Anda di halaman 1dari 24

GOTONG ROYONG SEBAGAI LANDASAN DALAM MENJAGA RASA

PERSATUAN DAN KESATUAN JIWA BANGSA WARGA NEGARA


REPUBLIK INDONESIA DI ZAMAN SEKARANG

Disusun oleh :

NAMA : DIAZ PURNAMA PUTRA

NIM : F1A222057

PRODI S1 STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesehatan, kekuatan serta, kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul ‘Gotong royong sebagai landasan hidup bermasyarakat
dalam meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan jiwa bangsa warga negara repiblik
indonesia’ tepat waktu. Makalah ‘Gotong Royong Sebagai Landasan Hidup
Bermasyarakat Dalam Meningkatkan Rasa Persatuan Dan Kesatuan Jiwa Bangsa
Warga Negara Repiblik Indonesia ‘ disusun guna memenuhi tugas dari Bu. Dr.
Lisnawati Rusmin S.pd.,M.,Sec pada bidang studi Pancasila di Universitas Halu
Oleo. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bu. Dr. Lisnawati
Rusmin S.Pd.,M.sec selaku dosen mata kuliah Pancasila. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang dipejari penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Diaz Purnama Putra


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


2.1 Indonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang
sampai merauke.
3.1 Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan
berbagai macam
4.1 kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap
persatuan, sikap saling
5.1 memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong merupakan
sebuah perwujudan
6.1 dari sikap persatuan. Serta merupakan suatu perwujudan dari semangat
kebersamaan antar
7.1 masyarakat dalam hal saling membantu atau tolong-menolong.Untuk membangun
Indonesia
8.1 menjadi negara yang maju maka diperlukanlah sebuah sikap gotong royong. Salah
satu ciri
9.1 dari masyarakat indonesia adalah Gotong royong.
10.1 Manusia pada dasarnya merupakan mahluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri. Selama
11.1 hidupnya manusia akan selalu membutuhkan peran manusia lain.
Contohnya seperti
12.1 membantu orang yang sedang kesusahan. Sejak dari sekolah dasar
kita sudah diajarkan
13.1 mengenai gotong royong. Kita sudah ditanamkan mengenai arti
saling tolong menolong
14.1 bahkan kemerdekan bangsa Indonesia pun didapat dari sikap gotong
royong,kebersamaan,
15.1 dan bahu membahu. Maka dari itu, sikap gotong royong masyarakat Indonesia
sudah sangat
16.1 mendarah daging.
17.1 Dunia pendidikan menjadi dasar pembentukan konsep manusia mengenali
lingkungan dan
18.1 pendidikan lingkungan di sekolah menjadi tempat mengenal konsep
lingkungan secara formal
19.1 dan ilmiah.. Konsep lingkungan harus mulai diperkenalkan pada dunia
pendidikan sebagai
20.1 bekal generasi selanjutnya saat membangun lingkungan sekitar.
Manusia mulai belajar
21.1 menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap dunia sekitar baik pada
sesama manusia
22.1 maupun dengan alam ketika belajar tentang lingkungan (Nisa & Siswono,
n.d.).
23.1 Kegiatan gotong royong masih akan bisa terus bertahan jika pendidikan
lingkungan yang
24.1 diterapkan didalam sekolah. Pendidikan lingkungan sangat
berpengaruh bagi generasi
25.1 selanjutnya untuk menumbuhkan sikap kecintaannya terhadap
lingkungan sekitar. Dalam
26.1 mempelajari soal lingkungan tidak selalu hanya anak anak IPA saja yang
harus mempelajari
27.1 tentang lingkungan. Tetapi, seluruh siswa wajib mempelajari tentang
lingkungan. Karena
28.1 menjaga lingkungan adalah tugas seluruh umat manusia yang ada di bumi ini.
29.1 Upaya menanamkan kebiasaan menganalisis berbagai persoalan
lingkungan,selain
30.1 dibutuhkan strategi pembelajaran yang sesuai, juga suatu pendekatan
pembelajaran yang
31.1 dapat memberikan pengalaman nyata pada siswa, agar apa yang dipelajari
relevan dengan
32.1 masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu
pendekatan
33.1 pembelajaran di luar kelas atau dikenal dengan outdoor merupakan
pendekatan pembelajaran
34.1 yang dianggap tepat untuk tujuan tersebut.(Marthinu & Nadiroh, 2017
35.1 Indonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang
sampai merauke.
36.1 Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan
berbagai macam
37.1 kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap
persatuan, sikap saling
38.1 memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong merupakan
sebuah perwujudan
39.1 dari sikap persatuan. Serta merupakan suatu perwujudan dari semangat
kebersamaan antar
40.1 masyarakat dalam hal saling membantu atau tolong-menolong.Untuk
membangun Indonesia
41.1 menjadi negara yang maju maka diperlukanlah sebuah sikap gotong royong.
Salah satu ciri
42.1 dari masyarakat indonesia adalah Gotong royong.
43.1 Manusia pada dasarnya merupakan mahluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri. Selama
44.1 hidupnya manusia akan selalu membutuhkan peran manusia lain.
Contohnya seperti
45.1 membantu orang yang sedang kesusahan. Sejak dari sekolah dasar
kita sudah diajarkan
46.1 mengenai gotong royong. Kita sudah ditanamkan mengenai arti
saling tolong menolong
47.1 bahkan kemerdekan bangsa Indonesia pun didapat dari sikap gotong
royong,kebersamaan,
48.1 dan bahu membahu. Maka dari itu, sikap gotong royong masyarakat Indonesia
sudah sangat
49.1 mendarah daging.
50.1 Dunia pendidikan menjadi dasar pembentukan konsep manusia mengenali
lingkungan dan
51.1 pendidikan lingkungan di sekolah menjadi tempat mengenal konsep
lingkungan secara formal
52.1 dan ilmiah.. Konsep lingkungan harus mulai diperkenalkan pada dunia
