Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN RESIKO II

Volatilitas dan VaR

Dosen Pengampu:
Dr. Darsono, MBA., CA

Disusun Oleh Kelompok 2:


1. Tri Yuli Tiastuti Susanti 12010121420136
2. Puji Astuti 12010121420147
3. Umi Rahmawati 12010121420170

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMIKA & BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan ........................................................................................................ 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 2
A. Volatilitas....................................................................................................... 3
B. Value at Risk ................................................................................................. 5
BAB III KESIMPULAN ........................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam investasi, membeli instrumen keuangan bisa dikatakan bahwa kita sedang
menginvestasikan modal kita di pasar modal. Syarat utama yang diinginkan oleh para
investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman
akan investasinya. Perasaan aman ini diantaranya diperoleh karena para investor
memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan investasinya. Oleh sebab itu, sebelum melakukan investasi,
investor harus melakukan analisis. Analisis dapat dilakukan dengan menelaah laporan
keuangan emiten tersebut. Dalam berinvestasi ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan dalam memilih saham, yaitu pertama tingkat pengembalian (return) yang
diperoleh dan kedua tingkat risiko yang akan ditanggung jika mengalami kerugian. Untuk
melihat tingkat risiko yang akan diterima, salah satunya adalah dengan melihat tingkat
volatilitas suatu saham.
Volatilitas merupakan ukuran ketidakpastian dari pergerakan harga saham pada waktu
yang akan datang. Semakin besar volatilitas, akan semakin besar pula kemungkinan harga
aset yang naik maupun turun secara drastis. Dalam model keuangan konvensional,
volatilitas diasumsikan bernilai konstan selama satu periode tertentu. Asumsi ini tidak
sesuai dengan kenyataan bahwa besarnya volatilitas tidak pernah tetap.
Bagi seorang investor, risiko merupakan hal yang perlu diperhitungkan karena
berkenaan dengan investasi, terutama dalam perdagangan saham yang termasuk jenis
investasi yang tergolong high risk return investment. Hal tersebut diartikan sebagai hal
yang memiliki pengertian bahwa peluang untuk memperoleh keuntungan sangat besar
bahkan dapat mencapai ratusan persen perbulan namun diimbangi dengan kemungkinan
kerugian yang besar apabila tidak dikelola dengan baik.
Dengan menganggap bahwa investor sangat peduli terhadap kerugian besar, maka
dengan menggunakan Value at Risk (VAR) para investor dapat menentukan kebijakan
investasinya, baik yang bersifat pasif (VAR sebagai laporan rutin), defensif (VAR
digunakan untuk alat kontrol risiko), maupun pendekatan aktif, dimana laporan VAR
dapat digunakan untuk mengendalikan risiko dan memaksimalkan profit seperti alokasi
modal, dana investasi, dan lain sebagainya.

1
B. Rumusan Masalah
Yang akan dibahas pada makalah ini, yang mengacu pada judul adalah :
1. Definisi Volatilitas
2. Jenis-jenis Vilatilitas
3. Devinisi VaR
4. Metode Penghitungan Value at Risk

C. Tujuan
Memberi tahu tentang konsep likuiditas secara rinci, untuk mengaplikasikan ke
sebuah lembaga keuangan atau perusahaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Volatilitas
1. Definisi Volatilitas
Volatilitas adalah pengukuran statistik untuk fluktuasi harga selama periode
tertentu (Firmansyah, 2006). Ukuran tersebut menunjukkan penurunan dan
peningkatan harga dalam periode yang pendek dan tidak mengukur tingkat harga,
namun derajat variasinya dari satu periode ke periode berikutnya. Mengingat
volatilitas dapat direpresentasikan dengan simpangan baku (standard deviation),
publik juga mempersepsikan volatilitas sebagai risiko. Semakin tinggi tingkat
volatilitas, semakin tinggi pula tingkat ketidakpastian dari imbal hasil (return) saham
yang dapat diperoleh. Salah satu dari sepuluh prinsip manajemen keuangan
menyatakan bahwa investor tidak akan mau mengambil risiko yang lebih tinggi
kecuali apabila dapat memperoleh kompensasi berupa return yang lebih tinggi (high
risk, high return) (Keown et al., 2003).
2. Jenis - jenis Volatilitas
Menurut Schwert dan W. Smith, Jr. (1992) jenis volatilitas dalam pasar
keuangan antara lain :
a. Historical Volatility
Jain (2001:3) menjelaskan bahwa, volatilitas historis adalah ukuran
pergerakan harga saham berdasarkan harga masa lalu atau historis.Volatilitas
historis mengukur seberapa aktif harga saham selama periode waktu tertentu.
Volatilitas historis biasanya diukur dengan mengambil persentase perubahan
harga penutupan harian saham dan menghitung rata-rata selama periode waktu
tertentu. Rata-rata ini kemudian dinyatakan sebagai persentase tahunan.
Volatilitas historis sering disebut sebagai volatilitas aktual atau volatilitas yang
sebenarnya (realized volatility).
Investor jangka pendek cenderung menggunakan periode yang singkat dalam
mengukur volatilitas historis. Periode yang umum digunakan yaitu 5 hari, 10 hari,
20 hari, dan 30 hari. Sedangkan investor jangka menengah atau panjang,
cenderung menggunakan periode waktuyang lebih lama, yang paling umum
adalah 60 hari, 180 hari, dan 360 hari.

