Anda di halaman 1dari 7

Nama :BUHARI ABBAS

Nim :1800024140
Kelas : A

PERTEMUAN 4

Memahami Akhlak Terhadap Al-Quran

Kitab suci agama islam yang diberikan kepada seluruh umat islam adalah alquran, sebagai

sebuah karunia serta pedoman hidup yang diberikan oleh allah swt kepada manusia. Lewat

Rasulullah SAW yang diutus oleh allah untuk menyempurnakan akhlak . begitu juga tentang

akhlak yang disampaikan lewat hadist Rasulullah yakni akhlak tidak hanya diberika kepada

sesam makhluk hidup, akan tetapi juga kepada Al Quran, Al Kitabul Karim.

Agama islam merupakan agama yang terlahir paling sempurna ajarannya, ajaran yang

kemudian mengatur hubungan antara manusia dengan manusia lainnya juga mengatur

hubungan manusia denga lingkungannya. Maka dari itu agama islam telah menaskan semua

suhuf dan semua kitab samawi sebelumnya yang telah diturunkan oleh allah swt, karena di

dalam alquran sudah terhimpun makna semua ṣuhuf dan semua kitab samawi sebelumnya

secara sempurna,

A. Akhlak Sebelum Membaca AL-Quran

1. Suci dari Hadas Besar

hadas besar meliputi keluar air mani, bersetubuh, haid, melahirkan dan nipas.

Orang yang mengalami keadaan tersebut wajib mandi atau baginya mandi

wajib dengan syarat tertentu. Suci dari hadas besar maksudnya sudah

melakukan mandi wajib setelah mengalami keadaan tersebut. Semua ulama

Islam sepakat bahwa orang yang mengalami keadaan tersebut wajib mandi,

kalau dia belum mandi haram hukumnya dia menyentuh al-Qur’an.

Sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Al-Waqi`ah/56:77-81 yang artinya


Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang mulia, Pada kitab yang

terpelihara (Lauhul Mahfūẓ), Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang

disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam. Maka apakah kamu

menganggap remeh al-Qur’an ini?

2. Suci dari hadas kecil

hadas kecil yang kemudian meliputi berak dan kencing. Apabila mengalami

keadaan tersebut tidak untuk diwajibkan membersihkan dengan cara mandi

wajib melainkan cukup dengan berwudu setelah dia membersihkan dirinya

dari hadas tersebut.

B. Akhlak pada saat membaca al-Quran

Ketika seseorang hendak membaca alquran baik bacaannya diengar orang lain atau

secara sendiri haruslah dimulai dengan bacaan “Basmalah” , sebagaimana Rasulullah

saw bersabda yang artinya adalah Setiap urusan yang penting yang tidak dimulai

padanya “Basmalah” terputus berkahnya. Bukan hanya dalam membaca al quran kata

Basmalah juga selalu diucapkan dalam memulai urusan apapun termasuk pada urusan

yang kemudian dianggap penting, apalagi dalam hal membaca alquran yang

merupakan firman Allah SWT sudah sepatutnya dimulai atau diawali dengan

membaca “Basmalah”.

Setiap kegiatan yang kita lakukan baik dalam hal pekerjaan dan apaun hendaklah

untuk diawali dengan membaca “Basmalah” dengan makna bahwa apabila dimulai

dengan ucapan tersebut berati apa yang kemudian kerjakan segalanya disandarkan

kepada Allah SWT, dan pekerjaan tersebut selalu melibatkan Allah swt.

Rasulullah saw memerintahkan penulisan wahyu dengan tulisan basmalah pada awal

setiap surahnya. Rasulullah saw tidak mengetahui akhir suatu surah sebelum
basmalaah turrun atas surah itu. Dalil inilah yang menunjukkan bahwa basmalah itu

turun berkali-kali

Seseorang yang membaca al-Qur’an boleh menyambung surah dengan surah

sebelumnya disertai basmalah antara keduanya, sebagaimana dia boleh menyambung

surah dengan surah sebelumnya tanpa basmalah. Apabila seseorang membaca suatu

surah selain surah Barāah, hendaklah dia membaca basmalah sesudah membaca

isti`āżah. Adapun orang yang membaca ayat al-Qur’an yang tidak star pada awal

surah, maka boleh dia memulai dengan basmalah atau cukup dengan isti`āżah saja

Ketika membaca Al-Qur’an, maka seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut

ini untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-Qur’an:

Membaca dalam keadaan suci, dengan duduk yang sopan dan tenang

Membacanya dengan pelan dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca.

Membaca Al-Qur’an dengan khusyu dengan menangis, karena sentuhan pengaruh ayat yang

dibaca bisa menyentuh jiwa dan perasaan


PERTEMUAN 5
Memahami Akhlak Terhadap Rasulullah

Rasulullah sebagai panutan yang harus diteladani oleh umat islam, dalam akhlak nya perlu di
dipelajari agar menjadi sikap yang diikuti dan diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Dari
banyak ayat al quran yang ada, juga yang menceritakan mengenai akhlak Rasulullah maka
dapat dikatakan bahwa segala sesuatu yang bersumber pada Rasulullah baik ucapan,
perbuatan maupun penetapan beliau memiliki kedudukan yang sangat agung dalam islam.
Allah menjadikan Rasulullah sebagai sosok yang dapat menjelaskan dan menjabarkan seluruh
isi kandungan al Quran. Mencintai Nabi S.A.W tidak hanya sebatas menyebut nama beliau
dalam sholat kemudian dengan merayakan hari kelahiran beliau, bagaimana agar ke semua
hal tersebut dilengkapi juga dengan mengamalkan sunnah dan tingkah laku beliau sebagai
panutan dan sosok yang dicintai oleh umat muslim.

Al quran juga mengamanatkan selain akhlak mulia kepada Allah s.w.t, juga menghendaki dan
menjadi suatu kewajiban untuk berakhlak kepada Rasulullah SAW, hal ini tidak terlepas
karena baginda Rasulullah saw merupakan kekasih allah swt yang diutus untuk
menyampaikan risalah nya kepada umat manusia agar kelak dalam menjalani kehidupan
sesuai dengan pedoman Al Quran sehingga dapat meraih kebahagiaan hidup yang abadi baik
di dunia maupun akhirat.

Sedari awal sudah kita sadari bahwa Rasulullah yang kemudian memperkenalkan kita kepada
allah swt, membawa kita kepada ajaran yang mulia dengan Al Quran sebagai pedoman hidup
kita. Beliaunjuga yang menuntun kita pada ajaran huku-hukum islam baik hukum tentang
ibadah, mu’amalah munkalah maupun jinayah. Beliau juga yang mendidik kita agar berlahlak
mulia kepada allah swt.

Akhlak kepada Rasulullah

Membawa keyakinan diri dengan sepenuh hati bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan
Allah swt. Sebagaimana firman dalam surat al-fath yang artinya Muhammad itu adalah
utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras (tegas) terhadap orang-
orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka”

Membawa keyakinan sepenuh hati bahwa pedoman Al quran dan hadis yang disampaikan
oleh Rasulullah adalah pedoman yang sudah pasti benar, hal ini dikarenakan pedoman
tersebut berasal dari Allah swt, yang memerintahkan Rasulullah untuk membawa dan
menuntun kepada umat manusia.

Melaksanakan semua perintah beliau dan menjauhi semua larangan nya serta menjalankan
dan memenuhi sunnah-sunnah Nya, ini menjadi bukti bahwa bentuk kecintaan manusia
kepada allah swt dan Rasulullah sebagai dzat yang menganugerahkan berbagai macam
kenikmatan kepada umat manusia.

Dalam surat ali imrah ayat 31 yang artinya Katakanlah (wahai Muhammad): ‘Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-
dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”

Tidak membantah palagi menentang keputusan Rasulullah


Sebagai umat Rasulullah seudah sepatutnya kita menerima dan melaksanakan segala
anjurannya, anjuran yang kemudian dibawa oleh beliau dan sudah kita yakini tidak boleh
ditentang denga alasan apapun, karena sudah pasti bahwa ajaran yang dibawa oleh beliau
sudah dan selalu mendapat bimbingan dan pengawasan dari allah swt. Barangsiapa
membantah apalagi menentang keputusan Rasulullah SAW, kemudian tidak segera bertobat
dan kembali ke jalan yang benar, maka tempatnya adalah di neraka Jahannam. Sebagaimana
telah difirmankan dalam surat an-Nisa’ ayat 115

Menjadikan Rasulullah sebagai sosok yang patut di dicontoh dan diteladani dalam segala
aspek kehidupan, allah swt telah merekomendasikan orang2 beriman yang kelak dalam
kehidupan manusia dapat dijadikan sebagai contoh baik secara sika dan perilaku.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah Al-Ahzab ayat 21

Bacaan Sholawat sesering mungkin sebagian bentuk ekspresi dan cinta terhadap Rasulullah
Jika melihat perbandingan Allah swt sebagai dzat yang menciptakan beliau dan para malaikat
yang kita ketahui jauh kesempurnaan nya dibanding umat manusia lainnya tetap membaca
shalawat kepada beliau. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah
salam penghormatan kepadanya al-Ahzab ayat 56. Sudah sepatutnya kita sebagai umat
manusia yang sangat berharap pada pertolongan/syafaat beliau pada hari kiamat kelak untuk
terus menanamkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap beliau lewat Bacaan sholawat yang
ditujukan kepada beliau.

Tidak berbicara dengan suara keras, melebihi suara Rasulullah SAW padahal beliau adalah
manusia yang paling halus. Jika kita berbicara dengan suara keras apalagi berteriak-teriak di
hadapan beliau atau makam beliau, maka hal itu berpotensi menghapuskan pahala amal
ibadah yang telah kita lakukan. Sebagaimana difirmankan dalam surat al-Hujurat ayat 2 :
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara
Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana
kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala)
amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.

Daftar Pustaka

Suryani, I., & Sakban, W. (2022). Aplikasi akhlak manusia terhadap dirinya, Allah SWT.,
dan Rasulullah SAW. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 97–104.
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/2832

Anekasari, R. (2018). Pendidikan Akhlak Sebagai Ruh Pendidikan Islam. HIKMATUNA :


Journal for Integrative Islamic Studies, 3(1), 91.
https://doi.org/10.28918/hikmatuna.v3i1.1052

Anda mungkin juga menyukai