Anda di halaman 1dari 22

PERBUDAKAN MODERN:

KERANGKENG
MANUSIA MILIK
BUPATI LANGKAT
KELOMPOK 4
MATA KULIAH PKN
N G G O T
A A
CINDY MONICA | 190906818
GERALDA GIOFFITH HOLDRAM SIMAMORA | 220907948
ELVINCHEN RANTHO RAFAFI | 220907951
ELIZABETH MEYLIANA TAMBUNAN | 220907962
KEISHA DEVANA SUGIYANTO | 220907984
KERANGKENG
MANUSIA MILIK
BUPATI LANGKAT
PELANGGARAN HAM BERAT DI DUNIA MODERN
K A S U S
Kasus ini bermula pada tahun 2010, Bupati
Langkat mendirikan kerangkeng di halaman
samping rumahnya dengan tujuan untuk
merehabilitasi pecandu narkoba.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu
dalam proses rehabilitasi sering dilakukan
aksi kekerasan terhadap orang yang
dikerangkeng (Andriansyah, 2022).
Perhimpunan Indonesia untuk Buruh Migran Berdaulat, Migrant
Care melaporkan kasus dugaan perbudakan modern ini
setelah menerima informasi dari masyarakat. Berdasarkan
wawancara "wawancara orang-orang di dalam", diketahui
bahwa mereka yang berada di dalam kerangkeng ini
merupakan para pekerja yang bekerja di perkebunan kelapa
sawit milik sang bupati. Jam kerja dibagi menjadi dua sif,
yaitu pagi dan malam, namun mereka tidak digaji dan hanya
diberi makan dua kali. Kualitas makanan yang didapatkan
juga belum tahu detailnya. Selain itu, terdapat dugaan
pemukulan yang mengakibatkan luka memar dan tidak punya
akses untuk bergerak karena kerangkeng dikunci dari luar.
Akhirnya, kasus ini pun dilaporkan ke Komnas HAM.
Namun, Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol. RZ Panca Putra
Simanjuntak menyebutkan bahwa kerangkeng tersebut
merupakan tempat rehabilitasi pribadi yang telah
berlangsung selama 10 tahun. Hanya saja tempat tersebut
tidak memiliki izin dari pemerintah. Kerangkeng manusia di
kediaman pribadi Bupati Langkat ini bermula diketahui pada
saat KPK menggeledah rumah kediaman pribadi Bupati
Langkat usai terkena Operasi Tangkap Tangan (OTT) kasus
korupsi. KPK menangkap Bupati Langkat Terbit Rencana
Peranginangin dalam operasi tangkap tangan (OTT) dan
telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan
suap proyek di Pemerintah Kabupaten Langkat tahun
anggaran 2020-2022.
BAGAIMANA KONDISINYA?
Kerangkeng diisi oleh 57 orang. Kerangkeng 1
berisi 30 orang dan kerangkeng 2 diisi oleh 27
orang.
Penghuni kerangkeng dipekerjakan sebagai
buruh tanpa bayaran.
Terdapat setidaknya 26 bentuk penyiksaan.
Seperti dianiaya dan disiksa menggunakan
cambuk, badan ditetesi dengan plastik terbakar,
kuku jari dipukul dengan palu dan diinjak hingga
copot.
18 alat yang digunakan untuk melakukan
kekerasan. Seperti selang, cabai, palu, tang, dan
lain-lain.
6 orang meninggal di dalam kerangkeng tersebut
akibat aksi kekerasan (Aji, 2022).
https://youtu.be/buJ9TH8krhA
PENYELESAIAN KASUS
Bupati nonaktif Langkat akhirnya
dijatuhi vonis hukuman sembilan
tahun penjara atas kasus
kepemilikan kerangkeng manusia
dan kasus korupsi yang menjerat
oleh ketua majelis hakim Djuyamto
di Pengadilan Tipikor pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
Jakarta, Rabu, 19 Oktober 2022.
PELANGGARAN
HAM
(DEKLARASI UNIVERSAL HAM 10 DESEMBER 1948)
HAK UNTUK HIDUP HAK ATAS
KEBEBASAN PRIBADI
Hak untuk hidup merupakan hak
Para korban dipaksa untuk hidup di
yang paling mendasar yang dimiliki
dalam kerangkeng dari awal mereka
oleh manusia. Dalam kasus ini,
datang hingga akhir mereka keluar dari
diketahui terdapat 6 orang yang
disiksa hingga meninggal, sehingga kerangkeng karena disebut terdapat
dalam dapat dikatakan bahwa apa 'alumni'. Mereka tidak diberikan waktu
yang dilakukan oleh bupati Langkat bebas untuk pergi keluar dari
ini telah melanggar hak untuk hidup. kerangkeng tersebut kecuali ketika
waktu mereka bekerja.
HAK BERBICARA DAN BERPENDAPAT
Selama berada dalam penahanan, korban tidak diperkenankan untuk
berkomunikasi dengan orang diluar itu. Setelah keluar dari penahanan
pun korban dipaksa untuk bungkam atas apa yang sudah dialami
didalam kerangkeng.

HAK UNTUK TIDAK DIPERBUDAK


Para korban dipaksa untuk bekerja tanpa bisa
menolak sedikitpun.
HAK ATAS PEKERJAAN
HAK ATAS KESEHATAN DAN UPAH YANG LAYAK
Para pekerja yang di kerangkeng
DAN ADIL
tidak terjamin kesehatannya.
Mereka tersiksa dan sakit. Atas Manusia yang bekerja memiliki hak
penyiksaan yang dilakukan oleh untuk bisa mendapatkan upah atau gaji
oknum terhadap para pekerja, sebagai hasil dari kerja kerasnya. Dalam
mereka dibiarkan tersiksa dan kasus ini, para pekerja tidak diberikan
tidak mendapatkan pengobatan upah melainkan tertulis hanya diberikan
apapun.
pudding.

HAK BEBAS DARI


HAK ATAS KEAMANAN PERBUDAKAN
Setiap manusia memiliki hak Manusia berhak untuk memiliki kebebasan
dan membebaskan dirinya dari praktik
untuk merasa aman. Dalam kasus
perbudakan. Dalam kasus ini, para pekerja
ini, para pekerja yang di dalam dijadikan sebagai budak yang bekerja di kebun
kerangkeng tidak memiliki rasa sawit milik Bupati, bahkan mereka terkadang
aman, melainkan rasa takut kalau disuruh untuk bekerja di kebun milik orang lain
sewaktu-waktu mereka akan serta menjadi tukang bangunan. Dari
pekerjaan yang mereka lakukan ini, mereka
dianiaya.
tidak mendapatkan upah atau gaji.
HAK MEMPEROLEH
KEADILAN
Pada saat tahanan akan masuk ke
HAK PERLINDUNGAN
kerangkeng tersebut, keluarga
diminta untuk menandatangani surat
UNTUK ANAK
pernyataan yang menyatakan bahwa
Ada dua orang anak SMA yang ikut
tahanan harus tinggal disana selama
ditahan dalam kerangkeng
satu setengah tahun dan sama sekali
tersebut. Seharusnya anak pada
tidak boleh dijemput. Apabila tahanan
usia mereka sedang menempuh
sakit atau meninggal maka keluarga
pendidikan wajib. Namun, sejak
tidak boleh menuntut.
dimasukkan kedalam kerangkeng
mereka tidak bisa mendapatkan
hak mereka untuk bersekolah.
MENGAPA
TERJADI?
FAKTOR PENDORONG

Masyarakat dan beberapa pihak yang telah mengetahui akan adanya kerangkeng
manusia melakukan pembiaran dan tidak mengambil tindakan apa-apa untuk
membebaskan para pekerja yang dikerangkeng.
Adanya abuse of power atau penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh
Bupati Langkat.
Bupati Langkat tidak seharusnya melakukan penahanan dengan maksud
rehabilitasi karena rehabilitasi bukan termasuk ke dalam tugasnya sebagai
Bupati, melainkan sudah ada badan sendiri yang berdiri untuk mengurus atau
memberikan rehabilitasi kepada masyarakat pengguna narkotika.
REKOMENDASI KOMNAS
HAM
Kepada Pemerintahan Pusat: Melakukan pendataan dan
evaluasi terhadap seluruh fasilitas rehabilitasi termasuk
tempat rehabilitasi yang ilegal/tidak memiliki izin,
memberikan bantuan pemulihan kepada korban, baik
pemulihan fisik maupun psikis, serta merencanakan dan
menganggarkan program rehabilitasi dengan harga yang
mudah dijangkau oleh masyarakat luas.
Untuk BNN dan BNNK (Badan Narkotika Nasional
Kota/Kabupaten): Melakukan evaluasi pemeriksaan,
memastikan tidak ada lagi tempat rehabilitas serupa di
Indonesia, dan semua pelaksaan tersebut dilakukan
secara transparan dan akuntabel.
REKOMENDASI KAMI
KEPADA PEMERINTAH
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menghindari penggunaan
narkoba sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Menghimbau masyarakatnya untuk segera melaporkan kepada pihak yang
berwajib jika ditemukannya perilaku atau tindakan yang tidak sesuai dengan
HAM atau melanggar HAM.
Proses pelaksanaan rehabilitasi narkotika hendaknya diawasi dengan ketat
sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Bersama dengan masyarakat menghilangkan stigma yang menyatakan
bahwa mantan pengguna narkoba adalah orang yang memiliki martabat
lebih rendah daripada orang biasa yang tidak menggunakan narkotika.
KESIMPULAN
Pada dasarnya Hak Asasi Manusia adalah hak yang dimiliki oleh semua orang tanpa terkecuali. Tidak seorangpun yang boleh
melanggar HAM seseorang. Dalam kasus ini, Bupati Langkat telah terbukti melakukan pelanggaran HAM berat dengan melakukan
penahanan dalam rangka rehabilitasi pengguna narkotika yang sebenarnya tidak termasuk ke dalam tugasnya sebagai Bupati
melainkan tugas dari BNN/BNNK setempat. Sudah ada badan yang berdiri sendiri untuk mengurusi atau memberikan rehabilitasi
kepada pecandu narkotika, jadi Bupati tidak perlu untuk membuat penahanan atau rumah rehabilitasi sendiri. Bupati Langkat telah
melanggar sejumlah HAM berat, antara lain hak untuk hidup yang merupakan hak paling mendasar yang dimiliki oleh manusia, hak
atas kebebasan pribadi, hak berbicara dan berpendapat, hak untuk tidak diperbudak, hak atas kesehatan, hak atas pekerjaan dan upah
yang layak dan adil, hak atas keamanan, hak bebas dari perbudakan, hak memperoleh keadilan, dan hak perlindungan untuk anak.
Pelanggaran HAM ini terjadi bukan hanya kepada beberapa orang saja, namun sudah menghasilkan ratusan bahkan ribuan korban
kerangkeng manusia, mengingat masa oprasi yang telah berjalan selama 10 tahun. Bungkamnya beberapa pihak yang telah
mengetahui adanya penahanan ini tidak boleh dibiarkan begitu saja dan harus segera ditindaklanjuti dan diperiksa karena mereka
melakukan pembiaran atas adanya tindakan pelanggaran HAM berat. Abuse of Power yang dilakukan oleh Bupati Langkat merupakan
contoh nyata adanya tindakan kesewenang-wenangan pemerintah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pemimpin dari suatu daerah setempat dan merupakan wujud nyata dari mengerikannya abuse of power. Munculnya kasus ini ke
ranah publik menandakan adanya urgensi pemerintah dan masyarakat dalam mengenal lebih lanjut mengenai Hak Asasi Manusia
yang dimiliki oleh semua orang tanpa terkecuali. Untuk itu, ada upaya-upaya yang harus dilakukan bersama untuk bisa mencegah
terjadinya pelanggaran HAM di manapun kita berada, khususnya di lingkungan sekitar kita.
REFERENSI
Aji, M. R. (2022). Kesaksian Penghuni Kerangkeng Bupati
Langkat, Dicambuk hingga Dimartil. Diakses pada 27 November
2022 dari https://nasional.tempo.co/read/1573147/kesaksian-
penghuni-kerangkeng-bupati-langkat-dicambuk-hingga-
dimartil.

Andriansyah, U. (2022). Kasus Kerangkeng Manusia Milik Bupati


Langkat, 8 Terdakwa Mulai Diadili. Diakses pada 27 November
2022 dari https://www.merdeka.com/peristiwa/kasus-
kerangkeng-manusia-milik-bupati-langkat-8-terdakwa-mulai-
diadili.html.

https://www.beritasatu.com/news/991285/bupati-langkat-
pemilik-kerangkeng-manusia-divonis-9-tahun-penjara/?
view=all&utm_source=beritasatu.com&utm_medium=article&utm_
campaign=Baca-Selengkapnya
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai