Anda di halaman 1dari 21

FEEDBACK DAN REIFORMANCE DALAM OLAHRAGA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah: Psikologi Olahraga
Dosen Pembimbing: Dr. Andi Hasriadi, S,Pd., M.Pd. 

Disusun oleh:
Fachry Hernando Adhiansyah (1601620050)

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI


FAKULTAS ILU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesehatan dan kesempatan,sehingga dapat menyelesaikan makalah “
Feedback dan Reiformance Dalam Olahraga” tepat waktu.Tak lupa pula shalawat serta
salam kita junjungkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW. Semoga syafa’atnya
mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Makalah berjudul “Feedback dan Reiformance Dalam Olahraga” bertujuan untuk
memenuhi tugas Dr. Andi Hasriadi S.Pd.M.Pd. pada mata kuliah Psikologi Olahraga di
program studi Pendidikan Jasmani ,Fakultas Ilmu Keolahragaan di Universitas Negeri
Jakarta.
Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena
kesalahan dan kekurangan. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik
terkait penulisan maupun konten, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 29 Desember 2022

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR....................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................6

2.1 Pengertian Feedback (Umpan Balik)...........................................................6

2.2 Manfaat dan Fungsi Feedback (Umpam Balik)..........................................7

2.3 Jenis-Jenis Feedback (Umpan Balik)..........................................................8

2.4 Yang Dapat Feedback (Umpan Balik.........................................................12

2.5 Pengertian Reiformance (Penguatan).......................................................13

2.6 Tujuan Pemberian Reiformance (Penguatan)..........................................14

2.7 Komponen Keterampilan Reiformance (Penguatan)...............................16

2.8 Prinsip-Prinsip Penggunaan Reiformance (Penguatan).........................18

2.9 Cara Menggunakan Reiformance (Penguatan)........................................19

BAB III PENUTUP......................................................................................................20

3.1 Kesimpulan..................................................................................................20

3.2 Saran.............................................................................................................20

Daftar Pustaka...........................................................................................................21

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kedudukan mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu
bertolak dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan
peserta didiknya. Kerangka berfikir yang demikian mengharuskan seorang guru
melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan. Dapat membantu
dalam menjalankan tugansya dalam interaksi edukatif.
Salah satu keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan seorang guru
dalam memberikan penguatan (reinforcement) guna meningkatkan motivasi belajar
peserta didiknya. Sedangkan Reiformance (Penguatan) dilakukan untuk menciptakan
situasi yang kondusif baik didalam kelas maupun dilapangan guna meningkatkan
respon positif (penguatan) terhadap perilaku belajar siswa, baik melalui kata-kata
(verbal) maupun non-verbal seperti dengan isyarat-isyarat tertentu, secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi terhadap kepercayaan diri siswa/atlet.
FeedBack (Umpan Balik) merupakan cara seorang guru/pelatih dalam
membantu siswa meningkatkan pengetahuan, motor skill, dan sikap yang dibutuhkan
dilakukan dengan cara observasi dan memberikan informasi serta dapat diberikan
secara individu maupun kelompok.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Feedback (Umpan Balik)
2. Manfaat dan Fungsi Feedback (Umpan Balik)
3. Jenis-Jenis Feedback (Umpan Balik)
4. Yang Dapat Feedback (Umpan Balik)
5. Pengertian Reiformance (Penguatan)
6. Tujuan Pemberian Reiformance (Penguatan)
7. Komponen keterampilan Reinforcement (Penguatan)
8. Prinsip-prinsip Penggunaan Reinforcement (Penguatan)
9. Cara menggunakan Reinforcement (Penguatan)

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk Mengetahui Pengertian Feedback (Umpan Balik)
2. Untuk Mengetahui Manfaat dan Fungsi Feedback (Umpan Balik)

4
3. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Feedback (Umpan Balik)
4. Untuk Mengetahui Yang Dapat Feedback (Umpan Balik)
5. Untuk Mengetahui Pengertian Reiformance (Penguatan)
6. Untuk Mengetahui Tujuan Pemberian Reiformance (Penguatan)
7. Untuk Mengetahui Komponen keterampilan Reinforcement (Penguatan)
8. Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip Penggunaan Reinforcement (Penguatan)
9. Untuk Mengetahui Cara menggunakan Reinforcement (Penguatan)

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian FeedBack (Umpan Balik)


Umpan balik adalah perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang mengalami
kesulitan belajar secara individu dengan cara menanggapi hasil kerja siswa sehingga
lebih menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Umpan balik yang dilakukan guru
antara lain memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Umpan balik adalah koreksi terhadap jawaban-jawaban atas respon siswa dalam
mengerjakan tes atau latihan. Umpan balik adalah suatu proses dengan hasil atau
akibat dari suatu respon untuk mengontrolnya.
Menurut Apruebo (2005:99), “Feedback is information that athletes would
receive from coach/trainer or environment regarding the level of their motor skill or
performance. It serves as a groundwork for the athletes learning development”.
Feedback menurut Apruebo lebih menekankan kepada aktivitas latihan berkenaan
dengan informasi dari pelatih terkait dengan tingkat motor skill atau penampilan atletnya
sebagai dasar dalam mengembangkan penampilan atlet. Rink (1985:34)
mengemukakan “Feedback is sensory information that a person receives as a result of
a response”. Feedback yang dikemukakan Rink lebih bersifat umum sebagai sensori
informasi yang diterima seseorang sebagai hasil meresponnya.
Menurut Rusli Lutan (1988:300), “Umpan balik adalah pengetahuan yang
diperoleh berkenaan dengan sesuatu tugas, perbuatan atau respons yang telah
diberikan”. Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani, Adang Suherman
(1998:124) mengemukakan, “Umpan balik (feedback) yaitu guru mengobservasi siswa
secara individu dan menilai bagaimana siswa melakukan aktivitas serta apa yang harus
dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa itu”.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa umpan balik
(feedback) adalah infromasi yang berkenaan dengan kemampuan siswa dan guru guna
lebih meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh keduanya, baik dalam konteks
pembelajaran maupun dalam pelatihan olahraga. Infromasi yang dimasud adalah
berkaitan dengan apa yang sudah dilakukan, bagaimana hasilnya, dan apa yang harus
dilakukan untuk memperbaikinya.

6
2.2 Manfaat dan Fungsi FeedBack (Umpan Balik)
Manfaat umpan balik bagi guru, dapat dipergunakan dalam mengambil
keputusan, apakah mata pelajaran yang telah dilaksanakan perlu diperbaiki atau
dilanjutkan (Cooper, 1982:8) dan bagi siswa akan meningkatkan prestasi belajar secara
konsisten (Blocks, J.H., 1971:36) Beberapa keuntungan penggunaan umpan balik
menurut Adang Suherman (1998:124) antara lain sebagai berikut:
a. Mendorong siswa untuk terus berlatih.
Proses pemberian umpan balik kepada siswa secara tidak langsung akan memberi tahu
siswa bahwa latihannya selalu dilihat dan diperhatikan oleh gurunya.
b. Mencerminkan perilaku guru yang efektif.
Dalam prosesnya, umpan balik hanya akan diperoleh apabila guru aktif selama
kegiatan pembelajaran. Guru harus selalu memperhatikan siswa, bergerak untuk
memantau dan mengamati aktivitas belajar yang dilakukan oleh setiap siswa di sekitar
tempat belajar (berlatih).
c. Membantu siswa untuk menilai penampilan (kemampuan) yang tidak bisa dilihat dan
dirasakannya sendiri.
d. Mendorong guru untuk menilai seberapa relevansi antara aspek-aspek pembelajaran
dengan tingkat kemampuan siswa dalam menguasai tugas gerak (bahan ajar) seperti
yang diinginkan oleh gurunya.

Beberapa ahli juga telah mengungkapkan berbagai fungsi umpan balik sesuai dengan
konsep dan konteksnya masing-masing diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Fungsi feedback adalah memberikan motivasi, reinforcement (Harsono, 1988:89)
atau punishment (Rusli Lutan, 1988; Apruebo, 2005).
Dengan diperolehnya gambaran yang kongkrit perihal kemampuan yang
dimiliki oleh seorang siswa, baik keunggulan maupun kelemahannya apalagi
kalau dibandingkan dengan siswa yang lainnya, maka hal itu akan dapat
memacunya lagi untuk berbuat yang lebih baik dari yang sudah dilakukannya.
Dengan kata lain, gambaran kemampuan yang dimiliki seorang siswa akan
menjadi daya dorong apabila guru penjas mampu menyampaikannya dengan
tepat melalui pemberian stimulus agar siswa semakin rajin berlatih. Dalam
konteks pembelajaran penjas, umpan balik juga sebagai penguat atas tindakan
atau perilaku yang sudah dilakukan siswa. Jika perilaku siswa itu sesuai dengan
harapan guru maka hal itu harus diperkuat untuk tetap dipelihara. Sebaliknya jika
perilaku itu tidak sesuai dengan harapan guru maka harus ada hukuman
(funishment) agar perilaku itu tidak terjadi dan terulang kembali, dan perilaku itu
mengarah pada tindakan yang sesuai dengan harapan guru.

