Anda di halaman 1dari 4

Ujian Akhir Semester

Tahun Akademik 2022/2023

Mata Kuliah : Pemecahan Masalah Dan Pengambilan Keputusan


Dosen Pengampu : Dr. Drs. Susilo Toto Raharjo, M.T.
Nama : Puji Astuti
NIM : 12010121420147
Kelas : BC1A

SOAL
1. Effek placebo menjadi pembahasan yang menarik dari salah satu irasionalitas terkait
dengan keyakinan pada tingkat kesembuhan yang didapat seseorang setelah “merasa”
mendapatkan obat penyembuh. Dari beberapa eksperimen effek placebo memberikan
effek positif pada seseorang atas sakit yang dideritanya. Faktor apa sajakah sebenarnya
yang mempengaruhi seseorang sehingga dengan pengobatan placebo yang didapatkannya
mengalami perasaan kesembuhan.
2. Kegagalan dan kecurangan yang dilakukan oleh pekerja ternyata lebih besar dampaknya
daripada perampokan dilihat dari sisi nominal nilai uang kerugian yang diakibatkannya.
Keduanya berasal-muasal dari ketidakjujuran. Secara umum ketidakjujuran dapat
digolongkan dalam 2 (dua) type. Jelaskan 2 type dari ketidakjujuran tersebut.
3. Jelaskan dalam pengambilan keputusan dalam konsep free lunches dianggap irasional
dibandingkan dengan konsep rasional dalam konsep ekonomi.

JAWABAN :

1. Faktor yang mempengaruhi seseorang sehingga dengan pengobatan placebo yang


didapatkannya mengalami perasaan kesembuhan :
Karena dengan kekuatan sugesti maka effect dari placebo dapat bekerja. plasebo dapat
bekerja secara efektif karena pasien percaya seperti ketika kita sakit, maka kita akan
merasa lebih baik setelah menemui dokter.
Harapan yang membentuk plasebo dibagi menjadi dua:
- Belief atau keyakinan pada obat atau prosedur perawatan. Seperti antusiasme dokter
untuk merawat dan meyakinkan kesembuhan kita, sehingga hal ini akan membuat kita
merasa lebih baik dan memicu proses penyembuhan dari dalam diri kita sendiri.
- Conditioning atau pengkondisian. Yaitu pasien mengkondisikan dirinya dengan
membentuk harapan melalui pengalaman sehingga tubuh melepaskan senyawa kimia
yang mempengaruhi masa depannya. Harapan dapat melepaskan hormon endorfin
sehingga dapat menghilangkan rasa sakit dan menghasilkan kegembiraan pada pasien.
Misalnya pada pasien luka bakar yang melihat perawat membawakan obat, otaknya
mengeluarkan senyawa opioid penurun rasa sakit bahkan sebelum obat itu di suntikkan
ke tubuhnya.

2. Ketidakjujuran dapat digolongkan dalam 2 (dua) type


a. Ada dua jenis ketidakjujuran salah satunya adalah jenis ketidakjujuran yang
membangkitkan citra sepasang penjahat yang mengitari pom bensin. Saat mereka
melintas, mereka mempertimbangkan berapa banyak uang yang ada di kasir, mereka
berfikir tentang kemungkinan ada orang untuk menghentikan mereka, dan hukuman
apa yang mungkin mereka hadapi jika tertangkap (termasuk berapa banyak waktu
istirahat yang mungkin mereka dapatkan untuk perilaku yang baik). Atas dasar
perhitungan untung-rugi ini, mereka memutuskan apakah akan merampok tempat
itu atau tidak.
b. Lalu ada jenis ketidakjujuran yang kedua. Ini adalah jenis yang dilakukan oleh orang-
orang yang umumnya menganggap diri mereka jujur, pria dan wanita (silakan
berdiri) yang telah "meminjam" pulpen dari tempat konferensi, meneguk sedikit soda
dari dispenser minuman ringan, mereka melebih-lebihkan biaya televisi mereka
tentang laporan kehilangan harta benda mereka, atau memasukan anggaran makan
sebagai pengeluaran bisnis.
Ketika seseorang dengan terkait objek materi atau nominal uang orang akan lebih berhati-
hati. Berbeda dengan sifatnya benda di luar orang, hal yang lumprah jika seseorang
mengambil benda di kulkas umum. Seseorang akan bersikap berbeda ketika barang itu
berupa uang dan barang itu dan dan barang itu bukan uang. Sudah menjadi hal umum
ketika barang yang kecil itu adalah sesuatu milik umum.

3. Konsep free lunches dianggap irasional dibandingkan dengan konsep rasional dalam
konsep ekonomi
Salah Satu perbedaan utama antara ekonomi standar dan ekonomi perilaku melibatkan
konsep "makan siang gratis" ini. Menurut asumsi ekonomi standar, semua keputusan
manusia bersifat rasional dan berdasarkan informasi, dimotivasi oleh konsep yang akurat
tentang nilai semua barang dan jasa dan utilitas yang mungkin dihasilkan dalam semua
keputusan. Di bawah rangkaian asumsi ini, setiap orang di pasar berusaha
memaksimalkan keuntungan dan berusaha untuk mengoptimalkan pengalamannya.
Konsekuensinya, teori ekonomi menegaskan bahwa tidak ada makan siang gratis jika ada,
seseorang pasti sudah menemukannya dan mengambil semua nilainya.
Ekonom perilaku, di sisi lain, percaya bahwa orang rentan terhadap pengaruh yang
tidak relevan dari lingkungan langsung mereka (yang kita sebut efek konteks), emosi
yang tidak relevan, kepicikan, dan bentuk irasionalitas lainnya. Kabar baik apa yang
dapat diperoleh perusahaan dari realisasi ini, Kabar baiknya adalah bahwa kesalahan ini
juga memberikan peluang untuk perbaikan. Jika kita semua membuat kesalahan
sistematis dalam keputusan kita, lalu mengapa tidak mengembangkan strategi, alat, dan
metode baru untuk membantu kita membuat keputusan yang lebih baik dan meningkatkan
kesejahteraan kita secara keseluruhan? Itulah arti makan siang gratis dari perspektif
ekonomi perilaku gagasan bahwa ada alat, metode, dan kebijakan yang dapat membantu
kita semua membuat keputusan yang lebih baik dan sebagai konsekuensinya mencapai
apa yang kita inginkan.
Free lunch mengacu pada praktek yang lazim dilakukan di abad ke-19 di bar Amerika
yang menawarkan "free lunch" (makan siang gratis) untuk menarik pelanggan minuman.
Dalam praktiknya, ada biaya tersembunyi yaitu biaya lebihnya akan dibebankan pada
produk minumannya. Hal ini yang mengkomunikasikan ide bahwa "segala sesuatu ada
ongkos atau konsekuensinya" yang memiliki arti tidak ada sesuatu hal yang gratis.
Seseorang akan selalu membayar sesuatu yang didapatkannya tersebut di mana tempat
dan dalam kondisi apapun. Untuk mendapatkan suatu hal yang disukai, biasanya harus
mengorbankan suatu hal lain yang disukainya. Ketika membuat sebuah keputusan maka
diperlukan pengorbanan dari satu sasaran dengan sasaran lain.
Sebagai contoh, seorang siswa sedang belajar matematika via internet. Lalu, ia
beranggapan bahwa hal ini adalah gratis karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
membayar biaya kursus atau guru matematika.
Kenyataannya tidak demikian, siswa tersebut tetap harus membayar biaya internet,
Membayar waktu, tentu saja membutuhkan waktu untuk belajar. Jika diidiomkan waktu
adalah uang, maka itulah ongkos yang harus dikeluarkan olehnya. Tenaga, di mana ia
tetap membutuhkan energi dan tenaga untuk dapat belajar secara konsentrasi.

Anda mungkin juga menyukai