Anda di halaman 1dari 4

UAS Politik dan Diplomasi

Muhammad Hafidz Fauzan (200710324)

13F4

Dosen Pengampu : M. Nastain, M.IKom

Di dalam tugas UAS yang diberikan oleh Pak Nastain selaku Dosen mata kuliah Politik dan
Diplomasi,saya memelih tema “Negara dan Pemerataan Keadilan”. Alasan saya memilih
tema ini adalah karena akhir akhir ini Negara kita sedang diuji dengan Pandemi Covid 19
dimana beberapa ketidakadilan muncul di tengah tengah masyarakat.Sebelum masuk
kepembahasan,Kita harus tau apa itu adil atau keadilan dan ketidakadilan. Keadilan adalah
kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau
orang sedangkan Ketidakadilan merupakan tindakan yang sewenang-wenang.
Ketidakadilan umumnya menyangkut masalah pembagian sesuatu terhadap hak seseorang
atau kelompok yang dilakukan secara tidak proporsional. Di masa pandemic ini Pemerintah
kembali menarik rem guna menanggulangi penyebaran covid 19 yang akhir akhir ini angka
penyebarannya kembali naik dan juga ditemukan beberapa varian baru dari Covid 19 ini

Pemerintah kembali memberlakukan PPKM darurat (Perberlakukan Pembatasan Kegiatan


Masyarakat). Kita merasa bahwa kita kembali lagi di masa masa Covid 19 baru masuk ke
Indonesia.Pemberlakuan seperti WFH (Work From Home),Penutupan
jalan,memberlakukan jam malam,tidak ada rumah makan yang melayani makan ditempat
kembali kita rasakan. Rakyat bingung dengan keadaan yang “tiba tiba” menyerang
Indonesia kembali.Dimana rakyat yang dulunya hidup normal seperti biasa lalu tiba tiba
semua berubah. Kantor dan pertokoan ditutup sementara dimasa PPKM.Kita disuruh
melakukan WFH padahal tidak semua bidang bisa melakukannya. Sebagai contoh para
pekerja pabrik,mereka tidak bisa bekerja dirumah karena alat alat pekerjaan mereka hanya
ada di pabrik. Mereka para buruh terkadang harus merasakan di PHK dengan alasan
Pandemi.Namun di satu sisi para perusahaan juga membuka lowongan pekerjaan dimana
mereka merekrut para calon pekerja yang lebih muda dan bisa digaji lebih murah
dibandingkan mereka yang terkena PHK. Kita yang dibawah harus bekerja agar dapur
mengepul namun bagaimana bisa bekerja jika beberapa tempat pekerjaan kita harus
ditutup.Sedangkan para penguasa jangankan bekerja,mereka tidur aja dibayar oleh Negara
melalui pajak yang kita bayar.

Akhir akhir ini saya membaca berita online dimana judulnya berbunyi “Anggota Dpr dari
Partai ***** mengusulkan kepada Pemerintah agar dibuat rumah sakit khusus Pejabat.
Menurut saya ini sangat lucu dimana mereka yang gajinya dibayar oleh rakyat tapi mereka
mau fasilitas yang lebih dari rakyat. Rumah sakit sedang overload dimana para pasien harus
menunggu lama di IGD.Seharusnya Anggota DPR ini mengusulkan kepada Pemerintah
untuk membuat rumah sakit darurat yang banyak,namun dia justru mempunyai ide out of
the box dengan mengusulkan Pemerintah untuk membuat rumah sakit khusus pejabat. Hal
ini pun ditanggapi oleh Dr Tirta dimana dia mengusulkan pemerintah untuk membuat
rumah sakit darurat di halaman gedung Nusantara yang sangat sangat luas itu. Tanggapan
beliau pun diterima oleh masyarakat termasuk saya. Saya juga bertanya tanya,untuk apa
halaman seluas ini tidak digunakan? Jika mereka peduli dengan rakyat harusya mereka bisa
melakukan sesuatu di gedung ini dengan salah satunya memanfaatkan halaman Gedung
Nusantara untuk dibuat rumah sakit darurat.

Selain itu di masa PPKM ini dimana memberlakukan jam malam agar masyarakat dirumah
pada malam hari untuk istirahat. Namun bagaimana dengan masyarakat yang bekerja pada
malam hari? Para penjual angkringan dan Nasi goreng harus bagaimana? Mereka muncul
pada malam hari. Apakah mereka juga harus melakukan WFH?. Mereka bingung
pemerintah pun tak ambil pusing. Seperti beberapa hari lalu di Kota Semarang,para
pedagang yang harus mencari nafkah dimalam hari,dagangan mereka disiramoleh pemadam
kebakaran dan dagangan mereka disita oleh Aparat. Menurut saya begini,kenapa aparat
tidak berbicara baik baik? Apakah Tuhan tidak menciptakan mulut sehingga tangan dan
kaki bekerja dengan keras? Jika para aparat melakukan pendekatan kepada mereka dengan
cara memberi tahu bahwa di masa PPKM ini mereka dilarang melakukan beberapa hal.
Namun syukur Alhamdulillah atasan para aparat ini yaitu Wali Kota Semarang menegur
dan menyanyangkan apa yang dilakukan bawahannya. Selain itu ada berita lain dimana ada
pedagang bubur dan tukang bakso yang didenda 5 juta karena melanggar prokes. Namun
disatu sisi kita tahu ada salah satu restoran cepat saji yang menimbulkan kerumuman dan
tentunya melanggar prokes. Mereka bahkan meraup ratusan juta hingga milyaran namun
mereka tidak disuruh membayar denda karena melanggar prokes. Kita juga ingat dimana
ada Youtuber yang melangsungkan pernikahan bahkan ia juga mengundang para pejabat
penting. Para pejabat datang ke pernikahan dia dengan dalih sudah melakukan prokes atau
sudah melakukan tes. Disatu sisi rakyat dilarang melakukan hajatan,dimana ketika ada
hajatan langsung dibubarkan aparat

Ketidakadilan di Negara ini juga tidak terjadi dimasa masa ini juga,jauh sebelum masa ini
dimana keadilan itu hanya “mitos” bagi masyarakat. Kita mungkin pernah mendengar
berita dimana seorang kakek kakek mengambil kayu. Kakek tersebut harus dipenjara
sekitar satu tahun,namun disatu sisi ada salah satu pejabat yang melakukan korupsi di vonis
bebas. Contoh lainnya dimana penjara di Indonesia over kapasitas,penjara yang harusnya
ditempati 15 tahanan namun pada kenyataanya penjara tersebut diisi 60 tahanan dan mereka
harus berhimpit himpitan satu sama lain. Di satu sisi para koruptor hidup mewah di dalam
penjara. Mereka membeli fasilitas mewah dan dimasukan ke sel mereka. Kamar
nyaman,kasur empuk,kamar mandi nyaman itu ada di dalam kamar mereka. Mereka
berdalih demi kesehatan mereka. Kesehatan kata mereka,lalu mereka ketika melakukan
korupsi apakah mereka tidak memikirkan duit yang mereka ambil itu tidak membuat
masyarakat sehat.

Anda mungkin juga menyukai