Anda di halaman 1dari 5

STUDI KASUS

PENINGKATAN
HARGA
MINYAK GORENG
DISAAT PANDEMI
COVID-19
Presentasi oleh Indira Putri
STUDI KASUS EKONOMI MIKRO

PENDAHULUAN
Sejak akhir tahun 2021 , sejumlah komoditas mengalami
peningkatan harga yang signifikan, termasuk minyak goreng. Pada
30 Januari 2022, harga minyak goreng berkisar Rp18.700 sampai
Rp20.800 per kilogramnya.

Peningkatan harga minyak goreng yang cukup tajam tentunya


membuat masyarakat khawatir apalagi tidak sedikit
perekonomian Masyarakat terkena dampak pandemi .
Permasalahan ini tentu saja menjadi pertanyaan besar dan beban
berat bagi masyarakat khususnya masyarakat menengah ke
bawah. Selain itu, rumah tangga, UMKM, dan industri kuliner
sangat bergantung pada minyak goreng, sehingga kenaikan harga
tersebut dapat menyebabkan biaya produksi menjadi lebih tinggi.
STUDI KASUS EKONOMI MIKRO

PENYEBAB
PENYEBAB NAIKNYA
NAIKNYA HARGA
HARGA
MINYAK
MINYAK GORENG
GORENG
Sebagian besar produsen minyak goreng tidak berintegrasi dengan produsen CPO
sehingga dalam pembelian bahan bakunya mengikuti harga pasar lelang dalam negeri
yang berkorelasi dengan harga pasar dunia.

Penyebab 1 Penyebab 2 Penyebab 3

lonjakan harga crude palm Kebijakan mandatory B30


Penurunan produksi CPO dan
oil (CPO) menjadi US$ yang mana kebijakan
terhambatnya arus logistik akibat
1.340/MT sehingga harga untuk mencampurkan
Covid-19 menyebabkan
produk turunannya turut minyak sawit sebanyak
penurunan pasokan minyak sawit.
menaik. 30% pada solar.
STUDI KASUS EKONOMI MIKRO

FAKTA
SOLUSI.
LAPANGAN Pemerintah membuat sebuah kebijakan dan
peraturan untuk mendukung pemerataan
Reaksi masyarakat yang sangat antusias ekonomi. Yaitu dengan pemberian Subsidi.
akan turunnya harga minyak menyebabkan
stok minyak goreng di pasaran langka. Apa
Pemerintah melakukan intervensi pasar terhadap harga minyak goreng
yang menyebabkan hal ini terjadi? Nah, hal dengan menetapkan minyak goreng satu harga dengan menetapkan
ini terjadi karena perilaku panic buying yang batas maksimum (price ceiling) harga minyak goreng pada harga
Rp14.000 per liter.
terjadi di masyarakat. Masyarakat selaku
konsumen berbondong-bondong membeli
minyak goreng dalam jumlah banyak karena
Masyarakat selaku komsumen menghindari
takut harga minyak goreng naik lagi perilaku Panic Buying dan membeli minyak
sehingga pasokan minyak goreng yang goreng seperlunya
diperkirakan cukup oleh pemerintah tidak
bisa menutupi permintaan yang ada. kita harus menjadi konsumen yang bijak, mari kita jaga stabilitas harga
dan ketersediaan minyak goreng dengan membeli secukupnya dan
hindari panic buying
STUDI KASUS EKONOMI MIKRO

SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai