Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmiah

CARA ASYIK DAN MENYENANGKAN


BELAJAR MATEMATIKA DI PESANTREN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Karya
Tulis Ilmiah

DISUSUN OLEH :

NAMA : AISYAH
NIM : 2250500027

DOSEN PEMBIMBING
Dr. LELYA HILDA, M.Si
NIP.19720920 200003 2 002

PASCASARJANA PROGRAM MAGISTER


PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY PADANGSIDIMPUAN

2022
Cara Asyik dan Menyenangkan
Belajar Matematika di Pesantren

Aisyah1 Lelya Hilda2


1
Mahasiswa Prodi Tadris Matematika, Pascasarjana Program Magister
2
Dosen Pascasarjana Program Magister
UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan
email:aisyahhasibuan12345@gmail.com

ABSTRAK

Sungguh beruntung orangtua yang menyekolahkan anaknya ke Pesantren. Merupakan


awal langkah yang tepat untuk membentuk kepribadian anak yang berilmu juga bertakwa.
Apalagi di era serba digital seperti sekarang pengawasan kepada anak-anak harus lebih
ditingkatkan lagi. Belajar di pesantren tidak hanya tentang ilmu agama tetapi juga ilmu
pelajaran lain di antaranya Matematika. Namun, banyak siswa yang mengatakan bahwa
matematika itu sulit. Berbagai fenomena yang terjadi seperti anak-anak yang tidur atau
bolos ketika jam pelajaran Matematika, belum lagi hambatan seperti tidak hafal perkalian,
guru yang kurang mendesain pembelajaran menjadi menarik, cara mengajar guru yang
kaku dan menegangkan membuat Matematika berubah menjadi pelajaran yang
menakutkan. Padahal sebagai guru seharusnya kita bisa membuat suasana belajar yang
asyik dan menyenangkan. Sehingga siswa ketagihan belajar Matematika. Semua siswa
punya kesempatan yang sama untuk diberi ilmu Matematika dengan cara yang asyik.
Sehingga tidak ada lagi yang menganggap bahwa hasil belajar Matematika siswa di
pesantren rendah. Namun, siswa di pesantren bisa berprestasi di bidang Matematika
seperti menjuarai kompetisi atau olimpiade Matematika. Minat orangtua pun akan
meningkat untuk menyekolahkan anaknya ke pesantren jika pesantren menuai banyak
prestasi baik di bidang agama maupun di bidang pelajaran umum seperti Matematika.

Kata Kunci: Asyik, Matematika, Pesantren.

A. Pendahuluan
Pendidikan adalah awal mula mengubah manusia. Betapa ayat Al-Qur’an yang
turun pertama kali justru tentang membaca (iqro), bukan tentang shalat atau puasa. Saking
pentingnya menjadi manusia yang berilmu, tentunya juga dibarengi dengan akhlak yang
baik. Di pesantren bisa menjadi pusat pendidikan dan peradaban. Belajar dengan guru
yang memiliki wawasan dan ilmu yang membawa kepada perubahan sehingga lahirlah
generasi yang berwawasan luas dan berjiwa kepemimpinan. Suasana pesantren yang
islami membuat belajar jadi lebih adem. Di Indonesia ini tidak kekurangan lembaga
pendidikan seperti pesantren. Jumlah pesantren banyak sekali apalagi di daerah. Namun,
bagaimana caranya agar anak-anak yang menimba ilmu di pesantren tidak hanya
menyukai pelajaran agama tetapi juga menyukai pelajaran umum seperti Matematika.
Harus seimbang antara ilmu dunia dan akhirat. Tentu ini tantangan bagi kita sebagai
tenaga pendidik. Diperlukan guru yang sabar, kreatif dan menguasai model pembelajaran
yang menarik. Menjadi guru yang disenangi merupakan idaman kita semua. Kalau anak-
anak merasa senang belajar Matematika dengan kita, tentu hasil belajar mereka juga
meningkat. Doa mereka pun menyertai untuk kesuksesan guru-gurunya. Sudah
seharusnyalah belajar Matematika di pesantren dibuat asyik dan menyenangkan.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan penelitian
kepustakaan (library research). Studi pustaka merupakan metode penelitian yang
dirancang sehingga peneliti mendapatkan sumber data dari berbagai koleksi pustaka
seperti buku, dokumen, peristiwa sejarah dan lain-lain.
Penelusuran pustaka berfungsi sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang
kajian sejenis, memperdalam kajian teoretis, dan mempertajam metode. Studi kepustakaan
merupakan bagian penting dari suatu penelitian untuk mengkaji sejauh mana ilmu yang
terkait dengan penelitian yang dilakukan telah berkembang dan sejauh mana penelitian
yang relevan telah dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian ini koleksi studi pustaka
yang digunakan adalah buku-buku referensi, artikel dan jurnal ilmiah yang berkaitan
dengan cara asyik dan menyenangkan belajar Matematika di Pesantren.

C. Pembahasan

Secara garis besar pesantren terbagi menjadi tiga kelompok besar. 1) Pesantren
salaf yakni pesantren yang memiliki ciri khas mempertahankan pengajian kitab kuning
sebagai materi pokok tanpa mengajarkan pendidikan umum. Metode pengajaran umumnya
masih menjadikan masjid sebagai sarana utama pendidikan. Santri tidak dibuat perkelas
sesuai jenjang usia tapi lebih sesuai kemampuan penguasaan materi kajian dan santri tidak
begitu mengharapkan adanya ijazah sebagai legalitas pendidikan selama pembelajaran. 2)
Pesantren khalaf menerapkan model klasikal, kurikulum dan mata pelajaran yang
dipadukan dengan pelajaran umum atau kurikulum nasional. Jenjang pendidikan
disesuaikan dengan usia dan dibatasi waktu serta para santri memiliki ijazah untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. 3) Perpaduan pesantren salaf dan khalaf
yakni jenis pesantren yang memadukan antara kekentalan pendidikan tradisional dengan
pendidikan modern yang disesuaikan dengan tuntunan zaman.

Pelajaran Matematika merupakan mata pelajaran yang menjadi momok bagi para
siswa. Mereka sering kali merasakan kesulitan dalam mempelajari, memahami,
mendeskripsikan hingga harus menghafal rumus-rumus matematika yang begitu banyak
padahal peranan ilmu Matematika dalam kehidupan sehari-hari sangat besar. Sehingga
dengan demikian mereka akhirnya membenci matematika dan enggan belajar matematika.
Entah siapa yang memberikan kesan dan memulai bahwa mata pelajaran matematika itu
sulit dan membosankan, sehingga sampai sekarang masih melekat pada diri mereka
bahkan menjadi pola pikir atau mindset yang melekat pada diri mereka.

Sebenarnya mata pelajaran matematika merupakan pelajaran yang asyik dan


menyenangkan, bahkan termasuk pelajaran yang akan terus berguna untuk kehidupan di
masa depan. Coba sekali-kali ajak anak anak belajar matematika di luar ruangan atau di
alam terbuka. Belajar di luar ruangan pastinya akan lebih seru dan menyenangkan. Ada
banyak sekali alat penunjang yang bisa kita manfaatkan jika belajar di luar sehingga anak-
anak pun tidak bosan.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat oleh (Maswar, 2019) menunjukkan


bahwa untuk memotivasi siswa menyukai matematika dapat diterapkan strategi
pembelajaran matematika menyenangkan siswa (MMS) berbasis metode permainan
mathemagic, teka-teki matematis, dan cerita-cerita matematika yang menarik, menantang
dan menghibur. Dengan demikian, pembelajaran di kelas matematika menjadi nyaman,
dan tidak kaku. Selain itu, melalui metode-metode tersebut dapat merangsang siswa
tertarik belajar matematika dan merangsang otak mereka untuk berpikir kreatif. Belajar
menjadi terhibur, dan persepsi siswa terhadap matematika yang selama ini negatif karena
dipandang rumit, jelimet, terlalu serius dan membosankan menjadi persepsi positif yakni
matematika itu asyik, mudah, banyak manfaatnya, menghibur dan menyenangkan Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian yang didapat oleh (Abidin & Tohir, 2019) menunjukkan
bahwa pemilihan strategi yang sesuai dalam konstruksi rumus, penjelasan uraian masalah,
informasi penting termasuk penyelesaian kendala yang ditemukan.

Adapun berdasarkan hasil penelitian yang didapat oleh (Mohammad Tohir, 2016a)
menunjukkan bahwa untuk menjadikan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, maka
guru harus menerapkan sembilan hal yang dapat diterapkan pada kegiatan bertanya, yaitu
(1) Mengenalkan suatu fenomena menarik yang belum pernah dikenali oleh siswa
sebelumnya, (2) Words in a question, (3) Guru memberikan contoh pertanyaan pancingan,
(4) Guru membentuk kelompok belajar dalam kegiatan pengamatan dan bertanya, (5)
Guru dapat juga meminta siswa untuk bekerja dalam kelompok untuk membuat beberapa
pertanyaan, (6) Guru mendampingi masing-masing siswa untuk membuat pertanyaan, (7)
Completing What ifor What if not questions, (8) Questioning Breakfast, dan (9)
Questioning Appraisal (Mohammad Tohir, 2016b).

Sedangkan menurut (As’ari, Tohir, Valentino, Imron, & Taufiq, 2017) mengatakan
bahwa guru harus fokus pada materi yang akan didiskusikan dalam kelas, melalui
pembelajaran HOTS yang bersumber dari kelompok diskusi siswa. Kemudian, guru
menyusun instrumen penilai berdasarkan penerapan pembelajaran HOTS yang dilakukan
dalam kelas. Pembelajaran HOTS merupakan pembelajaran berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi, peran guru tidak banyak menerangkan, sebaliknya
guru banyak melakukan stimulasi pertanyaan untuk mendorong memunculkanya pikiran-
pikiran orsinil siswa. Oleh karena itu, maka ada tujuh tips belajar matematika asyik dan
menyenangkan, yaitu
(1) belajar di alam terbuka, (2) belajar dengan bermain, (3) mempelajari trik-trik
matematika, (4) menggunakan alat peraga yang menarik, (5) jadikan siswa sebagai teman
belajar, (6) gunakan model pembelajaran yang bervariatif, dan (7) jadilah guru yang
diidamkan oleh siswa (Indonesia, 2014) (Penulis, 2014) (Nuh, 2014) (Abdur, 2016).

Mengenai tips yang ketujuh, lebih rinci dibahas oleh (Mohammad Tohir, 2019)
dalam hasil kajiannya bahwa untuk menjadi guru yang diidamkan oleh siswa adalah
sebagai berikut:
1) Guru yang Menguasai Materi Pelajaran.
Mempersiapkan materi sebelum pembelajaran merupakan kewajiban mutlak yang harus
dilakukan oleh seorang guru. Adanya persiapan yang matang akan mempengaruhi
keberhasilan belajar (M Tohir, 2019).
2) Dalam mengajar Guru selalu mengunakan strategi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif
dan menyenangkan (PAIKEM).
Setiap materi memiliki cara penyampaian yang beragam. Guru jangan hanya terpaku
dengan satu metode saja, misalnya hanya ceramah. Juga gunakan metode yang
menyenangkan, yaitu yang membuat siswa aktif dan melakukan sendiri. Misalkan dengan
menggunakan metode eksperimen/praktikum, dengan pengamatan langsung/pembelajaran
alam sekitar, dengan metode cerdas cermat, dengan pembelajaran yang memakai alat
bantu “audio-visual”, dengan metode permainan atau game, dan lain- lain.
3) Guru yang mampu memberikan motivasi belajar pada muridnya.
Pemberian dorongan untuk siswa dapat dilakukan pada saat penyampaian tujuan
pembelajaran atau pada saat pertengahan pembelajaran atau di akhir pelajaran. Di saat
itulah perlu disampaikan untuk apa dia mempelajari materi itu, dan apa kegunaannya
dalam kehidupan sehari-hari. Agar siswa dapat memahami manfaat langsung dari
mempelajari materi tersebut. Apabila pada saat proses pembelajaran anak mengalami
kelelahan dan kebosanan, ciptakanlah suasana menyenangkan.
4) Guru yang mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif
Proses belajar mengajar akan kondusif, jika guru sudah menguasai materi pelajaran dan
pastilah dalam menyampaikan materi tersebut dengan enak dan mudah dipahami oleh
siswa serta guru tersebut akan dapat memberikan penilaian yang obyektif.
5) Menjadi guru yang humoris
Menjadi guru yang humoris merupakan salah satu syarat agar pembelajaran tidak
membosankan terutama pada pelajaran Matematika. Karena pada materi tertentu
terkadang membutuhkan konsentrasi yang serius, di saat masalah terpecahkan perlu
diselingi dengan cerita-cerita humor yang dapat mencairkan suasana. Hal ini akan terjadi
jikalau seorang guru tersebut memiliki keterampilan khusus dalam memunculkan gelak
tawa siswanya.
6) Menyelingi pembelajaran dengan game.
Memberikan permainan atau game kepada siswa pada saat pembelajaran sangatlah
dibutuhkan agar pembelajaran seperti bermain. Game di sini digunakan untuk
mengenalkan kepada siswa bahwa belajar matematika itu asik, kreatif, dan
menyenangkan.
7) Guru yang memberikan hak dan kebutuhan muridnya.
Setelah terjadi proses mengamati, pengalaman belajar peserta didik berikutnya yang
difasilitasi guru adalah pengalaman belajar menanya. Pengalaman belajar tersebut
dimaknai sebagai menanya dan mempertanyakan terhadap hal-hal yang diamati.
Terjadinya kegiatan ’menanya’ oleh siswa dapat disebabkan oleh karena belum
dipahaminya hal-hal yang diamati, atau dapat pula karena ingin mendapatkan informasi
tambahan tentang hal-hal yang diamati. Agar proses menanya oleh peserta didik semakin
hari berjalan semakin lancar dan berkualitas, guru dapat memfasilitasi dengan pancingan
pertanyaan-pertanyaan yang berfungsi menggiring peserta didik untuk menanyakan hal-
hal yang diamati.
8) Guru yang menjaga wibawa
Guru yang berwibawa akan tercermin dari tingkah lakunya atau sikapnya di dalam kelas
atau di luar kelas.
9) Guru yang mampu menjadi contoh atau suri tauladan.
Menjadi contoh atau suri tauladan merupakan yang pertama dan utama sebagai seorang
Guru. Katanya orang jawa Guru itu adalah digugu dan ditiru
10) Guru Memahami psikologi perkembangan anak.
Guru yang dapat memahami psikologi perkembangan anak dapat mengetahui sebab
mengapa seorang siswa berbuat sesuatu, sehingga apabila siswa melakukan suatu
kesalahan maka guru tersebut dengan cepat dan tanggap dapat mengubah siswa tersebut
supaya beralih kepada perbuatan yang baik yang hendak dicapai dari tujuan pendidikan.
11) Guru yang Memahami Gaya belajar Anak.
Guru yang memahami gaya belajar anak dapat menentukan gaya belajar yang dikuasai
oleh siswa tertentu, sehingga setiap siswa dapat memahami setiap yang diajarkan oleh
guru berdasarkan gaya belajar anak tersebut. Perlu kita ketahui kembali bahwa ada tiga
jenis gaya belajar anak yang di antaranya adalah audio, visual dan kinestetik.
12) Guru yang selalu berpenampilan menarik dan murah senyum serta sabar.
Menjaga penampilan yang menarik bagi seorang guru merupakan suatu keharusan,
karena kalau seorang guru berpenampilan menarik dan rapi akan membuat siswa merasa
betah dengan guru. Apalagi kalau guru tersebut ditambah dengan murah senyum yang
tulus kepada siswa, maka para siswa akan menyukai guru tersebut.
13) Guru yang mendidik dengan hati dan menginspirasi.
Mendidik atau mengajar bukan hanya dianggap sebagai pekerjaan atau profesi, lebih dari
itu juga dimaknai sebagai pengabdian dan juga ibadah. Murid bukan hanya sebagai
obyek, tetapi juga insan seperti anak, yang tidak hanya dididik juga didoakan.
14) Memberikan penghargaan kepada siswa
Pemberian penghargaan kepada siswa yang memiliki kuantitas dan kualitas pertanyaan
investigatif yang baik. Dengan begitu, siswa mempersepsi kegiatan menanya sebagai
suatu kegiatan yang bermanfaat. Menurut Imam Ghazali dalam kitab Ihya' Ulum ad-din
menulis, "Jika pada seseorang anak menonjol akhlak baik dan perbuatan terpujinya, maka
ia patut dimuliakan, digembirakan dan dipuji di depan orang banyak untuk memberikan
semangat berakhlak mulia dan berbuat terpuji."
Memuliakan anak dan memberi semangat dengan hadiah atau dengan ucapan
yang manis sesuai dengan sabda Nabi yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani, "Saling
memberi hadiahlah agar kalian saling mencintai". Kalau kita perhatikan karakter siswa
semasa sekolah, maka pastilah mereka sangat menyukai apabila dapat penghargaan dari
gurunya, baik penghargaan yang sifatnya berwujud maupun tidak berwujud. Karena itu,
seorang guru hendaknya merespons apa yang disukai seorang anak. Guru harus bisa
memberikan hadiah-hadiah tersebut pada kesempatan yang tepat.
15) Guru yang Up To date.
Guru yang Up To date dapat berkembang lebih cepat daripada yang lain, karena guru
yang mengajar dengan memiliki wawasan yang luas dan menggunakan cara-cara singkat
dalam pemecahan masalah. Hal ini bisa diperoleh jika seorang guru terus mencari
informasi-informasi terbaru. Misalnya saja, kemampuan analisis seorang guru dapat
berkembang jika selalu berusaha memecahkan soal-soal yang sifatnya menalar.
D. Kesimpulan

