Anda di halaman 1dari 16

PENAMBAHAN KALSIUM TERHADAP

PERTUMBUHAN AYAM BROILER 1-45 HARI

Idham Noviandi1, Erita2, Sandri Sastrawan3, Khaira Jadit Taqwa4


1,2,3
Dosen Tetap Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih
e-mail: win_dham@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian tepung tulang dapat meningkatkan
pertambahan berat bobot Ayam Broiler. Penelitian ini dilaksanakan di Lab Kandang
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih Takengon. Penelitian ini
berlangsung mulai tanggal 5 Juli – 20 Agustus 2020. Dengan Mengunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL)dengan 4 perlakuan dan diulang 3 kali. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Penggunaan Kalsium berpengaruh nyata terhadap pertambahan
berat bobot Ayam Broiler, hasil yang tertinggi dijumpai pada perlakuan P3 sebesar 1,16
Gram/ekor/hari, kesimpulan menunjukkan bahwa berat bobot Ayam Broiler
berpengaruh nyata diantara perlakuan penggunaan pemberian Kalsium dari total
pertambahan berat bobot Ayam Broiler.

Kata Kunci: Ayam Broiler, Kalsium, Pakan Komersil, bobot Ayam Broiler

BAB I diketahui rataan bobot badan


PENDAHULUAN hariannya. Ayam yang memiliki fisik
1.1. Latar Belakang yang baik menandakan tingkat
Ayam broiler merupakan ayam pertumbuhannya bagus dan akan
ras pedaging yang waktu menghasilkan performa yang baik
pemeliharaannya relatif singkat, (Haryadi dan Wihandoyo, 2005).
hanya 4 sampai 6 minggu sudah bisa Dalam pemeliharaan ayam
dipanen. Populasi ayam broiler perlu broiler ada beberapa faktor yang
ditingkatkan karena ayam broiler mempengaruhi terhadap kondisi
merupakan salah satu sumber protein fisik, nafsu makan dan
hewani yang dibutuhkan masyarakat perkembangan serta pertumbuhan
sehingga dengan meningkatnya tubuhnya salah satunya adalah
populasi ayam broiler konsumsi pemberian cahaya. Cahaya
protein hewani dimasyarakat dapat merupakan faktor lingkungan yang
meningkat (Ditjennak, 2006). sangat penting dalam kehidupan
Pertumbuhan ayam broiler ayam. Cahaya berfungsi untuk proses
terjadi saat ayam mulai menetas penglihatan dan mempengaruhi ayam
sampai umur 6 minggu setelah itu untuk mengkonsumsi pakan.
menurun kembali hingga akhirnya Pemberian cahaya pada malam hari
terhenti. Perkembangan dan bertujuan memberikan kesempatan
pertumbuhan ayam dapat diketahui ayam untuk makan dikarenakan suhu
dengan cara melakukan yang cukup tinggi pada siang hari
penimbangan bobot badan ayam sehingga konsumsi pakan pada siang
setiap minggu sehingga akan hari menurun (Ditjennak, 2006).

1
2

Mineral kalsium (Ca) dan lingkungan. Salah satu cara yang


fosfor (P) adalah dua jenis mineral dapat dilakukan adalah dengan
yang banyak dibutuhkan ternak mengolahnya menjadi tepung
karena memiliki beragam fungsi (Piliang, 2002).
dalam tubuh ternak seperti Hal ini disebabkan karena
pembentukan tulang dan gigi, proses tulang memiliki kandungan mineral
metabolisme, aktivator enzim dan yang tinggi terutama kalsium dan
hormon serta pengaturan fungsi saraf pospor sehingga sayang bila dibuang.
(Tilman et al. 1991). Propinsi Menurut Herniawati (2008) tulang
Sumatera Barat kaya dengan sumber merupakan limbah yang memiliki
mineral kalsium, berupa batuan dan kandungan kalsium terbanyak karena
kulit kerang, sedangkan sumber unsur utama dari tulang adalah
mineral posfor sangat terbatas, kalsium dan fospor. Adapun
sehingga peternak sering mengalami kandungan Ca dari tepung tulang 24
kesulitan dalam penyusunan ransum – 30% sedangkan P 12- 15%
yang terkait dengan pemenuhan (Rasyaf, 2004).
kebutuhan mineral posfor. Salah satu Tepung tulang merupakan hasil
bahan sumber mineral posfor adalah penggilingan tulang yang telah
tulang, yang merupakan limbah diekstrak gelatin dan colagennya.
rumah potong hewan (RPH). Tulang Tulang yang ditepungkan biasanya
dapat diolah menjadi pakan dalam diperoleh dari RPH (Rumah Potong
bentuk tepung tulang. Hewan) dan berasal dari hewan
Pemotongan ternak selain ternak yang sehat dan bebas
menghasilkan karkas juga penyakit. Produk ini dapat di
menghasilkan hasil sampingan atau pergunakan sebagai bahan baku
limbah dalam jumlah yang besar. pakan ternak yang merupakan
Limbah dari pemotongan sapi di sumber mineral dan sedikit asam
peternakan antara lain berupa kulit, amino. Tepung tulang berbentuk
tulang, dan darah. Tulang merupakan serpihan (tepung) berwarna coklat
hasil samping dari ternak yang dengan tekstur yang kasar jika
jumlahnya cukup besar, sejauh ini dirasakan, dengan aroma khas seperti
hanya di anggap sebagai limbah daging sapi tetapi ada juga yang
(Tilman et al. 1991). tidak berbau (Piliang, 2002).
Tulang adalah jaringan yang Salah satu permasalahan yang
kuat dan tangguh yang memberi terjadi pada beberapa RPH adalah
bentuk pada tubuh. Tulang termasuk belum maksimalnya upaya
komponen yang keras. hal ini pemanfaatan hasil ikutan dari
menyebakan tulang sulit diuraikan pemotongan hewan berupa tulang.
oleh decomposer, sehingga tulang jika tidak dimanfaatkan secara
tersebut menjadi limbah padat yang maksimal, dikhawatirkan berdampak
dianggap sebagai sampah yang tidak bagi masyarakat dan lingkungan
dikehendaki kehadirannya, karena sekitar RPH. Berdasarkan hal
tidak memiliki nilai ekonomis, Oleh tersebut, maka dapat dikatakan
karena itu, perlu pengolahan lebih bahwa limbah tulang sapi memiliki
lanjut agar limbah tulang tidak potensi yang sangat besar untuk
menjadi sampah yang mencemari dapat dimanfaatkan dan ditingkatkan
3

nilai ekonominya sebagai pakan kondisi ini sangatlah berpengaruh


sumber mineral bagi ternak (Rasyaf, (Phiraphinyo, et al 2006).
2004). Kalsium adalah mineral
yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
1.2 Tujuan Penelitian berbagai fungsi fisiologis dan
Tujuan penelitian ini yaitu pemeliharaan jaringan tulang melaui
untuk mengetahui pengaruh kehidupan kalsium adalah
pemberian tepung kalsium terhadap komponen struktual yang
pertambahan bobot ayam broiler. menggabungkan dengan fosfor
1.3 Hipotesis penelitian sebagai bagian mineral dari tulang
H0 : Diduga pemberian dan gigi. Kalsium sangat penting
tepung kalsium dalam berbagai proses biokimia dan
berpengaruh nyata fisiologis, termasuk neuromuskuler
terhadap pertambahan rangsangan, pembekuan darah,
berat bobot ayam transfer ion anorganik melintasi
broiler. membran (Sittikulwitit et al., 2004).
H1 : Diduga pemberian Kelebihan kalsium dalam
tepung kalsium tidak ransum akan menimbulkan beberapa
berpengaruh nyata gangguan metabolisme pada ayam
terhadap pertambahan yang akan berakibat pada rendahnya
berat bobot ayam performa ayam. Gejala awal yang
broiler bisa dilihat adalah nafsu makan ayam
turun, feses menjadi lebih encer,
1.4 Manfaat penelitian depresi, dan mengalami dehidrasi.
Penambahan tepung kalsium Pada ayam petelur fase layer,
sebagai komponen pakan unggas kelebihan kalsium dalam ransum
dengan dosis yang berbeda terhadap akan memicu terhambatnya absorbsi
performa ayam broiler guna memacu (penyerapan) fosfor di usus. Padahal
para peneliti untuk menggunakan keduanya merupakan zat penting
pakan yang dicampur dengan tepung untuk pembentukan kerabang telur.
calsium dan bermanfaat bagi Hambatan ini menimbulkan
peternak khususnya. ketidakseimbangan rasio kalsium dan
fosfor yang dibutuhkan oleh ayam.
BAB II Akibat yang muncul dari hal ini
TINJAUAN PUSTAKA adalah penurunan produksi dan
2.1 Pengertian Kalsium kualitas telur. Kerabang akan
Kalsium merupakan mineral menjadi lebih mudah pecah,
berwarna putih keperakan dan permukaan luar kerabang terasa
bersifat basa. Kalsium merupakan berpasir, kotor dan terdapat bercak-
elemen terbanyak kelima pada kulit bercak sisa kalsium. Kerabang telur
bumi. Organisma akan menggunakan juga bisa berubah warna menjadi
kalsium yang terdapat pada tulang coklat kemerahan karena
pada saat kondisi cekaman atau yang penumpukan kalsium (Piliang,
lebih dikenal dengan nama stress, 2002).
namun peran dari hormone Kalsium paling banyak
parathyroid dan vitamin D dalam terdapat pada tulang dan gigi yaitu
4

