Anda di halaman 1dari 14

LABORATOpRIUM FARMASEUTIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN PRAKTIKUM

(BOBOT JENIS DAN KERAPATAN ZAT)

NAMA : ANDI ISMAIL P

STAMBUK : 15O 2013 0185

KELAS : 2.6

KELOMPOK : II(Dua)

ASISTEN : A. ASRUL JUANDA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2014
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengetahuan tentang massa jenis dalam sebuah praktikum

sangat penting mengingat bahwa pengetahuan tentang massa jenis akan selalu

dibutuhkan dalam dunia farmasi terutama untuk mengetahui kemurniaan dari

suatu zat.

Setiap zat memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik dari

segi fisik maupun kimia. Sifat fisik yaitu sifat yang dapat kita amati secara

langsung seperti Cairan, gas, dan padat, Serta sifatnya yang dapat diukur

seperti massa dan volume,


volume, dan warna. Sedangkan sifat kimia yaitu
yaitu sifat yang

tidak dapat diamati secara langsung seperti seperti kelarutan, dan kerapatan.

Keadaan bahan secara keseluruhan dapat dibagi menjadi zat

gas,padat,dan fluida. Zat padat tentu mempertahankan bentuknya, sedangkan

fluida tidak mempertahankan bentuknya, serta gas mengembang menempati

semua ruang tanpa memperdulikan bentuknya. Teori fluida sangat kompleks,

sehingga dimulai dari yang paling dasar yaitu Penentuan Bobot jenis dan

Kerapatan zat.

Bobot jenis suatu zat adalah perbandingan bobot zat terhadap

air dengan volume yang ditimbang di udara pada suhu yang sama. Penetapan

 bobot jenis digunakan hanya untuk senyawa berbentuk cairan, kecuali

dinyatakan pada perbandingan bobot zat di udara pada suhu yang telah
ditetapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis yaitu suhu dan

konsentrasinya.

Adapun sifat dari zat cair diantaranya:

1. Bentuk mengikuti tempat dan volumenya tetap.

2. Molekulnya dapat bergerak tetapi tidak semudah gerak molekul

gas.

3. Jarak partikelnya lebih dekat daripada gas sehingga lebih sukar di

mampatkan.

4. Dapat diuapkan dengan memerlukan energi.

Kerapatan adalah turunan besaran yang menyangkut satuan

massa dan volume. Kerapatan juga merupakan suatu sifat zat yang berbeda,

misalnya Air dan minyak ketika dicampur akan terjadi perbedaan kerapatan.

Bila kerapatan benda lebih besar dari kerapatan air, maka benda tersebut akan

tenggelam dalam air. Namun bila kerapatannya lebih kecil maka benda

tersebut akan mengapun. Selain itu peristiwa mengapung,melayang,dan

tenggelam itu dipengaruhi oleh perbandingan bobot jenis zat-zat tersebut.

Untuk mengetahui cara mengukur bobot jenis dan kerapatan zat pada beberapa

sampel dengan menggunakan piknometer.

Di bidang farmasi, selain bobot jenis juga digunakan untuk

mengetahui kemurnian suatu zat cair dengan menghitung berat jenisnya. Jika

 berat jenisnya mendekati maka dapat dikatakan zat tersebut memiliki

kemurnian yang tinggi. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan untuk

mengetahui bobot jenis dan kerapatan zat.


Di samping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka

akan mempermudah kita untuk memformulasi obat. Karena dengan

mengetahui bobot jenisnya maka kita dapat menentukan apakah suatu zat

dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya. Maka di lakukanlah

 percobaan penentuan bobot jenis dan kerapatan zat.

B. Tujuan Praktikum

1. Menentukan bobot beberapa cairan,yaitu Parafin Cair, Susu

Ultra,Syrup Marjan,Syrup DHT, Madu, Buavita,

2. Menentukan kerapatan padatan, yaitu asam borat.

C. Maksud percobaan

Mengetahui dan memahami cara penetapan bobot jenis dari

suatu cairan (Buavita,Madu,Sirup DHT, Sirup Marjan,dan Susu)dan

kerapatan bulk,kerapatan mampat,dan kerapatan sejati suatu sampel

 padatan (Asam Borat).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Di bidang farmasi, selain bobot jenis juga digunakan untuk 

mengetahui kemurnian suatu zat cair dengan menghitung berat jenisnya. Jika

 berat jenisnya mendekati maka dapat dikatakan zat tersebut memiliki

kemurnian yang tinggi. Oleh karena itu percobaan ini dilakukan untuk

mengetahui bobot jenis dan kerapatan zat ( Ansel, 2006).

Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat

 baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam

desimal. Penting untuk membedakan antara kerapatan dan bobot jenis.

Kerapatan adalah massa per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume.

Misalnya, satu milliliter raksa berbobot 13,6 g, dengan demikian kerapatannya

adalah 13,6 g/mL. jika kerapatan dinyatakan sebagai satuan bobot dan

volume,maka bobot jenis merupakan bilangan abstrak. Bobot jenis

menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat terhadap sebagian besar

 perhitungan dalam farmasi dan dinyatakan memiliki bobot jenis 1,00 sebagai

 perbandingan, bobot jenis gliserin adalah 1,25,artinya bobot gliserin 1,25 kali

 bobot volume air yang setara ,dan bobot jenis alkohol adalah 0,81 kali bobot

volume air yang setara. ( Ansel, 2006).

Zat yang memiliki bobot jenis lebih kecil dari 1,00 lebih ringan

daripada air. Sedangkan zat yang memiliki bobot jenis lebih besar dari 1,00
lebih berat daripada air. Bobot jenis dinyatakan dalam desimal dengan

 beberapa angka di belakang koma sebanyak akurasi yang diperlukan pada

 penentuannya. Pada umumnya, dua angka di belakang koma sudah

mencukupi. Bobot jenis dapat dihitung atau untuk senyawa khusus dapat

ditemukan dalam United States Pharmacopeia (USP) atau buku acuan lain.

Bobot jenis suatu zat dapat dihitung dengan mengetahui bobot dan volumenya

( Ansel, 2006)

Bobot jenis suatu zat dapat di hitung dengan mengetahui bobot

dan volumenya melalui persamaan berikut (Ansel,2004 )

     
  =
       

Kerapatan adalah massa per unit volume suatu zat pada

temperatur tertentu. Sifat ini merupakan salah satu sifat fisika yang paling

sederhana dan merupakan salah satu sifat fisika yang paling definitive,dengan

demikian dapat digunakan untuk menentukan kemurniaan suatu zat (Ansel,2004 )

Rapatan diperoleh dengan membagi massa suatu obyek dengan

volumenya (Petrucci,1985)

 
 
 

Suatu sifat yang besarnya tergantung pada jumlah bahan yang

sedang diselidiki disebut sifat ekstensif. Baik massa maupun volume adalah sifat-

sifat ekstensif. Suatu sifat tergantung pada jumlah bahan adalah sifat intensif.

Rapatan yang merupakan perbandingan antara massa dan volume, adalah sifat
intensif. Sifat-sifat intensif umumnya dipilih oleh para ilmuwan untuk pekerjaan

ilmiah karena tidak tergantung pada jumlah bahan yang sedang diteliti

(Petrucci,1985)

Kerapatan atau densitas adalah massa per satuan. Satuan

umumnya adalah kilogram per meter kubik, atau ungkapan yang umum,

gram per sentimeter kubik, atau gram per milliliter. Pernyataan awal mengenai

kerapatan adalah bobotjenis. Satuannya sudah kuno dan sebaiknya tidak

dipakai lagi. Penjelasan berikut diberikan sebagai petunjuk (Brescia,1975)

British standard 2955 (1958) mendefenisikan tiga istilah yang

 berlaku untuk partikel itu sendiri. Partikel kepadatan massa partikel dibagi

dengan volumenya. Istilah yang berbeda muncul dari cara dimana volume

didefenisikan (Gibson, 2004)

1. Kerapatan partikel sejati adalah ketika volume diukur tidak termasuk baik

terbuka dan tertutup pori-pori dan merupakan property fundamental dari

suatu material.

2. Kerapatan partikel jelas adalah ketika volume diukur meliputi

intrapartikel pori-pori

3. Kerapatan partikel yang efektif adalah volume dilihat ole h fluida bergerak

melewati partikel. Itu sangat penting dalam proses seperti sedimentasi

atau fluidization tetapi jarang digunakan dalam bentuk sediaan padat.

Hubungan antara massa dan volume tidak hanya menunjukan

ukuran dan bobot molekul suatu komponen, tetapi juga gaya-gaya yang
Kelompok 3

Data Pengamatan

Bobotjenis madu 1,384 g/ml

Kerapatan Bulk 0,8004 g/ml

KerapatanMampat 0,8700 g/ml

Kerapatan Sejati -1,4213 g/ml

Perhitungan :

A. Kerapatan Bulk

 
a.  Bulk= = 0,8004 g/mL
 

B. Kerapatan Mampat

 
a. mampat= = 0,8700 g/ml
 

C. Kerapatan Sejati

1. Timbang piknometer kosong (a) = 20,4408

2. Timbang piknometer + parafin (b) = 40,9637

3. Timbang piknometer + sampel (c) = 31,4813

4. Timbang piknometer + sampel + parafin = 45,6276 (d)

5. Berat parafin = b-a = 40,9637 - 20,4408 = 20, 5229 (e)

6. Berat sampel = c-a = 31,4813 - 20,4408= 11,0405 (f)


7. Berat sampel + parafin = d-a = 45,6276 - 20,4408 = 25,1868

(g)

8. Berat sampel yang digantikan oleh sampel = g-e-f =

25,1868 - 20, 5229 –  11,0405 = -6,3766 (h)

 
9. Vol.sampel =   =  = -7,7678(i)
 ( ) 


 
sejati = = = -1,4213g/ml
 

D.Bobot Jenis madu

 
 Dt  =  =1, 286g/ml
 

Kelompok 4

Data Pengamatan

Bobotjenis buahvita 1,070 g/ml

Kerapatan Bulk 0,5407g/ml

KerapatanMampat 0,6252 g/ml

Kerapatan Sejati -1,5209 g/ml


Perhitungan :

A. Kerapatan Bulk

 
a.  Bulk = = 0,5407 g/mL
 

B. Kerapatan Mampat


i. mampat = = 0,6252 g/ml
 

C. Kerapatan Sejati

1. Timbang piknometer kosong (a) = 9,7996

2. Timbang piknometer + parafin (b) = 31,1683

3. Timbang piknometer + sampel (c) = 22,2612

4. Timbang piknometer + sampel + parafin = 36,6212 (d)

5. Berat parafin = b-a = 31,1683- 9,7996 = 21,3687 (e)

6. Berat sampel = c-a = 22,2612 - 9,7996 = 12,4616 (f)

7. Berat sampel + parafin = d-a = 36,6212 - 9,7996 = 26,8276 (g)

8. Berat sampel yang digantikan oleh sampel = g-e-f =

26,8276 - 21,3687 –  12,4616 = -7,0027 (h)

 
9. Vol.sampel =   =  = -8,1931(i)
 ( ) 


 
sejati = = = -1,5209 g/ml
 

D.Bobot Jenis Buahvita

 
 Dt  =  =1,070 g/ml
 
Kelompok 5

Data Pengamatan

Bobotjenis sirup marjan 1,369 g/ml

Kerapatan Bulk 0,526g/ml

KerapatanMampat 0,588 g/ml

Kerapatan Sejati -1,467 g/ml

Perhitungan :

A. Kerapatan Bulk

 
a.  Bulk = = 0,526 g/mL
 

B. Kerapatan Mampat


i. mampat = = 0,588 g/ml
 

C. Kerapatan Sejati

10. Timbang piknometer kosong (a) = 9,7996

11. Timbang piknometer + parafin (b) = 31,1683

12. Timbang piknometer + sampel (c) = 22,2612

13. Timbang piknometer + sampel + parafin = 36,6212 (d)

14. Berat parafin = b-a = 31,1683- 9,7996 = 21,3687 (e)

15. Berat sampel = c-a = 22,2612 - 9,7996 = 12,4616 (f)

16. Berat sampel + parafin = d-a = 36,6212 - 9,7996 = 26,8276 (g)

17. Berat sampel yang digantikan oleh sampel = g-e-f =


Lampiran

Alat

Corong Piknometer Tepedensity

Gelas ukur Sendok tanduk Timbangan Analitik


Bahan

Sirup DHT Asam Borat Sirup Marjan

Buavita Madu Susu

Paravin Cair Alkohol


Asam Borat Peninbangan Pikno- Penimbangan Pikno-
di gelas ukur meter + sirup DHT meter kosong

Penimbangan Piknometer Penimbangan Piknometer +


+ Asam Borat Asam Borat + Parafin

Anda mungkin juga menyukai