Anda di halaman 1dari 6

Analisis Daya Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Besi dan Baja

Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan sumber daya alam yang melimpah dan
beragam. Potensi tersebut dapat menciptakan peluang besar bagi perekonomian Indonesia baik
secara domestik maupun internasional. Pertumbuhan sektor industri yang seimbang antara
industri hulu dan industri hilir dapat membentuk sistem industrialisasi yang memiliki daya saing
tinggi sehingga tercapainya pondasi perekonomian yang kuat (Laksono 2014). Dari berbagai
ragam sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia, salah satu sumber daya alam yang
memiliki potensi besar yaitu industri pengolahan.
Sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor dari lima sektor terbesar yang
memiliki peran strategis dan memberikan kontribusi PDB terbesar dibandingkan dengan sektor
lainnya di Indonesia. Hal tersebut terlihat pada Gambar 1 yang menunjukkan bahwa sektor
industri pengolahan mengalami peningkatan sepanjang tahun 2014 hingga tahun 2019. Industri
pengolahan berkontribusi terhadap PDB sebesar 20.79% pada tahun 2019.

Sumber: BPS (2020)


Gambar 1 Perkembangan PDB menurut lima lapangan usaha terbesar atas dasar harga
konstan 2010 tahun 2010-2016
Industri pengolahan terdiri atas dua subsektor yaitu industri migas dan non migas,
industri non-migas. Industri non-migas merupakan subsektor industri pengolahan yang cukup
potensial baik di pasar domestik maupun pasar internasional. Salah satu komoditas hasil industri
non-migas yang cukup potensial dan dapat berkembang dalam beberapa tahun ini adalah industri
logam dasar. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1 yang menyajikan peran sektor industri
pengolahan terhadap PDB pada tahun 2014-2019.

Tabel 1 Peran sektor industri pengolahan terhadap PDB menurut lapangan usaha atas dasar
harga konstan 2010 tahun 2010-2016 (triliun rupiah)
Tahun
Industri Pengolahan
2014 2015 2016 2017 2018 2019
C. Industri Pengolahan 1854256.7 1934533.2 2016876.9 2103466.1 2193368.4 2276667.8
Industri Batubara dan
1 216750.8 214312 220392.1 219849.4 219831.8 217402.2
Pengilangan Migas
Industri Pengolahan
1637505.9 1720221.2 1796484.8 1883616.7 1973536.6 2059265.6
Non Migas
Industri Makanan dan
1 502856.2 540756.4 585786.3 639834.4 690462.5 744170.5
Minuman
Industri Pengolahan
2 78878.7 83798.7 85119.7 84572.4 87548.7 90486.7
Tembakau
Industri Tekstil dan
3 117723.4 112078.9 111978.2 116261.6 126406.8 145804.6
Pakaian Jadi
4 Industri Kulit, Barang dari
Kulit dan Alas Kaki 22967.7 23879.2 25875.3 26449 28941.7 28654.1
Industri Kayu, Barang
dari Kayu dan Gabus dan
5 Barang Anyaman dari 61742.5 60735.4 61790.6 61870.4 62337.3 59498.3
Bambu, Rotan dan
Sejenisnya
Industri Kertas dan Barang
dari Kertas;
6 Percetakan dan 70670.1 70556.8 72399.9 72640.6 73681.6 80211
Reproduksi Media
Rekaman
7 Industri Kimia, Farmasi
dan Obat Tradisional 153191.9 164843 174469.8 182380.2 179791.9 195040.9
8 Industri Karet, Barang
dari Karet dan Plastik
72777.3 76442.1 69940.9 71666.8 76627.8 72398.8
9 Industri Barang Galian
62706.8 66485.2 70118.7 69512.9 71424.4 70690.7
bukan Logam
10 Industri Logam Dasar 72059.1 76532.1 77293 81832.6 89188.6 91716.9
Industri Barang Logam;
Komputer, Barang
178544.2 192528 200860.9 206469.3 205216.8 204172.5
11 Elektronik, Optik; dan
Peralatan Listrik
12 Industri Mesin dan
Perlengkapan 26259.7 28250.5 29676.6 31325 34297.3 32881
13 Industri Alat
178022.5 182289.1 190523.4 197527.9 205907.2 198853.9
Angkutan 14 Industri
23179.9 24377.4 24489.8 25383.7 25946 28113
Furnitur
Industri Pengolahan
Lainnya; Jasa Reparasi 15925.9 16668.4 16161.7 15889.9 15758 16572.7
15 dan Pemasangan Mesin
dan Peralatan
Sumber: BPS (2020)
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun 2014 hingga tahun 2019 industri
logam dasar memiliki kontribusi terhadap PDB yang meningkat. Industri logam dasar
berkontribusi sebesar 4.45% terhadap industri non-migas pada tahun 2019. Industri logam dasar
tidak hanya berkontribusi sebagai penyumbang devisa negara melainkan mampu memperluas
kesempatan kerja. Berdasarkan data BPS (2020), industri logam dasar Indonesia mampu
menyerap tenaga kerja sebesar 133.919 jiwa pada tahun 2019 dan mengalami peningkatan pada
tahun 2020 menjadi sebesar 156.364 jiwa.
Industri logam dasar terdiri atas beberapa komoditas yaitu besi baja, aluminium, tembaga,
dan nikel. Diantara keempat komoditas tersebut, besi dan baja merupakan salah satu komoditas
yang sangat potensial. Komoditas besi dan baja merupakan salah satu komoditas penting dan
strategis karena produksinya digunakan untuk mendorong perkembangan industri lainnya.