7
2. Menurut Apruebo (2005:100) umpan balik juga merupakan penguatan
(reinforcement).
Ia mengatakan bahwa “Reinforcement means any event that increase the
probability that a particular response will reoccur under similar consequences”.
Reinforcement maksudnya adalah pemberian penguatan atas kejadian atau
aktivitas yang telah dilaksanakan sehingga aktivitas tersebut tetap mampu
dipertahankan atau memberikan respons yang serupa dan pada aktivitas
berikutnya dapat meningkat lagi. Dalam hal pemberian reinforcement Weinberg
dan Gould (1995:137) mengemukakan “Reinforcement is the use of reward and
punishment that increase or decrease the likelihood of similar response occurring
in the future”.
Bahwa reinforcement yang diberikan dapat menggunakan bentuk-bentuk
penghargaan atau hukuman yang mungkin sekali dapat meningkatkan atau
menurunkan respons serupa yang terjadi pada masa berikutnya. Maksudnya
bahwa pemberian penghargaan dan hukuman akan dapat memperkuat hasil
belajar siswa atau juga dapat menurunkan bahkan merusak hasil belajar siswa
apabila pemberian penghargaan dan hukuman itu tidak sesuai. Penghargaan
tidak selalu dalam bentuk benda sebagai hadiah, tetapi bisa melalui ungkapan-
ungkapan. Contohnya ungkapan guru penjas yang mengatakan “Lemparan
kamu sudah bagus, coba lempar ke sasaran yang lebih jauh !” Sedangkan
punishment lebih bersifat memberikan penilaian buruk atas apa yang dilakukan
oleh siswa. Misalnya pada ungkapan “Lemparan kamu ngawur, jangan asal
lempar saja !”

2.3 Jenis-Jenis FeedBack (Umpan Balik)


Secara umum umpan balik atau feedback terbagi ke dalam dua jenis yaitu
intrinsic feedback dan extrinsic feedback (Apruebo, 2005). Intrinsic feedback atau
umpan balik intrinsik berkaitan dengan penilaian terhadap dirinya sendiri, tentang sikap,
aktivitas dan atau perilaku yang telah dilakukannya, derta tentang kemampuan yang
telah ditunjukkannya. Misalnya dalam melaksanakan tugas gerak, apakah aktivitas
yang dilakukan sudah sesuai dengan yang diinstruksikan guru, apakah sudah mampu
menyelesaikan keseluruhan tugas gerak, apakah merasa nyaman dengan alat bantu
yang digunakan, atau menilai bahwa rangkaian gerakan senam telah sesuai dengan
urutan yang harus dilakukan. Sedangkan extrinsic feedback adalah umpan balik yang
berasal dari luar dirinya. Misalnya koreksi dari guru penjas atas gerakan yang sudah
dilakukan, cemoohan rekan karena salah memberikan umpan ketika bermain bola, atau
dari lingkungan sekitar seperti cuaca yang terlalu panas sehingga mengharuskannya
sering beristirahat di tempat yang teduh.
Umpan balik dapat diberikan dalam beberapa jenis, misalnya seperti knowledge
of result, objective measures, self monitoring, snap judgement, video playback (Butler,
1996 dalam Apruebo, 2005). Adang Suherman (1998:124-16) mengemukakan

8
beberapa jenis umpan balik berdasarkan kajian dari beberapa literatur. Jenis-jenis
umpan balik tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. General dan specific feedback General feedback atau umpan balik umum
Misalnya berkaitan dengan gerakan umum, tingkah laku siswa, atau
pakaian yang digunakan. General feedback digunakan guru untuk mendorong
siswa terus belajar dan mencobanya. Biasanya feedback jenis ini diungkapkan
dengan kata-kata seperti: bagus, hebat, mengagumkan. Ungkapan dengan kata-
kata itu masih bersifat umum sehingga tidak mencerminkan informasi yang
spesifik untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa. Specifik
feedback atau umpan balik khusus adalah berisikan informasi yang
menyebabkan siswa mengetahui apa yang harus dilakukan dan mengetahui
bagaimana seharusnya siswa melakukan tugas gerak dengan benar dan
bagaimana harus berlatih. Feedback ini diberikan manakala siswa menyadari
bahwa ia melakukan kesalahan akan tetapi belum atau tidak tahu bagaimana
cara memperbaikinya. Contoh ungkapan specific feedback misalnya: “ Bagus!
Mata kamu tidak terpejam pada saat menyundul bola itu!”, atau “Dapatkah
lututmu lebih ditekuk lagi !”.

2. Congruent dan Incongruent feedback


Congruent feedback adalah umpan balik yang terfokus pada aktivitas
belajar yang sedang dipelajari siswa. Misalnya pada saat siswa sedang
mempelajari footwork dalam stroke bulu tangkis. Umpan balik yang berhubungan
dengan footworks tersebut dapat dikatakan congruent feedback. Sedangkan
yang berhubungan dengan stroke sebagai incongruent feedback. Misalnya yang
berkaitan dengan stroke dalam bulu tangkis adalah cara memegang raket, follow
through, dan aspek lainnya selain footworks.

3. Simple Feedback
Simple feedback adalah umpan balik yang hanya terfokus pada satu
komponen keterampilan dalam satu saat. Simple feedback biasanya berisi satu
atau dua buah kata kunci (key words) yang menggambarkan aktivitas
penyempurnaan dan diulang-ulang sebagai umpan balik selama pembelajaran
berlangsung.
Keuntungan dari penggunaan simple feedback diantaranya adalah:
a. Guru lebih mudah dan lebih akurat dalam memberikan umpan balik karena
hanya terfokus pada satu komponen saja.
b. Memudahkan siswa menerima dan melatih penyempurnaan gerakan yang
menjadi fokus pembelajarannya.
c. Siswa akan mengingat terus apa yang dipelajarinya pada kegiatan belajar
tersebut.

9
4. Positive, Netral, dan Negatif Feedback
Jenis umpan balik yang lain dikemukakan oleh Adang Suherman
(1998:126) yaitu umpan balik positif, umpan balik netral, dan umpan balik negatif.
Ketiga jenis umpan balik ini paling sering dijumpai dalam kegiatan belajar
mengajar penjas yang bersifat praktik di lapangan dan lebih mudah dilakukan
oleh guru.

a. Umpan balik positif


Adalah umpan balik yang diungkapkan dengan kata-kata bagus,
menyenangkan, pintar, menarik, dan hebat.

b. Umpan balik netral


Adalah umpan balik yang tidak merujuk secara khusus kepada siswa yang
melakukan kesalahan melakukan tugas gerak, tetapi secara netral
mengingatkan kepada seluruh siswa yang sedang melakukan tugas gerak.
Misalnya ketika berlatih menyundul bola, guru berkata “lihat bola !”

c. Umpan balik negatif


Adalah lawan dari umpan balik positif, meskipun jarang dianjurkan mengingat
khawatir akan merusak kepercayaan diri siswa tetapi pemberian negatif
feedback dilakukan cara-cara:
1. implisit (tidak langsung), misalnya “Pakai awalan sebelum melempar,
jangan asal lempar saja !”.
2. diberikan pada siswa yang tidak mengerti setelah beberapa kali diberikan
umpan balik.
3. diberikan pada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan gurunya
(biasanya siswa yang menjadi atlet atau yang sudah terampil).

Pemberian jenis umpan balik harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa.


Kebutuhan siswa terkait dengan tingkat perkembangan psikososial siswa.
Pada perkembangan siswa di masa remaja yang terkadang memiliki
keinginan diperhatikan secara berlebihan atau bahkan ingin diberikan
kebebasan seluas-luasnya, guru harus berhati-hati memberikan umpan balik
untuk perbaikan atau koreksi atas kekeliruan yang dilakukan siswa.
Kekurangsesuaian jenis umpan balik yang diberikan akan berdampak
kepada perasaan tidak enak, pesimistis, tidak memiliki motivasi, atau tidak
memiliki harga diri karena selalu mendapat teguran guru. Untuk itu
karakteristik siswa harus mendapat perhatian penting ketika guru akan
memberikan umpan balik. Pemberian umpan balik yang sesuai dengan
kebutuhan siswa dapat mengurangi dampak negatif tersebut. Fungsi umpan
balik adalah membantu siswa untuk menilai penampilan yang tidak dapat
dilihat dan dirasakan oleh dirinya sendiri (Suherman, 1998). Fungsi umpan
balik yang lainnya yang paling sering disajikan guru adalah sebagai alat
untuk memotivasi siswa.

10
Dalam ungkapan yang singkat Rink (1985:35) mengemukakan “Feedback
often serves as motivational function”. Ungkapan yang sama dikemukakan
oleh Rink (1985:34), “Feedback serve three functions:
(1) informing,
(2) reinforcing, and
(3) motivating.

Maksudnya umpan balik itu memiliki tiga fungsi yaitu pemberitahuan atau
informasi, penguatan, dan motivasi. Meskipun demikian guru harus
memperhatikan dua hal ketika memberikan umpan balik, yaitu:

1. Usia Siswa,
Terkait dengan perkembangan moral Usia siswa terkait dengan tingkat
pertumbuhan dan perkembangan, khususnya berkaitan dengan
kemampuan kognisi dan mental. Kesesuaian penyampaian bahasa
umpan balik dengan tingkat penguasaan bahasa yang dimiliki siswa akan
sangat membantu siswa dalam memahami tindakan apa yang harus
dilakukannya. Dengan memamahi perkembangan moral dan kepribadian
siswa, pemberian umpan balik akan melalui pendekatan yang relatif
berbeda antara siswa sekolah dasar dengan siswa SMU. 2. motivasi
instrinsik dan ekstrinsik siswa. Umpan balik sangat identik dengan
pemberian motivasi baik bersifat intrinsik maupun ekstrinsik. Sedangkan
yang menjadi prinsip-prinsip dalam memberikan umpan balik, adalah
sebagai berikut: 1. Umpan balik harus ditawarkan, dan bukan dipaksakan

2. Umpan balik harus bersifat deskriftif, dan bukan evaluatif.

3. Umpan balik harus bersifat spesifik, dan berhubungan dengan tingkah


laku yang harus dirubah.

4. Umpan balik harus menekankan jenis positif, bukan yang negatif.

5. Jika jenis negatif, maka umpan balik harus diikuti oleh saran-saran positif.

6. Memberi umpan balik harus bertanggung jawab, dan umpan balik harus
disesuaikan dengan situasi atau orang lain.

Pemakaian prinsip-prinsip tersebut agar pemberian umpan balik


tidak menimbulkan rasa tidak senang, putus asa, dan menyudutkan posisi
siswa. Dengan berpegang pada prinsip-prinsip di atas diharapkan
pemberian umpan balik justru menimbulkan motivasi untuk pencapaian
tujuan, yaitu meningkatkan prestasi belajar dan terjadinya perubahan
perilaku yang sesuai dengan harapan guru dan masyarakat.

11
2.4 Yang Dapat FeedBack (Umpan Balik)
Terkadang guru bersifat subyektif dalam memberikan umpan balik pada saat
pembelajaran dilaksanakan. Umumnya umpan balik cenderung lebih sering diberikan
kepada :
- Siswa yang kurang saja (susah menguasai bahan ajar atau tugas gerak)
Maksudnya adalah siswa yang kurang cepat atau mengalami kesulitan dalam
setiap melaksanakan tugas gerak. Pemberian umpan balik yang tepat akan
mengarahkan siswa untuk memudahkannya dalam melaksanakan suatu tugas
gerak

- Siswa yang pintar atau terampil saja


Sebaiknya setiap siswa harus memperoleh umpan balik secara adil dan merata
disesuaikan dengan tingkat kemampuan yang sudah dimilikinya. Sangatlah keliru
apabila umpan balik lebih dominant diberikan kepada siswa yang terampil saja
melalui pemberian penghargaan yang bertubi-tubi.

- Siswa yang tampan atau cantik caja


Bagaimanapun guru penjas adalah manusia biasa yang menyukai siswa yang
bersih, tampan atau cantik. Dengan meminimalisir perasaan suka dan tidak suka
secara fisik kepada setiap siswa, guru penjas akan mampu memberikan umpan
balik secara adil dan tepat sasaran.
- Siswa perempuan saja
Karena persepsi yang keliru yang menilai perempuan adalah makhluk yang
lebih lemah dari laki-laki, maka ada kecenderungan umpan balik lebih dominan
diberikan kepada siswa perempuan saja. Siswa laki-laki saja Asumsi yang keliru
juga apabila umpan balik hanya untuk siswa laki-laki saja karena hal itu sebagai
antisipasi agar mereka disiplin dan mudah diatur. Sebab ada pendapat yang
mengatakan bahwa siswa laki-laki relatif menjadi pembangkang, susah diatur, dan
berperilaku tidak sesuai dengan harapan guru. Maka sebagai pencegahannya
adalah dengan memberikan umpan balik secara dominant kepada siswa laki-laki.
Untuk memperkecil sikap subyektivitas guru tersebut, guru dapat menggunakan
format analisis feedback sebagai bahan analisis untuk proses pembelajaran
berikutnya. Hal ini dilakukan sebagai salah satu pendekatan ilmiah untuk
memperoleh data dan fakta secara akurat berkenaan dengan pemberian umpan
balik yang diberikan kepada seluruh siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Tahap berikutnya adalah menanyakan pada diri sendiri perihal:
1. Siapa (siswa) yang tidak menerima umpan balik?
2. Apakah saya cenderung menggunakan salah satu jenis umpan balik saja?
3. Apakah saya cenderung memberi umpan balik pada siswa tertentu saja?
4. Apakah saya menerapkan jenis-jenis umpan balik dengan bervariasi?

12
5. Apakah saya puas dengan proporsi umpan balik yang sudah diberikan kepada
siswa?

2.5 Pengertian Reiformance (Penguatan)


Kedudukan mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak
dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan peserta
didiknya. Kerangka berfikir yang demikian mengharuskan seorang guru melengkapi
dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan. Dapat membantu dalam
menjalankan tugansya dalam interaksi edukatif.
Salah satu keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan seorang guru
dalam memberikan penguatan (reinforcement) guna meningkatkan motivasi belajar
peserta didiknya. Pada umumnya, penghargaan memberi pengaruh positif terhadap
kehidupan manusia, karena mendorong dan memperbaiki tingkah laku seseorang serta
meningkatkan usahanya. Bukan hal yang aneh pula apabila seseorang ingin menjadi
yang terbaik dan mendapat pujian, tentu saja dalam batas-batas yang wajar. Bisa
dibayangkan apa yang terjadi dengan para atlet olahraga jika tidak bertanding dan
mendapat penghargaan.
Dalam proses pembelajaran, penghargaan mempunyai arti penting.
Penghargaan ini bukan harus mewujud materi, melainkan dalam bentuk kata-kata,
senyuman, anggukan, dan sentuhan. Misalnya guru mengajukan pertanyaan pada
peserta didik dan peserta didik menjawab tepat, maka guru sebaiknya segera memberi
penghargaan. Atau pada waktu diadakan diskusi dan ada peserta didik mengemukakan
pendapat atau urunan pikiran yang baik, maka guru perlu memberi penghargaan.
Penghargaan yang diberikan guru dalam proses pembelajaran ini disebut pemberian
penguatan.
Sesuai dengan makna kata dasarnya “kuat”, penguatan (reinfocement)
mengandung makna menambahkan kekuatan pada sesuatu yang dianggap belum
begitu kuat. Makna tersebut ditujukan kepada tingkah laku individu yang perlu
diperkuat. “diperkuat” artinya dimantapkan, diperseling kemunculannya, tidak hilang-
hilang timbul, tidak sekali muncul sekian banyak yang tenggelam.
Pada proses pendidikan yang beorientasi pengubahan tingkah laku, tujuan
utama yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran adalah terjadinya tingkah laku
yang baik, tingkah laku yang diterima sesering mungkin sesuai dengan kegunaan
kemunculannya. Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku positif yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut
Istilah penguatan (reinforcement) berasal dari Skinner, salah seorang ahli
psikologi belajar behavioristik. Mengartikan reinforcement ini sebagai setiap
konsekuensi atau dampak tingkah laku yang memperkuat tingkah laku tertentu.

