Anda di halaman 1dari 2

Pelatihan Lanjutan Perwakilan OPD Wilayah Pengadilan Dampingan SAPDA

Waktu : 13.00-16.00
Tempat : Platform Zoom Meeting
Pembicara 1 : Anastasia Kiki
Hak korban:
Restitusi: Ganti rugi yang diberikan oleh pelaku atau orang ketiga
Kompensasi: Ganti rugi oleh negara
Rehabilitasi: Pelatihan dari instansi/ pemerintah
UU No.8 Tahun 2016 tentang hak disabilitas
 Pasal 5 ayat 2D: perempuan dengan disabilitas memiliki hak perlindungan lebih
dari tindak kekerasan termasuk eksploitasi seksual
 Pasal 5 ayat 3A: Mendapatkan perlindungan khusus dari diskriminasi, pelecehan
dan eksploitasi dan kejahatan seksual.
UU No.12 tahun 2022 tentang tindak pidanan kekerasan seksual
 Pasal 7 ayat 2 pelecehan seksual non fisik merupakan delik aduan bagi korban
penyandang disabilitas atau anak
 Pasal 14 ayat 3 kekerasan seksual berbasis elektronik bukan dilik aduan bagi
penyandang disabilitas atau anak
 Pasal 14 ayat 5 dalam hal korban ks berbasis elektronik merupakan anak atau pd
adanya kehendaknatau persetujuan korban tidak menghapuskan tuntutan pidana
Pembicara 2:Ipda Apri Sawitri SH (kepala unit perlindungan anak dan perempuan
Polda DIY)
Sekilas tentang PPA: Unit Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak adalah pusat
pelayanan yang terintegrasi dalam upaya pemberdayaan perempuan di berbagai
bidang pembangunan, serta perlindungan perempuan dan anak dari berbagai
diskriminasi dan tindak kekerasan, termasuk perdagangan orang yang dibentuk oleh
pemerintah atau berbasis masyarakat.
Skema dari pelaporan pelaku hingga persidangan:

Pasal mengenai difabel dan pelaku:

“Tidak dapat dipidana barangsiapa melakukan suatu perbuatan yang tidak dapat

dipertanggung jawabkan kepadanya, karena akalnya kurang sempurna atau sakit

berubah akal.” Ketentuan ini dikenal dengan alasan pemaaf pelaku tindak pidana

karena dianggap kurang sempurna akalnya.

Hak korban
Pasal 50 sampai dengan 68 KUHAP: mengatur mengenai juru bahasa isyarat untuk
membatu korban. Hal ini mengacu kepada UU no 177.

Anda mungkin juga menyukai