pendidikan sebagai
53.1 bekal generasi selanjutnya saat membangun lingkungan sekitar.
Manusia mulai belajar
54.1 menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap dunia sekitar baik pada
sesama manusia
55.1 maupun dengan alam ketika belajar tentang lingkungan (Nisa & Siswono,
n.d.).
56.1 Kegiatan gotong royong masih akan bisa terus bertahan jika pendidikan
lingkungan yang
57.1 diterapkan didalam sekolah. Pendidikan lingkungan sangat
berpengaruh bagi generasi
58.1 selanjutnya untuk menumbuhkan sikap kecintaannya terhadap
lingkungan sekitar. Dalam
59.1 mempelajari soal lingkungan tidak selalu hanya anak anak IPA saja yang
harus mempelajari
60.1 tentang lingkungan. Tetapi, seluruh siswa wajib mempelajari tentang
lingkungan. Karena
61.1 menjaga lingkungan adalah tugas seluruh umat manusia yang ada di bumi ini.
62.1 Upaya menanamkan kebiasaan menganalisis berbagai persoalan
lingkungan,selain
63.1 dibutuhkan strategi pembelajaran yang sesuai, juga suatu pendekatan
pembelajaran yang
64.1 dapat memberikan pengalaman nyata pada siswa, agar apa yang dipelajari
relevan dengan
65.1 masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu
pendekatan
66.1 pembelajaran di luar kelas atau dikenal dengan outdoor merupakan
pendekatan pembelajaran
67.1 yang dianggap tepat untuk tujuan tersebut.(Marthinu & Nadiroh, 2017
68.1 Indonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang
sampai merauke.
69.1 Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan
berbagai macam
70.1 kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap
persatuan, sikap saling
71.1 memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong merupakan
sebuah perwujudan
72.1 dari sikap persatuan. Serta merupakan suatu perwujudan dari semangat
kebersamaan antar
73.1 masyarakat dalam hal saling membantu atau tolong-menolong.Untuk
membangun Indonesia
74.1 menjadi negara yang maju maka diperlukanlah sebuah sikap gotong royong.
Salah satu ciri
75.1 dari masyarakat indonesia adalah Gotong royong.
76.1 Manusia pada dasarnya merupakan mahluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri. Selama
77.1 hidupnya manusia akan selalu membutuhkan peran manusia lain.
Contohnya seperti
78.1 membantu orang yang sedang kesusahan. Sejak dari sekolah dasar
kita sudah diajarkan
79.1 mengenai gotong royong. Kita sudah ditanamkan mengenai arti
saling tolong menolong
80.1 bahkan kemerdekan bangsa Indonesia pun didapat dari sikap gotong
royong,kebersamaan,
81.1 dan bahu membahu. Maka dari itu, sikap gotong royong masyarakat Indonesia
sudah sangat
82.1 mendarah daging.
83.1 Dunia pendidikan menjadi dasar pembentukan konsep manusia mengenali
lingkungan dan
84.1 pendidikan lingkungan di sekolah menjadi tempat mengenal konsep
lingkungan secara formal
85.1 dan ilmiah.. Konsep lingkungan harus mulai diperkenalkan pada dunia
pendidikan sebagai
86.1 bekal generasi selanjutnya saat membangun lingkungan sekitar.
Manusia mulai belajar
87.1 menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap dunia sekitar baik pada
sesama manusia
88.1 maupun dengan alam ketika belajar tentang lingkungan (Nisa & Siswono,
n.d.).
89.1 Kegiatan gotong royong masih akan bisa terus bertahan jika pendidikan
lingkungan yang
90.1 diterapkan didalam sekolah. Pendidikan lingkungan sangat
berpengaruh bagi generasi
91.1 selanjutnya untuk menumbuhkan sikap kecintaannya terhadap
lingkungan sekitar. Dalam
92.1 mempelajari soal lingkungan tidak selalu hanya anak anak IPA saja yang
harus mempelajari
93.1 tentang lingkungan. Tetapi, seluruh siswa wajib mempelajari tentang
lingkungan. Karena
94.1 menjaga lingkungan adalah tugas seluruh umat manusia yang ada di bumi ini.
95.1 Upaya menanamkan kebiasaan menganalisis berbagai persoalan
lingkungan,selain
96.1 dibutuhkan strategi pembelajaran yang sesuai, juga suatu pendekatan
pembelajaran yang
97.1 dapat memberikan pengalaman nyata pada siswa, agar apa yang dipelajari
relevan dengan
98.1 masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu
pendekatan
99.1 pembelajaran di luar kelas atau dikenal dengan outdoor merupakan
pendekatan pembelajaran
100.1 yang dianggap tepat untuk tujuan tersebut.(Marthinu & Nadiroh, 2017
101.1 Indonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang
sampai merauke.
102.1 Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan
berbagai macam
103.1 kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap
persatuan, sikap saling
104.1 memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong merupakan
sebuah perwujudan
105.1 dari sikap persatuan. Serta merupakan suatu perwujudan dari semangat
kebersamaan antar
106.1 masyarakat dalam hal saling membantu atau tolong-menolong.Untuk
membangun Indonesia
107.1 menjadi negara yang maju maka diperlukanlah sebuah sikap gotong royong.
Salah satu ciri
108.1 dari masyarakat indonesia adalah Gotong royong.
109.1 Manusia pada dasarnya merupakan mahluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri. Selama
110.1 hidupnya manusia akan selalu membutuhkan peran manusia lain.
Contohnya seperti
111.1 membantu orang yang sedang kesusahan. Sejak dari sekolah dasar
kita sudah diajarkan
112.1 mengenai gotong royong. Kita sudah ditanamkan mengenai arti
saling tolong menolong
113.1 bahkan kemerdekan bangsa Indonesia pun didapat dari sikap gotong
royong,kebersamaan,
114.1 dan bahu membahu. Maka dari itu, sikap gotong royong masyarakat Indonesia
sudah sangat
115.1 mendarah daging.
116.1 Dunia pendidikan menjadi dasar pembentukan konsep manusia mengenali