13
Penguatan adalah respon positif dalam pembelajaran yang diberikan guru terhadap
perilaku peserta didik yang positif dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan
perilaku tersebut. Penguatan merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang
sengaja diberikan agar tingkah laku tersebut dapat terulang kembali. Penguatan yang
diberikan oleh guru merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik.
Menurut Moh. Uzer Usman penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk
respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal, yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk
memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya
sebagai suatu tindakan dorongan ataupun koreksi. Penguatan dikatakan juga sebagai
respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
tingkah laku tersebut. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau
membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi untuk interaksi dalam
belajar mengajar.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penguatan
adalah salah satu bentuk penciptaan suasana belajar yang menyenangkan yang telah
diberikan oleh guru kepada peserta didik dengan tujuan agar tingkah laku positif
peserta didik dapat meningkat.

2.6 Tujuan Pemberian Reiformance (Penguatan)


Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses
belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut :
a. Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.
b. Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
c. Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
Menurut saidiman dan uno, penguatan bertujuan untuk :
a. Meningkatkan perhatian siswa.
b. Melancarkan atau memudahkan proses belajar.
c. Membangkitkan dan mempertahankan motivasi.
d. Mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah laku belajar
produktif.

Ketika guru sangat yakin atas satu atau dua tipe penguatan yang favorit dan
mengulangnya beberapa kali, hasilnya mungkin tidak efektif. Misalnya guru sering
menggunakan kata “bagus”, setiap kali siswa memberikan tanggapan. Hal ini tidak bisa
dikategorikan pada penguatan mengungkapkan komentar dengan mudah akan

14
kehilangan kekuatannya pada sebagai penguatan. Penguatan sebenarnya bisa
mengurangi tujuan kasus pendidikan dan belajar siswa. Penguatan yang diberikan
sangat cepat dan sering mungkin menganggu atau menghalangi perkembangan
gagasan dan iterkasi siswa. Ketika siswa dilibatkan dalam kegiatan pemecahan
masalah, pengayaan yang berkelanjutan bisa menjadi gangguan terhadap proses
berfikir siswa.
Penguatan bisa juga menginterfensi interaksi antara siswa dengan siswa. Guru
yang bereaksi terhadap setiap komentar siswa, kemudian memusatkan kembali
perhatian siswa pada diskusi mereka sendiri, menampilkan kemunginan terjadinya
interaksi antar siswa dengan siswa. Sesungguhnya penguatan atau pujian nonverbal
menurut moore dalam rahim lebih berpengaruh daripada penguatan verbal.
Penguatan nonverbal merujuk pada pesan-pesan fisik yang disampaikan guru
melalui isyarat seperti kontak mata, ekspresi wajah dan posisi guru di dalam kelas.
Senyum guru, kerutan dahi dan sikap tenang, melihat atau memalingkan muka dari
siswa yang mengindikasikan apakah guru bosan atau tertarik, terlibat atau pasif,
senang atau tidak senang terhadap siswa. Penguatan nonverbal bisa juga digunakan
untuk mendorong atau menghambat partisipasi siswa. Dalam belajar bahasa, menurut
Baradja dalam Rahim pemberian komentar dan koreksi terhadap bahasa siswa
dimaksudkan sebagai umpan balik. Umpan balik berfungsi sebagai penguatan
(reinforcement) yang menggalakkan pembeajaran untuk menghalangu atau tidak
menghalangi respon siswa.
Dengan kata lain, penguatan bisa meningkatkan partisipasi siswa dengan
memberikan pujian terhadap komentar siswa, jadi mendorong partisipasi siswa lebih
lanjut. Guru perlu memerhatikan beberapa hal berikut:
a. Komentar guru dapat mengganggu berfikir siswa.
b. Kontak mata yang berlebihan bisa merusak inetraksi siswa dengan siswa.
c. Penguatan yang diberikan sangat sering atau terlalu cepat tanpa suatu analisis yang
teliti dari tanggapan siswa akan mengurangi pengaruhnya.
d. Penguatan yang digunakan secara berlebihan akan kehilangan pengaruhnya.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penguatan berpengaruh terhadap


motivasi peserta didik untuk mempertahankan serta meningkatkan perilaku positif.
Tujuan dari penguatan dalam pembelajaran ialah meningkatkan motivasi serta
perhatian peserta didik saat pembelajaran berlangsung serta dapat mengembangkan
cara fikir peserta didik ke arah yang lebih baik.

15
2.7 Komponen keterampilan Reinforcement (Penguatan)
Penggunaan penguatan dalam kelas harus bersifat selektif. Pemberian
penguatan harus bermakna bagi peserta didik. Jenis-jenis penguatan tersebut sebagai
berikut :
a. Verbal Reinforcement
Tanggapan guru yang berupa kata-kata pujian, dukungan dan pengakuan
dapat digunakan untuk memberikan penguatan atas kinerja peserta didik.
Peserta didik yang telah mendapatkan penguatan akan merasa bangga dan
termotivasi untuk meningkatkan kembali prestasi belajarnya. Penguatan verbal
dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yakni melalui kata-kata dan melalui kalimat.
Penguatan dalam bentuk kata-kata dapat berupa: benar, bagus, tepat, bagus
sekali, ya, mengagumkan, setuju, cerdas. Sedangkan dalam bentuk kalimat
dapat berupa:
1) Wah pekerjaanmu baik sekali.
2) Saya puas dengan jawabanmu.
3) Nilaimu semakin lama semakin baik.
4) Contoh yang kamu berikan tepat sekali.
5) Jawabanmu lengkap sekali.

b. Gestural Reinforcement
Gestural reinforcement merupakan penguatan yang diberikan oleh guru
melalui gerak tubuh atau mimik muka yang memberi kesan baik kepada peserta
didik. Penguatan mimik dan gerakan badan dapat berupa senyuman, anggukan
kepala, acungan jempol, tepuk tangan, dan lainnya. Seringkali diikuti dengan
penguatan verbal misal guru mengatakan “bagus!” sambil menganggukkan
kepala.
c. Proximity Reinfocement
Beberapa perilaku yang dapat dilakukan guru dalam memberikan
penguatan ini antara lain adalah berdiri disamping siswa, berjalan menuju siswa,
duduk dekat dengan seorang siswa atau kelompok siswa, berjalan di sisi siswa
dan sebagainya. penguatan dengan cara mendekati dapat dilakukan ketika
peserta didik menjawab pertanyaan, bertanya, diskusi.

d. Contact Reinforcement
Contact reinforcement merupakan penguatan yang dilakukan guru melalui
kontak terhadap siswa seperti dengan cara berjabat tangan, menepuk bahu dan
mengangkat tangan peserta didik ketika menang lomba yang semuanya
ditujukan untuk penghargaan penampilan, tingkah laku atau kerja siswa.

e. Activity Reinforcement

16
Activity reinforcement merupakan penguatan yang dapat membangkitkan
sikap aktif siswa, seperti memberikan bahan pembelajaran, memimpin
permainan dalam pembelajaran, membantu siswa dalam menggunakan media
pembelajaran.

f. Token Reinforcement
Token reinforcement merupakan penguatan yang dilakukan oleh guru
dalam memberikan penghargaan kepada siswa atas hasil atau aktivitas belajar
siswa yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Misalnya dengan memberikan
hadiah, bintang komentar tertulis pada buku pelajaran, nama kehormatan, dan
lain sebagainya dengan harapan agar aktivitas belajar siswa yang baik itu dapat
terulang kembali secara continue dan meningkatkannya agar lebih baik lagi serta
dapat memberikan motivasi kepada siswa yang lain untuk mendapatkan
perlaukan yang sama.

Fu’ad bin Abdul Aziz Asy-Syalhub, dalam buku “begini seharusnya


menjadi guru” mengemukakan pendapatnya bahwa dalam memberikan
penghargaan kepada anak didik dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
yaitu sebagai berikut:
a. Penghargaan dalam bentuk materi
Penghargaan dalam bentuk materi merupakan penghargaan dan
motivator yang paling kuat pengaruhnya terhadap siswa, karena megandung
nilai plus karena lebih unggul diantara teman-temannya, merupakan rasa
puas guru terhadap aktivitas baik yang dilakukannya.

b. Penghargaan dalam bentuk do’a


Penghargaan dalam bentuk do’a merupakan bentuk feedback yang
jarang dilakukan oleh guru, namun sebenarnya dengan mendoakan siswa
akan membawa keberkahan, kebaikan, taufik, dan lainnya.

c. Penghargaan dalam bentuk sanjungan (pujian)


Penghargaan dalam bentuk sanjungan seperti mengatakan bagus, hebat,
dan lainnya kepada siswa akan dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa
terhadap keilmuannya dan memotivasi siswa yang lain agar mendapatkan
pujian yang sama atau bahkan lebih dari itu.

17
2.8 Prinsip-prinsip Penggunaan Reinforcement (Penguatan)
Pemberian penguatan (reinforcement) sifatnya sederhana dalam
pelaksanaannya, namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan pada siswa
enggan belajar, karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan yang
dikehendaki siswa. Dalam pemberian penguatan (reinforcement) yang penting harus
sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh siswa tersebut, pemberian penguatan
yang berlebihan akan berakibat fatal. Untuk itu maka guru harus memperhatikan
prinsip-prinsip dalam pemberian penguatan.
Ada beberapa cara penggunaan penguatan yang harus diperhatikan :
a. Penguatan pada pribadi tertentu
Penguatan harus ditujukan kepada siswa tertentu. Oleh karena itu
pandangan guru harus tegas diarahkan kepada anak yang memperoleh
penguatan serta diusahakan menyebutkan nama anak yang mendapatkan
penguatan serta memandangnya.

b. Penguatan kepada kelompok


Penguatan dapat juga diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya jika
satu tegas telah dilaksanakan dengan baik oleh satu kelas, guru dapat
mengizinkan kelas tersebut untuk bermain basket yang memang menjadi
kegemaran mereka.

c. Penguatan yang tidak penuh


Sering didapat jawaban yang diberikan anak atas pertanyaan guru sedikit
mengandung kebenaran. Untuk itu penguatan yang digunakan tentu penguatan
tidak penuh. Teknik ini dapat dilakukan dengan mengatakan “jawabanmu ada
benarnya, dan lebih sempurna dirinci secara sistematis”. Tentang bagaimana
teknik mengatakan tergantung konteks dan keadaan jawaban anak. Prinsip
dalam penguatan tidak penuh adalah pengakuan guru atas jawaban yang
sebagian jawaban yang salah.

d. Variasi penggunaan
Untuk menghindari ketidakbermaknaan, guru dapat menggunakan secara
bervariasi. Penggunaan penguatan yang monoton dapat menjadi bahan
tertawaan anak. Bahkan anak-anak ikut serta memberikan penguatan apabila
teman lain menjawab dengan benar. Untuk menghindari lunturnya makna
penguatan dan kemungkinan terjadi bahan tertawaan anak, guru dapat
memvariasikan penggunaannya. Dan lebih penting untuk itu adalah menerapkan
prinsip-prinsip penggunaannya secara matang.

18
Menurut Moh. Uzer Usman ada tiga prinsip dalam penggunaan
penguatan, yaitu kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, dan
menghindari respon negatif.
a. Kehangatan dan keantusiasan
Sikap dan gerak guru termasuk suara, mimik, dan gerak badan akan
menunjukkan adanya kehangatan dan keantusiasan dalam memberikan
penguatan .

b. Kebermaknaan Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku


dan penampilan siswa sehingga ia mengerti dan yakin bahwa ia patut diberi
penguatan

c. Menghindari penggunaan respon yang negatif Respon negatif yang


diberikan oleh guru terhadap siswa akan mematahkan semangatsiswa dalam
mengembangkan dirinya.

2.9 Cara menggunakan Reinforcement (Penguatan)


a. Penguatan kepada pribadi tertentu
Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan sebab bila tidak, akan kurang
efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu
menyebut nama siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya.
b. Penggunaan kepada kelompok
Penguatan dapat pula diberikan kepada sekelompo siswa, misalnya apabila satu
tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru memperoleh kelas itu
bermain bol voli yang menjadi kegemarannya.
c. Pemberian penguatan dengan segera
Penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku atau
respon siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda pemberiannya, cenderung
kurang efektif. Disebabkan jika tidak segera dilakukan akan menimbulkan kejenuhan
peserta didik.
d. Variasi dalam penggunaan
Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak
terbatas pada satu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan lama-
kelamaan akan kurang efektif.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Umpan balik adalah perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang mengalami
kesulitan belajar secara individu dengan cara menanggapi hasil kerja siswa sehingga
lebih menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Umpan balik yang dilakukan guru
antara lain memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Umpan balik adalah koreksi terhadap jawaban-jawaban atas respon siswa
dalam mengerjakan tes atau latihan. Salah satu keterampilan yang dimaksud adalah
keterampilan seorang guru dalam memberikan penguatan guna meningkatkan motivasi
belajar peserta didiknya. 
Pada umumnya, penghargaan memberi pengaruh positif terhadap kehidupan
manusia, karena mendorong dan memperbaiki tingkah laku seseorang serta
meningkatkan usahanya. Bukan hal yang aneh pula apabila seseorang ingin menjadi
yang terbaik dan mendapat pujian, tentu saja dalam batas-batas yang wajar. Bisa
dibayangkan apa yang terjadi dengan para atlet olahraga jika tidak bertanding dan
mendapat penghargaan.
Penghargaan yang diberikan guru dalam proses pembelajaran ini disebut pemberian
penguatan.Sesuai dengan makna kata dasarnya «kuat», penguatan mengandung
makna menambahkan kekuatan pada sesuatu yang dianggap belum begitu
kuat. Makna tersebut ditujukan kepada tingkah laku individu yang perlu
diperkuat. «diperkuat» artinya dimantapkan, diperseling kemunculannya, tidak hilang-
hilang timbul, tidak sekali muncul sekian banyak yang tenggelam.

3.2 Saran
Demikian makalah yang saya buat,semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan,silahkan sampaikan kepada saya.

20
Daftar Pustaka

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197409072001121-
DIDIN_BUDIMAN/pedagogi_olahraga/UMPAN_BALIK.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12305/5/BAB%20II.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai