Disusun oleh:
Fachry Hernando Adhiansyah (1601620050)
1
KATA PENGANTAR
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................6
3.1 Kesimpulan..................................................................................................20
3.2 Saran.............................................................................................................20
Daftar Pustaka...........................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
3. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Feedback (Umpan Balik)
4. Untuk Mengetahui Yang Dapat Feedback (Umpan Balik)
5. Untuk Mengetahui Pengertian Reiformance (Penguatan)
6. Untuk Mengetahui Tujuan Pemberian Reiformance (Penguatan)
7. Untuk Mengetahui Komponen keterampilan Reinforcement (Penguatan)
8. Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip Penggunaan Reinforcement (Penguatan)
9. Untuk Mengetahui Cara menggunakan Reinforcement (Penguatan)
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2 Manfaat dan Fungsi FeedBack (Umpan Balik)
Manfaat umpan balik bagi guru, dapat dipergunakan dalam mengambil
keputusan, apakah mata pelajaran yang telah dilaksanakan perlu diperbaiki atau
dilanjutkan (Cooper, 1982:8) dan bagi siswa akan meningkatkan prestasi belajar secara
konsisten (Blocks, J.H., 1971:36) Beberapa keuntungan penggunaan umpan balik
menurut Adang Suherman (1998:124) antara lain sebagai berikut:
a. Mendorong siswa untuk terus berlatih.
Proses pemberian umpan balik kepada siswa secara tidak langsung akan memberi tahu
siswa bahwa latihannya selalu dilihat dan diperhatikan oleh gurunya.
b. Mencerminkan perilaku guru yang efektif.
Dalam prosesnya, umpan balik hanya akan diperoleh apabila guru aktif selama
kegiatan pembelajaran. Guru harus selalu memperhatikan siswa, bergerak untuk
memantau dan mengamati aktivitas belajar yang dilakukan oleh setiap siswa di sekitar
tempat belajar (berlatih).
c. Membantu siswa untuk menilai penampilan (kemampuan) yang tidak bisa dilihat dan
dirasakannya sendiri.
d. Mendorong guru untuk menilai seberapa relevansi antara aspek-aspek pembelajaran
dengan tingkat kemampuan siswa dalam menguasai tugas gerak (bahan ajar) seperti
yang diinginkan oleh gurunya.
Beberapa ahli juga telah mengungkapkan berbagai fungsi umpan balik sesuai dengan
konsep dan konteksnya masing-masing diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Fungsi feedback adalah memberikan motivasi, reinforcement (Harsono, 1988:89)
atau punishment (Rusli Lutan, 1988; Apruebo, 2005).
Dengan diperolehnya gambaran yang kongkrit perihal kemampuan yang
dimiliki oleh seorang siswa, baik keunggulan maupun kelemahannya apalagi
kalau dibandingkan dengan siswa yang lainnya, maka hal itu akan dapat
memacunya lagi untuk berbuat yang lebih baik dari yang sudah dilakukannya.
Dengan kata lain, gambaran kemampuan yang dimiliki seorang siswa akan
menjadi daya dorong apabila guru penjas mampu menyampaikannya dengan
tepat melalui pemberian stimulus agar siswa semakin rajin berlatih. Dalam
konteks pembelajaran penjas, umpan balik juga sebagai penguat atas tindakan
atau perilaku yang sudah dilakukan siswa. Jika perilaku siswa itu sesuai dengan
harapan guru maka hal itu harus diperkuat untuk tetap dipelihara. Sebaliknya jika
perilaku itu tidak sesuai dengan harapan guru maka harus ada hukuman
(funishment) agar perilaku itu tidak terjadi dan terulang kembali, dan perilaku itu
mengarah pada tindakan yang sesuai dengan harapan guru.
7
2. Menurut Apruebo (2005:100) umpan balik juga merupakan penguatan
(reinforcement).
Ia mengatakan bahwa “Reinforcement means any event that increase the
probability that a particular response will reoccur under similar consequences”.