3
Langkah pertama untuk mengukur volatilitas historis yaitu mengukur
perubahan harga harian di pasar, di mana Rtmerupakan logaritma natural dari
harga saham hari ini (St) dan harga saham hari sebelumnya (St-1). Hasil
perhitungan ini sesuai dengan persentase harga saham.

S
Rt = LN (S) t
t−1

Langkah selanjutnya adalah menghitung rata - rata perubahan harga harian


(Rm) dalam jangka waktu tertentu (n).
∑n Rt
Rm =
n

Selanjutnya adalah menentukan rata - rata variasi perubahan harga harian


(standar deviasi).

HV = √∑(Rt − Rm)2
n−1

Langkah terakhir dalam menghitung volatilitas historis adalah menghitung


volatilitas dalam persentase tahunan. Untuk menghitung volatilitas historis
tahunan, hasil di atas dikalikan dengan akar kuadrat dari 252 (rata - rata jumlah
hari perdagangan dalam setahun).

2
HV = √∑ Rt
n

Rumus terakhir dalam perhitungan volatilitas historis, secara statisik disebut

pendekatan tidak terpusat. Karena volatilatas historis adalah standar deviasi,

trader secara statistik dapat membangun interval kepercayaan dari pergerakan

harga saham. Dalam statistik, satu rentang standar deviasi berarti ada

67%kemungkinan harga saham akan berada dalam kisaran. Volatilitas historis

menghitung seberapa jauh perubahan harga selama periode waktu tertentu dari

nilai rata – rata.

4
b. Implied Volatility
Jain (2001:4) menjelaskan bahwa, volatilitas tersirat (implied volatility) adalah
volatilitas saham saat ini. Volatilitas tersirat merupakan ekspektasi pasar pada
pergerakan harga saham di masa yang akan datang. Volatilitas tersirat yang tinggi
berarti pasar mengharapkan harga saham terus bergejolak, yaitu membuat gerakan
yang besar, baik dalam arah yang sama, ke atas atau ke bawah. Sebaliknya,
volatilitas tersirat yang rendah berarti pasar percaya bahwa pergerakan harga
saham akan lebih konservatif.
Volatilitas tersirat diestimasikan oleh nilai opsi. Perubahan volatilitas tersirat
berarti ada perubahan pada nilai opsi. Perubahan signifikan pada volatilitas call
option dan put option, menandakan adanya pergeseran bias pasar atau “sesuatu
sedang terjadi”. Jain (2001:5) menyebutkan, pada awal tahun 2000, volatilitas
dari sektor keuangan dan dalam beberapa kasus volatilitas historis yang
signifikan, mengalami penurunan yang cepat meskipun harga saham untuk sektor
tersebut mengalami penurunan yang sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa pasar
khawatir dan diharapkan sektor tersebut akan stabil di masa depan.
Volatilitas tersirat memberikan banyak informasi bagaimana pasar
menunjukkan pergerakan saham. Volatilitas tersirat adalah volatilitas harga aset
dasar yang tersirat dalam harga pasar opsi sesuai dengan model tertentu.
Volatilitas tersirat menggunakan data terkini tentang harga opsi, sehingga berisi
harapan investor ke depan.