lingkungan dan
117.1 pendidikan lingkungan di sekolah menjadi tempat mengenal konsep
lingkungan secara formal
118.1 dan ilmiah.. Konsep lingkungan harus mulai diperkenalkan pada dunia
pendidikan sebagai
119.1 bekal generasi selanjutnya saat membangun lingkungan sekitar.
Manusia mulai belajar
120.1 menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap dunia sekitar baik pada
sesama manusia
121.1 maupun dengan alam ketika belajar tentang lingkungan (Nisa & Siswono,
n.d.).
122.1 Kegiatan gotong royong masih akan bisa terus bertahan jika pendidikan
lingkungan yang
123.1 diterapkan didalam sekolah. Pendidikan lingkungan sangat
berpengaruh bagi generasi
124.1 selanjutnya untuk menumbuhkan sikap kecintaannya terhadap
lingkungan sekitar. Dalam
125.1 mempelajari soal lingkungan tidak selalu hanya anak anak IPA saja yang
harus mempelajari
126.1 tentang lingkungan. Tetapi, seluruh siswa wajib mempelajari tentang
lingkungan. Karena
127.1 menjaga lingkungan adalah tugas seluruh umat manusia yang ada di bumi ini.
128.1 Upaya menanamkan kebiasaan menganalisis berbagai persoalan
lingkungan,selain
129.1 dibutuhkan strategi pembelajaran yang sesuai, juga suatu pendekatan
pembelajaran yang
130.1 dapat memberikan pengalaman nyata pada siswa, agar apa yang dipelajari
relevan dengan
131.1 masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu
pendekatan
132.1 pembelajaran di luar kelas atau dikenal dengan outdoor merupakan
pendekatan pembelajaran
133.1 yang dianggap tepat untuk tujuan tersebut.(Marthinu & Nadiroh, 2017
134.1 Indonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang
sampai merauke.
135.1 Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan
berbagai macam
136.1 kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap
persatuan, sikap saling
137.1 memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong merupakan
sebuah perwujudan
138.1 dari sikap persatuan. Serta merupakan suatu perwujudan dari semangat
kebersamaan antar
139.1 masyarakat dalam hal saling membantu atau tolong-menolong.Untuk
membangun Indonesia
140.1 menjadi negara yang maju maka diperlukanlah sebuah sikap gotong royong.
Salah satu ciri
141.1 dari masyarakat indonesia adalah Gotong royong.
142.1 Manusia pada dasarnya merupakan mahluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri. Selama
143.1 hidupnya manusia akan selalu membutuhkan peran manusia lain.
Contohnya seperti
144.1 membantu orang yang sedang kesusahan. Sejak dari sekolah dasar
kita sudah diajarkan
145.1 mengenai gotong royong. Kita sudah ditanamkan mengenai arti
saling tolong menolong
146.1 bahkan kemerdekan bangsa Indonesia pun didapat dari sikap gotong
royong,kebersamaan,
147.1 dan bahu membahu. Maka dari itu, sikap gotong royong masyarakat Indonesia
sudah sangat
148.1 mendarah daging.
149.1 Dunia pendidikan menjadi dasar pembentukan konsep manusia mengenali
lingkungan dan
150.1 pendidikan lingkungan di sekolah menjadi tempat mengenal konsep
lingkungan secara formal
151.1 dan ilmiah.. Konsep lingkungan harus mulai diperkenalkan pada dunia
pendidikan sebagai
152.1 bekal generasi selanjutnya saat membangun lingkungan sekitar.
Manusia mulai belajar
153.1 menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap dunia sekitar baik pada
sesama manusia
154.1 maupun dengan alam ketika belajar tentang lingkungan (Nisa & Siswono,
n.d.).
155.1 Kegiatan gotong royong masih akan bisa terus bertahan jika pendidikan
lingkungan yang
156.1 diterapkan didalam sekolah. Pendidikan lingkungan sangat
berpengaruh bagi generasi
157.1 selanjutnya untuk menumbuhkan sikap kecintaannya terhadap
lingkungan sekitar. Dalam
158.1 mempelajari soal lingkungan tidak selalu hanya anak anak IPA saja yang
harus mempelajari
159.1 tentang lingkungan. Tetapi, seluruh siswa wajib mempelajari tentang
lingkungan. Karena
160.1 menjaga lingkungan adalah tugas seluruh umat manusia yang ada di bumi ini.
161.1 Upaya menanamkan kebiasaan menganalisis berbagai persoalan
lingkungan,selain
162.1 dibutuhkan strategi pembelajaran yang sesuai, juga suatu pendekatan
pembelajaran yang
163.1 dapat memberikan pengalaman nyata pada siswa, agar apa yang dipelajari
relevan dengan
164.1 masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.Oleh karena itu
pendekatan
165.1 pembelajaran di luar kelas atau dikenal dengan outdoor merupakan
pendekatan pembelajaran
166.1 yang dianggap tepat untuk tujuan tersebut.(Marthinu & Nadiroh, 2017
167.1 ndonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang
sampai merauke.
168.1 Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan
berbagai macam
169.1 kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap
persatuan, sikap saling
170.1 memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong merupakan
sebuah perwujudan
171.1 dari sikap persatuan. Serta merupakan suatu perwujudan dari semangat
kebersamaan antar
172.1 masyarakat dalam hal saling membantu atau tolong-menolong.Untuk
membangun Indonesia
173.1 menjadi negara yang maju maka diperlukanlah sebuah sikap gotong royong.
Salah satu ciri
174.1 dari masyarakat indonesia adalah Gotong royong
175.1 ndonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang
sampai merauke.
176.1 Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan
berbagai macam
177.1 kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap
persatuan, sikap saling
178.1 memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong merupakan
sebuah perwujudan