Reinforcement maksudnya adalah pemberian penguatan atas kejadian atau
aktivitas yang telah dilaksanakan sehingga aktivitas tersebut tetap mampu
dipertahankan atau memberikan respons yang serupa dan pada aktivitas
berikutnya dapat meningkat lagi. Dalam hal pemberian reinforcement Weinberg
dan Gould (1995:137) mengemukakan “Reinforcement is the use of reward and
punishment that increase or decrease the likelihood of similar response occurring
in the future”.
Bahwa reinforcement yang diberikan dapat menggunakan bentuk-bentuk
penghargaan atau hukuman yang mungkin sekali dapat meningkatkan atau
menurunkan respons serupa yang terjadi pada masa berikutnya. Maksudnya
bahwa pemberian penghargaan dan hukuman akan dapat memperkuat hasil
belajar siswa atau juga dapat menurunkan bahkan merusak hasil belajar siswa
apabila pemberian penghargaan dan hukuman itu tidak sesuai. Penghargaan
tidak selalu dalam bentuk benda sebagai hadiah, tetapi bisa melalui ungkapan-
ungkapan. Contohnya ungkapan guru penjas yang mengatakan “Lemparan
kamu sudah bagus, coba lempar ke sasaran yang lebih jauh !” Sedangkan
punishment lebih bersifat memberikan penilaian buruk atas apa yang dilakukan
oleh siswa. Misalnya pada ungkapan “Lemparan kamu ngawur, jangan asal
lempar saja !”
8
beberapa jenis umpan balik berdasarkan kajian dari beberapa literatur. Jenis-jenis
umpan balik tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. General dan specific feedback General feedback atau umpan balik umum
Misalnya berkaitan dengan gerakan umum, tingkah laku siswa, atau
pakaian yang digunakan. General feedback digunakan guru untuk mendorong
siswa terus belajar dan mencobanya. Biasanya feedback jenis ini diungkapkan
dengan kata-kata seperti: bagus, hebat, mengagumkan. Ungkapan dengan kata-
kata itu masih bersifat umum sehingga tidak mencerminkan informasi yang
spesifik untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa. Specifik
feedback atau umpan balik khusus adalah berisikan informasi yang
menyebabkan siswa mengetahui apa yang harus dilakukan dan mengetahui
bagaimana seharusnya siswa melakukan tugas gerak dengan benar dan
bagaimana harus berlatih. Feedback ini diberikan manakala siswa menyadari
bahwa ia melakukan kesalahan akan tetapi belum atau tidak tahu bagaimana
cara memperbaikinya. Contoh ungkapan specific feedback misalnya: “ Bagus!
Mata kamu tidak terpejam pada saat menyundul bola itu!”, atau “Dapatkah
lututmu lebih ditekuk lagi !”.
3. Simple Feedback
Simple feedback adalah umpan balik yang hanya terfokus pada satu
komponen keterampilan dalam satu saat. Simple feedback biasanya berisi satu
atau dua buah kata kunci (key words) yang menggambarkan aktivitas
penyempurnaan dan diulang-ulang sebagai umpan balik selama pembelajaran
berlangsung.
Keuntungan dari penggunaan simple feedback diantaranya adalah:
a. Guru lebih mudah dan lebih akurat dalam memberikan umpan balik karena
hanya terfokus pada satu komponen saja.
b. Memudahkan siswa menerima dan melatih penyempurnaan gerakan yang
menjadi fokus pembelajarannya.
c. Siswa akan mengingat terus apa yang dipelajarinya pada kegiatan belajar
tersebut.
9
4. Positive, Netral, dan Negatif Feedback
Jenis umpan balik yang lain dikemukakan oleh Adang Suherman
(1998:126) yaitu umpan balik positif, umpan balik netral, dan umpan balik negatif.
Ketiga jenis umpan balik ini paling sering dijumpai dalam kegiatan belajar
mengajar penjas yang bersifat praktik di lapangan dan lebih mudah dilakukan
oleh guru.
10
Dalam ungkapan yang singkat Rink (1985:35) mengemukakan “Feedback
often serves as motivational function”. Ungkapan yang sama dikemukakan
oleh Rink (1985:34), “Feedback serve three functions:
(1) informing,
(2) reinforcing, and
(3) motivating.
Maksudnya umpan balik itu memiliki tiga fungsi yaitu pemberitahuan atau
informasi, penguatan, dan motivasi. Meskipun demikian guru harus
memperhatikan dua hal ketika memberikan umpan balik, yaitu:
1. Usia Siswa,
Terkait dengan perkembangan moral Usia siswa terkait dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan, khususnya berkaitan dengan
kemampuan kognisi dan mental. Kesesuaian penyampaian bahasa
umpan balik dengan tingkat penguasaan bahasa yang dimiliki siswa akan
sangat membantu siswa dalam memahami tindakan apa yang harus
dilakukannya. Dengan memamahi perkembangan moral dan kepribadian
siswa, pemberian umpan balik akan melalui pendekatan yang relatif
berbeda antara siswa sekolah dasar dengan siswa SMU. 2. motivasi
instrinsik dan ekstrinsik siswa. Umpan balik sangat identik dengan
pemberian motivasi baik bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Sedangkan
yang menjadi prinsip-prinsip dalam memberikan umpan balik, adalah
sebagai berikut: 1. Umpan balik harus ditawarkan, dan bukan dipaksakan
5. Jika jenis negatif, maka umpan balik harus diikuti oleh saran-saran positif.
6. Memberi umpan balik harus bertanggung jawab, dan umpan balik harus
disesuaikan dengan situasi atau orang lain.
11
2.4 Yang Dapat FeedBack (Umpan Balik)
Terkadang guru bersifat subyektif dalam memberikan umpan balik pada saat
pembelajaran dilaksanakan. Umumnya umpan balik cenderung lebih sering diberikan
kepada :
- Siswa yang kurang saja (susah menguasai bahan ajar atau tugas gerak)
Maksudnya adalah siswa yang kurang cepat atau mengalami kesulitan dalam
setiap melaksanakan tugas gerak. Pemberian umpan balik yang tepat akan
mengarahkan siswa untuk memudahkannya dalam melaksanakan suatu tugas
gerak
12
5. Apakah saya puas dengan proporsi umpan balik yang sudah diberikan kepada
siswa?
13
Penguatan adalah respon positif dalam pembelajaran yang diberikan guru terhadap
perilaku peserta didik yang positif dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan
perilaku tersebut. Penguatan merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang
sengaja diberikan agar tingkah laku tersebut dapat terulang kembali. Penguatan yang
diberikan oleh guru merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik.
Menurut Moh. Uzer Usman penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk
respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya
sebagai suatu tindakan dorongan ataupun koreksi. Penguatan dikatakan juga sebagai
respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau
membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi untuk interaksi dalam
belajar mengajar.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penguatan
adalah salah satu bentuk penciptaan suasana belajar yang menyenangkan yang telah
diberikan oleh guru kepada peserta didik dengan tujuan agar tingkah laku positif
peserta didik dapat meningkat.
Ketika guru sangat yakin atas satu atau dua tipe penguatan yang favorit dan
mengulangnya beberapa kali, hasilnya mungkin tidak efektif. Misalnya guru sering
menggunakan kata “bagus”, setiap kali siswa memberikan tanggapan. Hal ini tidak bisa
dikategorikan pada penguatan mengungkapkan komentar dengan mudah akan
14
kehilangan kekuatannya pada sebagai penguatan. Penguatan sebenarnya bisa
mengurangi tujuan kasus pendidikan dan belajar siswa. Penguatan yang diberikan
sangat cepat dan sering mungkin menganggu atau menghalangi perkembangan
gagasan dan iterkasi siswa. Ketika siswa dilibatkan dalam kegiatan pemecahan
masalah, pengayaan yang berkelanjutan bisa menjadi gangguan terhadap proses
berfikir siswa.
Penguatan bisa juga menginterfensi interaksi antara siswa dengan siswa. Guru
yang bereaksi terhadap setiap komentar siswa, kemudian memusatkan kembali
perhatian siswa pada diskusi mereka sendiri, menampilkan kemunginan terjadinya
interaksi antar siswa dengan siswa. Sesungguhnya penguatan atau pujian nonverbal
menurut moore dalam rahim lebih berpengaruh daripada penguatan verbal.