B. Value at Risk
1. Definisi Value at Risk
Value at Risk (VaR) memiliki beberapa definisi secara formal. Menurut Jorion
(2001: 22), VaR dapat mengurangi kerugian (loss) terburuk selama interval waktu
yang telah ditentukan dengan tingkat kepercayaan tertentu. Sedangkan menurut Carol
(2001: 253), VaR didefinisikan sebagai kerugian, yang dihitung berdasarkan suatu
probabilitas tertentu, dari pergerakan pasar selama horison waktu yang tetap. Dengan
begitu, VaR diukur sebagai sebuah percentile yang rendah atas suatu distribusi bagi
keuntungan dan kerugian teoritis yang diakibatkan atas meningkatnya pergerakan
yang mungkin terjadi pada faktor-faktor risiko pasar di suatu risiko tetap.
Selain itu, menurut Crouhy et al (2002: 154), VaR merupakan alat atau teknik
untuk mengurangi kerugian terburuk yang mungkin terjadi sebagai akibat dari

5
memegang (hold) suatu sekuritas atau portofolio selama periode waktu tertentu,
dengan tingkat spesifikasi tertentu yang dikenal sebagai tingkat kepercayaan
(confidence level). Kemudian menurut Global Association of Risk Professionals
(GARP) (2005: A:63), model VaR merupakan wakil dari suatu estimasi atas
kemungkinan dari jumlah kerugian maksimum suatu portofolio bank yang disebabkan
oleh risiko pasar dalam periode waktu yang telah ditentukan dan dengan tingkat
kepercayaan statistik tertentu. Selanjutnya menurut Butler (1999: 5), VaR merupakan
alat untuk mengukur ekspektasi kerugian terburuk yang dapat dihadapi oleh suatu
institusi tertentu selama interval waktu yang ditentukan dengan tingkat kepercayaan
tertentu dan pada kondisi pasar yang normal.
Dari definisi di atas, dapat dikatakan bahwa VaR secara umum dapat
menunjukkan berapa besarnya kerugian maksimum yang kemungkinan dihadapi oleh
suatu institusi keuangan ataupun individu secara perseorangan yang merupakan para
pelaku di pasar finansial. VaR merupakan angka tunggal yang dapat menggambarkan
besarnya eksposur suatu institusi keuangan tertentu terhadap besarnya risiko pasar dan
ataupun kemungkinan sebaliknya yang menunjukkan besarnya keuntungan
maksimum yang mungkin terjadi. Kemudian kelebihan lain dari VaR adalah bahwa
VaR mengukur suatu risiko menggunakan unit ukur yang sama dengan laba bersih
suatu institusi keuangan, yaitu dalam ukuran Rupiah atau mata uang lainnya. Selain
itu, dengan adanya nilai VaR, pemegang saham dan manajer akan dapat memutuskan
apakah mereka merasa puas atau tidak dengan kesesuaian antara tingkat risiko yang
dapat mereka hadapi dan imbal hasil yang diterima. Jika ada ketidakpuasan dengan
tingkat risiko yang kemungkinan didapatkan, maka VaR dapat digunakan sebagai alat
untuk mengurangi kerugian yang terjadi.
2. Metode Penghitungan Value at Risk
Suatu pendekatan atau metode untuk menghitung VaR diklasifikasikan
menjadi dua kelompok (Jorion, 2001: 205), yaitu metode Local-valuation dan metode
Full-valuation.
a. Metode Local-valuation
Metode ini mengukur risiko dengan menghitung nilai portofolio satu kali, yaitu
pada saat posisi awal, dan mempergunakan turunan (derivative) untuk
menentukan kemungkinan perubahannya. Metode ini menggunakan asumsi
normalitas atas faktor- faktor yang menimbulkan risiko. Asumsi ini secara khusus
sangat baik untuk digunakan karena variabel-variabel normal dari portofolio
6
didistribusikan secara normal. Salah satu pendekatan dalam metode local-
valuation adalah metode delta-normal. Dalam metode ini, digunakan pendekatan
linear (delta atau derivative) dan asumsi distribusi normal terhadap volatilitas.
Variance-Covariance (delta normal) VaR
VaR = Pz0,95 σ√t............................(1)
Dimana:
P : Investasi dana awal
z0,95: Tingkat kepercayaan sebesar 95%
σ : Volatilitas return aset tunggal
√t : Periode waktu

b. Metode Full-valuation
Metode ini mengukur risiko secara penuh dengan menilai kembali portofolio
pada suatu batasan skenario. Pada metode ini, nilai portofolio untuk suatu range
tingkatan harga lebih luas. Nilai portofolio yang baru, dapat diperoleh dengan
metode simulasi. Salah satu metode simulasi yang digunakan adalah Monte Carlo
simulation yang didasarkan pada distribusi di parameter yang ditentukan.
Monte Carlo Simulation VaR
VaR = µ-(Z × σ).........................(2)
Dimana:
VaR : Potensi kerugian maksimal
µ : Besarnya nilai rata-rata return
Z : Tingkat Kepercayaan
σ : Standar Deviasi
contoh :
Historical simulation VaR
VaR(1-α) = μ(R)-Rα.........................(3)
Dimana:
VaR(1-α) : potensi kerugian maksimal
μ(R) : nilai rata-rata Return
Rα : rugi maksimum α tertentu
Contoh study kasus pada Saham Sub Sektor Rokok
Pada contoh study kasus ini menggunakan data sekunder perusahaan, yaitu data
saham harian GGRM dan HMSP selama periode September 2014 sampai

7
September 2016. Sumber data : www.finance.yahoo.com. Metode perthitungan
metode simulasi historis, dan metode monte carlo.
Data return dihitung karena volatilitas dipengaruhi oleh karakteristik dan
return tersebut. Data return merupakan data time series yang berkesinambungan
sehingga untuk mengetahui hasil return harian dapat dihitung berdasarkan price
ratio. Deskripsi statistik dari saham GGRM dan HMSP dapat dilihat pada Tabel
2.

Setelah data return diperoleh maka tahapan selanjutnya adalah melakukan


perhitungan VaR dengan menggunakan metode historis dan Monte Carlo. Hasil
perhitungan VaR dengan menggunakan metode histroris ditunjukkan pada Tabel
3.

Tabel 3. menunjukkan VaR aset GGRM sebesar Rp16.401.371, hal ini dapat
diartikan ada keyakinan 95% bahwa kerugian yang akan dialami investor tidak
melebihi Rp16.401.371 dalam jangka waktu satu hari setelah periode data historis
atau dapat dikatakan ada kemungkinan sebesar 5% bahwa kerugian investasi pada
saham GGRM sebesar Rp16.401.371atau lebih.

8
VaR aset HMSP sebesar Rp12.888.118, hal ini dapat diartikan ada keyakinan
95% bahwa kerugian yang akan dialami investor tidak melebihi Rp12.888.118
dalam jangka waktu satu hari setelah periode data historis atau dapat dikatakan
ada kemungkinan sebesar 5% bahwa kerugian investasi pada saham HMSP
sebesar Rp12.888.118 atau lebih.

Dapat dilihat pada Tabel 4. VaR aset GGRM dengan menggunakan simulasi
Monte Carlo adalah sebesar Rp17.612.977, hal ini dapat diartikan ada keyakinan
95% bahwa kerugian yang akan dialami investor tidak melebihi Rp17.612.977
dalam jangka waktu satu hari setelah periode data historis atau dapat dikatakan
ada kemungkinan sebesar 5% bahwa kerugian investasi pada saham GGRM
sebesar Rp17.612.977 atau lebih.
VaR aset HMSP dengan menggunakan simulasi Monte Carlo adalah
Rp15.695.502, hal ini dapat diartikan ada keyakinan 95% bahwa kerugian yang
akan dialami investor tidak melebihi Rp15.695.502 dalam jangka waktu satu hari
setelah periode data historis atau dapat dikatakan ada kemungkinan sebesar 5%
bahwa kerugian investasi pada saham HMSP sebesar Rp15.695.502 atau lebih.

9
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat menyimpulkan bahwa dalam berinvestasi ada

beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih saham, yaitu pertama

tingkat pengembalian (return) yang diperoleh dan kedua tingkat risiko yang akan

ditanggung jika mengalami kerugian. Untuk melihat tingkat risiko yang akan

diterima, salah satunya adalah dengan melihat tingkat volatilitas suatu saham. Dengan

menganggap bahwa investor sangat peduli terhadap kerugian besar, maka dengan

menggunakan Value at Risk (VAR) para investor dapat menentukan kebijakan

investasinya, baik yang bersifat pasif (VAR sebagai laporan rutin), defensif (VAR

digunakan untuk alat kontrol risiko), maupun pendekatan aktif, dimana laporan VAR

dapat digunakan untuk mengendalikan risiko dan memaksimalkan profit seperti

alokasi modal, dana investasi, dan lain sebagainya.

10

Anda mungkin juga menyukai