179.1 dari sikap persatuan. Serta merupakan suatu perwujudan dari semangat
kebersamaan antar
180.1 masyarakat dalam hal saling membantu atau tolong-menolong.Untuk
membangun Indonesia
181.1 menjadi negara yang maju maka diperlukanlah sebuah sikap gotong royong.
Salah satu ciri
182.1 dari masyarakat indonesia adalah Gotong royong
183.1 ndonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang
sampai merauke.
184.1 Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan
berbagai macam
185.1 kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap
persatuan, sikap saling
186.1 memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong merupakan
sebuah perwujudan
187.1 dari sikap persatuan. Serta merupakan suatu perwujudan dari semangat
kebersamaan antar
188.1 masyarakat dalam hal saling membantu atau tolong-menolong.Untuk
membangun Indonesia
189.1 menjadi negara yang maju maka diperlukanlah sebuah sikap gotong royong.
Salah satu ciri
190.1 dari masyarakat indonesia adalah Gotong royong
191.1 ndonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang
sampai merauke.
192.1 Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan
berbagai macam
193.1 kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap
persatuan, sikap saling
194.1 memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong merupakan
sebuah perwujudan
195.1 dari sikap persatuan. Serta merupakan suatu perwujudan dari semangat
kebersamaan antar
196.1 masyarakat dalam hal saling membantu atau tolong-menolong.Untuk
membangun Indonesia
197.1 menjadi negara yang maju maka diperlukanlah sebuah sikap gotong royong.
Salah satu ciri
198.1 dari masyarakat indonesia adalah Gotong royong
199.1 ndonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang
sampai merauke.
200.1 Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan
berbagai macam
201.1 kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap
persatuan, sikap saling
202.1 memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong merupakan
sebuah perwujudan
203.1 dari sikap persatuan. Serta merupakan suatu perwujudan dari semangat
kebersamaan antar
204.1 masyarakat dalam hal saling membantu atau tolong-menolong.Untuk
membangun Indonesia
205.1 menjadi negara yang maju maka diperlukanlah sebuah sikap gotong royong.
Salah satu ciri
206.1 dari masyarakat indonesia adalah Gotong royong
207.1 ndonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang
sampai merauke.
208.1 Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan
berbagai macam
209.1 kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap
persatuan, sikap saling
210.1 memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong merupakan
sebuah perwujudan
211.1 dari sikap persatuan. Serta merupakan suatu perwujudan dari semangat
kebersamaan antar
212.1 masyarakat dalam hal saling membantu atau tolong-menolong.Untuk
membangun Indonesia
213.1 menjadi negara yang maju maka diperlukanlah sebuah sikap gotong royong.
Salah satu ciri
214.1 dari masyarakat indonesia adalah Gotong royong
215.1 ndonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang
sampai merauke.
216.1 Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan
berbagai macam
217.1 kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap
persatuan, sikap saling
218.1 memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong merupakan
sebuah perwujudan
219.1 dari sikap persatuan. Serta merupakan suatu perwujudan dari semangat
kebersamaan antar
220.1 masyarakat dalam hal saling membantu atau tolong-menolong.Untuk
membangun Indonesia
221.1 menjadi negara yang maju maka diperlukanlah sebuah sikap gotong royong.
Salah satu ciri
222.1 dari masyarakat indonesia adalah Gotong royong
223.1 ndonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang
sampai merauke.
224.1 Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan
berbagai macam
225.1 kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap
persatuan, sikap saling
226.1 memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong merupakan
sebuah perwujudan
227.1 dari sikap persatuan. Serta merupakan suatu perwujudan dari semangat
kebersamaan antar
228.1 masyarakat dalam hal saling membantu atau tolong-menolong.Untuk
membangun Indonesia
229.1 menjadi negara yang maju maka diperlukanlah sebuah sikap gotong royong.
Salah satu ciri
230.1 dari masyarakat indonesia adalah Gotong royong
Indonesia terdiri dari berbagai macam pulau yang terbentang dari sabang sampai
merauke. Terbagi menjadi berbagai macam suku,ras dan agama. Untuk menyatukan
berbagai macam kebergaman yang ada di Indoensia ini maka diperlukannya sikap
persatuan, sikap saling memiliki, serta sikap saling menghormati. Gotong royong
merupakan sebuah perwujudan dari sikap persatuan dan kesatuan. Serta merupakan
suatu perwujudan dari semangat kebersamaan antar masyarakat dalam hal saling
membantu atau tolong-menolong. Semangat gotong royong yang menjadi ciri dari
masyarakat Indonesia ini tentunya mampu memupuk rasa persatuan dan kesatuan
sehingga mendorong bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat. Hal ini juga tak
lepas dari perjuangan para pahlawan yang telah membuktikkan bahwa semangat
gotong royong memiliki peranan penting dalam kemerdekaan bangsa Indonesia
diantaranya, dengan berdirinya monumen-monumen persatuan yang menjadi saksi
bisu peristiwa – peristiwa penting terkait semangat gotong royong, sejarah organisasi
– organisasi yang memperjuangkan bangsa Indonesia, sumpah pemuda, dan masih
banyak lagi.

Manusia sebagai mahluk sosial pastinya tidak dapat hidup sendiri. Selama
hidupnya manusia akan selalu membutuhkan peran manusia lain. Contohnya seperti
membantu orang yang sedang kesusahan. Kita sendiri sebenarnya sudah tidak asing
lagi dengan kata gotong royong karena sejak sekolah dasar kita sudah diajarkan
mengenai gotong royong. Maka dari itu, sikap gotong royong dalam masyarakat
Indonesia sudah sangat mendarah daging.
Kita mengetahui secara pasti bahwa nilai – nilai semangat gotong royong tersebut
telah diajarkan sejak dini. Dimulai dari SD, SMP, SMA sampai perkuliahan konsep
dan esensi dari gotong royong akan selalu diajarkan karena hal inilah yang menjadi
tonggak persatuan dan kesatuan dalam membangun bangsa Indonesia sendiri. Sebagai
generasi emas penerus bangsa tentunya kita harus menerapkan nilai – nilai semangat
gotong royong bukan hanya sekedar mempejari dan memahami tetapi mampu
menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.

Memasuki perkembangan teknologi yang semakin maju mambawa begitu banyak


perubahan baik positif maupun negatif, sebagai contoh semangat gotong royong pun
semakin memudar dan dapat terlihat jelas bahwa dampak teknologi menjadi pengaruh
utama pudarnya semangat tersebut. Hal ini termasuk ke dalam dampak negatif
tentunya dimana kita sebagai generasi emas penerus bangsa kehilangan jati diri
bangsa sehingga dapat berpengaruh dalam proses kemajuan bangsa Indonesia.

Menyikapi hal ini tentunya kita sebagai anak bangsa harus bisa menjaga dan
melestarikan jati diri bangsa Indonesia, diamana konsep pembelajaran mengenai
semangat gotong royong harus mampu diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat
bernegara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah factor – factor yang mempengaruhi memudarnya semangat gotong
royong bangsa Indonesia!
2. Mengapa kita sebagai generasi penerus bangsa harus menerapkan nilai – nilai
gotong royong dalam kehidupan sehari – hari ?
3. Bagaimanakah cara menjaga semangat gotong royong di zaman teknologi
yang semakin maju ?
1.3 Manfaat
1. Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan terkait
semangat gotong royong bangsa Indonesia di zaman sekarang
2. Makalah ini diharapkan menjadi referensi bagi pembacanya
3. Makalah ini diharapkan dapat dijadikan dan dikembangkan menjadi skripsi
bagi mahasiswa.
1.4 Tujuan
1. Memaparkan faktor – faktor yang mempengaruhi pudarnya semangat gotong
royong
2. Menjelaskan alasan generasi penerus bangsa harus menerapkan nilai – nilai
gotong royong dalam kehidupan sehari – hari.
3. Menerapkan sikap semangat persatuan dan kesatuan melalui budaya gotong
royong di zaman teknologi yang semakin maju.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Gotong royong Gotong royong merupakan kegiatan sosial kemasyarakatan


yang berorientasi pada tindakan untuk saling meringankan beban pekerjaan. Perilaku
masyarakat dalam kegiatan gotong royong menunjukkan bentuk solidaritas dalam
kelompok masyarakat tersebut. Gotong royong merupakan ciri budaya bangsa
Indonesia yang berlaku secara turun-temurun sehingga membentuk perilaku sosial
yang nyata dalam tata nilai kehidupan sosial. Nilai tersebut menjadikan kegiatan
gotong royong selalu terbina dalam kehidupan komunitas sebagai suatu warisan
budaya yang patut untuk dilestarikan. Aktifitas gotong royong dilakukan oleh warga
komunitas baik yang tinggal di pedesaan maupun di perkotaan. Meski demikian
masing-masing mempunyai nilai yang berbeda. Aktivitas gotong royong di perkotaan
sudah banyak di pengaruhi oleh materi dan sistem upah. Sedangkan di perdesaan
gotong royong sebagai suatu solidaritas antar sesama masyarakat dalam satu kesatuan
wilayah atau kekerabatan. Koentjaraningrat (Pasya, 2000), mengemukakan konsep
atau bentuk-bentuk kegiatan gotong royong di pedesaan sebagai berikut: dalam hal
pertanian, dalam hal kematian, dalam hal pekerjaan rumah tangga, dalam hal pesta-
pesta atau hajatan, dalam mengerjakan pekerjaan yang berguna untuk kepentingan
umum dalam masyarakat desa. (Suprihatin,2014).

Wilayah Indonesia berupa kepulauan yang membentang dari Sabang sampai


Merauke memberikan konsekuensi logis adanya keragaman situasi sosial, ekonomi
dan budaya antara suku yang satu dengan yang lain. Hal yang paling nampak
perbedaannya adalah bahasa dan kebudayaan yang walaupun bentuknya sama, akan
tetapi penyebutan dan metodenya berbeda. Kondisi ini menunjukan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang multikultur. Perbedaan - perbedaan tersebut yang
menyatu dalam bingkai negara kesatuan Indonesia, tanpa kita sadari, saat ini sudah
mengalami pergeseran dari apa yang dicita-citakan founding father kita pada tahun
1945. Gempuran globalisasi di satu sisi, sementara di sisi lain, pondasi nilai
berbangsa kita yang sangat rapuh, menjadikan sebab mengapa kita sebagai bangsa
dan umat Islam mudah larut dengan suasana yang dikonstruksikan oleh bangsa lain.
Atau dengan kata lain, masyarakat Muslim sudah menjadi sangat pragmatis.
Parameter relasi sosial diukur dari seberapa besar materi yang dimiliki oleh
seseorang, bukan pada nilai-nilai kemanusiaan yang melekat pada diri seseorang
tersebut. Gotong royong sebagai salah satu simbol nilai luhur warisan nenek moyang
bangsa Indonesia yang diakui memberikan keuntungan sosial bagi masyarakat serta
merekatkan tali persaudaraan antara sesama, semakin dirasa tidak up to date dengan
realitas sosial dalam konteks kekinian. Akibatnya dengan banyak dalih, masyarakat
berangsur-angsur mulai meninggalkannya dan “meremehkan” dengan menggantinya
sejumlah uang. Tidak bisa ikut gotong royong, ronda malam, cukup diganti dengan
uang. Tidak bisa ikut gotong royong bersih desa/kampung, cukup diganti dengan
rupiah. Demikian halnya dengan berbagai macam kegiatan yang melibatkan
keseluruhan masyarakat. Pada level yang lebih luas, semakin memudarnya nilai
gotong royong ini, maka akan menjadikan ikatan sosial atau persaudaraan sesama
warga semakin melemah. Ibarat sapu lidi, semakin tipis jumlahnya dan tidak kuat
ikatan talinya. Sehingga tidak mampu digunakan untuk menyapu kotoran dalam
jumlah banyak dan mudah patah oleh alam atau sebab perlakukan yang salah dari
pemiliknya. Artinya, bangsa kita sudah kehilangan kekuatan bahwa seseorang
mempunyai kawan seperjuangan yang mampu dijadikan kawan untuk menyelesaikan
berbagai macam persoalan berbangsa. Akibatnya kita mudah diadu domba oleh
bangsa lain. Berkaitan dengan hal tersebut, tugas kita saat ini sebagai generasi masa
depan bangsa ini adalah bagaimana memformulasikan nilai-nilai luhur bangsa, yang
merupakan kekuatan dan entitas bangsa ini menjadi hidup dalam setiap hati sanubari
warga negara Indonesia dimanapun berada. Semangat gotong royong harus mampu
kita bawa dalam kehidupan berbangsa yang lebih luas, bukan hanya diterapkan pada
level masyarakat subsisten dalam bentuk bersih desa ataupun ronda malam. Akan
tetapi, bagaimana semangat ini diaplikasikan dalam menyelesaikan masalah
kemiskinan yang semakin memolarisasikan antara masyarakat miskin dan kaya,
korupsi dari level pedesaan sampai negara ataupun pendidikan yang semakin senjang
antara masyarakat kaya dan miskin. Saya kira menjadi tugas berat bagi kita semua
untuk bisa mewujudkannya. Istilah gotong royong, dalam ingatan kita merupakan
suatu istilah yang sangat tidak asing, akrab dan menjadi bagian dari keseharian
masyarakat kita. Kita memilki memori ingatan bahwa gotong royong, ya cirri khas
dan kepribadian milik bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan karena bangsa Indonesia
identik dengan gotong royong atau dengan bahasa yang lain, identitas gotong royong
tersebut yang membedakan bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa dengan yang
lain di dunia ini. Gotong royong identik dengan bekerja bersama antara anggota satu
dengan yang lain dalam masyarakat yang diikat oleh tali persaudaraan kehidupan
komunal dalam entitas ikatan sosial masyarakat. Dalam konteks gotong royong,
hanya satu atau segelintir orang saja, tentunya gotong royong tersebut tidak bisa
muncul. Bahkan banyak orang pun, akan tetapi tidak ada ikatan persaudaraan antara
satu dengan yang lain dalam masyarakat, gotong royong itu sendiri juga tidak bisa
menjelma. Kondisi tersebut bisa terwujud, hanya jika ada ikatan sosial dan dilakukan
oleh sekelompok masyarakat tertentu yang sama-sama ingin melaksanakan gotong
royong. (Muryanti, 2014).

Gotong royong merupakan tradisi yang ada di seluruh wilayah Negara


Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Istilah gotong royong sebenarnya tidak ada di
masyarakat Jawa Kuno, Jawa Madya, maupun kesusasteraan Jawa baru, tetapi
kebiasaan untuk kerja bersama sudah tumbuh dalam masyarakat dengan berbagai
istilah seperti yang sudah diuraikan dalam jurnal ini. Kebiasaan gotong royong ini
juga terjadi karena masyarakat merupakan makluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Masyarakat yang menerapkan tradisi gotong royong
kebanyakan masyarakat yang ada di pedesaan. Mereka selalu bekerja sama tanpa
dibayar. Mereka mengerjakan pembangunan untuk kepentingan bersama. Acara-acara
budaya di pedesaan selalu dipersiapkan dan dikerjakan bersama sehingga rasa
persaudaraan dan kekeluargaan sangat kental. Kegembiraan dan kesusahan dialami
bersama oleh masyarakat yang ada di pedesaan, terutama di masyarakat Jawa.
Berhadapan dengan perkembangan zaman, kebiasaan gotong royong sudah mulai
berkurang karena adanya perubahan dari pertanian ke industri yang memerlukan lebih
banyak tenaga mesin. Kebiasaan kerja sama juga beralih karena nilai ekonomi yang
ada dalam masyarakat. Masyarakat mulai mengerti tentang nilai uang sehingga kerja
bakti berubah menjadi kerja yang dibayar dengan uang untuk kepentingan ekonomi
masyarakat. Gotong royong yang berlandaskan Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia
membawa masyarakat Indonesia yang walaupun majemuk, tetap hidup rukun dan
bersatu. Nilai gotong royong memang sudah mulai menurun tetapi masih juga
bergema dan ada dalam masyarakat, terutama masyarakat desa dan lingkup-lingkup
kecil. Kegiatan yang mempersatukan masyarakat setempat lewat gotong royong
masih tetap berjalan dengan baik, misalkan saat bencana alam, kematian, dan masih
banyak kegiatan lain yang mendukung masyarakat dapat hidup berdamai dalam
perbedaan. (Derung, 2019).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat sudah mulai meninggalkan
budaya gotong royong ini yaitu :
1. Rasa Malas
Rasa malas pasti dimiliki oleh semua orang. Tetapi rasa malas itu sendiri
bisa dihilangkan jika kita memang bersungguh-sungguh ingin menghilangkan
rasa malas itu. Masyarakat biasanya malas untuk melakukan kegiatan gotong
royong karena mereka takut kelelahan dan takut aktivitas sehari hari
terganggu akibat kegiatan gotong royong.

2. Kesibukan
Saat ini masyarakat lebih memfokuskan bekerja agar mendapatkan uang
yang banyak. Dan mereka rela bekerja dari pagi lalu pulang hingga larut
malam. Sehingga mereka jarang bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Karena kesibukakkan mereka bahkan mereka ada yang membayar kegiatan
gotong royong dengan uang.

