Anda di halaman 1dari 17

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/317115063

PERAN MODAL MANUSIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL


DI JAWA

Article · April 2017


DOI: 10.21831/economia.v13i1.13323

CITATIONS READS

6 4,920

1 author:

Aminuddin Anwar
Universitas Islam Indonesia
7 PUBLICATIONS   12 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Article Journal View project

All content following this page was uploaded by Aminuddin Anwar on 14 June 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Peran Modal Manusia …. (Aminuddin Anwar)

PERAN MODAL MANUSIA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONAL DI JAWA

Aminuddin Anwar
Universitas Islam Indonesia, Indonesia
Email: aminuddin.anwar@uii.ac.id

Abstrak: Peran Modal Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional di Jawa.


Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris peran sentral modal manusia
terhadap pertumbuhan ekonomi. Kontribusi tersebut difokuskan di Pulau Jawa karena
menjadi pusat aktivitas perekonomian di Indonesia sehingga perlu dianalisis kontribusi
pengembangan modal manusia terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Penelitian
ini menggunakan metode panel data pada 114 kabupaten dan kota di Pulau Jawa
selama periode 2004-2013. Indikator modal manusia yang digunakan dalam penelitian
ini adalah rata-rata lama sekolah untuk pendidikan dan angka harapan hidup untuk
kesehatan. Hasil estimasi menunjukkan bahwa pendidikan dan kesehatan memiliki
kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Hal ini mengindikasikan
peran penting pendidikan sebagai salah satu sumber utama untuk mencapai
pembangunan ekonomi yang lebih baik. Temuan lain dari penelitian ini adalah adanya
peran positif dari investasi dan kontribusi yang cenderung negatif dari adanya
desentralisasi fiskal.

Kata kunci: Pertumbuhan Ekonomi Regional, Modal Manusia, Panel Data, Jawa

Abstract: The Role of Human Capital Toward Regional Economic Growth in Java. The
aim of this study is to provide empirical evidence of the central role of human capital
in economic growth. The contribution of this study is focused on Java island as a center
of economic activities in Indonesia that needs to be analyzed the contribution of
human capital development to the growth of regional economies. This study uses
panel data on 114 counties and cities in Java during the period 2004-2013. Human
capital indicators employed in this study is the average length of school for education
and life expectancy for health. The estimation results indicate that education and
health have a positive contribution to regional economic growth. Its shows the critical
role of education as one of the primary sources to achieve better economic
development. Another finding of this study is the positive role of investment and tends
to be a negative contribution of the fiscal decentralization.

Keywords: Regional Economic Growth, Human Capital, Panel Data, Java

PENDAHULUAN menjadi salah satu sumber awal dalam


Modal manusia memiliki peran sentral dalam pembangunan yang berkelanjutan. Menurut
pembangunan ekonomi, selain adanya (Mincer, 1996) Hubungan timbal balik antara
modal fisik yang memberikan efek terhadap pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan
pembangunan ekonomi. Di sisi lain modal modal manusia mungkin menjadi kunci
manusia cenderung akan memberikan efek penting untuk pertumbuhan ekonomi yang
yang akumulatif dan jangka panjang berkelanjutan. Pembangunan tersebut tidak
dibandingkan dengan modal fisik. Akumulasi hanya berkontribusi pada satu aspek saja
modal manusia diharapkan mampu untuk yaitu pertumbuhan ekonomi tetapi mampu

79
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017

untuk memberikan kontribusi terhadap neoklasik, spesifikasi yang mengasumsikan


aspek lain seperti kesejahteraan dan skala hasil konstan, diminishing returns
pengurangan kemiskinan. Menurut (Becker, setiap masukan, dan beberapa elastisitas
2002) keberhasilan ekonomi individu serta positif dan substitusi antara input. Peran
keseluruhan ekonomi tergantung pada modal manusia dalam memahami
seberapa luas dan efektif orang berinvestasi pertumbuhan ekonomi suatu negara atau
dalam diri mereka sendiri serta adanya daerah dalam suatu negara merupakan
teknologi dapat menjadi pendorong ekonomi pengembangan dari adanya teori ekonomi
modern, terutama dari sektor teknologi modern yaitu model pertumbuhan endogen
tinggi, tetapi modal manusia merupakan (endogenous growth model). Salah satu teori
bahan bakarnya. pertumbuhan endogen yang fokus
Secara konseptual menurut beberapa membahas peran modal manusia yaitu
ekonom seperti (Becker, 2002) modal (Lucas, 1988) dan (Romer, 1990), dalam
manusia didefinisikan sebagai pengetahuan, model ini penambahan modal fisik dan
informasi, ide, keahlian dan kesehatan dari tenaga kerja (yang tidak terdidik) serta
seorang individu. Sementara itu (Acemoglu & adanya modal manusia sebagai input dalam
Autor, 2005) mendefinisikan modal manusia fungsi produksi.
sebagai suatu hal yang berhubungan dengan Studi awal pertumbuhan ekonomi selalu
bekal pengetahuan atau karakteristik pekerja mengacu pada penelitian yang dilakukan
yang dimiliki (baik bawaan atau diperoleh) oleh (Solow, 1956) yang memberikan model
yang memberikan kontribusi yaitu dasar pertumbuhan ekonomi dimana
“produktivitas”. Perkembangan ide tentang tabungan menjadi pendorong utama
kontribusi modal manusia dijelaskan oleh pertumbuhan ekonomi. Perkembangan
(Cohen & Soto, 2007) dimana ide bahwa analisis pertumbuhan ekonomi memberikan
modal manusia dapat menyebabkan landasan tentang peran modal manusia
pertumbuhan berkelanjutan merupakan sebagai salah satu bagian penting dalam
salah satu kritik yang dimunculkan dari meningkatkan pertumbuhan ekonomi
literatur “new growth” yang diinisiasi oleh (Mincer, 1984; Becker et al., 1990). Beberapa
(Lucas, 1988) dan (Romer, 1990). penelitian lanjutan yang memberikan analisis
Secara teoretis pendekatan awal untuk pengaruh modal manusia terhadap
menganalisis pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi dilakukan oleh
menurut teori pertumbuhan ekonomi neo- (Mankiw et al., 1992) menggunakan
klasik oleh (Solow, 1956) dan (Swan, 1956), augmented Solow growth model dengan
dimaknai sebagai fungsi dari tenaga kerja, modal manusia sebagai faktor produksi
modal fisik dan adanya faktor eksogen dari tambahan sementara itu model
teknologi. Menurut (Barro & Martin, 2004) pertumbuhan endogen (Lucas, 1988; Romer,
kontribusi penting dari Solow (Solow, 1956) 1990) juga menghubungkan modal manusia
dan (Swan, 1956), adalah aspek kunci dari dan adopsi teknologi sebagai faktor penting
model ini yaitu bentuk fungsi produksi dalam meningkatkan pertumbuhan. Selain

