BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Density atau biasa disebut dengan massa jenis, bobot jenis atau
kerapatan zat merupakan karakteristik mendasar suatu zat. Bobot jenis adalah
suatu besaran yang menyatakan perbandingan antara massa (g) dengan
volume (ml), jadi satuan bobot jenis g/ml. Sedangkan Rapat jenis adalah
perbandingan antara bobot janis sampel dengan bobot jenis air suling, jadi
rapat jenis tidak memiliki satuan. Dan Massa jenis adalah perbandingan
antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya
250).
Density merupakan salah satu dari sifat intensif. Dengan kata lain,
kerapatan merupakan perbandingan antara massa dan volume dari suatu
senyawa. Makin besar volume dan massa dari suatu senyawa, makin kecil
kerapatannya dan sebaliknya.
Diantara sifat fisika yang paling berpengaruh terhadap bioavailabilitas
dari sediaan farmasi adalah bobot jenis dan rapat jenisnya, dimana bobot jenis
suatu obat berbeda dengan obat lain, yang tergantung pada massa zat tersebut
yang dibandingkan terhadap volumenya pada suhu dan tekanan tertentu.
Cara penentuan bobot jenis ini sangat penting diketahui oleh seorang
calon farmasis, karena dengan mengetahui bobot jenis kita dapat mengetahui
kemurnian dari suatu sediaan khususnya yang berbentuk larutan.
Disamping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan
mempermudah dalam memformulasi obat. Karena dengan mengetahui bobot
jenisnya maka kita dapat menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau
tidak dengan zat lainnya. Dengan mengetahui banyaknya manfaat dari
penentuan bobot jenis maka percobaan ini dilakukan.
Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk mengetahui hal tersebut
dengan menggunakan piknometer, maka dilakukanlah percobaan penentuan
kerapatan dan bobot jenis ini.
B. Maksud Praktikum
Mengetahui dan memahami cara penetapan bobot jenis dan kerapatan
jenis suatu sampel berupa Asam Borat dan Parafin Cair.
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk :
1. Menentukan bobot jenis beberapa cairan
2. Menentukan kerapatan padatan
pernyataan kekuatan dalam b/b (persen bobt dalam bobt), b/v (persen bobot
dalam volume) dan v/v (persen volume dalam volume) (Ansel, 2004).
B. Uraian Bahan
1. Asam Borat (Ditjen Pom, 1979 : 49)
Nama ResmI : ACIDUM BORICUM
Nama Lain : Asam Borat
RM / BM : H3BO3 / 61,83
Kerapatan : 1,435 (Raymond, 2003 : 68)
Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih, sisik, berwarna, kasar, tidak
berbau, rasa agak asam dan pahit kemudian manis.
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam bagian air mendidih, dalam 16
bagian etanol (95%) P dan dalam 5 bagian Gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai sampel percobaan.
2. Parafin (Ditjen POM, 1979 : 49)
Nama Resmi : PARAFFINUM
Nama Lain : Parafin
RM / BM : C3H8O3 / 92,09
Bobot jenis : 0,84 – 0,89 g / ml (FI III, 1979 : 474)
Pemerian : Hablur tembus cahaya atau agak buram, tidak berwarna atau
putih, tidak berbau, tidak berasa, agak berminyak.
C. Prosedur Kerja (Anonim, 2018)
1. Menentukan kerapatan bulk
Timbang zat padat sebanyak 25 g, kemudian masukkan kedalam gelas ukur 50
ml.
Ukur volume zat padat.
Hitung kerapatan bulk.
2. Menentukan kerapatan mampat
Timbang zat padat sebanyak 25 g.
Masukkan kedalam gelas ukur.
Ketuk sebanyak 100 kali ketukan.
Ukur volume yang terbentuk.
c. Kerapatan Sejati
Berat paraffin Berat Asam Volume Kerapatan
cair borat Sampel Sejati
20.47 g 4.72 g 3.022 ml 1.56 g/ml
B. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan tiga percobaan, yang pertama
menentukan kerapatan suatu zat padat meliputi kerapatan bulk, kerapatan
mampat dan kerapatan sejati.