Penguatan nonverbal merujuk pada pesan-pesan fisik yang disampaikan guru
melalui isyarat seperti kontak mata, ekspresi wajah dan posisi guru di dalam kelas.
Senyum guru, kerutan dahi dan sikap tenang, melihat atau memalingkan muka dari
siswa yang mengindikasikan apakah guru bosan atau tertarik, terlibat atau pasif,
senang atau tidak senang terhadap siswa. Penguatan nonverbal bisa juga digunakan
untuk mendorong atau menghambat partisipasi siswa. Dalam belajar bahasa, menurut
Baradja dalam Rahim pemberian komentar dan koreksi terhadap bahasa siswa
dimaksudkan sebagai umpan balik. Umpan balik berfungsi sebagai penguatan
(reinforcement) yang menggalakkan pembeajaran untuk menghalangu atau tidak
menghalangi respon siswa.
Dengan kata lain, penguatan bisa meningkatkan partisipasi siswa dengan
memberikan pujian terhadap komentar siswa, jadi mendorong partisipasi siswa lebih
lanjut. Guru perlu memerhatikan beberapa hal berikut:
a. Komentar guru dapat mengganggu berfikir siswa.
b. Kontak mata yang berlebihan bisa merusak inetraksi siswa dengan siswa.
c. Penguatan yang diberikan sangat sering atau terlalu cepat tanpa suatu analisis yang
teliti dari tanggapan siswa akan mengurangi pengaruhnya.
d. Penguatan yang digunakan secara berlebihan akan kehilangan pengaruhnya.
15
2.7 Komponen keterampilan Reinforcement (Penguatan)
Penggunaan penguatan dalam kelas harus bersifat selektif. Pemberian
penguatan harus bermakna bagi peserta didik. Jenis-jenis penguatan tersebut sebagai
berikut :
a. Verbal Reinforcement
Tanggapan guru yang berupa kata-kata pujian, dukungan dan pengakuan
dapat digunakan untuk memberikan penguatan atas kinerja peserta didik.
Peserta didik yang telah mendapatkan penguatan akan merasa bangga dan
termotivasi untuk meningkatkan kembali prestasi belajarnya. Penguatan verbal
dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yakni melalui kata-kata dan melalui kalimat.
Penguatan dalam bentuk kata-kata dapat berupa: benar, bagus, tepat, bagus
sekali, ya, mengagumkan, setuju, cerdas. Sedangkan dalam bentuk kalimat
dapat berupa:
1) Wah pekerjaanmu baik sekali.
2) Saya puas dengan jawabanmu.
3) Nilaimu semakin lama semakin baik.
4) Contoh yang kamu berikan tepat sekali.
5) Jawabanmu lengkap sekali.
b. Gestural Reinforcement
Gestural reinforcement merupakan penguatan yang diberikan oleh guru
melalui gerak tubuh atau mimik muka yang memberi kesan baik kepada peserta
didik. Penguatan mimik dan gerakan badan dapat berupa senyuman, anggukan
kepala, acungan jempol, tepuk tangan, dan lainnya. Seringkali diikuti dengan
penguatan verbal misal guru mengatakan “bagus!” sambil menganggukkan
kepala.
c. Proximity Reinfocement
Beberapa perilaku yang dapat dilakukan guru dalam memberikan
penguatan ini antara lain adalah berdiri disamping siswa, berjalan menuju siswa,
duduk dekat dengan seorang siswa atau kelompok siswa, berjalan di sisi siswa
dan sebagainya. penguatan dengan cara mendekati dapat dilakukan ketika
peserta didik menjawab pertanyaan, bertanya, diskusi.
d. Contact Reinforcement
Contact reinforcement merupakan penguatan yang dilakukan guru melalui
kontak terhadap siswa seperti dengan cara berjabat tangan, menepuk bahu dan
mengangkat tangan peserta didik ketika menang lomba yang semuanya
ditujukan untuk penghargaan penampilan, tingkah laku atau kerja siswa.
e. Activity Reinforcement
16
Activity reinforcement merupakan penguatan yang dapat membangkitkan
sikap aktif siswa, seperti memberikan bahan pembelajaran, memimpin
permainan dalam pembelajaran, membantu siswa dalam menggunakan media
pembelajaran.
f. Token Reinforcement
Token reinforcement merupakan penguatan yang dilakukan oleh guru
dalam memberikan penghargaan kepada siswa atas hasil atau aktivitas belajar
siswa yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Misalnya dengan memberikan
hadiah, bintang komentar tertulis pada buku pelajaran, nama kehormatan, dan
lain sebagainya dengan harapan agar aktivitas belajar siswa yang baik itu dapat
terulang kembali secara continue dan meningkatkannya agar lebih baik lagi serta
dapat memberikan motivasi kepada siswa yang lain untuk mendapatkan
perlaukan yang sama.
