Anda di halaman 1dari 11

RAHMI : Robot Artificial Intelligence

Graphane Pembantu Persalinan

BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN FUTURISTIK TERTULIS

Diusulkan Oleh :

UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI


KEDIRI
2023
DAFTAR ISI

Daftar Isi ..................................................................................................... i


BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... 2
1.3 Manfaat ............................................................................................. 2
BAB 2 GAGASAN .................................................................................... 3
2.1 Pencetus Gagasan ............................................................................. 3
2.2 Solusi yang Dapat dilakukan ............................................................ 4
2.3 Pihak Yang terkait ............................................................................ 5
2.4 Langkah Strategis ............................................................................. 5
BAB 3 KESIMPULAN ............................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 8
LAMPIRAN
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga yang berkualitas merupakan keluarga yang hidup dalam
lingkungan yang sehat. Selain lingkungan, kondisi kesehatan dari tiap anggota
keluarga sendiri juga merupakan salah satu syarat dari keluarga yang berkualitas.
Ibu dan anak merupakan kelompok yang rentan sehingga upaya kesehatan ibu dan
anak penting untuk dilakukan.
Keberhasilan program kesehatan ibu dapat dinilai melalui indikator utama
yakni Angka Kematian Ibu (AKI). Kematian ibu didefinisikan sebagai kematian
ibu selama kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh faktor langsung
(komplikasi) dan tidak langsung (penyakit penyerta) bukan karena sebab lain
seperti kecelakaan atau isidental. Angka Kematian Ibu di dunia tahun 2020
mencapai 295.000 kematian dengan penyebab kematian perdarahan, infeksi,
tekanan darah tinggi (pre-eclampsia and eclampsia), dan aborsi yang tidak aman
(WHO,2020). Menurut data ASEAN AKI tertinggi berada di Myanmar sebesar
282.000/100.000 KH (Secretariat, 2021). AKI di Indonesia mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2020, AKI di Indonesia sebesar
4.627 kematian dan meningkat tajam di tahun 2021 yakni sebesar 7.389 kematian.
Penyebab tingginya AKI di Indonesia salah satunya adalah kematian saat
persalinan (Kemenkes RI, 2021).
Persalinan merupakan fase yang paling ditunggu, terutama bagi ibu hamil.
Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks yang berakhir
dengan pengeluaran bayi. Persalinan yang normal terjadi apabila pada usia
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Ekawati,
2015; Indah et al., 2019). Persalinan memiliki 3 faktor penting yaitu power,
passage, dan passenger. Ketiga faktor itu harus pada kondisi yang baik agar
persalinan dapat berlangsung dengan baik (Manuaba, 2014). Namun, ada faktor
lain yang menghambat proses persalinan yaitu Psikis ibu (kecemasan) dan
penolong persalinan (bidan). Penolong persalinan (bidan) harus memiliki
ketrampilan serta kesiapan dalam pengambilan keputusan untuk mengantisipasi
terjadinya komplikasi yang mungkin terjadi selama proses persalinan (Diarini et
al., 2015). Kualitas dari pengambilan keputusan harus didukung dengan
pengetahuan intelegensi, informasi yang didapat dan pengalaman individu
(Widayati et al., 2016).
Robot merupakan sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik
baik dalam kontrol manusia, ataupun menggunakan program kecerdasan buatan
(Artificial intelligence). Artificial Intelligence (AI) merupakan sistem komputer
yang mampu melakukan tugas-tugas layaknya kecerdasan manusia. Teknologi ini
dapat memberikan pilihan keputusan berdasarkan analisis data yang tersedia
2

didalam sistem. Lebih mudahnya Artificial intelligence (AI) merupakan otak bagi
mesin atau robot (Luh Putu Ary Sri Tjahyanti and Dkk, 2022).
Robot telah berkembang dan digunakan di berbagai bidang terutama
bidang kesehatan seperti bidang ilmu bedah hingga OBGYN. Selain robot, AI
dalam bidang kesehatan terutama OBGYN juga telah dikembangkan. Salah satu
penelitian mengemukakan kombinasi AI dan ultrasonografi membantu dokter
dalam diagnosis berbagai kondisi dan penyakit. Penggunaan AI dalam
pemeriksaan ultrasonografi untuk identifikasi struktur janin, prediksi usia
kehamilan (GA), dan jaminan kualitas gambar real-time (Chen et al., 2021).
Penelitian lain juga mencoba menggunakan algoritma machine learning untuk
pertama kalinya dalam pengelolaan persalinan (Yeh et al., 2020). Dengan adanya
kemajuan teknologi yang seperti ini, Robot yang ditunjang dengan Artificial
intelligence (AI) dapat membantu bidan dalam menunjang pengambilan
keputusan penting lebih cepat saat persalinan.