Menjadi guru ibarat seperti bintang yang menerangi kegelapan. Betapa indahnya
menjadi guru yang disenangi anak didik. Melalui guru banyak kebaikan yang bisa
ditanamkan kepada murid, tidak hanya ilmu tetapi juga pengalaman. Tak ada kata berhenti
belajar bagi seorang guru karena kita berhadapan dengan masa depan anak-anak. Kita pun
harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Tidak mendidik anak-anak
sesuai cara belajar kita dulu, tetapi didiklah mereka sesuai zaman.

Pesantren adalah lembaga tertua di Indonesia yang semakin hari seharusnya


semakin berkembang. Pemerataan perkembangan pesantren di seluruh Indonesia
mendapatkan perhatian penting sebab secara kualitas dan keteguhan dalam
kemanfaatannya sangat mengakar karena keberadaan lembaganya memiliki karakter yang
sangat kuat. Sehingga, harusnya pesantren tidak terlena akan tuanya lembaga tersebut.
Pesantren harus terus berinovasi dan mengikuti lompatan perkembangan zaman yang
semakin meningkat. Pesantren dituntut untuk bersaing dengan lembaga pendidikan umum
yang lebih modern. Indonesia memiliki jumlah pesantren yang terus meningkat
jumlahnya. Pertambahan tersebut harus diiringi dengan peningkatan kualitas dan mutu
pesantren terutama agar pelajaran Matematika disenangi anak-anak.

Matematika memiliki peranan yang penting dalam kehidupan. Setelah membaca


cara asyik belajar Matematika di pesantren, semoga kita selalu termotivasi untuk
mengajarkan Matematika lebih menarik dan menyenangkan, tidak hanya di pesantren
namun di sekolah tempat kita mengajar. Tentu butuh proses tetapi kita harus yakin selalu
ada jalan untuk setiap perubahan ke arah yang lebih baik. Mungkin kita pernah gagal
dalam hal yang lain tetapi harus sukses dalam mendidik. Semoga tulisan ini bermanfaat
bagi kita semua terutama untuk penulis yang masih dalam tahap belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Abdur, A. (2016). Buku Guru Matematika. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan. Abidin, Z., & Tohir, M. (2019). Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
dalam Memecahkan

As’ari, A. R., Tohir, M., Valentino, E., Imron, Z., & Taufiq, I. (2017). Buku Guru
Matematika(Revisi). Jakarta: Pusat Kurikulum Dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Berbasis Metode Permainan Mathemagic, Teka-Teki dan Cerita Matematis. Alifmatika:
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika, 1(1), 28–43.