17
2.8 Prinsip-prinsip Penggunaan Reinforcement (Penguatan)
Pemberian penguatan (reinforcement) sifatnya sederhana dalam
pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan pada siswa
enggan belajar, karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan yang
dikehendaki siswa. Dalam pemberian penguatan (reinforcement) yang penting harus
sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh siswa tersebut, pemberian penguatan
yang berlebihan akan berakibat fatal. Untuk itu maka guru harus memperhatikan
prinsip-prinsip dalam pemberian penguatan.
Ada beberapa cara penggunaan penguatan yang harus diperhatikan :
a. Penguatan pada pribadi tertentu
Penguatan harus ditujukan kepada siswa tertentu. Oleh karena itu
pandangan guru harus tegas diarahkan kepada anak yang memperoleh
penguatan serta diusahakan menyebutkan nama anak yang mendapatkan
penguatan serta memandangnya.
d. Variasi penggunaan
Untuk menghindari ketidakbermaknaan, guru dapat menggunakan secara
bervariasi. Penggunaan penguatan yang monoton dapat menjadi bahan
tertawaan anak. Bahkan anak-anak ikut serta memberikan penguatan apabila
teman lain menjawab dengan benar. Untuk menghindari lunturnya makna
penguatan dan kemungkinan terjadi bahan tertawaan anak, guru dapat
memvariasikan penggunaannya. Dan lebih penting untuk itu adalah menerapkan
prinsip-prinsip penggunaannya secara matang.
18
Menurut Moh. Uzer Usman ada tiga prinsip dalam penggunaan
penguatan, yaitu kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, dan
menghindari respon negatif.
a. Kehangatan dan keantusiasan
Sikap dan gerak guru termasuk suara, mimik, dan gerak badan akan
menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan
penguatan .
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Umpan balik adalah perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang mengalami
kesulitan belajar secara individu dengan cara menanggapi hasil kerja siswa sehingga
lebih menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Umpan balik yang dilakukan guru
antara lain memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Umpan balik adalah koreksi terhadap jawaban-jawaban atas respon siswa
dalam mengerjakan tes atau latihan. Salah satu keterampilan yang dimaksud adalah
keterampilan seorang guru dalam memberikan penguatan guna meningkatkan motivasi
belajar peserta didiknya.
Pada umumnya, penghargaan memberi pengaruh positif terhadap kehidupan
manusia, karena mendorong dan memperbaiki tingkah laku seseorang serta
meningkatkan usahanya. Bukan hal yang aneh pula apabila seseorang ingin menjadi
yang terbaik dan mendapat pujian, tentu saja dalam batas-batas yang wajar. Bisa
dibayangkan apa yang terjadi dengan para atlet olahraga jika tidak bertanding dan
mendapat penghargaan.
Penghargaan yang diberikan guru dalam proses pembelajaran ini disebut pemberian
penguatan.Sesuai dengan makna kata dasarnya «kuat», penguatan mengandung
makna menambahkan kekuatan pada sesuatu yang dianggap belum begitu
kuat. Makna tersebut ditujukan kepada tingkah laku individu yang perlu
diperkuat. «diperkuat» artinya dimantapkan, diperseling kemunculannya, tidak hilang-
hilang timbul, tidak sekali muncul sekian banyak yang tenggelam.
3.2 Saran
Demikian makalah yang saya buat,semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan,silahkan sampaikan kepada saya.
20
Daftar Pustaka
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197409072001121-
DIDIN_BUDIMAN/pedagogi_olahraga/UMPAN_BALIK.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12305/5/BAB%20II.pdf
21