80
Peran Modal Manusia …. (Aminuddin Anwar)

itu, penelitian lanjutan dari (Benhabib & dari produktivitas dirinya sendiri tetapi
Spiegel, 1994) misalnya telah menemukan merupakan bagian dari produktivitas pekerja
adanya hubungan yang lemah antara lain pada level keahlian tertentu.
pertumbuhan dan peningkatan sumber daya Peningkatan kesejahteraan memiliki
manusia diukur dalam hal pencapaian implikasi yaitu semakin mengurangi tingkat
pendidikan. Sementara itu penelitian dari kemiskinan dan pengangguran yang mungkin
(Pritchett, 2001) menunjukkan hasil yang terjadi dari adanya modal manusia yang
sama dengan menggunakan dataset yang terus berkembang. Kontribusi penting
berbeda dan pengujian model yang lebih lanjutan dari adanya kualitas modal manusia
luas. yang baik adalah kontribusi antar generasi
Kontribusi modal manusia dapat yang dimunculkan dari adanya semakin
dianalisis dari dua perspektif yaitu secara meningkatnya kualitas sumberdaya manusia
mikro dan makro. Sudut pandang mikro pada masa-masa selanjutnya.
memandang bahwa modal manusia Pada negara berkembang seperti
merupakan bagian dari fungsi produksi pada Indonesia peran pemerintah sangat
individu yang selanjutnya berkaitan dengan dibutuhkan dalam mengembangkan kondisi
kualitas dari sumber daya manusia. kualitas sumber daya manusia. Hal tersebut
Pengetahuan dapat memberikan dampak akan berimplikasi pada adanya peningkatan
terhadap penguasaan teknologi dan adanya tingkat kesejahteraan masyarakat yang
inovasi yang dilakukan dalam hal proses kemudian diikuti dengan adanya
produksi. Hasil dari adanya pengetahuan peningkatan pertumbuhan ekonomi pada
tersebut adalah adanya efisiensi dalam level makro. Indonesia memiliki kondisi yang
proses produksi yang berpotensi pada heterogen di mana masing-masing daerah
peningkatan produktivitas. Di sisi lain adanya memiliki corak yang berbeda-beda. Kajian
keahlian akan menjadikan individu menjadi tentang kontribusi modal manusia ini
lebih kompeten dalam proses produksi memberikan analisis awal dan lanjutan
sehingga mendorong produktivitas. mengenai kondisi perekonomian di
Secara makro kontribusi modal manusia Indonesia. Penelitian empiris tentang
dapat dianalisis dari kontribusi secara mikro kontribusi modal manusia di Indonesia telah
yang teragregasi menjadi bagian dari dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain
pembangunan ekonomi nasional. (Brata, 2002), (Saepudin, 2011), dan (Farah &
Pembangunan tersebut berdampak dari Sari, 2014) pada level provinsi di Indonesia.
adanya peningkatan kesejahteraan yang Sementara itu penelitian lain dilakukan oleh
terindikasi pada peningkatan tingkat PDRB (Silva & Sumarto, 2015) untuk level
per kapita. Menurut (Lucas, 1988) modal kabupaten dan kota seluruh Indonesia.
manusia mempunyai efek produktivitas Ketika modal manusia menjadi salah satu
internal (internal productivity effect) dan faktor yang memiliki peran sentral maka
efek produktivitas eksternal (external pemerintah kemudian dapat mengeluarkan
productivity effect). Peningkatan modal kebijakan-kebijakan yang mampu untuk
manusia pada individu tidak hanya berasal meningkatkan dan mengakselerasi
81
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017

akumulasi modal manusia. Penelitian ini untuk pendidikan, 𝐻 adalah modal manusia
secara spesifik ingin memberikan bukti untuk kesehatan, 𝐿 merupakan tenaga kerja
empiris tentang kontribusi modal manusia dan 𝐴 adalah tingkat teknologi. Nilai dari 𝐿
yang dibedakan menjadi pendidikan dan dan 𝐴 akan tumbuh pada tingkat 𝑛𝑖𝑡 dan 𝑔𝑖𝑡 :
kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi 𝐿𝑖𝑡 = 𝐿𝑖0 𝑒 𝑛𝑖𝑡𝑡 (2)
pada kabupaten dan kota di Pulau Jawa. 𝐴𝑖𝑡 = 𝐴𝑖0 𝑒 𝑛𝑖𝑡𝑡 (3)
Lebih lanjut mengikuti (Knowles & Owen,
METODE 1995) yang mengasumsikan bahwa tingkat
Penelitian ini menggunakan unit analisis pertumbuhan 𝑛𝑖𝑡 dan 𝑔𝑖𝑡 ditentukan secara
pada level kabupaten dan kota yang ada di eksogen, maka nilai dari 𝑛𝑖𝑡 = 𝑛𝑖
Pulau Jawa Indonesia. Secara umum (diasumsikan sama untuk seluruh waktu
penelitian ini merupakan penelitian empiris untuk perekonomian daerah pada 𝑖), dan
yang menggunakan data sekunder yang 𝑔𝑖𝑡 = 𝑔 (nilainya sama untuk keseluruhan
diambil dari Badan Pusat Statistika. perekonomian daerah dan seluruh waktu).
Penelitian ini menggunakan data panel yaitu Sehingga nilai dari pertumbuhan tenaga
data gabungan antara cross section dan time kerja 𝐴𝑖𝑡 dan 𝐿𝑖𝑡 adalah 𝑛𝑖 + 𝑔.
series. Jumlah cross section pada penelitian Mendefinisikan 𝑠𝑘𝑖 𝑠𝑒𝑖 , dan 𝑠ℎ𝑖 sebagai
ini adalah 114 Kabupaten dan Kota di Pulau nilai pembagi konstan untuk output pada
Jawa yang mengacu pada data dasar di mana modal fisik, modal pendidikan dan modal
pemekaran daerah yang terjadi setelah 2004 kesehatan pada perekonomian 𝑖.
tidak menjadi bahan kajian pada penelitian Mendefinisikan 𝑘̅, 𝑒,
̅ dan ℎ̅ sebagai nilai stok
ini. Penelitian ini merupakan penelitian dari modal fisik, modal pendidikan dan modal
dengan data tahunan dengan rentang waktu kesehatan pada unit per tenaga kerja maka
yang digunakan adalah pada periode 2004 ditransformasikan bahwa 𝑘̅𝑖𝑡 = 𝐾/(𝐴𝐿)
sampai 2013. merupakan nilai modal fisik per jumlah
Secara teoretis penelitian ini mengadopsi tenaga kerja. 𝑒̅𝑖𝑡 = 𝐸/(𝐴𝐿) pendidikan per
model Augmented Solow Growth Model yang per jumlah tenaga kerja. ℎ̅𝑖𝑡 = 𝐻/(𝐴𝐿). Hal
dilakukan oleh Mankiw et al. (1992) yang yang sama dilakukan untuk nilai 𝑦̅𝑖𝑡 = 𝑌/
dikembangkan kembali oleh (Knowles & (𝐴𝐿) merupakan nilai output per jumlah
Owen, 1995) dengan menambahkan modal tenaga kerja. Sehingga output dari 𝑦 dapat
manusia dalam bentuk pendidikan dan ditulis kembali sebagai berikut:
kesehatan pada konteks data panel. Model 𝛼 𝛽 ̅𝛾
𝑦̅𝑖𝑡 = 𝑘̅𝑖𝑡 𝑒̅ ℎ (5)
𝑖𝑡 𝑖𝑡
ini mengasumsikan fungsi produksi agregat Proses dinamis dari nilai 𝑘, 𝑒, dan ℎ yaitu
dengan menggunakan fungsi Cobb-Douglas mengikuti proses di bawah ini:
untuk daerah 𝑖 dan periode waktu 𝑡
𝛽 𝛾
𝑘̅̇ = 𝑠 𝑦̅ − (𝑛 + 𝑔 + 𝛿)𝑘̅ =
𝑖𝑡 𝑘𝑖 𝑖𝑡 𝑖 𝑖𝑡
𝑌𝑖𝑡 = 𝐾𝑖𝑡𝛼 𝐸𝑖𝑡 𝐻𝑖𝑡 (𝐴𝑖𝑡 𝐿𝑖𝑡 )1−𝛼−𝛽−𝛾 , 0 < 𝛽 𝛾
𝑠𝑘𝑖 𝑘̅𝑖𝑡 𝑒̅𝑖𝑡 ℎ̅𝑖𝑡 −
𝛼
(𝑛𝑖 + 𝑔 + 𝛿)𝑘̅𝑖𝑡 (6)
𝛼, 𝛽, 𝛾 < 1 (1)
𝑒̅̇𝑖𝑡 = 𝑠𝑒𝑖 𝑦̅𝑖𝑡 − (𝑛𝑖 + 𝑔 + 𝛿)𝑒̅𝑖𝑡 =
Di mana 𝑌 merupakan output aggregat, 𝐾 𝛼 𝛽 ̅𝛾
𝑠𝑒𝑖 𝑘̅𝑖𝑡 𝑒̅ ℎ − (𝑛𝑖 + 𝑔 + 𝛿)𝑒̅𝑖𝑡
𝑖𝑡 𝑖𝑡 (7)
adalah modal fisik, 𝐸 adalah modal manusia

82
Peran Modal Manusia …. (Aminuddin Anwar)

ℎ̅̇𝑖𝑡 = 𝑠ℎ𝑖 𝑦̅𝑖𝑡 − (𝑛𝑖 + 𝑔 + 𝛿)ℎ̅𝑖𝑡 = Secara empiris untuk melakukan estimasi
𝛼 𝛽 ̅𝛾
𝑠ℎ𝑖 𝑘̅𝑖𝑡 𝑒̅ ℎ − (𝑛𝑖 + 𝑔 + 𝛿)ℎ𝑖𝑡 (8) berdasarkan model maka persamaan (13)
𝑖𝑡 𝑖𝑡
Di mana nilai 𝛿 adalah tingkat depresiasi dapat ditulis kembali menjadi:
(diasumsikan konstan sepanjang waktu 𝑙𝑛 𝑦𝑖𝑡 = 𝛼𝑖 + 𝛽1 𝑙𝑛 𝑠𝑘𝑖 + 𝛽2 ln 𝑒𝑖𝑡
+ 𝛽3 ln ln ℎ𝑖𝑡
untuk keseluruhan daerah). Maka akan
+ 𝛽4 𝑙𝑛(𝑛𝑖 + 𝑔 + 𝛿)
berimplikasi terhadap 𝑘̅, 𝑒,
̅ dan ℎ̅ konvergen
+ 𝛽5 𝑑𝑓𝑖𝑡 + 𝜇𝑡 + 𝜀𝑖𝑡
pada tingkat nilai steady state- nya yaitu
Isu utama yang menjadi perhatian dalam
𝑘̅ ∗ , 𝑒,
̅ ∗ dan ℎ̅∗ , sehingga:
1⁄
model modal manusia dan pertumbuhan
1−𝛽−𝛾 𝛽 𝛾 𝜃
𝑠𝑘𝑖 𝑠𝑒𝑖 𝑠ℎ𝑖 ekonomi ini adalah pengukuran dalam modal
𝑘̅𝑖∗ =( (𝑛𝑖 +𝑔+𝛿)
) (9)
manusia. Menurut (de la Fuente, 2006)
1−𝛼−𝛾 𝛾
1⁄
𝛼 𝜃
𝑠𝑘𝑖 𝑠𝑒𝑖 𝑠ℎ𝑖 kualitas data yang digunakan akan sangat
𝑒̅𝑖∗ =( (𝑛𝑖 +𝑔+𝛿)
) (10)
1⁄
menentukan arah hubungan modal manusia
𝛼 𝛽 1−𝛼−𝛽 𝜃
𝑠 𝑠 𝑠ℎ𝑖 dengan output perkapita. Pengukuran modal
ℎ̅𝑖∗ = ( 𝑘𝑖(𝑛𝑒𝑖+𝑔+𝛿) ) (11)
𝑖
manusia dapat dilakukan dengan stok modal
Nilai 𝜃 = 1 − 𝛼 − 𝛽 − 𝛾. Nilai 𝑝𝑖 = 𝑛𝑖 +
manusia, capaian pendidikan dan partisipasi
𝑔 + 𝛿. Melakukan substitusi persamaan (9),
pendidikan. Penelitian sebelumnya seperti
(10), dan (11) kedalam fungsi produksi (5)
(Mankiw et al., 1992) menggunakan model
dan mentransformasikannya menjadi bentuk
cross section untuk negara di Dunia.
logaritma natural maka didapatkan kondisi
Perkembangan yang dilakukan oleh
yang berimplikasi terhadap tingkat steady-
beberapa penelitian menggunakan analisis
state pendapatan per kapita:
panel untuk menjelaskan model
𝛼 𝛽
𝑙𝑛 𝑦𝑖𝑡 = 𝑙𝑛 𝐴𝑖0 + 𝑔𝑡 + 𝜃 𝑙𝑛 𝑠𝑘𝑖 + 𝜃 𝑙𝑛 𝑠𝑒𝑖 + pertumbuhan ekonomi dilakukan oleh
𝛾 1−𝜃 (Knowles & Owen, 1995) dan (Barro, 2001)
𝑙𝑛 𝑠ℎ𝑖 − 𝑙𝑛 𝑝𝑖𝑡 (12)
𝜃 𝜃
pada negara di Dunia, serta (Li & Huang,
Di mana nilai dari 𝑦 = 𝑌⁄𝐿 yaitu output
2009) pada daerah di China. Sementara di
perkapita. Menurut Mankiw et al. (1992)
Indonesia model cross section dilakukan oleh
persamaan (12) melakukan estimasi pada
(Brata, 2002) sementara (Saepudin, 2011),
tingkat pertumbuhan variabel. Dijelaskan
(Lubis, 2014) dan (Farah & Sari, 2014)
secara lebih lanjut bahwa terdapat cara
memodelkan dengan panel data pada level
alternatif untuk melakukan estimasi dengan
provinsi di Indonesia.
mensubstitusikan nilai 𝑠𝑒𝑖 dan 𝑠ℎ𝑖 dalam
Penelitian ini menggunakan stok modal
ukuran 𝑒𝑖∗ dan ℎ𝑖∗ ke dalam persamaan (12),
manusia yang direpresentasikan dari rata-
sehingga indikator modal manusia yang
rata lama sekolah dan angka harapan hidup.
digunakan menjadi nilai pada level:
Variabel lain yang digunakan pada penelitian
𝑙𝑛 𝑦𝑖𝑡 = 𝑙𝑛 𝐴𝑖0 + 𝑔𝑡 +
𝛼 𝛽 𝛾
ini adalah pertumbuhan ekonomi, indikator
𝑙𝑛 𝑠𝑘𝑖 + 1−𝛼 ln 𝑒𝑖∗ + 𝜃 ln ln ℎ𝑖∗ − 𝑙𝑛 𝑝𝑖𝑡 pendidikan, kesehatan, investasi dan
1−𝛼
(13) desentralisasi fiskal. Definisi secara lebih
jelas variabel-variabel tersebut dapat
dijelaskan dalam Tabel 1.
83
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017

Tabel 1. Definisi Operasional Variabel


Variabel Lambang Satuan Keterangan
Nilai PDRB per Kapita yit Juta Nilai PDRB per Kapita riil.
Rupiah
Rasio Investasi terhadap kit Milyar Total investasi (Penanaman Modal
PDRB per Kapita Rupiah Asing (PMA) dan Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN)) per PDRB per
Kapita
Pendidikan eit Tahun Rata-rata lama sekolah penduduk usia
15 tahun keatas.
Kesehatan hit Tahun Perkiraan lama hidup rata-rata
penduduk dengan asumsi tidak ada
perubahan pola mortalitas menurut
umur.
Rasio tingkat tabungan dan 𝑛𝑖 + 𝑔 + 𝛿 Rasio Rasio tabungan dan pertumbuhan
pertumbuhan penduduk penduduk
Desentralisasi Fiskal dfit Persen 𝐷𝐴𝑈𝑖𝑡
𝑑𝑓𝑖𝑡 = 𝑋 100%
𝑇𝑃𝐷𝑖𝑡

DAU = Dana Alokasi Umum


TPD= Total Penerimaan Daerah

Analisis data yang digunakan merupakan pada penelitian ini adalah Common Effect,
bentuk analisis regresi panel data. Panel data Fixed Effect dan Random Effects.
merupakan gabungan data cross section Berdasarkan tiga pendekatan utama
dan time series. Menggunakan panel data dalam model data panel yaitu Common
berarti melakukan analisis pada suatu Effect, Fixed Effect dan Random Effects,
observasi pada beberapa unit dengan rentang maka secara lebih lanjut menurut
waktu tertentu. Menurut Klevmarken (1989) (Widarjono, 2013), tentang model panel data
dan Hsiao (2003) dalam (Baltagi, 2005) dapat dijelaskan sebagai berikut.
menggunakan data panel memberikan
beberapa keuntungan yaitu mengendalikan Common Effect Model
heterogenitas individu, memberikan data Teknik ini merupakan teknik paling
yang lebih informatif, lebih variabilitas, sederhana dalam mengestimasi data panel
berkurangnya collinearity antar variabel, karena hanya dengan mengkombinasikan
derajat kebebasan dan efisiensi yang lebih data time series dan cross section. Pada
baik. Menurut (Widarjono, 2013), ketika model ini tidak diperhatikan dimensi waktu
menggunakan panel data maka akan maupun individu, sehingga diasumsikan
menghasilkan kombinasi estimasi seperti bahwa perilaku data perusahaan sama dalam
intersep dan slope dari koefisien yang berbagai kurun waktu. Metode ini bisa
berbeda-beda. Tiga pendekatan utama menggunakan pendekatan Ordinary Least
dalam model data panel yang digunakan Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil
untuk mengestimasi model data panel.

84
Peran Modal Manusia …. (Aminuddin Anwar)

Fixed Effect Model detail ketiga uji dalam model panel data
Karakteristik pada masing-masing cross dapat dijelaskan sebagai berikut:
section pada model common effect tidak
dapat ditangkap dalam model karena F-Test Statistic
mengasumsikan intersep dan slope yang Uji ini dilakukan untuk menguji antara
sama pada keseluruhan cross section. Pada apakah model yang terbaik merupakan
model fixed effect perbedaan antar individu model dengan asumsi slope dan intersep
dapat diakomodasi pada perbedaan yang sama atau model dengan asumsi slope
intersepnya. Untuk mengestimasi data panel sama tetapi intersep berbeda. Uji statistik F
model Fixed Effects menggunakan digunakan untuk menguji perbedaan dua
teknik variable dummy untuk menangkap regresi yaitu regresi dengan fixed effect dan
perbedaan intersep antar perusahaan, regresi dengan common effect. Hipotesis nol
perbedaan intersep bisa terjadi karena untuk uji ini adalah intersep adalah sama.
perbedaan budaya kerja, manajerial, dan
insentif. Namun demikian slopnya sama Lagrange Multipliers Test (LM Test)
antar perusahaan. Model estimasi ini sering LM test digunakan untuk mengetahui apakah
juga disebut dengan teknik Least Squares model Random Effect lebih baik daripada
Dummy Variable (LSDV). metode Common Effect (OLS) digunakan. Uji
signifikansi random effect dikembangkan
Random Effect Model oleh Breusch-Pagan dimana Breusch-Pagan
Pada model fixed effect penambahan untuk uji signifikansi model random effect
variabel dengan dummy variabel akan didasarkan pada nilai residual dari metode
memberikan konsekuensi berupa derajat OLS. Uji LM didasarkan pada distribusi chi-
kebebasan (degree of freedom) yang semakin square dengan degree of freedom sebesar
berkurang yang akan mengurangi efisiensi jumlah variabel independen. Jika nilai LM
pada parameter. Model random effect ini statistik lebih besar nilaik kritis statistik chi-
akan mengestimasi data panel di mana squares maka hipotesis nol ditolak yang
variabel gangguan mungkin saling berarti estimasi yang tepat dengan
berhubungan antar waktu dan antar menggunakan metode random effect
individu. Pada model random effect dibandingkan OLS.
perbedaan intersep diakomodasi oleh error
terms masing-masing cross section. Hausman Test
Uji spesifikasi model pada panel data Pemilihan model terakhir adalah memilih
diperlukan untuk mendapatkan model antara random effect atau fixed effect yang
terbaik yang dapat merepresentasikan terbaik sebagai alat untuk melakukan
kondisi dari data. Pada model panel data uji estimasi. Dua hal utama yang menjadi
spesifikasi model dilakukan melalui 3 tes pertimbangan adalah pertama, ada atau
yaitu Chow Test, LM Test, dan Hausman Test. tidaknya korelasi antara error terms dan
Menurut (Widarjono, 2013), secara lebih variabel independen, jika diasumsikan terjadi
korelasi antara error terms dan variabel
85
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017

independen maka model random effect lebih Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY dan Jawa
tepat. Kedua, berkaitan dengan jumlah Timur. Kondisi ketidakmerataan
sampel dalam penelitian, jika sampel yang pembangunan terjadi antar kabupaten dan
diambil adalah hanya bagian kecil dari kota di Pulau Jawa. Aspek penting lainnya
populasi maka akan mendapatkan eror terms adalah adanya infrastruktur dan fasilitas
yang bersifat random sehingga model publik yang lebih baik sehingga mampu
random effect lebih tepat. Secara formal uji menjadikan Pulau Jawa sebagai basis
yang dilakukan adalah uji Hausman. pembangunan sosial dan ekonomi. Kualitas
Hipotesis nol untuk uji Hausman didasarkan Infrastruktur kesehatan dan pendidikan serta
pada ide bahwa kedua metode yaitu OLS dan aksesnya cenderung terkonsentrasi di Pulau
GLS konsisten tetapi OLS tidak efisien. Jawa. Selain itu, kuantitas dan kualitas
Hipotesis alternatif yaitu metode OLS sumber daya manusia cenderung terpusat di
konsisten dan GLS tidak konsisten. Pulau Jawa. Perbandingan distribusi
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
HASIL DAN PEMBAHASAN modal manusia di Pulau Jawa dapat
Peranan Pulau Jawa sebagai fondasi utama ditunjukkan dari adanya perbedaan tingkat
pembangunan ekonomi Indonesia tidak pertumbuhan antar provinsi. Gambar 1
dapat diabaikan, maka penting untuk menunjukkan perbedaan kondisi
menganalisis kondisi Jawa dan berbagai pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa antar
faktor utama dalam pembangunan provinsi.
perekonomian nasional maupun lokal. Kondisi perekonomian pada level
Kemampuannya sebagai fondasi utama provinsi di Pulau Jawa ditampilkan pada
perekonomian di Indonesia dapat gambar 1. Indikator tersebut memberikan
ditunjukkan dari beberapa kontribusi utama gambaran bahwa terjadi ketimpangan dari
yang terjadi di Jawa. Pulau Jawa memiliki 6 sisi PDRB per Kapita sebagai indikator
Provinsi yang meliputi Banten, DKI Jakarta, aktivitas perekonomian. Kondisi

60,000.00

50,000.00

40,000.00

30,000.00

20,000.00

10,000.00

0.00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

BANTEN DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR DI YOGYAKARTA

Gambar 1. PDRB Per Kapita (dalam ribu rupiah) Per Provinsi di Jawa

86
Peran Modal Manusia …. (Aminuddin Anwar)

ketimpangan tersebut terlihat dari adanya dan 3 merupakan indikator utama dalam
rentang yang cukup tinggi antara Provinsi DKI menganalisis peningkatan pertumbuhan
Jakarta dengan provinsi lain di pulau Jawa. modal manusia di Pulau Jawa. Indikator pada
Secara umum peningkatan PDRB per Kapita gambar 2 merupakan indikator pendidikan
antar provinsi di Pulau Jawa tidak terlalu (Rata-rata Lama Sekolah) dan indikator pada
besar setiap tahunnya untuk daerah lain gambar 3 merupakan indikator kesehatan
selain DKI Jakarta. Pembangunan ekonomi di (Angka Harapan Hidup).
DKI Jakarta merupakan yang terbesar di Jawa Indikator rata-rata lama sekolah
karena memiliki sektor industri, perdagangan menunjukkan bahwa daerah yang memiliki
dan jasa yang baik. Selain itu, dukungan dari rata-rata lama sekolah 6 adalah mayoritas
daerah lain di sekitarnya menjadikan Jakarta penduduk suatu daerah memiliki tingkat
menjadi sentral aktivitas perekonomian. pendidikan setara Sekolah Dasar (SD)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sementara 9 adalah Sekolah menengah
merupakan indikator utama yang menjadi Pertama (SMP) dan 12 tahun adalah Sekolah
salah satu acuan dalam menganalisis Menengah Umum (SMU). Indikator
perkembangan pembangunan manusia pendidikan ini menunjukkan bahwa
suatu daerah. Kualitas modal manusia suatu walaupun DKI Jakarta dan Daerah Istimewa
daerah dapat dianalisis dengan melihat Yogyakarta merupakan dua daerah yang
kondisi kualitas pendidikan dan kesehatan. memiliki tingkat indikator tertinggi tetapi
Indikator tersebut dapat dianalisis dari maksimum tahun yang ditamatkan adalah
adanya kualitas fasilitas dan infrastruktur sekitar 11 tahun, yang berarti mayoritas
pendukung pendidikan dan kesehatan. penduduk berada rata-rata pada tingkat atas
Indikator lain yang secara spesifik atau SMU. Daerah lain seperti Banten, Jawa
menggambarkan kualitas suatu daerah Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur ternyata
adalah tingkat pendidikan dan kesehatan memiliki tingkat rata-rata sekolah di bawah 8
seperti terlihat dari adanya rata-rata lama tahun, hal ini mengindikasikan bahwa
sekolah dan angka harapan hidup. Gambar 2
12

10

0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

BANTEN DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR DI YOGYAKARTA

Gambar 2. Rata-rata Lama Sekolah (dalam tahun) per Provinsi di Jawa

87
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017

76
74
72
70
68
66
64
62
60
58
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

BANTEN DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH JAWA TIMUR DI YOGYAKARTA

Gambar 3. Angka Harapan Hidup (dalam tahun) per Provinsi di Jawa

mayoritas masyarakat masih merupakan Analisis deskriptif pada data ditunjukkan


lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). pada tabel 2. Hal utama yang ingin
Gambar 3 yang merupakan indikator ditunjukkan dan dianalisis pada analisis
kesehatan yang digambarkan melalui angka deskriptif adalah kondisi data yang tidak
harapan hidup pada provinsi di Pulau Jawa terdapat outlier yang dapat diindikasikan dari
menggambarkan terjadinya peningkatan dari tidak adanya data yang ekstrem pada
tahun ke tahun kondisi kesehatan. Tiap masing-masing variabel sehingga kondisi
provinsi menunjukkan kondisi yang semakin data diharapkan dapat merepresentasikan
meningkat, walaupun beberapa daerah hasil dari analisis penelitian ini.
seperti, Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur Hasil dari analisis deskriptif menunjukkan
merupakan tiga daerah yang memiliki nilai bahwa nilai mean untuk variabel PDRB per
terbawah dalam angka harapan hidup. DKI Kapita adalah 8.674117 dengan standar
Jakarta merupakan provinsi yang memiliki deviasi senilai 0.7592497. Nilai mean dari
tingkat angka harapan hidup tertinggi yang variabel modal manusia Pendidikan yaitu
diikuti oleh Daerah Istimewa Yogyakarta 2.018384 dengan standar deviasi 0.2074743,
(DIY). sementara Kesehatan mean sebesar
4.230685 dengan standar deviasi 0.0437481.

Tabel 2. Statistik Deskriptif


Variable Obs Mean Std. Dev. Min Max
ln_y 1140 8.674117 0.7592497 7.520582 11.77154
ln_rls 1140 2.018384 0.2074743 1.223775 2.447551
ln_ahh 1140 4.230685 0.0437481 4.080922 4.327966
ln_inv 688 -6.175986 2.422611 -13.95895 -1.065033
ln_ng 1140 -2.846507 0.4012535 -9.645361 -1.584355
desfis 1140 0.5446084 0.1801662 0.0005435 0.8448945

88
Peran Modal Manusia …. (Aminuddin Anwar)

Nilai untuk variabel investasi adalah mean ditunjukkan pada tabel 3 pada bagian uji
sebesar -6.175986 dengan standar deviasi Lagrange multipliers (LM-Test), uji Hausman
2.422611. Variabel kontrol yaitu rasio (Hausman Test) dan Chow Test. Ketiga uji
pertumbuhan penduduk dan tabungan tersebut untuk memberikan batasan
memiliki nilai mean sebesar -2.846507 sehingga dapat disimpulkan model mana
dengan standar deviasi 0.4012535 dan yang merupakan model terbaik. Setelah
Desentralisasi fiskal mean sebesar 0.5446084 mendapatkan model terbaik berdasarkan uji
dengan standar deviasi 0.1801662. Secara spesifikasi model tersebut maka langkah
umum kondisi ini menunjukkan bahwa data selanjutnya adalah menganalisis nilai
pada periode penelitian tidak terjadi adanya koefisien pada model tersebut sehingga
outlier yang ditunjukkan dari nilai mean, min dapat diinterpretasikan hasil yang
dan max. Pada indikator tersebut tidak didapatkan melalui analisis regresi panel
terlihat adanya data yang ekstrem pada data.
semua variabel penelitian yang diteliti. Langkah awal yang dilakukan dalam
Secara empiris untuk memberikan bukti menganalisis hasil output regresi pada model
bahwa modal manusia memiliki peran data panel yaitu dengan melakukan uji
terhadap pertumbuhan ekonomi regional spesifikasi model. Berdasarkan hasil uji LM-
diestimasi dengan menggunakan CE test didapatkan nilai p-value sebesar 0.000
(Common Effects), RE (Random Effects) dan untuk keseluruhan model sehingga dapat
FE (Fixed Effects). Model common effects disimpulkan bahwa antara model Common
merupakan model dasar yang digunakan Effects dan Random Effects model yang
untuk menganalisis dengan hanya dipilih adalah model Random Effects.
menggunakan metode Ordinary Least Square Selanjutnya Hausman test digunakan untuk
(OLS) dengan data yang tersusun secara menguji antar Random Effects dan Fixed
tersturktur. Panel data digunakan untuk Effects, dalam pengujian didapatkan nilai p-
mengatasi permasalahan yang ada dalam value sebesar 0.0000 pada keseluruhan
model estimasi seperti adanya variabel yang model sehingga dapat disimpulkan bahwa
konstan antar waktu yang berada pada eror model fixed effects merupakan model yang
sehingga akan mempengaruhi nilai koefisien dipilih. Uji spesifikasi model yang terakhir
dalam model. Model fixed effects dan adalah uji Chow Test untuk membandingkan
random effects merupakan dua metode antara common effects dan fixed effects, dari
untuk mengatasi kondisi tersebut. hasil output didapatkan nilai p-value sebesar
Hasil estimasi dari model utama 0.0000 pada keseluruhan model sehingga
ditunjukkan pada output di tabel 3 di bawah dapat dipilih model fixed effects sebagai
ini. Hasil output tersebut menunjukkan model terbaik untuk kemudian dilakukan
variasi hasil berdasarkan model dan variasi analisis.
ketika dilakukan regresi secara individu
untuk masing-masing variabel utama serta
model secara keseluruhan. Selain
menampilkan hasil regresi, uji model juga
89
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017

Tabel 3. Hasil Estimasi Regresi


VARIABLES Model 1 Model 2 Model 3 Model 4
CE RE FE CE RE FE CE RE FE CE RE FE
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

ln_rls 2.810*** 1.581*** 1.403*** 1.570*** 0.944*** 0.667***


(0.0983) (0.107) (0.113) (0.147) (0.127) (0.129)
ln_ahh -2.658*** 3.485*** 4.333*** -1.744*** 4.002*** 5.306***
(0.466) (0.493) (0.517) (0.546) (0.538) (0.551)
ln_inv 0.0828*** 0.0251*** 0.0244*** 0.00468 0.00682** 0.00663**
(0.0123) (0.00400) (0.00402) (0.00871) (0.00333) (0.00318)
desfis -2.874*** -0.957*** -0.857*** -2.280*** -0.407*** -0.325***
(0.0914) (0.0586) (0.0577) (0.139) (0.0664) (0.0638)
ln_ng -0.138** 0.0133 0.0108
(0.0626) (0.0178) (0.0168)
Constant 14.25*** -9.262*** -12.49*** 9.363*** 8.915*** 9.002*** 10.24*** 9.195*** 9.141*** 13.77*** -9.820*** -14.77***
(1.860) (1.951) (2.044) (0.0818) (0.0782) (0.0255) (0.0524) (0.0571) (0.0319) (2.173) (2.161) (2.211)

LM Test 4225.09 2309.29 3446.56 1614.05


Prob > chibar2 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Hausman Test 32.43 3.77 12.58 50.72
Prob>chi2 0.0000 0.0523 0.0004 0.0000
Chow Tests 121.73 163.14 166.86 96.39
Prob-F 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Observations 1,140 1,140 1,140 688 688 688 1,140 1,140 1,140 676 676 676
R-squared 0.473 0.384 0.062 0.060 0.465 0.177 0.621 0.474
KabKota 114 114 108 108 114 114 107 107
Angka dalam kurung adalah standar eror, tanda *** p<0.01, ** p<0.05, * p<0.1. Model CE (Common Effects), RE (Random Effects) dan FE (Fixed
Effects)

90
Peran Modal Manusia …. (Aminuddin Anwar)

Hasil analisis output regresi pada model yang berarti pendidikan memiliki kontribusi
Fixed Effect untuk keseluruhan model terhadap pertumbuhan ekonomi regional di
merupakan hasil yang dianalisis dalam Pulau Jawa. Nilai koefisien pada pendidikan
hubungan antar variabel. Model pertama, adalah sebesar 0.667 hal ini berarti bahwa
kedua dan ketiga merupakan model yang jika terjadi peningkatan sebesar 1 persen
direpresentasikan secara individu, di mana pada tingkat pendidikan yaitu RLS maka akan
regresi yang dilakukan ketika penentu utama meningkatkan pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi hanya satu variabel sebesar 0.667 persen. Hasil estimasi lain
tersebut. Berdasarkan tabel 3 maka model pada modal manusia untuk kesehatan
pertama menunjukkan bahwa modal memiliki nilai yang positif dan signifikan pada
manusia (pendidikan dan kesehatan) secara tingkat 0.01. Nilai koefisien pada kesehatan
statistik berpengaruh terhadap ditunjukkan memiliki nilai sebesar 5.306 hal
pertumbuhan ekonomi dengan nilai ini berarti bahwa ketika ada kenaikan 1
koefisien sebesar 1.403 dan 4.333 pada persen pada tingkat kesehatan masyarakat
tingkat signifikansi 0.01 dengan arah positif. akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Model kedua menunjukkan hubungan sebesar 5.306 persen. Kontribusi pendidikan
tentang investasi fisik terhadap dan kesehatan yang positif ini sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi, didapatkan nilai penelitian (Brata, 2002) dan (Saepudin, 2011)
koefisien sebesar 0.0244 dengan tingkat pada level provinsi di Indonesia. Berdasarkan
signifikansi 0.01 dan arah positif. Model hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
ketiga menunjukkan kondisi pemerintah modal manusia memiliki pengaruh yang
daerah yaitu dengan adanya desentralisasi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
fiskal, maka berdasarkan output regresi ekonomi. Secara koefisien peran yang lebih
didapatkan nilai koefisien sebesar -0.857 dominan ditunjukkan oleh kesehatan di
dengan tingkat signifikansi 0.01 dan arah mana nilai koefisien kesehatan memiliki nilai
negatif. yang lebih besar dibandingkan nilai koefisien
Model keempat merupakan model pendidikan.
secara keseluruhan yang mencakup Pengaruh lain juga ditunjukkan oleh
beberapa variabel yang diregresi dalam satu investasi dan adanya kondisi desentralisasi
model. Model ini merepresentasikan kondisi fiskal pada wilayah di Indonesia. Pengaruh
utama yang menjadi fokus analisis yaitu dari investasi ditunjukkan dengan adanya
penentu pertumbuhan ekonomi tidak hanya nilai yang positif dan signifikan pada level
dipengaruhi oleh satu variabel tetapi 0.05 dengan nilai koefisien sebesar 0.00663
merupakan keseluruhan variabel secara yang berarti bahwa ketika ada peningkatan
bersamaan. Hasil output menunjukkan investasi sebesar 1 persen maka akan
bahwa variabel utama yang merupakan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
fokus analisis pada penelitian ini yaitu modal sebesar 0.00663 persen. Hal ini menunjukkan
manusia untuk pendidikan memiliki nilai bahwa peranan modal fisik juga diperlukan
yang positif dan signifikan pada tingkat 0.01 dalam pertumbuhan ekonomi regional.

91
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017

Berdasarkan perbandingan nilai koefisien SIMPULAN


parameter pada investasi non-fisik atau Modal manusia memiliki kontribusi yang
modal manusia dan investasi fisik dapat positif dan signifikan pada pertumbuhan
disimpulkan bahwa investasi pada modal ekonomi regional di Pulau Jawa. Semakin
manusia akan memiliki efek yang lebih baik daerah tersebut memiliki tingkat pendidikan
jika dibandingkan dengan investasi fisik. dan kesehatan yang semakin baik akan
Hal lain yang ditunjukkan oleh model ini mendorong perekonomian menjadi lebih
adalah pengaruh kondisi daerah di era baik. Hal ini dapat menjadi landasan bagi
otonomi daerah di mana nilai koefisien pemerintah untuk semakin meningkatkan
desentralisasi fiskal bernilai negatif pada program yang berkaitan dengan program
level signifikansi 0.01. Nilai koefisien pembangunan pendidikan dan kesehatan.
parameter dari desentralisasi fiskal Hal yang secara jangka pendek bisa dilakukan
ditunjukan pada nilai -0.325 yang berarti pemerintah adalah mengefektifikan
bahwa ketika ada kenaikan tingkat indeks program-program utama pengembangan
desentralisasi pada suatu daerah sebesar 1 modal manusia. Di sisi lain, pemerintah juga
persen maka akan menurunkan harus memikirkan program yang secara
pertumbuhan ekonomi sebesar 0.325 jangka panjang mampu untuk menjadi
persen. Nilai negatif tersebut menunjukkan program berkelanjutan. Modal manusia
bahwa semakin daerah tersebut tingkat cenderung merupakan akumulasi yang
desentralisasi fiskalnya semakin baik atau secara bertahap dikembangkan sehingga
semakin mampu untuk mandiri dari sisi adanya peranan pemerintah untuk
keuangan daerah cenderung mengurangi melakukan program yang terintegrasi dan
peningkatan pertumbuhan ekonomi berkesinambungan akan memberikan
regional. Salah satu peran pemerintah adalah kontribusi besar terhadap kinerja
melakukan fungsi alokasi. Kebijakan fiskal perekonomian secara lebih luas.
yang dilakukan pemerintah cenderung Faktor lain yang memiliki peranan dalam
melakukan sesuatu yang jangka pendek dan pertumbuhan ekonomi regional adalah
rutin sehingga implikasinya alokasi dana yang investasi dan desentralisasi fiskal. Secara
seharusnya mampu untuk menjawab empiris investasi memiliki peranan penting
permasalahan daerah tidak sepenuhnya dalam kontribusinya terhadap pertumbuhan
terjadi. Secara empiris beberapa studi pada ekonomi regional. Peranan ini ditunjukkan
level Provinsi (Kharisma, 2013) dan dari adanya investasi fisik berupa modal dan
(Kususma, 2016) menunjukkan hasil positif infrastruktur yang semakin berkembang.
tetapi sebaliknya studi pada level kabupaten Secara empiris kontribusi investasi juga
kota cenderung menunjukkan hasil negatif memberikan nilai positif sehingga ketika
yaitu (Swasono, 2007). mampu untuk dikembangkan akan
meningkatkan perekonomian secara
keseluruhan. Hal yang berbeda tetapi secara

92
Peran Modal Manusia …. (Aminuddin Anwar)

empiris diterima secara statistik adalah Barro, R.J & Sala-i-Martin, X. (2004) Economic
adanya efek negatif dari desentralisasi fiskal Growth (3rd Edition). Cambridge: The MIT
di Pulau Jawa. Kemandirian daerah dengan Press.
adanya otonomi daerah ternyata Becker, G.S., Murphy, K.M. & Tamura, R..
memberikan efek negatif terhadap (1990) Human Capital , Fertility , and
Economic Growth. Journal of Political
pertumbuhan ekonomi regional. Hal ini Economy, 98(5), S12–S37.
mengindikasikan bahwa dana pembangunan
Becker, Gary S. (2002) The Age of Human
yang berasal dari alokasi pusat terhadap
Capital, in E. P. Lazear: Education in the
daerah lebih memiliki kontribusi karena Twenty-First Century. Palo Alto: Hoover
porsinya cukup besar. Institution Press, 3-8.
Penelitian ini memiliki beberapa Benhabib, J. & Spiegal, M.M. (1994). The Role
keterbatasan yang diharapkan nantinya of Human capital in Economic
menjadi pengembangan untuk penelitian Development: Evidence from Aggregate
selanjutnya. Keterbatasan pertama dari Cross-Country Data. Journal of Monetary
Economics 34, 143-173.
penelitian ini adalah lingkup studi yang hanya
menjadikan Pulau Jawa sebagai objek Brata, A.G. (2002). Pembangunan Manusia
dan Kinerja Ekonomi Regional di
analisis, karena beberapa daerah pada pulau
Indonesia. Jurnal Ekonomi
lain seperti Sumatera dan Kalimantan Pembangunan, 7 (2), 113-122.
memiliki tingkat pembangunan ekonomi
Cohen, D. & Soto, M. (2007). Growth and
yang baik tetapi tidak menjadi bagian dari Human Capital: Good Data, Good Results.
studi ini. Keterbatasan kedua dari penelitian Journal of Economic Growth, 12, 51–76
ini adalah penggunaan PDRB per kapita Farah, A. & Sari, E.P. (2014). Modal Manusia
untuk menjelaskan model pertumbuhan dan Produktivitas. Journal of Economics
ekonomi berdasarkan model dari Mankiw and Policy, 7(1), 22-28.
et.al. (1992) padahal seharusnya Kharisma, B. (2013). Desentralisasi Fiskal dan
penggunaan variabel tersebut adalah PDRB Pertumbuhan Ekonomi: Sebelum dan
per tenaga kerja. Sesudah Era Desentralisasi Fiskal di
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Studi
Pembangunan, 14(2), 101-119.
DAFTAR PUSTAKA
Knowles, S. & Owen, D. (1995). Health Capital
Acemoglu, D. & D. Autor. (2005) Lectures in and Cross-Country Variation in Income
Labor Economics, chapter 1. Lectures per Capita in The Mankiw–Romer–Weil
Notes manuscript, MIT Model. Economics Letters, 48, 99−106.
Baltagi, B. H. (2005). Econometric Analysis of Kusuma, H. (2016). Desentralisasi Fiskal dan
Panel Data (3rd ed.). West Sussex: Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.
JohnWiley & Sons Ltd. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, 9(1),
Barro, R.J. (2001) “Human Capital and 1-11.
Growth”. Papers and Proceedings of the Li, H. & Huang, L. (2009). Health, Education,
Hundred Thirteenth Annual Meeting of and Economic Growth in China: Empirical
the American Economic Association, Findings and Implications. China
91(2), pp.12–17. Economic Review, 20, 374-387.

93
Jurnal Economia, Volume 13, Nomor 1, April 2017

Lucas, R.E. (1988). On the Mechanics of Ekonomi Provinsi-provinsi di Indonesia.


Economic Development. Journal of Trikonomika. 10 (2), 148-161.
Monetary Economics. 22, 3-42. Silva, I.D. & Sumarto, S. (2015). Dynamics of
Mankiw, N.G., Romer, D. & Weil, D.N. (1992). Growth, Poverty and Human Capital:
A Contribution to the Empirics of Evidence from Indonesian Sub-National
Economic Growth. The Quarterly Journal Data. Journal of Economic Development,
of Economics, 107(2), 407–437. 40 (2), 1-33.
Mincer, J. (1984). Human Capital And Solow, R.M. (1956). A Contribution to the
Economic Growth. Economics of Theory of Economic Growth. The
Education Review, 3(3), 195–205. Quarterly Journal of Economics, 70 (1),
65-94.
Mincer, J. (1996). Economic Development,
Growth of Human Capital, and The Swan, T.W. (1956). Economic Growth and
Dynamics of The Wage Structure. Journal Capital Accumulation. Economic Record,
of Economic Growth, 1 (1), 29–48. 32 (2), 334-361.
Pritchett, L. (2001). Where Has All the Swasono, F. (2007). Fiscal Decentralization
Education Gone? World Bank Economic and Economic Growth: Evidence from
Review 15(3), 367-391. Indonesia. Economics and Finance in
Indonesia, 55, 109-134.
Romer, P.M., (1990). Human Capital And
Growth: Theory and Evidence. Carnegie- Widarjono, A. (2013). Ekonometrika:
Rochester Conference Series on Public Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta:
Policy, 32, 251–286. UPP STIM YKPN.
Saepudin, T. (2011). Analisis Pembangunan
Sumber Daya Manusia dan Pertumbuhan

94

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai