Anda di halaman 1dari 2

2.

2 Dampak Reformasi

a) Kebebasan Menyampaikan Pendapat


Setelah reformasi, orang-orang bebas untuk mengemukakan pendapatnya.  Presiden
BJ Habibie memberikan ruang bagi siapapun yang ingin menyampaikan pendapat,
baik dalam bentuk rapat umum maupun unjuk rasa atau demonstrasi.  Namun, bagi
mahasiswa yang akan melakukan aksi unjuk rasa, terlebih dulu diharuskan untuk
mendapatkan izin dari pihak kepolisian dan menentukan lokasi di mana demonstrasi
dilakukan. Hal ini dilakukan karena mengacu dengan UU No. 28 Tahun 1997 tentang
Kepolisian Republik Indonesia. 

b) Masalah Dwifungsi ABRI


Setelah reformasi dilaksanakan, peran ABRI di perwakilan rakyat DPR mulai
dikurangi secara bertahap, yaitu dari yang tadinya berjumlah 75 orang menjadi 38
orang.  Dahulu, ABRI terdiri dari empat angkatan, yakni Angkatan Darat, Angkatan
Laut, Angkatan Udara, dan Kepolisian RI.  Namun, sejak tanggal 5 Mei 1999, Polri
telah memisahkan diri dari ABRI dan berganti nama menjadi Kepolisian Negara,
istilah ABRI juga berubah menjadi TNI. 

c) Reformasi Bidang Hukum


Pada masa pemerintahan BJ Habibie dilakukan reformasi di bidang hukum, di mana
reformasi hukum ini disesuaikan dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat. 
Tindakan BJ Habibie terkait reformasi hukum ini pun disambut dengan baik oleh
masyarakat luas, karena reformasi hukum ini mengarah kepada tatanan yang
diharapkan masyarakat. Selama masa Orde Baru, karakter hukum yang berlaku di
Indonesia cenderung bersifat konservatif, ortodoks, dan elitis.  Hukum ortodoks
sendiri merupakan hukum yang bersifat tertutup, sehingga masyarakat tidak memiliki
peran sama sekali di dalamnya.  Hukum pada masa Orde Baru ini pun kemudian
dianggap sebagai bentuk hukum yang mengebiri Hak Asasi Manusia (HAM).  Oleh
karena itu, hukum di era Orde Baru tidak lagi diterapkan pada masa reformasi, karena
di era ini, BJ Habibie ingin menciptakan hukum yang dapat menjamin keamanan
perlindungan HAM. 
Memang tidak dipungkiri ada dampak positif dari Reformasi yaitu : Pertama, Mendorong
kehidupan politik yang terbuka, dinamis, dan demokratis, dan Kedua, tingginya minat dan
partisifasi  masyarakat dalam pengelolaan negara (Parpol, Ormas/LSM dan Independent).

Walau di barengi dengan dampak negative yang tak kalah bombastisnya yaitu,  semangat
nasionalisme semakin berkurang, kebebasan yang kebablasan, lebih lengutamakan 
kepentingan pribadi/golongan, terancamnya integritas nasional, bangsa Indonesia terjebak
dalam konflik sosial (vertikal / Horizontal) demo anarkis, kritik hujat menghujat, tuntutan
merdeka dan separatisme dan terjadinya Konflik sosial  akibat dari ketidak adilan dan ketidak
merataan pembangunan (Disparitas)

DAFTAR PUSTAKA

Distian, Emita. (2018). Masa Reformasi. Pontianak: Derwati Press.

Anda mungkin juga menyukai