sekitar 99% sedangkan sisanya1% 500 IU vitamin D per kg pakan


terdapat pada syaraf, otot, dan darah. cukup untuk menghasilkan kerabang
Kalsium dalam tubuh memiliki telur yang normal (Phiraphinyo, et al
peranan dalam pembentukan dan 2006).
perkembangan tulang dan gigi, Kalsium (Ca) merupakan elemen
proses pembetukan darah serta mineral yang paling banyak dibutuhkan
menjaga fungsi normal otot dan oleh tubuh ternak. Ca memiliki peranan
syaraf kalsium yang diseraf oleh penting sebagai penyusun tulang dan
makanan hanya berkisar 20% sampai gigi. Sekitar 99 % dari total tubuh terdiri
dari Ca. Selain itu Ca berperan sebagai
30% dan sisanya melalui saluran penyusun sel dan jaringan. Fungsi Ca
pencernaan yang dikeluarkan tubuh yang tidak kalah pentingnya adalah
melalui feses (Gaman dan sebagai penyalur rangsangan-
Sherrington,1992). rangsangan syaraf dari satu sel ke sel
Kalsium merupakan unsur lain. Jika ransum ternak pada masa
esensial dalam pembentukan pertumbuhan defisiensi Ca maka
kerabang telur. Kalsium yang pembentukan tulang menjadi kurang
terkandung dalam telur adalah sempurna dan akan mengakibatkan
bentuk kalsium karbonat (CaCO3) gejala penyakit tulang. Gejala penyakit
pada jaringan kulit didalam saluran tulang diantaranya adalah pembesaran
oviduct ayam. Kalsium diberikan tulang sendi dan tulang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Sedangkan pada
dalam bentuk grit yang jumlahnya ransum ternak dewasa yang mengalami
kurang lebih 4,54 kg untuk 100 ekor defisien Ca akan menyebabkan
ayam atau 4,0 sampai 4,2 gr perekor osteomalacia. Ca air susu cukup stabil
per hari dan fosfor sebanyak 0,8 gr walaupun defisiensi Ca, namun produksi
per ekor per hari dengan susu akan turun (Piliang, 2002).
perbandingan pemberian Ca : P
mendekati 6 : 1 serta penambahan
Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Broiler Umur 0 – 6 Minggu
Kebutuhan Satuan 0-21 (hari) 22-42 (hari) 43-56 (hari)
Nutrisi
Protein % 23 20 18
Energi Metabolis Kkal/kg 3.200 3.200 3.200
Kalsium % 1,00 0,90 0,80
Phosphor % 0,45 0,35 0,30
Natrium % 0,20 0,15 0,12
Khlor % 0,20 0,15 0,12
Magnesium Mg 600 600 600
Kalium % 0,30 0,30 0,30
Sumber: Nation Research Council (1994)
Pembatasan pakan 5-15% dari bobot badan dan konversi pakan
pakan standar tidak akan namun ayam broiler yang dibatasi
mempengaruhi performa ayam dan pakannya dari umur 7-14 hari tidak
tidak mengubah bobot hidup saat jauh berbeda bobotnya pada umur 42
pemotongan, secara umum hari. Program pemuasaan di awal
pembatasan pakan berpengaruh pertumbuhan menunjukkan adanya
terhadap konsumsi, pertambahan indikasi penurunan lemak karkas,
5

memperbaiki efisiensi penggunaan Daging merupakan produk


pakan (Ustomo, 2016). pangan asal ternak yang sangat
Demir et al. (2004) penting dalam memenuhi gizi dan
menunjukkan bahwa pembatasan mencerdaskan masyarakat, selain
waktu makan menyebabkan juga merupakan komoditas ekonomi
penurunan pertambahan bobot yang strategis. Daging asal ternak
badandan bobot badan di akhir diperoleh dari berbagai sumber yaitu
periode pembatasan dan ayam broiler ternak unggas, ruminansia besar,
yang mendapat pembatasan waktu ruminansia kecil, dan ternak lain.
makan melalui pengosongan ransum Daging unggas disumbangkan paling
(feed withdrawal) selama 16 jam banyak oleh ayam pedaging dan
dengan ketersediaan ransum selama ayam kampung, dan hanya sedikit
8 jam per hari dari umur 13 hingga dari itik dan ayam petelur afkir.
21 hari nyata menurunkan Daging ayam merupakan daging
pertambahan bobot badan. Santoso termurah, harga terjangkau oleh
(2001) bahwa program pembatasan masyarakat luas, berkualitas gizi
pakan memperbaiki konversi ransum baik, dan tersedia dalam jumlah yang
dan menurunkan penimbunan lemak cukup, serta penyebarannya hampir
pada ayam pedaging unsex. menjangkau seluruh wilayah
Ayam mempunyai kalsium Indonesia. Talib (2007)
tinggi di dalam tubuhnya, terutama mengemukakan bahwa dalam hal
dalam tulangnya. Kalsium di pemenuhan kebutuhan daging
distribusikan melalui tubuh 99% di unggas Indonesia telah mencapai
dalam tulang dan 1% dalam sirkulasi swasembada sejak tahun 1995.
darah dengan plasma sebesar 8,5 Daging ruminansia besar paling
sampai 10,5 mg per dL. Kekurangan banyak disumbangkan oleh sapi
kalsium dapat menyebabkan potong, diikuti oleh kerbau dan sapi
osteoporosis, penyakit jantung, dan perah (jantan dan betina afkir),
hemorrhage (Phiraphinyo, et Al., sedangkan ruminansia kecil berasal
2006). Gejala defisiensi kalsium dari kambing dan domba.
meliputi pertumbuhan terhambat, Sumbangan daging unggas mencapai
penurunan konsumsi makanan, 60,8 persen dari total daging yang
kecepatan metabolisme basal yang dikonsumsi oleh masyarakat
tinggi, penurunan aktivitas dan Indonesia, daging ruminansia besar
kepekaan, osteophorosis dengan sebesar 24 persen, ruminansia kecil
tingkat kalsium yang rendah, sebesar 6 persen, daging ternak lain
keadaan langkah yang abnormal, didominasi oleh babi (9%),
peka terhadap hemorrhage, sedangkan kontribusi daging ternak
peningkatan volume urine, lainnya seperti kuda, kelinci dan rusa
penurunan jangka waktu hidup, pada masih sangat terbatas (Ditjennak,
unggas penurunan produksi telur 2006).
dengan disertai kerabang tipis dan Daging ayam ras dalam
tetanus. Perubahan kimiawi terjadi waktu relatif singkat menjadi
dengan penurunan kadar Ca dan Mg komoditas agribisnis peternakan
pada seluruh karkas (Ustomo, 2016). yang strategis dan menggantikan
2.2 Ayam Broiler peran ternak lainnya dalam
6

penyediaan daging. Pada tahun 1984 1. Fase pemeliharaan awal (starter),


produksi daging sapi sebesar 216,4 yaitu anak broiler yang berumur 1
ribu ton, sedangkan produksi daging hari (DOC) sampai 3 atau 4 minggu.
ayam ras baru 78,5 ribu ton, tetapi 2. Fase pemeliharaan akhir (finisher),
sejak tahun 1990 produksi daging yaitu pada masa ini broiler siap untuk
sapi hanya meningkat menjadi 259,2 dijual atau dipotong dengan umur
ribu ton, sementara daging ayam lebih dari 4 minggu (Ditjennak,
mulai melampaui daging sapi dengan 2006).
produksi sebesar 261,4 ribu ton 2.3 Pertumbuhan Ayam Broiler
(ASOHI, 2001). Perubahan peran Pertumbuhan secara umum
dalam kontribusi daging nasional didefinisikan sebagai hasil sintesa
dari dominasi daging sapi ke daging biologis yang menghasilkan
ayam ras terus berlanjut. Saat ini beberapa unit biokimia baru (Rail,
daging ayam merupakan kontributor 2007). Pertumbuhan murni
terbesar pasokan daging dalam mencakup pertambahan dalam
negeri. Pasokan daging dalam negeri bentuk dan berat jaringan-jaringan
tahun 2008 sebesar 2.137.601 ton pembangun seperti urat daging,
dipenuhi dari ayam pedaging tulang, jantung, otak dan jaringan
1.018.734 ton (47,66%), sapi tubuh lainnya (kecuali jaringan
392.511 ton (18,36%), ayam buras lemak) dan alat-alat tubuh
273.548 ton (12,80%), dan daging (Ditjennak, 2006).
lainnya di bawah 210.000 ton (10%) Faktor yang mempengaruhi
(Ditjennakkeswan, 2011). Diwyanto pertumbuhan yaitu faktor lingkungan
dan Priyanti (2009) menjelaskan dan faktor genetik. Faktor
bahwa besarnya kontribusi ayam lingkungan yang paling berperan
pedaging didorong antara lain oleh: adalah faktor pakan yang diberikan,
(1) adanya perkembangan yang kuat baik itu kualitas maupun
di sektor industri hulu (pabrik pakan, kuantitasnya, kondisi pemeliharaan,
pembibitan, dan industri farmasi) dan kesehatan serta manajemen
industri hilir yang meliputi rumahan. pemeliharaan (Rail, 2007).
Broiler secara umum memiliki ciri- Kebutuhan protein dan energi
ciri pertumbuhan cepat sebagai metabolisme ayam broiler pada
penghasil daging, konversi pakan irit, berbagai periode pertumbuhan
siap dipotong pada usia relatif muda, (Tabel 2).
serta menghasilkan kualitas daging
berserat lunak (Murtidjo, 2002).
Ustomo,2016 menyatakan
bahwa ayam broiler memiliki ciri
khas yaitu pertumbuhan badannya
cepat dan efisiensi tinggi untuk
membentuk daging. Pada broiler
dikenal dua fase pemeliharaan, yaitu:
Tabel 2. Jenis-jenis Pakan Berdasarkan Kandungan Nutrisi
Jenis pakan Lama Protein (%) Energi metabolisme
pemberian (kkal/kg pakan)
Prastarter 1-7 hari 23-24 3.050
7

Starter 8-28 hari 21-22 3.100


Finisher 29- panen 18-20 3.200-3300
Sumber : Santoso dan Sudariani (2002).

2.4 Hubungan Pakan Dengan 12.00-13.00 sebesar 32,20C (Hafni et


Pertumbuhan al.,2015).
Pakan merupakan bagian dari
faktor lingkungan yang perlu
mendapat perhatian khusus,
mengingat biaya pakan dalam usaha
peternakan menduduki biaya
tertinggi yaitu kurang lebih 65% dari
biaya produksi salah satu manajemen
pemberian pakan yang dapat
diterapkan adalah pemberian pakan
pada pagi hari, karena berkaitan
dengan suhu lingkungan Indonesia
yang berfluktuasi. Dilihat dari
perubahannya dari suhu rendah,
tinggi, kemudian turun lagi maka
dapat diperkirakan suhu nyaman
pada ayam yaitu pada pagi hari. Suhu
udara didaerah tropis akan mencapai
titik terendah pada jam 05.00-06.00
pagi sebesar 190C dan terus naik
hingga mencapi puncak pada jam
Tabel 3. Tabel Standar performa ayam broiler strain cobb 500 (AS HACTHED)-
M1
Konsumsi
Bobot
Umur PBBH Konsumsi Pakan
Badan PBB (g) FCR
(hari) (g) Pakan Komulatif
(gr)
(g)
0 42 0 0 0 0
1 56 14 13 13 0.232
2 72 16 17 30 0.417
3 89 17 21 51 0.573
4 109 20 23 74 0.679
5 131 22 27 101 0.773
6 157 26 31 132 0.841
7 185 28 26.4 31 167 0.902
Sumber : (Zulfanita, 2011).

Tabel 4. Tabel Analisa Pakan Bravo 512


Kadar air Max 13 %
Protein Kasar 19,0 – 21,0 %
Lemak Kasar Min 5,0 %
Serat Kasar Max 5,0 %
8

Abu Max 7.0 %


Calcium Min 0.9 %
Fhosfhor Min 0.6 %
Aflatoxin Max 50 ppb
M.E 3000 – 3100 kcal/kg
Sumber: Nation Research Council (1994)

Pemberian pakan dengan Alat dan bahan yang


kandungan serat tinggi ternyata dapat digunakan dalam penelitian ini yaitu,
menurunkan kandungan lemak kandang berukuran 80x100 Cm/5
karkas. Pakan secara spesifik dapat ekor ayam kemudian kandang dibuat
dilakukan dengan dua pendekatan 12 petak kandang, Jenis kandang
salah satunya pendekatan sistem litter dengan alas kandang berupa
berusaha agar lemak dan kolesterol ampas kayu, kemudiantimbangan 5
yang ada pada tubuh ayam dapat kg,12 unit tempat pakan ayam,12
dikeluarkan melalui ekskreta. unit tempat air minum, 12 lampu
Mekanisme aksi dari keberadaan pijar 25 watt, 1 unit ember pengaduk
serat dalam saluran pencernaan ayam pakan.Selanjutnya bahan yang
adalah mengikat sebagian garam digunakan yaitu, 60 ekor ayam
empedu untuk dikeluarkan lewat broiler (DOC), kalsium (Tepung
ekskreta, karena sebagian besar kulit kerang PT. Niraku Jaya Abadi),
garam empedu dikeluarkan, maka pakan komersil, dan air.
tubuh perlu mensintesis garam 3.4. Rancangan Penelitian
empedu yang berasal dari kolesterol Rancangan yang digunakan
tubuh sehingga kolesterol tubuh dalam penelitian ini adalah
dapat berkurang (Supadmo, 2000). Rancangan Acak Lengkap (RAL),
BAB III pemberian Penambahan Kalsium dan
METODE PENELITIAN tanpa pemberian Penambahan
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kalsium. Dengan pemberian ransum
Penelitian dilakukan di ayam yang diberikan kepada Ayam
Laboratorium kandang Peternakan Broiler :
Fakultas Pertanian Universitas Gajah P0 : Tanpa penambahan Kalsium 0%
Putih Takengon Kabupaten Aceh (kontrol)
Tengah. Penelitian dimulai pada P1 : penambahan Kalsium 0,005 % +
tanggal 5 Juli sampai 20 Agustus 99.5 % pakan komersil = 100 %
2020. P2 : penambahan Kalsium 0,01 % +
99.0 % pakan komersil = 100 %
3.2. Materi Penelitian P3 : penambahan Kalsium 0,015 % +
Materi yang digunakan dalam 98.5 %pakan komersil = 100 %
penelitian ini menggunakan 60 ayam Dengan 3 kali ulangan dan satu
broiler (DOC) strain Abort Acres petak kandang berisi lima ekor ayam
dengan kode Cp 707 produksi PT. broiler, penelitian ini dilaksanakan
Chaeroen Pokphand Jaya Farm (PT. dalam 3 tahapan yakni tahapan
CPJF) Medan. persiapan, adaptasi dan perlakuan.

3.3. Alat dan Bahan


3.5. Kombinasi Perlakuan
9

Perlakuan
Ulangan (n)
A B C
P0 P0C1 P0C2 P0C3
P1 P1C1 P1C2 P1C3
P2 P2C1 P2C2 P2C3
P3 P3C1 P3C2 P3C3
Total 20 20 20
Yijk = μ + τi + εij Kuadrat Tengah Perlakuan (KTP)

(Sastrosupadi, 2000).
Keterangan:
Yijk = nilai pengamatan pada Kuadrat Tengah Galat (KTG)
perlakuan ke-i & ulangan ke-j
μ = nilai tengah umum
τi = pengaruh perlakuan ke-i
εij = galat percobaan pada A,B,C = Unit Percobaan
perlakuan ke-i & ulangan ke-j
P = Perlakuan (Sastrosupadi, Adji. 1995)
C = Calsium
3.6. Persiapan Penelitian
a. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam persiapan penelitian
ini ada empat langkah yang harus di
Faktor Koneksi perhatikan diantaranya adalah :
1. Persiapan pakan
penelitian
Pada tahapan ini kegiatan
yang dilakukan yaitu,
Jumlah Kuadrat Perlakuan
menambahkan kalsium
dengan level dosis yang
tertera diatas, serta
mengaduk pakan tersebut,
baru setelah itu diberikan
Jumlah Kuadrat Total pada perlakuan.
2. Persiapan kandang
Pada tahapan ini kegiatan
yang dilakukan yaitu,
melakukan sanitasi
kandang atau
Jumlah Kuadrat Galat
penyemprotan kandang
JKG = JKT – JKP menggunakan cairan
Rodalon, untuk
b. Menghitung Kuadrat Tengah mensterilkan lokasi
10

kandang dari penyebab Penambahan calsium 0,005 %


terjangkitnya penyakit, dengan 99,5 % pakan komersil,
serta membersihkan penambahan calsium 0,01 % dengan
seluruh areal kandang 99,0 % Pakan Komersil, kemudian
yang akan digunakan penambahan calsium 0,015 %
sebagai tempat penelitian. dengan 98,5 % Pakan Komersil.
Membersihkan tempat Diransum bersama pakan komersil,
pakan dan minum ayam kemudian pakan yang telah
broiler. tercampur kalsium langsung
3. Ayam Penelitian diberikan kepada ayam broiler.
Pada tahapan ini kegiatan
yang dilakukan yaitu, dari
awal DOC datang lalu
dimasukan ditempatkan
pada 5 ekor ayam broiler
pada setiap plot atau
masing-masing perlakuan,
kemudian di berikan pada
pakan perlakuan sesuai
dengan level dosis yang
telah di tentukan selama
0-45 hari.
3.7 Perlakuan

Skema Pencampumpuran Kalsium

Kalsium Pakan Komersil

Pancampuran Pakan Komersil dan Kalsium Berdasarkan


perlakuan

Pemberian pakan
sesuai perlakuan

3.8 Parameter Yang Diamati Keterangan :


1. Pertambahan Bobot badan PBB =
(PBB) Pertambahan Bobot badan
Rumus dalam parameter pengamatan BBt = Bobot
secara matematis dapat dilihat badan akhir minggu (berat akhir)
sebagai berikut Rasyaf, 2004 : BBt-1 = Bobot
PBB (g) = BBt (g) – BBt-1 badan minggu sebelumnya
(g) (berat awal)
11

t = Waktu menggunakan rancangan acak


pengukuran ( satu minggu ) lengkap dan bila terdapat perbedaan
dilanjutkan dengan uji duncan
2. Konversi ransum Multiple rage test (DMRT). Kreteria
pengambilan keputusan pada taraf
Konsumsi Ransum (g/mg) kepercayaan 95% atau α =0,05
Konversi ransum = BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertambahan Bobot badan 4.1 Bobot Badan
(g/mg) Rata-rata berat bobot badan
ayam broiler yang terdapat pada
3.9 Analisa Data perlakuan pengguanaan kalsium pada
Data yang terkumpul di masing-masing perlakuan dibawah
analisis dengan sidik ragam ini.
Tabel 7. Rataan Bobot Badan ayam broiler (gr/ekor/hari) umur 1-45 hari.
ulangan
Perlakuan jumlah Rerata
I II III
P0 1,15 1,25 1,30 3,70 1,23
P1 1,24 1,35 1,35 3,94 1,31
P2 1,30 1,54 1,55 4,39 1,46
P3 1,35 1,55 1,60 4,50 1,50
Total 5,04 5,69 5,80 16,53
Data diolah tahun 2020

Grafik Penambahan Bobot Badan


1.80
1.60
1.40
1.20
Ulangan

1.00 Perlakuan I
0.80 Perlakuan II
0.60 Perlakuan III
0.40
0.20
0.00
P0 P1 P2 P3
Grafik rataan penambahan bobot badan.

Berdasarkan Tabel 7 dan grafik 0,015 % + 98,5 % pakan komersil


diatas bahwa rataan bobot badan dengan jumlah 1,60 gr/ekor/hari,
yang diperoleh rataan tertinggi pada yang terendah di jumpai pada
perlakuan P3 = Penambahan Kalsium perlakuan P0= 0 Tanpa penambahan
12

kalsium 0% dengan jumlah 1,23 kebutuhan yaitu untuk pertumbuhan


Gram/ekor/hari. Hasil ini jaringan, hidup pokok dan
menunjukkan bahwa pemberian pertumbuhan bulu.
kalsium pada dosis P3 = Penambahan Gary et al. (2003) bahwa
kalsium 0,015 % dapat pertumbuhan yang paling cepat
meningkatkan bobot badan ayam adalah tulang dan setelah tercapai
broiler. Dengan demikian, dosis P3= ukuran maksimal pertumbuhan
Penambahan Kalsium 0,015 % + tulang akan terhenti, tulang lebih
98,5 % pakan komersil disarankan dulu tumbuh karena merupakan
untuk digunakan. Menurut Fadilah rangka yang menentukan konformasi
(2004), kandungan protein dalam otot.
ransum untuk ayam broiler umur 1- Hal ini pada akhirnya berakibat
14 hari adalah 24% dan untuk umur pada gangguan aktivitas kalsifikasi
14-39 hari adalah 21% Kebutuhan pada tulang, terutama saat proses
kalsium untuk ayam yang sedang pembentukan tulang dan
tumbuh relatif lebih tinggi karena pertumbuhan tulang harus tumbuh
untuk memenuhi tiga macam lebih awal dan lebih cepat.
Tabel 8. Analisis Bobot badan ayam broiler
F.TABEL
SK DB jk KT F. HIT
0,05 0,01
PBB 3 68,310 22,770 539,90 ** 4,066 7,591
GALAT 8 0,337 0,0422
TOTAL 11 68,648
Hasil analisis ragam pada tabel kualitas protein ransum. Tinggi
8. menunjukkan bahwa perlakuan rendahnya kandungan Ca dalam
berpengaruh sangat nyata (P>0,05) ransum mempengaruhi nilai rentensi
dan (P>0.01). Kandungan kalsium Ca. Penyerapan Ca juga diatur oleh
pada pakan yang berada dalam hormon parathyroid yang berperan
keadaan seimbang pada setiap pakan penting dalam penyerapan (Ahamad,
perlakuan maka akan dihasilkan et al.,2003).
konsumsi pakan yang tepat. Retensi Bozkurt et al. (2004) yang
Ca merupakan jumlah mineral yang menunjukkan bahwa penambahan
diserap oleh tubuh yang selanjutnya fitase dengan 0,60% Ca memiliki
digunakan untuk proses metabolisme bobot badan yang lebih tinggi
didalam tubuh ternak. Adanya dibandingkan dengan penambahan
dampak negatif apabila ternak 0,90% Ca. Penurunan pemberian
kekurangan mineral Ca dan P atau konsentrasi 0,90% Ca menjadi 0,60%
keduanya mendorong para ahli pakan Ca dengan penambahan fitase
ternak untuk mencari kandidat bahan meningkatkan rerata bobot badan
yang dapat ditambahkan dalam pada ayam broiler yang dipelihara
pakan unggas untuk memaksimalkan selama 16 hari.
kecernaan asam filtat dalam tubuh Kelebihan kalsium dalam
ayam broiler. Faktor terpenting ransum akan menimbulkan beberapa
dalam proses penyerapan Ca adalah gangguan metabolisme pada ayam
13

yang akan berakibat pada rendahnya


performa ayam. Gejala awal yang
bisa dilihat adalah nafsu makan ayam
turun, feses menjadi lebih encer,
depresi, dan mengalami dehidrasi.
4.2 Konversi Ransum
Mide (2007) menyatakan
bahwa semakin rendah angka
konversi pakan maka semakin
efektif, karena penggunaan pakan
semakin efisien konversi pakan
berhubungan dengan konsumsi
pakan dan pertambahan bobot badan
ayam.

Tabel 9. Rataan Konversi ransum (gr/ekor).


ulangan
Perlakuan jumlah Rerata
I II III
P0 0,80 0,81 0,82 2,43 0,81
P1 1,01 1,02 1,05 3,08 1,03
P2 1,05 1,08 1,12 3,25 1,08
P3 1,15 1,16 1,17 3,48 1,16
Total 4,01 4,07 4,16 12,24
Data diolah tahun 2020.

Grafik Konfersi Ransum


1.40

1.20

1.00
Ulangan

0.80 Perlakuan I

0.60 Perlakuan II
Perlakuan III
0.40

0.20

0.00
P0 P1 P2 P3
Grafik Konfersi Ransum.
14

Berdasarkan Tabel 9 dan grafik dan Vest (2000), menyatakan


Rataan Konversi pakan tersebut tidak beberapa faktor utama yang
berbeda jauh antara semua perlakuan mempengaruhi konversi ransum
namun konvesi pakan pada perlakuan adalah genetik, kualitas ransum,
P3 = Penambahan Kalsium 0,015 % penyakit, temperatur, sanitasi
+ 98,5 % pakan komersil dengan kandang, ventilasi, pengobatan, dan
rataan 1.16 gr/ekor/hari cenderung manajemen kandang. Faktor
lebih baik karena memiliki konversi pemberian ransum, penerangan juga
pakan yang paling rendah dari berperan dalam mempengaruhi
perlakuan lainnya. Perlakuan P0 konversi ransum, laju perjalanan
adalah tanpa pemberian Kalsium 0 ransum dalam saluran pencernaan,
%. Hal ini mengindikasikan kualitas bentuk fisik ransum dan komposisi
pakan tanpa pemberian Kalsium nutrisi ransum.
sudah cukup baik karena angka
konversi pakan menunjukkan tingkat
efisiensi penggunaan pakan, ini
berarti semakin rendah angka
konversi pakan, semakin tinggi nilai
efisiensi pakan dan semakin bagus.
Hal ini sesuai dengan pendapat Lacy
Tabel 10. Analisis Konsumsi Pakan Ayam Broiler
F.TABEL
SK DB jk KT F. HIT
0,05 0,01
PBB 3 37,454 12,485 8761,263 ** 4,066 7,591
GALAT 8 0,011 0,001
TOTAL 11 37,466

Berdasarkan Tabel 10. Analisis dapat dilakukan dengan cara bebas


ragam menunjukkan bahwa broiler maupun terbatas. Cara bebas, ransum
yang mendapat ransum berpengaruh disediakan ditempat pakan sepanjang
nyata (P>0,05) terhadap konsumsi waktu agar saat ayam ingin makan
ransum. Sehingga dapat dikatakan ransumnya selalu tersedia. Cara ini
bahwa peningkatan level biasanya disajikan dalam bentuk
penambahan kalsium yang diberikan kering, baik tepung, butiran, maupun
memberikan efek yang sama pelet. Penggantian ransum
terhadap konsumsi pakan. Seperti starterdengan ransum
yang diketahui bahwa imbangan finishersebaiknya tidak dilakukan
protein energi sangat berpengaruh sekaligus, tetapi secara bertahap.
terhadap jumlah konsumsi pakan Tingkat energi dalam pakan
dengan demikian imbangan yang menentukan banyaknya pakan yang
sama di dalam pakan perlakuan akan dikonsumsi yaitu semakin tinggi
mengahasilkan konsumsi ransum energi pakan akan menurunkan
yang sama pula. Menurut Sudaro dan konsumsi. Amrullah (2004)
Siriwa (2007), pemberian ransum menjelaskan bahwa konversi ransum
15

yang baik berkisar antara 1,75-2,00. broiler berfungsi untuk


Semakin rendah angka konversi meningkatkan performa ternak
ransum berarti kualitas ransum unggas serta memperlihatkan efek
semakin baik. Hal ini ditegaskan oleh positif bahkan jika digunakan dalam
Rasyaf (2007) semakin efisien ayam dosis yang optimal P3 = Penambahan
mengubah makanannya menjadi Kalsium 0,015 % + 98.5 % pakan
daging maka nilai konversi semakin komersil.
baik.

V. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Dari hasil penelitian dapat Ahamad, H. A, S.S, Yadalam and D.
disimpulkan bahwa: A. Roland. 2003. Calcium
Requirements of Bovenes
1. Pertambahan bobot badan pada
Hens. International Journal of
ayam broiller, dengan rataan
Poultry Science, 2: 417-480.
tertinggi pada perlakuan P3 =
Penambahan Kalsium0,015 % +
Amrullah, 2004.Beternak Itik
98,5 % pakan komersil dengan
Komersial.Yogyakarta :
jumlah 1,60 gr/ekor, yang
Kanisus.
terendah di jumpai pada
perlakuan P0=Tanpa
Anggorodi, R. 1985. Kemajuan
penambahan kalsium 0% dengan
Mutakhir dalam Ilmu Makanan
jumlah 1,23 gr/ekor dan pada
Ternak Unggas. PT. Gramedia.
analisis sidik ragam
Jakarta.
menunjukkan bahwa perlakuan
berpengaruh sangat nyata
Bozkurt dkk. 2004. Effect of Dietary
(P>0,05).
Concentration Meat and Bone
2. Sedangkan Konversi pakan
Meal on Broiler Chickens
tersebut berbeda jauh antara
Performance. International
semua perlakuan namun
Journal of Poultry Science, 3
konversi pakan pada perlakuan
(11): 719-723.
P3 = Penambahan Kalsium 0,015
% gr/ekor/hari + 98,5 % dengan
Demir, E., S. Sarica, A. Sekeroglu,
rataan 1.60 pakan komersil
M. A. Ozcanand Y. Seker.
cenderung lebih baik karena
2004. Effects of early and late
memiliki konversi pakan yang
feed restriction or feed
optimal dari perlakuan lainnya.
withdrawal on growth
Saran performance, ascites and blood
constituents of broiler
Penelitian ini membuktikan bahwa chickens. J. Acta Agric. Scand.
pengunaan kalsium dapat digunakan 54:152-258.
sebagai pemacu berat karkas ayam
16

Ditjennak, 2006. 28 Hari Panen tornsuk, dan L. Suntornsuk.


Ayam Broiler (Lebih Cepat 2006. Physical and Chemical
Panen Berkat Probiotik dan Properties of Fish and Chicken
Herbal). AgroMedia Pustaka. Bone as Calcium Source for
Jakarta Mineral Supplements.
Songklanakarin j.Sci.
Fadilah R, Polana A. 2004. Aneka Technology. Thailand. Volume
Penyakit Pada Ayam dan Cara 28(2):327335.
Mengatasinya. Jakarta,
Agromedia Pustaka.

Gary, D. B, and D. M. Richard.


2003. Egg Specific Gravity-
Designing A Monitoring
Program. Poultry Veterinarian,
Poultry Nutrition, Dairy and
Poultry Science Department,
University of Florida,
Gainesville.
Lacy, M. dan Vest, L.R. 2000.
Improving feed conversion in
broiler : a guide for
growers.http://www.ces.uga.ed
u/pubed/c:793-W.html. [6
Januari 2007].
Hafni, W., D. Pujiastuti, dan W.
Harjupa. 2015.Analisis
variabilitas temperatur udaradi
daerah Kototabang periode
2003 –2012. J. Fisika Unand. 4
(2) : 185-192.
Haryadi, F.T. dan Wihandoyo. 2005.
Studi kelayakan ekonomi dan
pemanfaatan pakan pengisi dan
phenomena compensatory
growth pada peternakan ayam
pedaging. Buletin Peternakan
29(1): 26-34.
Mide, 2007. Ilmu Makanan Ternak
Dasar. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Phiraphinyo, P.S. Taepakpurenat, P.


Lakkanatinaporn, W. Sun-

Anda mungkin juga menyukai