Anda di halaman 1dari 2

Dorong Industri Hijau, Kemenperin Lakukan Tiga Strategi

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) diharuskan terus mendorong industri hijau. Hal


itu sesuai amanat Undang-Undang tentang Perindustrian.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, industri hijau berarti


dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan
sumber daya secara berkelanjutan. Dengan begitu, mampu menyelaraskan
pembangunan industri melalui kelestarian lingkungan hidup serta bisa memberikan
manfaat bagi masyarakat.

Dikatakannya, Kemenperin tengah menjalankan tiga komponen utama strategi guna


mendukung komitmen tersebut. Strategi pertama, pengurangan jejak karbon atau
carbon footprint lewat hilirisasi industri dengan menghentikan ekspor bahan mentah
sejumlah komoditas dan menciptakan hilirisasi industri untuk ekspor barang jadi atau
setengah jadi. 

Kedua, transformasi industri ke arah digitalisasi demi mendorong unit usaha masuk ke
dalam platform digital. Ketiga, pengembangan ekonomi hijau melalui pembangunan
kawasan industri hijau, ekosistem Energi Baru dan Terbarukan, dan produksi produk-
produk hijau.

"Selain ketiga hal tersebut, berbagai regulasi telah kami keluarkan untuk menciptakan
ekosistem bagi  penerapan, pengembangan, pengawasan dan pengendalian industri
hijau," katanya dalam Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau dan Penyerahan
Sertifikat Industri Hijau Tahun 2021 di Jakarta, Selasa (30/11).

"Ini semua kami dukung dengan penerapan Circular Economy, Industri 4.0, dan
pembangunan rendah karbon," ujar Agus lagi.

Keberhasilan dari penerapan berbagai kebijakan itu, kata dia, akan dapat tercapai apabila
semua berkolaborasi dalam peningkatan efisiensi produksi dan sumber daya,
pengembangan produk hijau, serta efisiensi pemanfaatan energi bersih atau EBT. 

"Dalam proses produksi, kami meminta kepada sektor industri agar dalam proses
manufaktur terjadi penurunan Gas Rumah Kaca secara signifikan, efisiensi dan ketahanan
air, penerapan ekonomi sirkular dan pengembangan kawasan industri berbasis energi
bersih," tuturnya.

Salah satu contoh yakni Program Green Mobility bagi segala bentuk metode transportasi.
Ini termasuk program kendaraan bermotor rendah emisi dan kendaraan listrik (EV) dan
baterai, serta riset dan pengembangan bentuk teknologi lain yang bersifat bersih dan
berkelanjutan.

Sulistyo Dwi Hernawan, M.Pd.


1
Setiap tahun, Kemenperin menyelenggarakan Program Penghargaan Industri Hijau.
Dalam melakukan penilaian, kementerian menggunakan indikator kinerja terukur,
objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan. 

"Kami melihat bagaimana dan seberapa besar perusahaan industri dapat melakukan
efisiensi dalam proses produksi. Ini ditandai dengan karakteristik penggunaan bahan
baku, intensitas penggunaan energi dan air,penggunaan energi alternatif, minimisasi
limbah dan emisi, pemenuhan baku mutu lingkungan, menggunakan teknologi rendah
karbon dan sumber daya manusia yang kompeten," jelas Agus.

Dirinya mengaku, bangga melihat sektor manufaktur sudah semakin terpacu dalam
mengejar pembangunan industri hijau. Hal itu ditandai dengan keberhasilan efisiensi
energi yang mencapai nilai Rp 3,2 triliun serta penghematan air senilai Rp 169 miliar.

Dia mengungkapkan, Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin
sudah menyusun sebuah kompilasi publikasi ilmiah. Kompilasi itu, diharapkan bisa
bermanfaat bagi masyarakat dan komunitas industri hijau dalam membangun kapasitas
dan kapabilitas melalui diseminasi ilmu pengetahuan. 

"Kemudian dapat menjadi salah satu milestones pengembangan ekosistem bagi industri
hijau di Indonesia yang dapat meningkatkan nilai tambah industri dan perekonomian
nasional," kata Agus.

Sulistyo Dwi Hernawan, M.Pd.


2

Anda mungkin juga menyukai