3. Perkembangan Teknologi
Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat masyarakat
menjadi lebih pasif untuk berkegiatan, terutama generasi penerus bangsa yang
kebanyakan menggunakan hp untuk menikmati waktunya dibandingkan pergi
bersosialisasi secara langsung bersama masyarakat dilingkungan sekitarnya
seperti kerja bakti membersihkan lingkungan, membantu pembangunan
masjid, dan lain-lain.

4. Pemahaman yang keliru soal bantuan


Tidak sedikit dari masyarakat yang beragapan bahwa masyarakat tidak lagi
perlu melakukan kegiatan gotong royong karena pemerintah sudah
menyediakan dana untuk menyewa tenaga kerja yang berwenang melakukan
hal tersebut. Walaupun memang benar adanya bahwa pemerintah sudah
memberi bantuan tetapi kita sebagai masyarakat harus memiliki kepekaan
terhadap suatu peristiwa. Dan tidak semua permaslahan pemerintah bisa
menanganinya. Kita harus berperan aktif untuk membangun Indonesia.
3.2 Karena generasi penerus bangsa adalah mereka yang nantinya akan menjadi
pemimpin – pemimpin bangsa, mereka yang mewarisi tekad dan cita –cita dari
pendiri bangsa, dan yang akan memajukan bangsa Indonesia. Nilai Persatuan dan
kesatuan bangsa yang tertuang dalam pancasila sila ketiga merupakan salah satu
pondasi utama berdirinya negara Indonesia. Nilai persatuan dan kesatuan ini dapat
dicerminkan melalui semangat gotong royong, dimana semangat gotong royong
menjadi bagian penting dari perjuangan rakyat Indonesia mencapai kemerdekaan
bangsa. Olehnya itu kita sebagai penerus bangsa yang mewakili semua hal itu harus
senantiasa bisa menjaga dan menerapkan semangat gotong royong dalam kehidupan
sehari – hari.

Pancasila mencengkram sebuah pita


yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika.
Kata-kata tersebut dapat pula diartikan :
mengapa karena keberagaman budaya,
bahasa dan agama indonesia harus
memiliki rasa persatuan demi menjaga
kesatuan sebagai warga negara,
meskipun indonesia yang beragam akan
bahasa, agama, adat istiadat dan lain-lain
serta terjarak oleh pulau-pulau tetapi
tetap lah itu semua merupakan suatu satu
kesatuan yaitu bangsa indonesia yang
dikenal sebagai identitas negara.
Indonesia terdiri dari beragam suku yang
3.3 Berikut adalah cara – cara agar semangat gotong royong tetap terjaga dizaman
teknologi yang semakin maju :
1) Mempelajari dan mengetahui jati diri sebagai warga negara Indonesia
terutama generasi penerus bangsa dengan mengikuti pembelajaran pancasila
diberbagai tingkat pendidikan.
2) Menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan bangsa tanpa memandang
suku, agama, dan ras
3) Mengurangi penggunaan teknologi yang tidak memberikan manfaat apa
pun, digantikan dengan kegiatan positif secara langsung dalam lingkungan
bermasyarakat sehingga meningkatkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan.
4) Menetralisir budaya – budaya negatif yang timbul dalam masyarakat
menggunakan nilai – nilai pancasila sebagai acuannya
5) Bersikap tidak apatis terhadap persoalan – persoalan yang dapat
menimbulkan keretakan persatuan dan kesatuan negara republik Indonesia
PENUTUP
IV

4.1 Kesimpulan
Memudarnya gotong royong merupakan sebuah keniscayaan karena gempuran
modernisasi dan produk-produknya yang cenderung menjadikan masyarakat lebih
asyik dengan dirinya sendiri dibandingkan beraktivitas bersama dengan orang
lain. Padahal dalam sejarah bangsa Indonesia, rasa gotong royong dan
kebersamaan ini terbukti sangat ampuh dalam menyelesaikan masalah bangsa,
ketika memiliki masalah yang dihadapi oleh bangsa atau berhadapan dengan
bangsa lain.

4.2 Saran
Saya berharap semoga apa yang saya tuangkan dalam makalah ini dapat
memberikan manfaaat kepada para pembacanya. Untuk kedepannya saya
berharap bahwa makalah ini akan menjadi salah satu sumber untuk wawasan dan
pengetahuan mengenai semangat gotong royong bangsa. Makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, olehnya itu saya meminta apabila ada saran, kritik, maupun
pendapat agar dapat disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Suhartin, I. (2014). PERUBAHAN PERILAKU BERGOTONG ROYONG


MASYARAKAT SEKITAR PERUSAHAAN TAMBANG BATUBARA DI
DESA MULAWARMAN KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG.
Jurnal Fisip Universitas Mulawarman, 67.
Muryanti. (2014). REVITALISASI GOTONG ROYONG :. Jurnal Sosiologi
Reflektif, 79-80.
Derung, T. N. (2019). GOTONG ROYONG DAN INDONESIA. Jurnal Katekik dan
Persatuan dan Kesatuan, 12.

Anda mungkin juga menyukai