1.2 Tujuan
1. Robot Artificial intelligence dapat membantu dalam pertolongan
persalinan
2. Mendorong kemajuan dunia kesehatan dengan penggunaan teknologi
terbaru terutama pada bidang kebidanan.

1.3 Manfaat:
1. Mampu memberikan kontribusi pemikiran untuk penelitian yang lebih
luas mengenai robotika dibidang kesehatan.
2. Sebagai bahan pembelajaran untuk kemajuan teknologi di dunia
kesehatan
3

BAB 2
GAGASAN

2.1 Pencetus Gagasan


Kesehatan merupakan indikator yang paling penting yang berkaitan
dengan kemajuan sebuah negara. Semakin baik tingkat kesehatan masyarakat
disuatu negara, maka produktivitas masyarakat semakin maksimal. Oleh sabab itu,
negara Indonesia berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kesehatan
masyarakat terutama pada lingkup keluarga (Darungan et al., 2020). Keluarga
yang berkualitas merupakan keluarga yang hidup dalam lingkungan yang sehat.
Selain lingkungan, kondisi kesehatan dari tiap anggota keluarga sendiri juga
merupakan salah satu syarat dari keluarga yang berkualitas. Ibu dan anak
merupakan kelompok yang rentan sehingga upaya kesehatan ibu dan anak penting
untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2021).
Angka Kematian Ibu di dunia tahun 2020 mencapai 295.000 kematian
dengan penyebab kematian perdarahan, infeksi, tekanan darah tinggi (pre-
eclampsia and eclampsia), dan aborsi yang tidak aman (WHO,2020). Menurut
data ASEAN AKI tertinggi berada di Myanmar sebesar 282.000/100.000 KH
(ASEAN Secretariat, 2021). AKI di Indonesia mengalami peningkatan yang
cukup signifikan. Pada tahun 2020, AKI di Indonesia sebesar 4.627 kematian dan
meningkat tajam di tahun 2021 yakni sebesar 7.389 kematian.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk dapat menekan Angka
Kematian Ibu di Indonesia, diantaranya pengadaan bidan di setiap desa,
pemberdayaan keluarga serta masyarakat dengan bantuan Buku Kesehatan Ibu
dan Anak (Buku KIA), adanya Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) hingga penyediaan fasilitas-fasilitas kesehatan Pelayanan
Obsteri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di Puskesmas dan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit. Namun
upaya-upaya ini masih belum dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (Darungan
et al., 2020). Salah satu kendala yang dialami oleh penolong persalinan terutama
bidan di desa adalah jarak pelayanan kesehatan (rumah sakit atau puskesmas)
yang jauh sehingga banyak dari ibu yang akan melahirkan di desa mengalami
keterlambatan penanganan. Selain itu, waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium
yang mengakibatkan bertambahnya keterlambatan penanganan pada ibu bersalin.
Laboratorium Klinik merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan
yang memiliki peranan sebagai pemeriksaan spesimen klinik di berbagai bidang
seperti hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, dan
imunologi klinik. Laboratorium klinik sebagai penunjang pelayanan medis untuk
mendapatkan informasi dalam upaya mendiagnosis penyakit, penyembuhan
4

penyakit, dan pemulihan kesehatan (Kementrian kesehatan, 2008). Waktu


penyelesaian yang lebih cepat dapat membuat perbedaan terhadap pengambilan
keputusan medis. Waktu tunggu pemeriksaan laboratorium adalah tenggat waktu
mulai pasien diambil sampel hingga menerima hasil pemeriksaan. Waktu tunggu
pemeriksaan dipengaruhi oleh jumlah staf, peralatan dalam laboratorium serta
jarak laboratorium (Amanah et al., 2017). Salah satu penelitian menunjukkan
bahwa fasilitas dan peralatan, transportasi spesimen dan stabilitas listrik
mempengaruhi waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium (Yuansyah et al.,
2021).
Dengan adanya kendala waktu tunggu tersebut, terkadang pengambilan
keputusan terutama pada kondisi emergency akan sedikit terlambat. Sehingga
perlu adanya pembantu (assisten) berupa robot yang dapat melakukan berbagai
pemeriksaan klinis yang dapat menunjang bidan dalam mengambil keputusan
dalam situasi darurat.
2.2 Solusi Yang Dapat Dilakukan
Robot merupakan sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik
baik dalam kontrol manusia, ataupun menggunakan program kecerdasan buatan
(Artificial intelligence). Artificial Intelligence (AI) merupakan sistem komputer
yang mampu melakukan tugas-tugas layaknya kecerdasan manusia. Teknologi ini
dapat memberikan pilihan keputusan berdasarkan analisis data yang tersedia
didalam sistem. Lebih mudahnya Artificial intelligence (AI) merupakan otak bagi
mesin atau robot (Luh Putu Ary Sri Tjahyanti and Dkk, 2022).
Robot telah berkembang dan digunakan di berbagai bidang terutama
bidang kesehatan seperti bidang ilmu bedah hingga OBGYN. Effleurage Robot,
merupakan salah satu robot yang diciptakan oleh mahasiswa Universitas Sebelas
Maret (UNS) berupa kursi pijat otomatis untuk membantu meredakan nyeri
menjelang persalinan. Selain robot, AI dalam bidang OBGYN juga telah
dikembangkan. Salah satu penelitian mengemukakan kombinasi AI dan
ultrasonografi membantu dokter dalam diagnosis berbagai kondisi dan penyakit.
Penggunaan AI dalam pemeriksaan ultrasonografi untuk identifikasi struktur
janin, prediksi usia kehamilan (GA), dan jaminan kualitas gambar secara real-
time (Chen et al., 2021). Penelitian lain juga mencoba menggunakan algoritma
machine learning untuk pertama kalinya dalam pengelolaan persalinan (Yeh et al.,
2020).
Robot yang dilengkapi dengan AI, sangat dimungkinkan untuk
digunakan dalam membantu persalinan. Sebab, Robot yang dilengkapi dengan AI
akan memfasilitasi penolong persalinan (bidan) dalam mendapatkan hasil
pemeriksaan yang lebih akurat secara real-time sehingga menunjang pengambilan
keputusan penolong persalinan (bidan) dalam situasi darurat.
5

2.3 Pihak Yang Terlibat


Beberapa pihak yang terkait untuk membantu terbentuknya RAHMI
diantara:
1. Bidan
Bidan sebagai penolong persalinan secara normal dapat membantu
memberikan pengetahuan serta pengalaman dalam menolong persalinan sesuai
standar yang akan diinputkan pada AI. Sehingga data yang dimasukkan dalam
sistem AI dapat tersusun sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman serta
prosedur.
2. Pengembang Robot
Pengembang Robot diperlukan untuk membuat kerangka robot yang kokoh
terbuat dari Graphane serta desain robot yang flexibel mengingat gerak
dibutuhkan gerak dan kecepatan dalam pertolongan persalinan.
3. Pengembang AI
Pengembang AI sangat diperlukan mengingat Otak dari robot adalah pada
sistem AI. Selain itu pengembang AI diperlukan agar dapat direalisasikan.
4. Pemerintah sebagai pihak pemberi izin
Dengan dukungan pemerintah, pengembangan RAHMI dapat dengan cepat
direalisasikan.
2.4 Langkah Strategis
Langkah Strategis yang dapat ditempuh untuk membuat RAHMI antara lain:
1. Melakukan pengembangan RAHMI
Pengembangan RAHMI perlu dilakukan sebagai tahap awal pembuatan
Robot ini. Pengembang Robot dan Pengembang AI sangat diperlukan. Selain itu,
peran tenaga medis dan paramedis juga diperlukan sebagai bahan dasar ilmu yang
akan di masukkan dalam sistem AI. Beberapa penelitian yang menunjang dapat
digunakan sebagai dasar pembuatan robot maupun AI
2. Melakukan penyempurnaan RAHMI
Setelah RAHMI berhasil dibuat, RAHMI masih memerlukan penyempurnaan
lebih lanjut hingga siap dan efektif untuk digunakan secara umum. Beberapa uji
coba laboratorium maupun masyarakat perlu dilakukan untuk menunjang
keberhasil dari RAHMI.
3. Melakukan sosialisasi penggunaan RAHMI
Selain kesiapan teknologi, diperlukan kesiapan dari pelaksana RAHMI yaitu
penolong persalinan (Bidan). Perlu dilakukan sosisalisasi serta simulasi sebelum
teknologi ini dapat digunakan oleh seluruh penolong persalinan.
4. Implementasi RAHMI sebagai asisten penolong persalinan
Setelah sosialisasi penggunaan RAHMI, RAHMI sebagai asisten persalinan
dapat diimplementasikan sesuai prosedur dan diharapkan efektif
6

5. Pengawasan
Penggunaan RAHMI tidak serta merta hanya dibuat dan digunakan, namun
penggunaan RAHMI juga harus memiliki pengawas khusus dalam
pelaksanaannya. Selain meminimalisir kemungkinan terjadinya hal yang tidak
diinginkjan, kontrol dan pengawasan diperlukan untuk mengevaluasi hasil
pelaksanaan.
7