Deret Aritmatika Dua Dimensi Berdasarkan Taksonomi Bloom. Alifmatika: Jurnal


Pendidikan dan Pembelajaran Matematika, 1(1), 44–60.
Indonesia, K. (2014). Buku Paket Matematika Kelas VIII Kurikulum 2013.
Kemdikbud. Maswar, M. (2019). Strategi Pembelajaran Matematika
Menyenangkan Siswa (MMS)
Iryana, Wahyu. 2015. Tantangan Pesantren Salaf di Era Modern, Al-Murabbi, Vol. 2
(01).
Nuh, M. (2014). Buku guru matematika SMP/MTs kelas VIII (Kurikulum 2013).
Jakarta:Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Penulis, T. (2014). Matematika Buku Guru, Kurikulum 2013, Edisi Revisi 2014.
KementerianPendidikan Dan Kebudayaan, p311-353.
Tohir, M. (2019). Peningkatan Kompetensi Guru Pembina Olimpiade Matematika
Siswa Sekolah Menengah Pertama Kabupaten Madiun. As-Sidanah: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 1 (2), 199–226.
Tohir, Mohammad. (2016a). Menjadikan Para Siswa Aktif Bertanya dalam Kelas
Matematika Berdasarkan Kurikulum 2013. Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan
Pembelajarannya, 249–263.
Tohir, Mohammad. (2016b). Making Students Actively Ask Questions in Mathematics
Classes Based on Curriculum 2013. Proceedings of the National Mathematics Seminar
and Learning, 249–263.
Tohir, Mohammad. (2019). Menjadi Guru Idaman Siswa. Paper of Matematohir.
Tersedia Online: http://pasca.unej.ac.id/menjadi-guru-idaman-siswa/ [26 Januari
2020], 1–4.
Profil Penulis
Aisyah, S.Pd adalah wanita kelahiran kota Padangsidimpuan yang sekarang
berdomisili di kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara. Anak keempat dari delapan
bersaudara ini menempuh jenjang pendidikan di SDN 142423 Padangsidimpuan,
SMP Nurul`Ilmi Padangsidimpuan, SMA Nurul`Ilmi Padangsidimpuan, STKIP
‘Tapsel’ Padangsidimpuan dan sekarang sedang menempuh pendidikan Program
Magister Tadris Matematika di Pascasarjana UIN Syahada Padangsidimpuan.
Bersama teman-teman, sudah menulis belasan buku antologi ber-ISBN sejak
September 2020 sampai Maret 2022. Di antaranya karya non fiksi berjudul Sketsa
Mimpi, Story Struggle Butterfly, Aksara Hati, Cahaya di Balik Atap Kusam,
Parentime (Parenting Time), Jejak Kisah Para Pencerah, Gairah Puspita, Bangkit
Kita Masih Hidup, My Wonderful Mom, Senja Yang Tak Pudar, Seuntai Rindu, First
Experience, Rona Ramadan dan Another World.
Bagi saya, menulis adalah belajar dan terus berbenah tanpa mengenal usia.
Berkarya dalam kata, mengungkapkan rasa meski tak bersuara tetapi mampu
menembus relung hati. Menulis adalah seni menyemangati diri dan wasilah untuk
bermanfaat bagi orang banyak. Menulis adalah terapi hati dan tulisan yang
bermanfaat akan menjadi usia kedua setelah kita tiada kelak.
Akun media sosial ada di FB Aisyah Hasibuan, WA 081370311314 dan
email aisyahhasibuan12345@gmail.com.

Anda mungkin juga menyukai