Anda di halaman 1dari 6

Soal-Soal Kasus

Dosen Pengampu : Yulia


Khairani Ashar, SKM.M.K.M.
DISUSUN OLEH :
Kelas 8 IKM 3
Kelompok 3
- Mutiara Husna Sari Dewi (0801181111)
- Arrafi Insani (0801182277)
- Dina Oktasafira Harahap (0801183374)
- Intan Permata Sari (0801183380)
- Nisa Khairani (0801182289)
- Yuliani (0801183319)
- Qashash Dinda (0801181117)
- Ida Rosidah Br Ritonga(0801183510)
LATIHAN KASUS 1
(Tragedi Pemberian Zakat)
Setelah 21 orang meninggal& 13 luka-luka diPasuruan
Anak kedua H Syaikhon ditetapkan sebagai tersangka
Yang meninggal di identifikasi dengan cepat
Polisi mempersalahkan karena tak koordinasi
Pemerintah Menyatakan Prihatin
MUI/badan Ziswaf mengimbau untuk berzakat melalui Amil/badan resmi.
Ketua fatwa MUI Jatim menyatakan haram
Diskusikan apa yang dilakukan bila kita berpikir reaktif, responsif dengeneratif?
 Pembahasan :
Menurut saya, meninjau dari kasus diatas dengan disikapi secara reaktif banyak
menimbulkan kerugian, karena dalam permasalahan kasus diatas pihak terkait yang menyelenggarakan
zakat tidak adanya koordinasi pada pihak kepolisisan untuk mengkoordinir dan mengamankan kegiatan
zakat dan bersikap gegabah dan liar dalam melaksanakan kegiatan pemberian zakat tersebut, sehingga
insiden kasus diatas menewaskan 21 orang dan 13 luka-luka di Pasuruan.
Seharusnya jika ingin bersikap secara reaktif harus melihat kondisi dan situasi pihak yang
terlibat termasuk yang menerima zakat misalnya adanya pembentukan panitia bidang pengamanan yang
khusus mengkoordinir masyarakat penerima zakat agar tidak terjadi desak-desakan yang mengakibatkan
banyak korban.
Sedangkan ditinjau dari sisi sikap reponsif dalam kasus ini sudah jelas dan terkoordinir
karena pihak kepolisian mengambil respon cepat dan bertanggung jawab dalam menyikapi kasus
pemberian zakat yang tanpa adanya keterangan dari penyelenggara zakat (tersangka) dalam tidak
memberitahukan kepada pihak kepolisian untuk bagian keamanan. Selain itu pemerintah mengambil
sikap prihatin kemudian mengambil kebijakan dan pihak MUI/ badan Ziswaf mengimbau untuk
berzakat melalui Amil/ badan resmi.
Kemudian jika ditinjau dari berpikir secara generatif yang terkait dalam kasus permasalahan
di atas kita mampu berpikir kreatif dalam mengambil tindakan, dan bertanggung jawab sehingga dalam
mengambil keputusan tidak terjadi permasalahan. Selain itu belajar dalam permasalahan sebelumnya apa
kegagalan-kegagalan dari sebelumnya agar tidak terjadi lagi. Memperbaiki kekurangan sebelumnya.
Membuat antrian khusus bagi penerima zakat atau kupon zakat yang dibagikan kepada pihak penerima
zakat.
LATIHAN KASUS 2
Penanganan Permasalahan kesehatan wilayah Indonesia timur
Umi 12 tahun di larikan ke RSUD mamuju sulbar dalam keadaan pingsan tak mampu
menahan sakit karena sekujur tubuhnya telah di penuhi ulat sesudah 2 tahun
lamanya sakit dan tak mampu berobat
Berita tersebut di muat di media massa, Presiden SBY memerintahkan kadinkes
untuk menangani
Diskusikan apa yang di lakukan bila kita berpikir reaktif, responsive dan generative

 Pembahasan:
 Reaktif
Seorang pasien bernama umi berusia 12 tahun di larikan ke RSUD mamuju
sulbar dengan keadaan tubuh pasien bereaksi menahan sakit akibat ulat yang
ada di tubuhnya sehingga pasien pingsan.
 Responsive
Presiden SBY merespon berita tersebut dan memerintahkan utusannya yaitu
kandikes untuk menangani umi.
 Generative
Untuk kasus ini dengan adanya bantuan dari bapak Presiden SBY agar dapat
menjadi solusi untuk masalah biaya pengobatan umi, dan untuk program
kedepannya pemerintah mengeluarkan program BPJS untuk masalah biaya
dalam kasus seru
LATIHAN KASUS 3
“Penertiban PKL dan tempat hiburan malam saat Ramadhan”
Seorang PSK menceburkan diri ke kali menghindari kejaran Tramtib.
Tangisan para PKL saat seluruh dagangannya digaruk
Kerusuhan para PKL melakukan perlawanan karena selama ini selalu membayar pada
petugas
Diskusikan mengapa hal itu bisa terjadi bila kita berpikir sisitem? (tambahkan data
sendiri seperlunya)

Pembahasan:
Menurut saya, meninjau dari kasus diatas dengan disikapi secara reaktif dapat menimbulkan kerugian
karena dalam permasalahan kasus diatas karena seorang PSK menceburkan diri ke kali karena menghindari
kejaran tramtib. Dan tentu saja hal sangat membuat pusing bagi petugas tramtib dimana kerjanya harus
dimalam hari dan perlu tenaga ekstra besar untuk mengejar para PSK yang berkeliaran saat Ramadhan. Begitu
juga dengan para PKL mereka sangat histeris saat dagangangnya harus digusur demi ketertiban jalan pada saat
bulan Ramadhan. Kerusuhan pun terjadi karena para PKL melakukan perlawanan karena selama ini mereka
selalu membayar pada petugas dan tentu saja membuat mereka rugi.
Sedangkan bila ditinjau dari sisi responsif adalah umumnya kasus ini memang banyak terjadi pada bulan
Ramadhan karena pada bulan Ramadhan kebiasaan masyarakat Indonesia untuk membeli makanan bukaan
yang beraneka ragam yang ada dijual di pinggir jalan. Biasanya para PKL mulai berjualan pada sore harinya dan
sangat banyak PKL yang berjualan pada saat Ramadhan demi meraup keuntungan, karena pada saat
Ramadhan jumlah pembeli meningkat berkali-kali lipat. Begitu juga dengan kasus PSK, PSK sangat perlu
ditertibkan bahkan dihapuskan dan tempat-tempat hiburan malam sebaiknya ditutup karena bulan Ramadhan
adalah bulan yang suci. Makanya pada saat inilah perlu melakukan penertiban untuk mencegah kerusuhan.
Selanjutnya, jika ditinjau dari berpikir secara generatif yang terkait dalam kasus permasalahan diatas kita
mampu menyimpulkan bahwa masih banyak nya masyarakat di Indonesia yang membutuhkan pekerjaan yang
layak. Dan tentu saja akan timbul di benak kita, kenapa mereka mau melakukan pekerjaan seperti itu?
Jawabannya, tentu saja mereka terpaksa melakukan hal itu karena keadaan yang menuntut dimana mereka
harus mencari uang untuk kebutuhan mereka dengan melakukan segala cara walaupun itu sangat hina.
LATIHAN KASUS 4
Seorang bayi di tolak beberapa rumah sakit di DKI Jakarta saat membutuhkan NICU,
hingga akhirnya meninggal dunia.
Ramai-ramai media massa memberitakan dan mengecam rumah sakit.
Diskusikan apa yang dilakukan bila kita berpikir reaktif, responsif, dan generatif.
 Pembahasan:
 Reaktif : Dimana terjadinya , apa, kepada, siapa dan mengapa?
a. Kasus A reaktifnya : seorang bayi yang membutuhkan NICU tetapi ditolak di
beberapa rumah sakit di DKI Jakarta. Hingga akhirnya meninggal dunia.
Kemungkinan karena tidak adanya identitas bayi dan tidak adanya penanggung
jawab atas administrasinya.
b. Kasus B reaktifnya : Media masa memberitakan dan mengecam rumah sakit tersebut,
dikarenakan berita terkini.
Jika kita bersikap reaktif, kita harus melihat dahulu perilaku dari korban dan pihak
rumah sakit tersebut. Siapa saja yang terlibat dan perhatikan pelayanan-pelayanan
rumah sakit sebelumnya dan sebelum terjadi kasus ini.
 Responsif : Apa pola kejadian itu dalam jangka panjang?
 Pola jangka panjang dari kasus tersebut adalah menurunnya nilai pelayanan
kesehatan terhadap rumah sakit yang berdampak juga pada penilaian kesehatan
masyarakat. Dan kurang baiknya penilaian terhadap rumah sakit tersebut.
 Generatif : Apa penyebab dasar dari pola dan alasannya?
 Penyebab dasarnya mengapa itu dapat terjadi, mungkin tidak adanya identitas yang
jelas pada bayi tersebut, dan tidak adanya yang bertanggung jawab atas semua
administrasinya. Sehingga rumah sakit menolak untuk memberikan NICU kepada
bayi tersebut.
LATIHAN KASUS 5
Kasus :
Misran, perawat dari kaltim divonis hakim dengan 3 bulan percobaan karena telah
memberikan obat keras (daftar G/K) kepada pasiennya. Ia bertanggung jawab terhadap
9 desa disana tanpa bantuan tenaga kesehatan lainnya.
Ramai-ramai wacana pro-kontra, ada gugatan ke MK untuk UU kesehatan
Diskusikan apa yang dilakukan bila kita berpikir reaktif, responsif dan generatif.
 Pembahasan:
 Reaktif (perilaku) : Siapa melakukan apa kepada siapa dan mengapa?
a. Kasus A reaktif nya : Seorang perawat dari kaltim yang bernama misran
memberikan obat keras kepada pasiennya, kemungkinan dia melakukan itu
karena tidak ada nya rekan kerja yang membantu dia di desa.
b. Kasus B reaktif nya : Masyarakat mengajukan gugatan ke MK tentang UU
kesehatan dikarenakan adanya pro dan kontra tentang UU kesehatan
 Responsif (Perilaku jangka panjang): apa pola dari kejadian itu dalam jangka panjang ?
 Adapun pola tersebut dalam jangka panjang adalah akan adanya kebijakan-
kebijakan baru tentang kesehatan dalam mengatasi masalah baik yang terjadi
ataupun kasus yang sama dengan yang dilakukan oleh misran.
 Generatif (Melihat struktur sistemik) : apa penyebab dasar dari pola dan kecenderungan
itu?
 Adapun penyebab dasar dari kejadian tersebut yaitu dikarenakan seorang perawat
dari kaltim yang bernama misran memberikan obat keras kepada pasiennya,
kemungkinan dia melakukan itu karena tidak ada nya rekan kerja yang membantu
dia di 9 desa

Anda mungkin juga menyukai