BAB 3
KESIMPULAN

Angka Kematian Ibu di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan
oleh berbagai faktor, salah satunya dikarenakan keterlambatan penanganan. Robot
Artificial Intellegence sebagai teknologi saat ini yang dapat membantu persalinan
terutama pada situasi darurat yang membutuhkan penanganan cepat. Robot ini
dapat membantu penolong persalinan (bidan) dalam mendapatkan hasil
pemeriksaan jauh lebih cepat, akurat dan real-time. Dengan adanya teknologi
robot ini, penolong persalinan (bidan) terutama yang berada di pedasaan dan jauh
dari tempat pelayanan kesehatan (RS dan Puskesmas) dapat mengambil keputusan
terbaik dalam situasi darurat dengan cepat dan tepat.
Robot Artificial Intellegence pembantu persalinan dapat direalisasikan
dalam kurun waktu 10 - 15 tahun. Jika suatu negara seperti Indonesia memiliki
teknologi Robot ini, maka jaminan akan kesehatan ibu dapat terpenuhi. Selain itu,
robot ini dapat dikembangkan tidak hanya saat persalinan, namun juga dapat
dikembangkan untuk pemantauan kesehatan anak. Sehingga, hanya dengan satu
robot mampu menjamin kesehatan Ibu dan Anak yang merupakan indikator
keberhasilan suatu negara.
8

DAFTAR PUSTAKA
Amanah, Santosa, B. and Sukeksi, A., 2017. Hubungan Waktu Tunggu
Pemeriksaan Hbs Ag Dengan Kepuasan Pasien Poliklinik Bedah Rawat Jalan
Di Laboratorium Rsud Dr. R. Soeprapto CEPU. Universitas Muhammadiyah
Semarang.
Chen, Z., Liu, Z., Du, M. and Wang, Z., 2021. Artificial Intelligence in Obstetric
Ultrasound: An Update and Future Applications. Frontiers in Medicine,
8(August), pp.1–9.
Darungan, A.I., Kadir, A. and Haq, N., 2020. Strategi Pemerintah Dalam
Mengurangi Angka Kematian Ibu (Aki) Melahirkan Di Kabupaten Enrekang.
JPPM: Journal of Public Policy and Management, 2(2), pp.101–109.
Diarini, D.O., Siswanto, Y. and Pranoto, H.H., 2015. Hubungan Antara Senam
Hamil Dengan Proses Persalinan Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sumowono Kabupaten Semarang. Jurnal Gizi Dan Kesehatan,
7(16), pp.1–7.
Ekawati, H., 2015. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Terhadap Perubahan
Suhu Tubuh Pada Bayi Baru Lahir Di Klinik Bersalin Mitra Husada. Jurnal
Stikes Muhamadiyah Lamongan, 7(1).
Indah, I., Firdayanti, F. and Nadyah, N., 2019. Manajemen Asuhan Kebidanan
Intranatal Pada Ny “N” dengan Usia Kehamilan Preterm di RSUD Syekh
Yusuf Gowa Tanggal 01 Juli 2018. Jurnal Midwifery, 1(1), pp.1–14.
Kemenkes RI, 2021. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, Kementrian
Kesehatan RI, Jakarta.
Kementrian kesehatan, R., 2008. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 129
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Indonesia.
Luh Putu Ary Sri Tjahyanti and Dkk, 2022. Peran Artificial Intelligence (Ai)
Untuk Mendukung Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Komputerdan Teknologi Sains(KOMTEKS), 1(1), pp.1–7.
Manuaba, I.B.G., 2014. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Setiawan,
(ed.), EGC, Jakarta.
Secretariat, T.A., 2021. ASEAN Statistical Yearbook 2021 1st ed., The ASEAN
Secretariat Community Relations Division (CRD, Jakarta.
Widayati, R.S., Indarwati and Wahyuni, 2016. Ketepatan pengambilan keputusan
bidan dalam merujuk pasien persalinan 1st ed., Penerbit Pustaka Hanif,
Surakarta.
Yeh, C.C.R., Wong, C.C.J., Chang, W.W.V. and Lai, C.C.S., 2020. Labor
displacement in artificial intelligence era: A systematic literature review.
9

Taiwan Journal of East Asian Studies, 17(2), pp.25–75.


Yuansyah, R., Harahap, J. and Suroyo, R.B., 2021. ANALISIS FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU TUNGGU HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM KLINIK DI RSUD Dr RM
’DJOELHAM KOTA BINJAITAHUN 2020 Analysis of Factors Affecting
Waiting Time For Clinical Laboratory Examination Results at RSUD Dr RM
Djoelham, Binjai. Journal of Healthcare Technology and Medicine, 7(2),
pp.2615–109.

Anda mungkin juga menyukai