Pada percobaan kerapatan bulk, zat padat yang digunakan sebanyak
25,08 gram. Kemudian zat padat ini dimasukkan kedalam gelas ukur agar
bisa diketahui volumenya, gelas ukur tersebut tidak boleh disentuh agar
bisa didapatkan volume bulknya dan volume bulk yang didapatkan dari
percobaan ini sebesar 30 mL, sehingga hasil kerapatan dari zat tersebut
adalah 0,84 gr/mL. Selanjutnya pada percobaan ini, kita juga mencari
massa dari zat padat dengan volume yang sudah diketahui yaitu 30 mL,
dan massa zat padat yang diperoleh yaitu sebanyak 23,69 gram, sehingga
sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang dengan baik, baik yang ada
diluar, maupun yang ada di dalam piknometer itu sendiri. Sedangkan
untuk bahannya kita menggunakan asam borat sebagai zat padatnya dan
menggunakan cairan parafin. Cairan parafin digunakan karena asam borat
merupakan zat padat yang memiliki kelarutan yang baik dengan air, itulah
kenapa kita menggunakan cairan parafin, sehingga asam borat nya tidak
akan larut, selain itu cairan parafin ini berfungsi juga untuk menutupi
rongga-rongga yang ada, sehingga tidak ada pori-pori yang terbuka
ataupun tertutup, sehingga sudah tidak ada cela sedikitpun. Ketika
percobaannya dilakukan pada saat piknometer di isi dengan cairan parafin
dan saat piknometer di isi dengan zat padat ditambah dengan cairan
parafin, harus di isi sampai penuh, hingga tidak ada lagi gelembung udara,
karena jika masih terdapat gelembung udara, maka masih terdapat ruang
kosong dalam piknometer tersebut sedangkan kerapatan sejati merupakan
kerapatan yang tidak memiliki ruang antar partikel. Dan berdasarkan
dengan percobaan yang dilakukan sesuai dengan prosedur kerjanya, maka
didapatkan hasil 1,56 gram/mL, sedangkan menurut literatur kerapatan
dari asam borat adalah 1,44 gr/mL. Hasil yang didapatkan sedikit berbeda
dengan literatur kemungkinan dikarenakan dari zat padatnya atau karena
ketidak telitian penimbangannya ataupun bisa dari kebersihan dari
piknometernya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebaiknya para praktikan mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan praktikum (alat, bahan, dan atribut) dengan baik dan
tidak membuat keributan saat berada di dalam laboratorium.
Sebaiknya asisten mengawasi praktikan di saat melakukan praktikum,
menegur dan memberikan solusi apabila praktikaan melakukan kesalahan
dalam prakktikum
Laboratorium sebaiknya menyiapkan peralatan yang cukup agar tiap
praktikan dapat melihat langsung semua praktikum yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Disiapkan gelas
Diimbang zat padat 25 g ukur 50 ml
Diamati
Disiapkan gelas
ukur 50 ml
Ditimbang zat padat 25 g
Ditimbang
piknometer bersih
Digunakan Piknometer dan kering bersama
tutupnya
d. Perhitungan
a) Kerapatan Bulk
25 , 08 gram
=
30 mL
= 0,84 gr/mL
b) Kerapatan Mampat
25 , 08 gram
=
29 mL
= 0,86 gr/mL
c) Kerapatan sejati
M2 = 35,80 gram
M3 = 20,05 gram
M4 = 37,89 gram
( M 3−M 1)
Kerapatan sejati=
( M 2−M 1 )−(M 4−M 3)
4 ,72
=
20 , 47−17 , 84
= 1,79 gram/ml
Keterangan :
M4 = massa piknometer berisi zat padat dan dipenuhi air beserta tutupnya.
Berat parafin = b – a
= 35,80 – 15,33
= 20,47 gr
Berat granul = c – a
= 20,05 – 15,330
= 4,72 gr
= 37,89 – 15,33
= 22,56 gr
= 2,63 / 0,87
= 3,022 ml
= 4,72 / 3,022
= 1,56 gr/ml