Sumber : Trademap, 2021 (diolah)


Gambar 2 Nilai ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia menunjukkan tren peningkatan dari
tahun 2017 hingga 2021.

Perumusan Masalah

Era globalisasi yang membuat akses semakin mudah mendorong setiap negara untuk
meningkatkan daya saing terutama untuk komoditas-komoditas yang memiliki keunggulan
kompetitif dan komparatif di pasar global. Besi dan baja merupakan salah satu komoditas
Indonesia yang sangat dibutuhkan di pasar internasional karena sangat dibutuhkan sebagai
komoditas yang dapat mendukung industri lain sehingga permintaan dunia akan besi dan baja
akan terus meningkat. Indonesia memiliki potensi dalam mengekspor produk besi dan baja di
kawasan internasional. Perkembangan volume ekspor besi dan baja Indonesia ke negara tujuan
utama dapat dilihat pada Gambar 3.

Sumber : Trademap, 2021


(diolah) Gambar 3.

Berdasarkan grafik di atas, nilai ekspor ke setiap negara tujuan cenderung meningkat dari
tahun 2017 hingga tahun 2021. Pada tahun 2021 nilai ekspor besi dan baja Indonesia ke dunia
mencapai nilai USD 21,4 miliar. Nilai ini meningkat sebesar 90,2 persen dari nilai tahun 2020
sebesar USD 11,2 miliar. Namun, dengan peningkatan yang sangat signifikan ini, Indonesia
belum menjadi ekportir utama dalam ekspor besi dan baja. Faktanya China menjadi negara
terbesar dalam industri besi dan baja walaupun dalam waktu yang bersamaan China menjadi
negara yang paling banyak mengimpor besi dan baja dari Indonesia. Adanya negara lain yang
juga merupakan pengekspor produk besi dan baja serupa akan membuat Indonesia memiliki
tantangan baru agar dapat bersaing di pasar internasional. Memasuki era kebebasan perdagangan
internasional, dimana setiap negara terus menerus melakukan strategi untuk tetap bertahan dalam
persaingan yang ketat. Begitupun Indonesia harus memiliki strategi dalam mempertahankan atau
bahkan meningkatkan posisi ekspornya.

Grafik diatas menunjukkan bahwa negara Indonesia belum menjadi negara ekportir besi
dan baja utama, China telah mengekspor senilai
Dalam rangka meningkatkan nilai ekspor besi dan baja, Indonesia harus meningkatkan
daya saing baik di pasar domestik maupun internasional. Adapun faktor-faktor yang diduga
memengaruhi ekspor besi dan baja Indonesia ke negara tujuan ekspor adalah GDP per kapita
Indonesia, nilai tukar rupiah, jumlah produksi besi dan baja Indonesia, harga ekspor pesaing
utama (China), harga ekspor ke negara tujuan, dan volume ekspor ke negara tujuan.
Terkait dengan hal tersebut relevan dilakukan penelitian dengan judul analisis daya saing
dan faktor-faktor yang memengaruhi ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan utama. Oleh
karena itu, rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana daya saing besi dan baja Indonesia di negara tujuan ekspor utama?
2. Faktor-faktor apa yang memengaruhi ekspor besi dan baja Indonesia ke negara tujuan
utama?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjelasan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini
secara umum adalah:
1. Menganalisis daya saing komoditas besi dan baja Indonesia ke negara tujuan
utama ekspor
2. Menganalisis Faktor-faktor yang memengaruhi ekspor besi dan baja Indonesia
ke negara tujuan utama ekspor

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini secara umum diharapkan mampu memberikan tambahan informasi
mengenai daya saing ekspor besi dan baja Indonesia ke negara tujuan utama ekspor. Lebih
khusus penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan
wawasan terkait daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi ekspor besi dan
baja Indonesia ke negara tujuan utama ekspor. Selain itu, penelitian ini
diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam penelitian selanjutnya dengan
topik bahasan terkait.
2. Bagi pemerintah, diharapkan penelitian ini menjadi tolak ukur dalam merumuskan
kebijakan terkait ekspor terutama kebijakan yang dapat meningkatkan ekspor besi
dan baja Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai