OPTIK METROPOLITAN
Dosen Pembimbing :
Oleh :
NUR HAMIDHA
202001019
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Higiene Saitasi Perusahaan yang
berjudul Identifikasi Bahaya di Tempat Kerja di Optik Metropolitan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
Pembimbing Retno Adriyani, ST, M.Kes pada bidang studi mata kuliah Higiene Sanitasi
Perusahaan. Selain itu, Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Retno
Adriyani, ST, M.Kes karena makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang sanitasi di tempat kerja bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Nur Hamidha
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………... ii
A. Kesimpulan …………………………………………………………………… 11
B. Saran ………………………………………………………………………….. 12
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………..13
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya penyakit
akibat kerja. Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan
terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat
mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja.
B. Tujuan Survey
C. Manfaat
A. Identitas Perusahaan
Optik Metropolitan terletak di Jl. Kapas krampung No.12 Surabaya, Jawa Timur. Mulai
didirikan pada tahun 2012 dan memiliki bidang usaha kacamata (frame) dan lensa kacamata.
Produk/barang dan jasa yang disediakan oleh Optik Metropolitan antara lain :
1. Pemilik Usaha
Pemilik usaha mempunyai fungsi seperti memutuskan visi dan misi perusahaan,
kebijakan perusahaan, segmen pasar yang dituju, penentuan supplier, harga jual suatu produk,
pengangkatan dan pemecatan karyawan dan keputusan – keputusan penting lainnya.
2. Devisi Teknis
Menangani masalah – masalah teknis yang berkaitan dengan jasa perbaikan, pemasangan,
dan pembuatan kacamata serta lensa. Divisi ini juga menangani pemeriksaan mata dan
menentukan spesifikasi Teknik lensa yang sesuai untuk customer.
3. Devisi Keuangan
Bertugas mengerjakan hal – hal yang berhubungan dengan keuangan seperti melakukan
pencatatan keuangan dan memiliki wewenang mengeluarkan dana guna keperluan-keperluan
operasional took seperti pembelian stok bingkai kacamata dan lensa, gaji pegawai, mencatat
penerimaan dan pengeluaran toko, penjualan kacamata dan aksesoris lainnya. Pemilik juga
turun tangan langsung Dalam penanganan divisi ini.
4. Divisi Pelayanan
BAB III
PELAKSANAAN SURVEY
Uraian Kegiatan :
B. Pelaksanaan Kegiatan
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti guna
memperoleh data sesuai dengan tujuan penelitian. Data dan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan beberapa teknik, yaitu:
1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses pengamatan dengan pencatatan yang dilakukan
secara sistematis, logis objektif serta dan rasional berkaitan dengan berbagai
fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya, maupun dalam situasi buatan
untuk mencapai tujuan tertentu
2. Wawancara
Wawancara merupakan proses komunikasi yang cukup menentukan dalam
keberhasilan suatu penelitian. Diperlukan keterampilan peneliti dalam
berkomunikasi dengan responden, sehingga memberikan rasa aman dan nyaman
pada responden untuk memberikan jawaban dan penjelasan yang benar. Pada
penelitian ini wawancara dilakukan dalam bentuk semi struktur yaitu pertanyaan
yang diajukan sudah terstruktur dalam pedoman wawancara kemudian satu
persatu pertanyaan diperdalam untuk memperoleh keterangan lebih lanjut.
6
Pengolahan Data
a. Pedoman observasi
b. Pedoman wawancara.
Identifikasi bahaya upaya sistematis untuk mengetahui potensi bahaya yang ada di
lingkungan kerja. Organisasi harus menetapkan metode identifikasi bahaya yang akan
dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa aspek antara lain :
Lingkup identifikasi bahaya yang dilakukan, misalnya meliputi sluruh bagian, proses
atau peralatan kerja atau aspek K3 seperti bahaya kebakaran, penyakit akibat kerja,
kesehatan, dan lainnya.
Bentuk identifikasi bahaya, misalnya bersifat kualitatif atau kuantitatif
Waktu pelaksanaan identifikasi bahaya, misalnya di awal proyek, pada saat operasi.
pemeliharaan atau modifikasi sesuai dengan siklus atau daur hidup organisasi.
Metode terbaik untuk mengidentifikasi bahaya adalah cara proaktif, atau mencari bahaya
sebelum bahaya tersebut menimbulkan akibat atau dampak yang merugikan. Tindakan
proaktif memiliki kelebihan :
Selanjutnya diperlukan analisis dan penilaian terhadap potensi bahaya tersebut untuk
memprediksi langkah atau tindakan selanjutnya terutama pada kemungkinan potensi bahaya
tersebut menjadi suatu risiko.
1. Mencari informasi data potensi bahaya
Upaya ini dapat dilakukan misalnya melalui kepustakaan, mempelajari MSDS, petunjuk
teknis, standar, pengalaman atau informasi lain yang relevan
2. Analisis risiko
Dalam kegiatan ini, semua jenis resiko, akibat yang bisa terjadi, tingkat keparahan,
frekuensi kejadian, cara pencegahannya, atau rencana Tindakan untuk mengatasi risiko
tersebut dibahas secara rinci dan dicatat selengkap mungkin. Ketidaksempurnaan dapat
juga terjadi, namun melalui upaya sistematik, perbaikan senantiasa akan diperoleh.
3. Evaluasi risiko
Memprediksi tingkat risiko melalui evaluasi yang akurat merupakan langkah yang sangat
menentukan dalam rangkaian penilaian risiko. Konsultasi dan nasehat dari para ahli
seringkali dibutuhkan pada tahap analisis dan evaluasi risiko.
4. Menentukan langkah pengendalian.
Apabila dari hasil evaluasi menunjukkan adanya risiko membahayakan bagi
kelangsungan kerja maupun Kesehatan dan keselamatan pekerja perlu di tekunkan
langkah pengendalian yang dipilih dari berbagai cara seperti.
Insiden. Insiden yang mengakibatkan cidera fisik atau kerusakan harta benda, tipe
kecelakaan kerja antara lain : terbentur, terjatuh ke bawah atau pada permukaan
yang sama, terjepit, terperangkap, terpeleset, panas, dingin, radiasi, kebisingan,
kontak dengan bahan-bahan berbahaya dan beban kerja yang berlebihan.
Kerugian. Akibat rentetan faktor sebelumnya akan mengakibatkan kerugian pada
manusia itu sendiri, harta benda atau properti. Kerugian-kerugian yang penting
dan tidak langsung adalah terganggunya proses produksi yang berakibat
menurunnya produktivitas.
10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko yang dilakukan merupakan salah
satu dari upaya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga dapat meminimalisir
adanya kecelakaan kerja di Optik Ideal Bandar Lampung. Dari hasil identifikasi, penilaian
dan pengendalian risiko di bagian produksi, maka disimpulkan bahwa :
Identifikasi bahaya yang dilakukan oleh Optik Ideal Bandar Lampung dilakukan dengan
mempertimbangkan hazard atau bahaya yang ada dalam setiap kegiatan, Bahaya yang ada
diantaranya : Machinery Entrapment Hazard, Fire Hazard, Noise Hazard, LEV Hazard, dan
Manual Handling Hazard atau Ergonomic Hazard
Pengendalian risiko yang dilakukan oleh Optik Ideal Bandar lampung dilakukan dengan
identifikasi bahaya dalam setiap tahap, kemudian penilaian risiko untuk mengetahui nilai
risiko dari setiap tahap yang meliputi risiko tinggi, sedang, dan rendah. Cara yang dilakukan
dalam pengendalian risiko bahaya di Optik Ideal Lampung, antara lain, Yaitu :
1. Pengadaan training berupa training alat pelindung diri untuk meningkatkan kesadaran
akan pentingnya pemakaian alat pelindung diri bagi keselamatan tenaga kerja
2. Penyediaan alat pemadam kebakaran, kotak alat pelindung diri, dan kotak P3K
3. Pengawasan risiko ditinjau ulang paling sedikit setahun sekali.
4. Penghargaan K3 untuk tenaga kerja dalam disiplin pemakaian alat pelindung diri.
5. Penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dengan tipe potensi bahaya yang ada
sehingga tenaga kerja terlindung dari potensi bahaya yang timbul dalam aktivitas
pekerjaannya.
11
B. Saran :
1. Sebaiknya ada peringatan kepada tenaga kerja yang tidak memakai alat
pelindung diri ketika bekerja
2. Sebaiknya lebih ditingkatkan tentang awareness penggunaan alat pelindung diri
untuk tenaga kerja bagian workshop maintenance engineering.
3. Sebaiknya perlu adanya training alat pelindung diri secara rutin untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemakaian alat pelindung diri bagi
keselamatan tenaga kerja karena training alat pelindung diri belum dilaksanakan
dengan rutin.
4. Sebaiknya perlu adanya pembentukan ketua di setiap shift kerja yang
bertanggung jawab untuk pendisiplinan penggunaan alat pelindung diri.
12
LAMPIRAN
Checklist
Checklist ini dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan housekeeping yang diterapkan di perusahaan
Suhu Udara dan Kelembapan ya Temperatur yang nyaman akan membuat karyawan bekerja dengan
nyaman dan mampu menghasilkan output sesuai dengan yang
diharapankan.
Pencahayaan ya Diberi lampu, Penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan akan
membantu menciptakan semangat dan kegairahan kerja.
Tekanan Udara ya Sirkulasi atau pertukaran udara yang baik akan menyehatkan badan dan
pikiran.
Terkena Benda Tajam ya Peralatan memotong lensa di simpan di tempat yang aman
Kebersihan Lingkungan Kerja ya Disapu dan juga di pel setiap harinya, Kebersihan lingkungan kerja secara
tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja dan kenyamanan seorang
karyawan.
B. Hazard Biologis
Virus ya Jenis – jenisnya seperti : HIV AIDS, influenza, dan hepatitis, covid – 19
C. Hazard Fisiologis
Tata Ruang Kerja ya Tidak terhalang oleh etalase optik, Tata ruang atau penataan ruangan yang
ada di dalam ruang kerja akan memengaruhi kenyamanan karyawan
dalam bekerja.
Pengaturan Shift ya Dibuat hanya satu shift yaitu dimulai dengan jam kerja dari jam 09.00 –
18.00
Pekerja Sering ya Pekerja sering membungkuk karena menggosok lensa atau memfaset
Membungkuk/Menjangkau/Jongkok
Kebersihan Lantai ya Bersih dan kering juga berkeramik dapat Mengurangi kecelakaan di
tempat kerja, akan meminimalisir kecelakaan dan cedera di tempat kerja,
seperti terpeleset atau terjatuh di lantai basah.
D. Hazard Sosio-Psikologis
Hubungan Interpersonal Dengan Karyawan Lain ya Ketika hubungan sesama karyawan baik maka karyawan akan nyaman
ketika bekerja sehingga dapat menghasilkan output yang tinggi. Begitu
pula sebalinya.
konflik batin dengan lingkungan yang ada di ya Contohnya: aksi bullying, kata-kata kasar dari rekan kerja, tekanan dan
tempat kerja himpitan pekerjaan, deadline pekerjaan yang tidak masuk akal,
persaingan kerja tidak sehat, kerjaan yang monoton, jenjang karir tidak
bagus, alat bantu kerja yang tidak memadai, dll
E. Hazard Kimiawi
Debu ya Etalase optik di bersihkan setiap hari agar tidak banyak debu yang
menempel dan noda membandel
F. Hazard Ergonomi
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/32872921/MAKALAH_IDENTIFIKASI_BAHAYA_docx
https://www.scribd.com/document/361619127/Makalah-Identifikasi-Bahaya-emy-Ariviana-
r0215036
https://core.ac.uk/download/pdf/16507986.pdf
https://galihendradita.wordpress.com/2019/12/05/pengendalian-risiko-kesehatan-dan-
keselamatan-kerja-dalam-faskes-dan-fktp-lain/
https://firecek.com/environmental-hazard-di-tempat-kerja/