Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN,

KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
Jalan Semarang 5, Malang 65145 Telpon: 0341-551312
Laman: www.um.ac.id

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER TAKE HOME 2022/2023

Nama Dosen : Mifdal Zusron Alfaqi, S.Pd, M.Sc


Nama Mahasiswa : Fachrin Maulidina
NIM : 210711612007
Mata Kuliah : Antropologi Kebudayaan Indonesia

Petunjuk
1. Anda diharapkan mengakses studi kasus pada link jurnal tentang dinamika budaya yang
diberikan dan mencermatinya dengan seksama, memahami secara utuh sebelum
mengerjakan.
2. Anda diharapkan dapat menyelesaikan pekerjaan yang diberikan pada lembar UTS ini

Link Jurnal

View of PEMBERITAAN MEDIA ONLINE: STUDI KASUS KONFLIK BUDAYA “SEDEKAH LAUT”
DI PANTAI BARU, NGENTAK, BANTUL, YOGYAKARTA

Studi konflik sedekah laut melalui media online di Pantai Baru, Dusun Ngentak, Desa Poncosari,
Bantul-Yogyakarta. Berangkat dari fenomena sosial artikel tersebut membahas mengenai
bagaimana media online melaporkan peristiwa konflik Sedekah Laut di Pantai Baru,
bagaimana media online memposisikan pemberitaan terhadap kepentingan publik dan institusi
medianya dan bagaimana media online membentuk fakta dan opini publik di masyarakat. Pada
ujian tengah semester ini saya ingin melihat bagaimana pendapat anda terkait dengan hal tersebut!

Kerjakan:
1. Uraikan kasus pada link tersebut dengan metode (5W+1H)!

Budaya sedekah laut yang dilakukan masyarakat Bantul menuai kontroversi antara
kedua sudut pandang yaitu kebudayaan lokal dan religi. tujuan adanya budaya sedekah laut
sebagai bentuk rasa syukur kepada alam yang memberikan sumber daya yang sampai saat
ini masih kita nikmati. Secara logika pemikiran atau tulisan yang tertera di jurnal
memang di luar galaksi sebab hal tersebut dianggap masih dianggap tabu dan tidak masuk
akal namun setidaknya-tidaknya manusia menunjukkan rasa terima kasih atas apa yang
alam berikan pada kita karena tanpa alam beserta sumber dayanya kita tidak bisa hidup di
bumi sendirian sebab sudah dari zaman majapahit para leluhur kita sangat dekat dengan
alam sehingga terciptalah aliran animisme dan dinamisme. Saat Islam mulai memasuki
Indonesia pada abad ke-7 masehi manakala pedagang dari Gujarat berkembang pesat sekitar
abad 13 masehi. masyarakat Indonesia masih memegang erat kepercayaan para leluhur.
Tentu saja budaya tersebut semakin mempermudah para ulama untuk berdakwah. Di sinilah
terjadi akulturasi antara kebudayaan nenek moyang dan Islam namun beberapa ulama
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
Jalan Semarang 5, Malang 65145 Telpon: 0341-551312
Laman: www.um.ac.id

beranggapan jika beberapa tradisi sperti Budaya sedekah laut di pantai Bantul dianggap
haram. Apabila ditafsirkan dari sudut pandang islam sebuah tradisi, makanan, atau apapun
itu dapat dikatakan haram apabila beberapa kriteria berikut: mengapa tradisi itu
dikatakan haram? Apa yang menyebabkan diharamkannya tradisi tersebut? dan
kenapa tradisi itu dikatakan haram?
Tertulis pada mahzab salafi yang menganggap tradisi sedekah laut itu haram karena
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Bantul akan mengakibatkan murtadnya
seseorang. Memang benar murtadnya seseorang diakibatkan karena terlalu fanatik dengan
hal-hal seperti itu sehingga lupa jika punya Tuhan. Mahzab Imam Syafi’i pun
menyatakan bahwa murtadnya seseorang diakibatkan oleh tiga hal antara lain: lisan,
tindakan(perbuatan), niat. Andaikata satu dari kriteria tersebut terpenuhi maka orang
yang bersangkutan akan menjadi murtad. Jika orang yang bersangkutan menjadi murtad
maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah mengucap istighfar dilanjut dengan dua
kalimat syahadat. Saya menafsirkan mahzab salafi mengharamkan tradisi tersebut karena
alasan-alasan berdasarkan kitab yang tertulis di mahzab imam syafi’i.
Saya berpandangan segala tradisi di Indonesia terutama akulturasi antara budaya
Islam dan masyarakat lokal ntah itu nyadran, arung sesaji, sedekah laut, atau lain
sebagainya menganggap makruh, mubah, dan haram. Haram apabila tradisi dengan
mengatasnamakan penuh para leluhur atau segala hal yang mengesampingkan nama Allah.
Mubah apabila tradisi tersebut hanya sebatas rasa syukur terhadap alam dengan segala
sumber dayanya. Dan makruh apabila seseorang yang bersangkutan tidak memiliki moral
reasoning baik secara religi maupun intelektual.

2. Bagaimana pendapat anda melihat fenomena seperti yang dijelaskan pada jurnal tersebut?

Menurut pandangan saya isi dari jurnal tersebut seakan-akan menyudutkan kedua
pihak. Memang benar manusia akan selalu menciptkan simbol-simbol baru dalam
kehidupan mereka tapi tidakkah kalimat tersebut merupakan racikan dari ideologi liberalis?
Apabila simbol-simbol tersebut tidak dibatasi maka terdapat sekte-sekte dari aliran yang
tidak jelas berkembang biak di mana-mana. Jika orang-orang awam menyetujui terhadap
bacaan tersebut tanpa tahu makna dari sebuah bahasa maka tidak ada yang bisa
diselamatkan dari pola pikir mereka dan tidak ada data dalam ilmu sosial yang seratus
persen benar kecuali ilmu-ilmu terapan. Kita ambil contoh di negara Eropa yang
mengedepankan nama liberalis di sana bebas tanpa ada batas sehingga banyak aturan-
aturan agama—bukan hanya islam, semua agama dirubah tata cara ibadahnya bahkan
konon terdapat beberapa artis yang mengikuti aliran sesat seperti satanis, iluminati, dll.
Pihak yang kedua Islam tidak pernah mengajarkan tidakan radikalis tapi Islam
mengajarkan cara berpikir radikal. Di sinilah seirng kali orang salah mencerna mentah-
mentah tanggapan tanpa ditata terlebih dahulu cara berpikirnya. Dewasa ini tidak jarang
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
Jalan Semarang 5, Malang 65145 Telpon: 0341-551312
Laman: www.um.ac.id

orang yang terjatuh dalam lubang ideologi sesat. Sebenarnya Islam mengajarkan pada ranah
kebaikan misal: kamu tidak boleh mengikuti tradisi itu tapi kamu harus toleran kepada
mereka sebab Islam mengajarkan kita untuk ramah kepada semua orang tanpa pandang
bulu. Hal tersebut sudah dibuktikan pada ayat ‫ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحيْم‬yang mana dua sifat Allah
Ar-Rahman dan Ar-Rahim di mana Ar Rahman bisa ditafsirkan sayang kepada semua
makhluk tanpa pandang bulu ntah dia LGBT, murtad, kafir, dsb. Sementara Ar Rahim
merupakan sifat Allah SWT yang hanya dikhususkan bagi hamba-Nya yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT. Kedua sifat tersebut bisa kita terapkan di dunia nyata
terutama kepada orang yang memiliki perbedaan. Apabila seseorang tidak memaknai kedua
sifat tersebut secara keseluruhan maka yang akan terjadi ialah membuat manusia menjadi
kejam. Hal ini sudah dibuktikan dalam Q. S. Al-Baqarah ayat 36 dijelaskan secara
gamblang bahwasanya ‫ْض َع` د ٌُّو ۚ َولَ ُك ْم فِى‬ ُ ‫فَاَزَ لَّهُ َما ال َّشي ْٰطنُ َع ْنهَا فَا َ ْخ َر َجهُ َما ِم َّما َكانَا فِ ْي ِه ۖ َوقُ ْلنَا ا ْهبِطُوْ ا بَ ْع‬
ٍ ‫ض ُك ْم لِبَع‬
‫ع اِ ٰلى ِحي ٍْن‬ ِ ْ‫ ااْل َر‬yang berarti: Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga
ٌ ‫ض ُم ْس `تَقَ ٌّر َّو َمتَ``ا‬
sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga).
Dan Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain.
Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang
ditentukan.”
Ayat di atas telah menunjukkan bahwasannya manusia diciptakan untuk
membuat kehancuran namun kehancuran dapat diminimalisir karena membolak-balikan
hati manusia semudah membalikkan telapak tangan. Manusia dilahirkan dengan keadaan
baik memang seratus persen benar hingga ketika tumbuh dan tumbuh dia akan terpengaruh
oleh dunia luar sehingga merubah mindset mereka menjadi tidak sistematis dan
menciptakan kehancuran bagi dunianya sendiri. hidup tidak semata-mata mencari materi
maupun kesenangan, dalam hidup terdapat beberapa hal yang harus berani
dipertanggung jawabkan nantinya. Tidak hanya negara saja yang memiliki hak dan
kewajiban dalam menjalani hidup pun harus ada yang dipertanggung jawabkan baik itu
secara lisan, perbuatan, maupun tindakan.

3. Korelasikan kasus tersebut dengan materi yang sudah kalian dapat dari mata kuliah Antropologi
Kebudayaan Indonesia!
Tidak terdapat hubungan antara budaya sedekah laut dan antropologi budaya
yang meniliti tentang manusia itu sendiri. tradisi sedekah laut memang dikatakan sebagai
budaya akan tetapi untuk terkait dengan antropologi masih belum memenuhi kategori di
mana ketika membicarakan budaya dan tingkah laku manusia yang masih terbilang
dinamis. Artikel tersebut juga terbilang menjustifikasi salah satu pihak yang menurut
saya masih belum termasuk dalam kategori antropologi budaya.
Seharusnya di dalam suatu artikel maupun jurnal tidaklah memuat perihal berbau
justifikasi terutama menyudutkan pihak tertentu. Dilihat dari segi bahasanya terkesan tidak
etis untuk dibaca. Terkadang suatu bahasa bisa membuat orang lain terlena dan
KEMENTERIAN PENDIDIKAN,
KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
Jalan Semarang 5, Malang 65145 Telpon: 0341-551312
Laman: www.um.ac.id

berpindah ideologi jika tidak diimbangi oleh tafsir yang tepat. Tidaklah mengherankan
bahwasanya manusia membawa petaka bagi dunianya sendiri karena terjebak dalam pola
pikir.

Sekian terima gaji pak 😣🙏🏻🙇🏻‍♀️

SELAMAT MENGERJAKAN!!

Anda mungkin juga menyukai