatan
(rupiah terdepresiasi). Rupiah terdepresiasi terhadap nilai tukar Australia
sepanjang tahun 2010 hingga tahun 2014. Rupiah juga terdepresiasi terhadap nilai
tukar Pakistan, nilai tukar rupiah terhadap nilai tukar Singapura, nilai tukar rupiah
terhadap nilai tukar Cina sepanjang tahun 2010 hingga tahun 2014. Nilai tukar
rupiah terdepresiasi terhadap nilai tukar Jepang pada tahun 2010 hingga tahun
2012 dan rupiah terapresiasi pada tahun 2013 dan kembali terdepresiasi pada
tahun 2014. Rata-rata rupiah terapresiasi terhadap nilai tukar negara tujuan utama
pada tahun 2011 diantaranya rupiah terapresiasi terhadap nilai tukar Malaysia,
Vietnam, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Filipina, Thailand dan
India.
Tabel 5 Nilai tukar rupiah terhadap masing-masing negara tujuan utama tahun
2010-2014
Tahun
Negara
2010 2011 2012 2013 2014
Jepang 103.56 104.01 106.74 91.72 92.55
Malaysia 2822.22 2807.52 2901.85 3041.94 3220.12
Vietnam 0.49 0.48 0.53 0.59 0.65
Amerika Serikat 9090.62 8587.42 8995.96 9559.58 10356.19
Uni Emirat Arab 2475.32 2286.62 2362.43 2501.43 2729.14
Cina 1342.73 1357.92 1464.06 1603.21 1758.06
Singapura 6667.07 6966.17 7521.85 8054.64 8565.48
Arab Saudi 2424.17 2349.18 2480.63 2689.08 2943.22
Filipina 201.52 201.13 218.44 234.43 248.75
Australia 8338.79 8870.53 9299.77 9303.67 9491.17
Thailand 286.89 283.41 293.96 318.25 327.01
India 198.81 194.17 190.26 201.53 219.99
Pakistan 106.71 116.30 140.54 188.38 236.66
Sumber : UNCTAD, 2016 (diolah)

Perkembangan Tarif Komoditi Kertas Indonesia di Negara Tujuan Utama

Tabel 6 menunjukkan perkembangan tarif impor yang diterapkan negara


tujuan utama ekspor kertas Indonesia. Beberapa negara tujuan utama yang telah
menghilangkan tarif impornya adalah Jepang, Amerika Serikat dan Singapura.
Berdasarkan Tabel 6, Pakistan menerapkan tarif impor paling besar dibandingkan
negara tujuan utama lainnya pada tahun 2014 sebesar 19.85%. Sama halnya
dengan Pakistan, Vietnam dan Malaysia juga menerapkan tarif impor yang cukup
besar untuk kertas Indonesia yaitu masing-masing sebesar 14.06% dan 13.09%.
20

Secara keseluruhan tarif impor yang diterapkan negara tujuan utama berfluktuatif
setiap tahunnya namun cenderung sudah banyak dari negara-negara tersebut yang
menurunkan tarif impornya untuk kertas Indonesia.
Berbeda dengan tarif impor yang diberlakukan negara tujuan utama kertas
Indonesia yang cenderung berfluktuatif, tarif impor yang diterapkan India
memiliki nilai yang konstan dari tahun 2011 hingga tahun 2014 yaitu sebesar
9.92%. Uni Emirat Arab dan Arab Saudi juga menerapkan tarif impor yang
konstan dengan nilai yang sama pada tahun 2012 hingga tahun 2014 yakni sebesar
4.99%. Penurunan tarif terkait hambatan perdagangan mulai terlihat di tahun 2012
meskipun belum seluruh negara menghilangkan atau menurunkan hambatan
tarifnya.
Tabel 6 Tarif komoditi kertas Indonesia ke negara tujuan utama tahun 2010-2014
(%)
Tahun
Negara
2010 2011 2012 2013 2014
Jepang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Malaysia 13.19 13.47 13.13 13.11 13.09
Vietnam 14.82 14.82 14.08 13.91 14.06
Amerika Serikat 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Uni Emirat Arab 5.00 5.00 4.99 4.99 4.99
Cina 6.41 6.46 6.54 6.49 6.40
Singapura 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Arab Saudi 5.00 5.30 4.99 4.99 4.99
Filipina 5.57 6.19 6.20 6.06 5.89
Australia 4.01 3.98 4.06 4.08 4.24
Thailand 6.00 6.15 6.12 6.32 6.26
India 9.83 9.92 9.92 9.92 9.92
Pakistan 20.47 20.63 20.56 20.75 19.85
Sumber : TRAINS (2016)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Daya Saing Ekspor Kertas Indonesia Berdasarkan Revealed Comparative


Advantage (RCA) Periode Tahun 2010-2014

Sektor industri kertas Indonesia memiliki peranan yang cukup penting bagi
pembentukan GDP industri non-migas. Pertumbuhan sektor industri yang
seimbang dapat dijadikan pondasi perekonomian yang kuat dan berdaya saing
tinggi. Suatu negara memiliki ukuran daya saing tersendiri untuk produknya.
Ukuran tersebut yang menentukan produk memiliki daya saing tinggi atau lemah
terhadap produk sejenis yang juga ada di negara tersebut. Oleh karena itu, ukuran
daya saing produk menjadi ukuran analisis komparatif produk di suatu negara.
21

Tabel 7 menunjukkan hasil perhitungan RCA yang digunakan untuk melihat daya
saing produk kertas Indonesia di negara tujuan ekspor utama kertas Indonesia.
Tabel 7 Daya saing ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama tahun 2010-
2014
Nilai RCA
Negara
2010 2011 2012 2013 2014
Jepang 3.46 3.44 4.28 4.08 3.99
Malaysia 3.10 2.96 2.96 3.06 3.21
Vietnam 8.39 7.57 7.73 8.04 7.44
Amerika Serikat 2.23 2.13 2.75 2.66 3.71
Uni Emirat Arab N/A N/A 16.21 16.74 11.31
Cina 3.74 2.95 2.61 2.02 2.94
Singapura 2.13 1.45 1.52 1.45 1.30
Arab Saudi 10.69 7.03 6.01 6.40 5.84
Filipina 2.52 2.26 2.48 2.73 2.90
Australia 2.71 2.47 2.84 2.60 2.17
Thailand 3.28 2.73 3.04 2.95 2.28
India 1.21 1.04 1.09 1.31 1.75
Pakistan 7.73 6.10 5.32 5.28 3.82
Sumber : Trademap, 2016 (diolah)
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai RCA kertas Indonesia di
negara tujuan utama berfluktuatif namun rata-rata keseluruhan memiliki nilai
RCA lebih besar dari 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa kertas Indonesia
memiliki daya saing yang kuat dan memiliki keunggulan komparatif di pasar
internasional.
Nilai RCA kertas Indonesia di Uni Emirat Arab menunjukkan nilai N/A
(not available) pada tahun 2010 hingga tahun 2011 (disajikan pada Tabel 7). Hal
tersebut karena tidak tersedianya data nilai ekspor kertas dunia dan nilai total
ekspor dunia ke Uni Emirat Arab sehingga menyebabkan tidak dapat menghitung
nilai RCA kertas Indonesia ke negara tersebut pada tahun 2010 hingga tahun
2011.
Produk kertas Indonesia memiliki daya saing yang relatif lebih tinggi di
negara Uni Emirat Arab (16.209; 16.741; 11.311). Selanjutnya diikuti negara
Vietnam dan Arab Saudi yang nilainya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
negara tujuan ekspor lainnya. Beberapa negara tujuan ekspor utama yang
mengalami peningkatan daya saing sepanjang tahun 2012 hingga tahun 2014
diantaranya Malaysia, Filipina dan India.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Kertas Indonesia ke Negara


Tujuan Utama

Metode yang digunakan dalam menganalisis faktor-faktor yang


memengaruhi ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama adalah gravity
22

model. Tabel 8 menunjukkan hasil estimasi model faktor-faktor yang berpengaruh


terhadap ekspor kertas Indonesia dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Variabel
yang digunakan pada model tersebut yaitu GDP riil Indonesia, GDP riil negara
tujuan ekspor, nilai tukar Indonesia terhadap negara tujuan ekspor, jarak ekonomi,
indeks harga konsumen negara tujuan ekspor dan tarif. Hasil uji Chow memiliki
nilai probabilitas (0.0000) lebih kecil dari taraf nyata 5%, maka model terbaik
yang diperoleh pada pengolahan data panel adalah Fixed Effect Model.
Tabel 8 Hasil estimasi variabel yang berpengaruh terhadap volume ekspor
kertas Indonesia periode 2010-2014
Variabel Koefisien t-Statistic Probabilitas
LNGDPI 2.249162 6.004795 0.0000*
LNGDPJ -3.581232 -5.863031 0.0000*
LNEXRATE 0.910505 3.310208 0.0018*
LNDISTANCE -11.69235 -4.230810 0.0001*
LNCPIJ 1.138742 4.363742 0.0001*
TARIF 0.126960 0.785952 0.4359
C 144.4536 5.099293 0.0000
Weighted Statistics
R-squared 0.959728 Sum squared resid 1.274196
0.000000
Prob(F-statistic) Durbin-Watson stat 1.556059
Unweighted Statistics
R-squared 0.927004 Durbin-Watson stat 1.246024
Sum squared resid 1.413853
* Signifikan pada taraf nyata 5%

Model yang digunakan pada ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan


utama adalah sebagai berikut :

LNVEit = 144.4536 + 2.249162 LNGDPIit - 3.581232 LNGDPJit + 0.910505


LNEXRATEit - 11.69235 LNDISTECOit +1.138742 LNCPIJit +
0.126960Tit + εit

Berdasarkan Tabel 8, variabel yang berpengaruh terhadap volume ekspor


kertas Indonesia yaitu GDP riil Indonesia, GDP riil negara tujuan, nilai tukar
rupiah terhadap masing-masing negara tujuan, jarak ekonomi, dan indeks harga
konsumen negara tujuan ekspor. Hal tersebut dilihat dari nilai probabilitas
masing-masing variabel yang kurang dari taraf nyata 5%. Hasil estimasi model di
atas memiliki nilai R-square sebesar 0.959728 yang berarti 95.9728% keragaman
faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan
utama dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya, sedangkan sisanya
sebesar 4.0272% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai R-square yang
tinggi dan hampir mendekati 100% menunjukkan bahwa secara keseluruhan
model tersebut adalah model yang layak digunakan.
Selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik untuk menentukan syarat model
layak untuk digunakan. Suatu model dapat diindikasikan mengandung
multikolinearitas apabila nilai R-square tinggi tetapi banyak variabel yang tidak
23

signifikan. Hasil estimasi nilai korelasi antar variabel independen pada model
kurang dari 0.80 (Lampiran 5). Artinya, tidak ada interaksi antar variabel
independen pada model sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat masalah
multikolinearitas pada model.
Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat nilai sum squared resid
weighted dibandingkan dengan nilai sum squared resid unweighted. Hasil estimasi
menunjukkan bahwa nilai sum squared resid weighted sebesar 1.274196 kurang
dari nilai sum squared resid unweighted sebesar 1.413853, maka disimpulkan
tidak terjadi pelanggaran heteroskedastisitas.
Uji normalitas (Lampiran 6) dilakukan untuk mendeteksi apakah error
term berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilihat dari nilai jarque-
bera yang lebih besar dari taraf nyata 5%. Nilai probabilitas jarque-bera sebesar
2.998542 lebih besar dari taraf nyata 5%, maka dapat disimpulkan bahwa error
dalam model telah terdistribusi secara normal.
Uji autokorelasi dapat dideteksi dari nilai Durbin Watson (DW). Pengujian
asumsi autokorelasi juga dapat dilakukan melalui perhitungan secara manual
dengan melihat tabel DW. Jumlah observasi penelitian ini sebanyak 65, jumlah
variabel independen sebanyak 6, dan taraf nyata sebesar 5% maka diperoleh nilai
Durbin Watson tabel dengan dL sebesar 1.4043 dan dU sebesar 1.8046.
Terbebasnya permasalahan autokorelasi dalam pemodelan jika rentang nilai DW
di antara 1.8046 < DW < 2.1954. Dalam hasil estimasi model, nilai DW sebesar
1.556059 yang menunjukkan bahwa nilai DW berada di antara d L dan dU. Hal ini
dapat diartikan bahwa tidak ada keputusan adanya autokorelasi atau tidak. Namun
permasalahan autokorelasi dalam model sudah teratasi dengan pembobotan
Generalized Least Square (GLS). Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa model ini layak untuk digunakan dan hasil
estimasi dapat diinterpretasikan.

Pengaruh GDP Riil Indonesia terhadap Volume Ekspor Kertas Indonesia


Variabel GDP riil Indonesia secara signifikan berpengaruh positif pada
volume ekspor kertas Indonesia. Hal ini sesuai dengan hipotesis dan dibuktikan
dengan nilai koefisien dan probabilitas GDP riil Indonesia sebesar 2.249 dan
0.0000. Hasil estimasi dapat diartikan bahwa setiap kenaikan GDP riil Indonesia
sebesar 1% akan meningkatkan volume ekspor kertas Indonesia sebesar 2.249%
dengan asumsi cateris paribus. Hasil estimasi ini di dukung oleh penelitian Sari
(2014) yang menjelaskan bahwa GDP riil negara eksportir memiliki hubungan
yang positif dengan volume ekspor. Semakin besar GDP riil negara eksportir
maka semakin besar pula produksi kertas yang dihasilkan sehingga ekspor
cenderung meningkat.

Pengaruh GDP Riil Negara Tujuan Utama terhadap Volume Ekspor Kertas
Indonesia
Variabel GDP riil negara tujuan secara signifikan berpengaruh negatif
pada volume ekspor kertas Indonesia. Nilai probabilitas GDP riil negara tujuan
sebesar 0.0000 menunjukkan bahwa GDP riil negara tujuan ekspor memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor kertas Indonesia pada taraf
nyata 5%. Hasil estimasi menunjukkan nilai koefisien GDP riil negara tujuan
sebesar 3.581, sehingga dapat diartikan bahwa jika terjadi kenaikan GDP riil
24

negara tujuan ekspor sebesar 1% maka akan menurunkan volume ekspor kertas
Indonesia sebesar 3.581% dengan asumsi cateris paribus.
Sebagian besar negara tujuan ekspor kertas Indonesia adalah negara maju.
Semakin maju negara tujuan ekspor maka pendidikan dan pengetahuan mengenai
ekonomi hijau semakin tinggi selanjutnya berdampak pada penurunan permintaan
terhadap kertas. Selain isu ekonomi hijau, Ibrahim (2009) juga menunjukkan
bahwa dengan adanya perkembangan teknologi menyebabkan beberapa kawasan
internasional seperti Australia, Jepang, Vietnam, China, Singapura, Filipina,
Thailand dan Malaysia mengurangi penggunaan kertas (paperless). Kebijakan
pengurangan penggunaan kertas (paperless) dianggap penting oleh negara-negara
tersebut karena dapat meminimalisir biaya sehingga tercipta perdagangan yang
efisien. Selain itu, adanya kekhawatiran negara berkembang terhadap munculnya
isu lingkungan dari negara maju sebagai hambatan baru bagi perdagangan.
Kekhawatiran tersebut muncul antara lain dengan adanya persyaratan-persyaratan
perdagangan dari negara-negara maju seperti Ecolabelling dan ISO 14000 yang
menuntut suatu produk untuk memenuhi kriteria lingkungan yang ketat di negara
pengimpor (Hartati 2007).

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Masing-Masing Negara Tujuan


Utama terhadap Volume Ekspor Kertas Indonesia
Hasil estimasi menunjukkan bahwa nilai tukar riil mempunyai hubungan
positif dan signifikan terhadap volume ekspor kertas Indonesia. Nilai koefisien
nilai tukar riil sebesar 0.910 dapat diartikan bahwa setiap nilai tukar riil naik
(rupiah terdepresiasi) sebesar 1% maka akan meningkatkan volume ekspor kertas
Indonesia sebesar 0.910% dengan asumsi cateris paribus. Hasil tersebut sesuai
dengan hipotesis bahwa nilai tukar riil berpengaruh positif terhadap volume
ekspor kertas Indonesia.
Nilai tukar riil yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar riil
terhadap masing-masing negara tujuan ekspor. Kenaikan nilai tukar rupiah
terhadap mata uang negara tujuan ekspor menunjukkan bahwa rupiah mengalami
depresiasi, hal ini menyebabkan harga kertas akan menjadi lebih murah di negara
importir. Akibatnya permintaan terhadap kertas Indonesia di negara importir akan
meningkat sehingga volume ekspor kertas akan mengalami peningkatan. Hasil
penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Nurwulan (2015).

Pengaruh Jarak Ekonomi terhadap Volume Ekspor Kertas Indonesia


Variabel jarak ekonomi antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor
secara signifikan berpengaruh negatif terhadap volume ekspor kertas Indonesia.
Koefisien jarak ekonomi sebesar 11.692 memiliki makna semakin jauh jarak
Indonesia dengan jarak negara tujuan ekspor sebesar 1% maka akan
mengakibatkan penurunan volume ekspor kertas sebesar 11.692% dengan asumsi
cateris paribus. Hal ini dikarenakan jarak ekonomi merupakan gambaran dari
biaya transportasi yang diperlukan untuk mengirim ekspor kertas Indonesia ke
negara tujuan ekspor, sehingga peningkatan jarak ekonomi merupakan bentuk
peningkatan biaya transportasi dan akan mengurangi volume perdagangan. Hasil
estimasi ini sesuai dengan hipotesis dimana jarak ekonomi berhubungan negatif
terhadap volume ekspor kertas Indonesia. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Evasari (2014).
25

Pengaruh Indeks Harga Konsumen Negara Tujuan terhadap Volume Ekspor


Kertas Indonesia
Indeks harga konsumen negara tujuan secara signifikan berpengaruh
positif terhadap volume ekspor kertas Indonesia. Hasil estimasi menunjukkan nilai
koefisien indeks harga konsumen negara tujuan sebesar 1.139, sehingga dapat
diartikan bahwa jika terjadi kenaikan indeks harga konsumen negara tujuan
ekspor sebesar 1% maka akan meningkatkan volume ekspor kertas Indonesia
sebesar 1.139% dengan asumsi cateris paribus. Pengaruh indeks harga konsumen
negara tujuan ekspor yang positif dan signifikan tersebut sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sari (2014). Peningkatan yang terjadi pada indeks harga
konsumen di negara tujuan ekspor menyebabkan harga ekspor kertas tinggi
sehingga supply kertas Indonesia ke negara tujuan meningkat.

Pengaruh Tarif Impor Negara Tujuan terhadap Volume Ekspor Kertas


Variabel tarif yang diterapkan oleh negara tujuan ekspor terkait ekspor
kertas Indonesia tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor kertas
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas tarif sebesar 0.436 yang
lebih besar dari taraf nyata 5%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tarif
bukan hal yang krusial bagi Indonesia dan negara tujuan ekspor.
Variabel tarif tidak signifikan berpengaruh nyata terhadap volume ekspor
Indonesia sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Evasari (2014) dan
Sari (2014). Selain itu didukung juga oleh penelitian Challagan dan Uprasen
(2008) yang menerangkan bahwa meskipun banyak negara menerapkan tarif
impor yang tinggi seperti EU, namun volume perdagangan masih tinggi. Studi
Duval Uthokham (2009) menjelaskan bahwa tarif hanya memengaruhi sebagian
kecil dari total biaya perdagangan internasional secara keseluruhan untuk wilayah
sub-Asia. Menurut hasil penelitiannya juga dijelaskan bahwa fasilitasi
perdaganganlah yang lebih berpengaruh karena dapat meningkatkan daya saing
ekspor.
Menurut Salvatore (1997), peranan tarif di negara-negara industri telah
menurun dalam era modern sekarang ini, tepatnya sejak berakhirnya Perang Dunia
Kedua karena pemerintah dari berbagai negara kini lebih suka dan terbiasa
melindungi industri-industri domestiknya dengan memberlakukan berbagai
macam dan bentuk hambatan selain tarif. Tarif yang semakin rendah tersebutlah
yang menyebabkan variabel tarif tidak signifikan memengaruhi perdagangan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan RCA menunjukkan bahwa kertas Indonesia


memiliki daya saing yang cukup tinggi di negara-negara tujuan ekspor utama. Hal
ini ditunjukkan dengan nilai RCA kertas Indonesia yang lebih besar dari 1.
Produk kertas Indonesia memiliki daya saing yang relatif lebih tinggi di negara
Uni Emirat Arab dibandingkan dengan negara tujuan ekspor kertas lainnya.
26

Selanjutnya diikuti negara Vietnam dan Arab Saudi yang juga memiliki daya
saing yang relatif cukup tinggi. Namun rata–rata terjadi penurunan daya saing
pada tahun 2014.
Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan pendekatan gravity
model diketahui bahwa variabel GDP riil negara Indonesia dan negara tujuan,
nilai tukar negara Indonesia terhadap masing-masing negara tujuan, indeks harga
konsumen negara tujuan dan jarak ekonomi antar negara Indonesia dengan negara
tujuan berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor kertas Indonesia.
Sedangkan variabel tarif tidak memberikan pengaruh terhadap volume ekspor
kertas Indonesia. Variabel yang paling berpengaruh terhadap volume ekspor
kertas Indonesia dari hasil estimasi model adalah jarak ekonomi antar negara
Indonesia dan negara tujuan ekspor.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat


diberikan untuk pemerintah dalam merumuskan dan mengimplementasikan
kebijakan serta penelitian selanjutnya antara lain :
1. Jarak merupakan proksi dari biaya transportasi. Semakin efisien biaya
transportasi, maka jarak akan menjadi tidak signifikan terhadap ekspor. Oleh
karena itu, diperlukan teknologi yang mendukung agar biaya transportasi
efisien.
2. GDP negara eksportir digunakan untuk mengukur kapasitas produksi negara
tersebut. Kapasitas produksi dapat ditingkatkan melalui fasilitasi dari
pemerintah dan juga eksportirnya itu sendiri. Untuk mendukung peningkatan
ekspor, maka fasilitasi pemerintah dapat dilakukan melalui promosi ekspor,
intelejen pasar serta peningkatan infrastruktur seperti penyediaan infrastruktur
jalan raya dan pelabuhan yang efisien sehingga berdampak pada efisiensi
logistik.
3. Bagi peneliti selanjutnya dapat memasukkan fasilitasi perdagangan seperti
efisiensi pelabuhan, pengurusan dokumen dan lain sebagainya untuk melihat
pengaruhnya terhadap ekspor kertas Indonesia.
4. Perlu juga dilakukan estimasi perhitungan hambatan non-tarif pada penelitian
selanjutnya karena dalam penelitian ini variabel tarif tidak berpengaruh
terhadap volume ekspor kertas Indonesia. Hal ini diindikasikan karena adanya
hambatan non-tarif yang diberlakukan negara pengimpor untuk memproteksi
produk dalam negerinya.

DAFTAR PUSTAKA

Anugrah IR. 2013. Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor
Kertas Indonesa: Sebelum dan Sesudah ASEAN-China Free Trade Area
(ACFTA) [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Callaghan B, Uprasen U. 2008. Impact of the 5th EU Enlargement on ASEAN.
Berlin: University of Limerick.
27

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2017. Nilai PDB lapangan usaha atas dasar harga
konstan 2010 [internet]. [diunduh 2017 Juni 18]. Tersedia pada:
http://www.bps.go.id.
[BPS] Badan Pusat Statistika. 2017. Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan
Sedang Menurut Sub Sektor [internet]. [diunduh 2017 Juni 19]. Tersedia
pada: http://www.bps.go.id.
[CEPII] Centre d’Etudes Prospective et d’Informations Internationales. 2016.
Data Jarak Geografis [internet]. [diunduh 2016 Agustus 12]. Tersedia pada:
http://www.cepii.org.
Evasari U. 2014. Dampak Fasilitasi Perdagangan terhadap Ekspor Elektronika
Indonesia ke Negara-Negara Anggota APEC [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Firdaus M. 2011. Aplikasi Ekonometrika: untuk Data Panel dan Time Series.
Bogor (ID): IPB Press.
Hartati AY. 2007. Lingkungan hidup dan liberalisasi perdagangan: upaya mencari
jalan tengah. JISIP. 11(2):153-286.
Heldini N. 2008. Analisis Pangsa Pasar Industri Kertas Indonesia di Pasar
Internasional [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Herrera EG, Baleix JM. 2014. Are Estimation Techniques Neutral to Estimate
Gravity Equation an Application to the Impact of EMU on Third Countries
Export. Granada: Universidad de Granada.
Ibrahim MB. 2009. The drive for developing paperless bussiness environments in
APEC. APWIN. 10:63-70.
Juanda B. 2009. Ekonometrika Permodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB
Press.
[Kemenperin] Kementerian Perindustrian. 2016. Konsumsi kertas domestik naik.
[diunduh pada 2016 Agustus 21]. Tersedia pada:
http://www.kemenperin.go.id.
[Kemenperin] Kementerian Perindustrian. 2016. RI produsen kertas nomor 6
terbesar dunia. [diunduh pada 2017 September 28]. Tersedia pada:
http://www.kemenperin.go.id.
Laksono DR. 2014. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Daya Saing Produk Olahan
Rotan Indonesia di Kawasan ASEAN dan Tiongkok [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Mankiw NG. 2007. Makroekonomi Edisi Keenam. Liza Fitria, Nurmawan Imam,
penerjemah; Hardani Wibi, Bardani Devri, Saat Suryadi, editor. Jakarta
(ID): Erlangga. Terjemahan dari: Macroeconomics 6th.
Nurwulan S. 2015. Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Ekspor Alas Kaki Indonesia ke Negara Amerika Latin [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Oktaviani R, Novianti T. 2009. Teori Perdagangan Internasional dan Aplikasinya
di Indonesia Bagian I. Bogor (ID): Departemen Ilmu Ekonomi, Institut
Pertanian Bogor.
Safitri D. 2014. Analisis Daya Saing Komoditas Pulp dan Kertas Indonesia di
Negara Importir Utama [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Salvatore D. 1997. Ekonomi Internasional Edisi Kelima. Munandar H,
penerjemah; Sumiharti, editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari:
International Economics. Ed ke-5.
28

Sari KR. 2014. Daya Saing, Hambatan Non-Tarif dan Faktor-Faktor yang
Memengaruhi Ekspor Kayu Lapis Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[Trademap] International Trade Centre. 2016. Nilai Ekspor HS 48 Paper and
Paperboard, Article of Paper and Paperboard Indonesia ke Negara Tujuan
Utama [internet]. [diunduh 2016 Agustus 12]. Tersedia pada:
http://www.trademap.org.
[Trademap] International Trade Centre. 2016. Volume Ekspor HS 48 Paper and
Paperboard, Article of Paper and Paperboard Indonesia ke Negara Tujuan
Utama [internet]. [diunduh 2016 Agustus 12]. Tersedia pada:
http://www.trademap.org.
[UNCTAD] United Nations Conference on Trade and Development. 2016. Data
Nilai Tukar Nominal [internet]. [diunduh 2016 Agustus 12]. Tersedia pada:
http://unctad.org.
[WITS] World Integrated Trade Solution. 2016. Data Tarif Kertas Indonesia
[internet]. [diunduh 2016 Agustus 12]. Tersedia pada:
http://www.wits.worldbank.org.
[WB] World Bank. 2016. Data CPI (constant 2010 = 100) [internet]. [diunduh
2016 Agustus 12]. Tersedia pada: http://www.worldbank.org.
Wulandari RA. 2013. Analisis Analisis Daya Saing Industri Pulp dan Kertas
Indonesia di Pasar Internasional [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Yuniarti D. 2007. Analisis determinan perdagangan bilateral Indonesia
pendekatan gravity model. JEKP. 12(2):99-109.
LAMPIRAN

Lampiran 1 Variabel analisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama
Negara Tahun LNVE LNGDPI LNGDPJ LNDISTANCE LNCPIJ LNEXRATE Tarif
Jepang 2010 12.988 27.350 29.336 8.793 4.605 4.640 0.00
Jepang 2011 13.096 27.410 29.331 8.801 4.602 4.645 0.00
Jepang 2012 13.162 27.469 29.348 8.806 4.602 4.670 0.00
Jepang 2013 13.041 27.523 29.362 8.812 4.606 4.519 0.00
Jepang 2014 12.924 27.572 29.361 8.819 4.633 4.528 0.00
Malaysia 2010 12.910 27.350 26.265 8.445 4.605 7.945 13.19
Malaysia 2011 12.855 27.410 26.316 8.451 4.637 7.940 13.47
Malaysia 2012 12.893 27.469 26.369 8.455 4.653 7.973 13.13
Malaysia 2013 12.803 27.523 26.416 8.461 4.674 8.020 13.11
Malaysia 2014 12.736 27.572 26.474 8.454 4.705 8.077 13.09
Vietnam 2010 12.611 27.350 25.476 10.031 4.605 -0.717 14.82
Vietnam 2011 12.570 27.410 25.537 10.030 4.776 -0.730 14.82
Vietnam 2012 12.634 27.469 25.588 10.037 4.863 -0.633 14.08
Vietnam 2013 12.783 27.523 25.641 10.038 4.927 -0.528 13.91
Vietnam 2014 12.746 27.572 25.699 10.030 4.967 -0.434 14.06
Amerika Serikat 2010 12.441 27.350 30.337 9.741 4.605 9.115 0.00
Amerika Serikat 2011 12.439 27.410 30.353 9.743 4.636 9.058 0.00
Amerika Serikat 2012 12.531 27.469 30.375 9.745 4.657 9.105 0.00
Amerika Serikat 2013 12.581 27.523 30.389 9.747 4.671 9.165 0.00
Amerika Serikat 2014 13.038 27.572 30.413 9.748 4.687 9.245 0.00
30

Uni Emirat Arab 2010 12.527 27.350 26.379 10.089 4.605 7.814 5.00
Uni Emirat Arab 2011 12.314 27.410 26.430 10.095 4.614 7.735 5.00
Uni Emirat Arab 2012 11.936 27.469 26.497 10.089 4.621 7.767 4.99
Uni Emirat Arab 2013 11.899 27.523 26.539 10.098 4.631 7.825 4.99
Uni Emirat Arab 2014 12.160 27.572 26.584 10.101 4.655 7.912 4.99
Cina 2010 12.430 27.350 29.429 8.678 4.605 7.202 6.41
Cina 2011 12.379 27.410 29.520 8.675 4.658 7.214 6.46
Cina 2012 12.043 27.469 29.595 8.673 4.684 7.289 6.54
Cina 2013 11.672 27.523 29.669 8.671 4.710 7.380 6.49
Cina 2014 11.761 27.572 29.739 8.669 4.729 7.472 6.40
Singapura 2010 11.948 27.350 26.189 8.220 4.605 8.805 0.00
Singapura 2011 12.007 27.410 26.249 8.220 4.656 8.849 0.00
Singapura 2012 12.085 27.469 26.285 8.237 4.701 8.926 0.00
Singapura 2013 11.885 27.523 26.331 8.244 4.724 8.994 0.00
Singapura 2014 11.692 27.572 26.363 8.257 4.734 9.055 0.00
Arab Saudi 2010 11.964 27.350 26.990 9.790 4.605 7.793 5.00
Arab Saudi 2011 11.833 27.410 27.085 9.770 4.662 7.762 5.30
Arab Saudi 2012 11.763 27.469 27.137 9.773 4.690 7.816 4.99
Arab Saudi 2013 11.938 27.523 27.164 9.790 4.725 7.897 4.99
Arab Saudi 2014 11.990 27.572 27.200 9.798 4.751 7.987 4.99
Filipina 2010 11.560 27.350 26.020 9.500 4.605 5.306 5.57
Filipina 2011 11.641 27.410 26.055 9.519 4.651 5.304 6.19
Filipina 2012 11.780 27.469 26.120 9.514 4.682 5.387 6.20
Filipina 2013 12.003 27.523 26.188 9.503 4.711 5.457 6.06
Filipina 2014 12.119 27.572 26.248 9.494 4.752 5.516 5.89
31

Australia 2010 12.002 27.350 27.764 9.122 4.605 9.029 4.01


Australia 2011 11.856 27.410 27.788 9.137 4.638 9.090 3.98
Australia 2012 11.735 27.469 27.823 9.146 4.655 9.138 4.06
Australia 2013 11.577 27.523 27.847 9.159 4.679 9.138 4.08
Australia 2014 11.523 27.572 27.872 9.169 4.704 9.158 4.24
Thailand 2010 11.658 27.350 26.555 8.916 4.605 5.659 6.00
Thailand 2011 11.588 27.410 26.563 8.951 4.643 5.647 6.15
Thailand 2012 11.775 27.469 26.633 8.944 4.672 5.683 6.12
Thailand 2013 11.743 27.523 26.660 8.963 4.694 5.763 6.32
Thailand 2014 11.477 27.572 26.668 8.992 4.713 5.790 6.26
India 2010 11.125 27.350 28.167 8.883 4.605 5.292 9.83
India 2011 11.289 27.410 28.231 8.882 4.690 5.269 9.92
India 2012 11.182 27.469 28.286 8.883 4.779 5.248 9.92
India 2013 11.621 27.523 28.350 8.880 4.883 5.306 9.92
India 2014 11.946 27.572 28.420 8.873 4.947 5.394 9.92
Pakistan 2010 11.219 27.350 26.871 9.604 4.605 4.670 20.47
Pakistan 2011 11.277 27.410 26.908 9.618 4.793 4.756 20.63
Pakistan 2012 11.455 27.469 26.840 9.699 5.035 4.945 20.56
Pakistan 2013 11.491 27.523 26.820 9.748 5.366 5.238 20.75
Pakistan 2014 11.607 27.572 26.863 9.752 5.525 5.467 19.85
32

Lampiran 2 Hasil RCA ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama


Negara Tahun Xij Xit Wj Wt RCA
Jepang 2010 447163 25781814 3479978 694059160 3.4591738
Jepang 2011 573816 33714696 4227346 855380474 3.4438557
Jepang 2012 622733 30135107 4273867 885843335 4.2831675
Jepang 2013 476297 27086259 3590887 833166061 4.0799858
Jepang 2014 394172 23127089 3470180 812184752 3.989033
Malaysia 2010 341755 9362332 1945398 165209558 3.0999704
Malaysia 2011 345788 10995847 1994480 187573009 2.9574805
Malaysia 2012 336965 11280285 1978694 196196619 2.9619492
Malaysia 2013 297820 10666609 1880279 205813525 3.0561812
Malaysia 2014 276897 9731541 1851144 208823429 3.2097829
Vietnam 2010 258819 1946221 1345348 84838553 8.3861498
Vietnam 2011 247130 2354191 1479785 106749854 7.5727295
Vietnam 2012 236472 2273693 1530798 113780431 7.7303221
Vietnam 2013 256424 2400880 1753166 132032531 8.0435196
Vietnam 2014 232713 2451197 1887738 147839048 7.4351523
Amerika Serikat 2010 267654 14301876 16539108 1.968E+09 2.2271583
Amerika Serikat 2011 264792 16497616 17051646 2.264E+09 2.1306921
Amerika Serikat 2012 281161 14910181 15994575 2.335E+09 2.7524941
Amerika Serikat 2013 294121 15741132 16317941 2.327E+09 2.6640637
Amerika Serikat 2014 432495 16560076 16969186 2.411E+09 3.7104701
33

Uni Emirat Arab 2010 294695 1475344 0 0 N/A


Uni Emirat Arab 2011 214742 1734502 0 0 N/A
Uni Emirat Arab 2012 142007 1619001 1412462 261022920 16.209309
Uni Emirat Arab 2013 132569 1589067 1469926 294966918 16.740854
Uni Emirat Arab 2014 153431 2503134 1618200 298611277 11.311053
Cina 2010 193746 15692611 4611778 1.396E+09 3.737275
Cina 2011 196428 22941005 5054829 1.743E+09 2.9531143
Cina 2012 142824 21659503 4596226 1.818E+09 2.6085117
Cina 2013 102132 22601487 4372835 1.95E+09 2.0150909
Cina 2014 114062 17605944 4308703 1.958E+09 2.9440997
Singapura 2010 127744 13723266 1357237 310791134 2.1315521
Singapura 2011 137875 18443890 1888775 365770491 1.4476429
Singapura 2012 126574 17135025 1848454 379722889 1.5174622
Singapura 2013 113782 16686239 1754243 373015740 1.4499483
Singapura 2014 100940 16752340 1704470 366247322 1.2947112
Arab Saudi 2010 174069 1167297 1490156 106862965 10.693886
Arab Saudi 2011 133034 1430126 1740614 131586578 7.0323013
Arab Saudi 2012 121169 1776507 1765588 155593039 6.0107047
Arab Saudi 2013 120895 1734017 1783466 163712750 6.3998922
Arab Saudi 2014 133215 2156325 1778410 168239638 5.8443383
Filipina 2010 93724 3180743 683766 58467804 2.5195995
Filipina 2011 109472 3699027 832432 63692684 2.2644166
Filipina 2012 117827 3707633 836197 65349781 2.4836112
Filipina 2013 134854 3816963 850003 65705431 2.7310314
Filipina 2014 153345 3887832 922614 67718869 2.8950214
34

Australia 2010 165481 4244397 2898549 201703334 2.7130923


Australia 2011 158942 5582530 2714047 235008346 2.4653213
Australia 2012 143111 4905413 2584583 251158190 2.8350081
Australia 2013 117554 4370482 2410708 233403324 2.604177
Australia 2014 114246 4962452 2431147 228745757 2.16614
Thailand 2010 116064 4566569 1413840 182393380 3.2788105
Thailand 2011 117748 5896687 1670766 228483302 2.7307648
Thailand 2012 130989 6635141 1606947 247575852 3.0415251
Thailand 2013 120455 6061870 1689413 250708238 2.9488385
Thailand 2014 97030 5784720 1677923 227931507 2.2785367
India 2010 64907 9915039 1887452 350029387 1.2140196
India 2011 73289 13335706 2454712 462402791 1.0352439
India 2012 63444 12496314 2266893 488976378 1.0951295
India 2013 87228 13031303 2376762 466045567 1.3125346
India 2014 121590 12248960 2610041 459369464 1.7470826
Pakistan 2010 62366 688187 440068 37537025 7.7300355
Pakistan 2011 69061 936014 527542 43578259 6.0948546
Pakistan 2012 76691 1381754 456968 43813262 5.3214927
Pakistan 2013 75319 1415438 441383 43775183 5.2774735
Pakistan 2014 85206 2045294 519199 47544889 3.8149111
35

Lampiran 3 Hasil Estimasi Fixed Effect Model


Dependent Variable: LNVE
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 08/24/16 Time: 06:47
Sample: 2010 2014
Periods included: 5
Cross-sections included: 13
Total panel (balanced) observations: 65
Linear estimation after one-step weighting matrix
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced
rank
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
LNGDPI 2.249162 0.374561 6.004795 0.0000*
LNGDPJ -3.581232 0.610816 -5.863031 0.0000*
LNEXRATE 0.910505 0.275060 3.310208 0.0018*
LNDISTANCE -11.69235 2.763619 -4.230810 0.0001*
LNCPIJ 1.138742 0.260955 4.363742 0.0001*
TARIF 0.126960 0.161536 0.785952 0.4359
C 144.4536 28.32817 5.099293 0.0000
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0.959728 Mean dependent var 14.44770
Adjusted R-squared 0.943969 S.D. dependent var 5.145340
S.E. of regression 0.166433 Sum squared resid 1.274196
F-statistic 60.90153 Durbin-Watson stat 1.556059
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.927004 Mean dependent var 12.09631
Sum squared resid 1.413853 Durbin-Watson stat 1.246024
36

Lampiran 4 Uji Chow


Ho : PLS
H1 : FEM

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 59.578686 (12,46) 0.0000

Hasil uji Chow dari model FEM memiliki nilai prob 0.0000 < α 5%, maka
menunjukkan tolak Ho artinya model FEM yang terpilih.

Lampiran 5 Uji Multikolinearitas


LNVE LNGDPI LNGDPJ LNEXRATE LNDISTANCE LNCPIJ TARIF
LNVE 1.000000 0.009830 0.191549 -0.134376 -0.026338 -0.224510 -0.226345
LNGDPI 0.009830 1.000000 0.039381 0.028758 0.016739 0.445523 -0.004469
LNGDPJ 0.191549 0.039381 1.000000 0.327973 -0.155022 -0.172413 -0.442691
LNEXRATE -0.134376 0.028758 0.327973 1.000000 -0.315320 -0.306765 -0.511358
LNDISTANCE -0.026338 0.016739 -0.155022 -0.315320 1.000000 0.221785 0.225817
LNCPIJ -0.224510 0.445523 -0.172413 -0.306765 0.221785 1.000000 0.580967
TARIF -0.226345 -0.004469 -0.442691 -0.511358 0.225817 0.580967 1.000000

Dalam tabel korelasi antar peubah bebas di atas tidak terdapat koefisien korelasi
lebih dari 0.8 sehingga dapat dinyatakan model tersebut terbebas dari masalah

Lampiran 6 Uji Normalitas

9
Series: Standardized Residuals
8
Sample 2010 2014
7 Observations 65

6 Mean 1.02e-16
Median -0.014387
5
Maximum 0.284509
4 Minimum -0.240771
Std. Dev. 0.141100
3 Skewness 0.224242
Kurtosis 2.048151
2

1
Jarque-Bera 2.998542
Probability 0.223293
0
-0.2 -0.1 -0.0 0.1 0.2 0.3
37

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bekasi pada tanggal 11 Januari 1993 dari pasangan


Bapak Sukarmin dan Ibu Riyati. Penulis adalah putra kedua dari tiga bersaudara.
Tahun 2011 penulis lulus dari SMA Negeri 4 Bekasi dan pada tahun yang sama
penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi
dan Manajemen.
Selama menjalankan studi di IPB, penulis aktif dalam berbagai kegiatan
organisasi kampus. Penulis pernah mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)
Gentra Kaheman IPB pada tahun 2011. Selain itu juga mengikuti organisasi
Himpunan Profesi Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA) pada periode
2012/2013 dan periode 2013/2014 sebagai staff Information, Promotion and
Internal Relationship (INTEL). Penulis juga sering mengikuti berbagai
kepanitiaan program kerja himpunan.
Penulis juga pernah mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat mahasiswa
dan lolos dalam Program Kreatifitas Mahasiswa Kategori Pengabdian Masyarakat
(PKM-M) yang dibiayai oleh Dikti dengan judul “Peningkatan Literasi Keuangan
dan Jiwa Kewirausahaan pada Anak Melalui Komik si Kece (Keuangan Cerdas)”
pada tahun 2013. Selain itu, penulis juga aktif dalam beberapa perlombaan
olahraga yang diselenggarakan oleh IPB, Fakultas dan Departemen. Penghargaan
yang pernah di raih antara lain Juara 3 Estafet Putri pada acara Sportakuler tahun
2013 yang diselenggarakan oleh BEM FEM IPB, Juara 3 Bulutangkis tahun 2013,
Juara 2 Voli Putri tahun 2014, Juara 1 Bulutangkis tahun 2014 dan 2015 pada
acara Ilmu Ekonomi CUP yang diselenggarakan oleh HIPOTESA FEM IPB.

Anda mungkin juga menyukai