Anda di halaman 1dari 106

Jembatan Rangka Baja Permanen

BAB 1
PENJELASAN UMUM SISTEM

1.1 Uraian Umum


Tipe struktur bangunan atas jembatan standar rangka baja permanen yang
dipabrikasi oleh PT Gunung Steel Construction - PT. Wika Ikon, JO adalah
tipe Warren Tertutup yang terdiri dari komponen-komponen baja yang dirakit
dengan sistem sambungan baut sehingga membentuk suatu rangkaian
jembatan rangka baja yang utuh.
Jembatan standar rangka baja permanen ini terdiri dari 3 (tiga) komponen,
yaitu:
 Komponen utama : Batang atas (Top Chord), Batang bawah (Bottom
Chord), Batang diagonal (Diagonal Chord),
Gelagar melintang (Cross Girder), Gelagar
memanjang (Stringer), Mur dan Baut (Bolt and
Nut).
 Komponen sekunder : Ikatan angin atas (Top Bracing), Angle Splice,
Filler Plate
 Komponen pelengkap: Bantalan karet penahan gempa (Elastomeric
Bearing), Penahan lateral (Lateral Stopper), Pipa
sandaran (Railing), Pelat lantai baja gelombang
(Corrugated Steel Deck Plate), Sambungan ujung
lantai (Expansion Joint) serta peralatan (Tool Kit)
untuk keperluan perakitan jembatan.
Dalam buku petunjuk ini dijelaskan tentang jembatan rangka baja permanen
standar khusus untuk kontrak no.: HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 yang termasuk
didalamnya bentang A40, A50 dan A60.
Jembatan standar rangka baja permanen yaitu Kelas A dengan bentang
antara 40 m sampai dengan 60 m:

Kelas A
Lebar total lantai jembatan 9.0 m, dengan konfigurasi:
0.5 m + 0.5 m + 7.0 m + 0.5 m + 0.5 m (trotoar + lajur tepian + lajur
kendaraan + lajur tepian + trotoar)

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 1 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Tinggi bersih jembatan:


- ± 5.1 m untuk Jembatan Kelas A
Berat dan panjang maksimum satu komponen:
- Berat ± 1.8 ton dan panjang ± 9.1 m untuk jembatan kelas A

Lantai jembatan merupakan struktur beton yang berada di atas bekisting pelat
lantai baja gelombang (Corrugated Steel Deck Plate) yang ditopang oleh
gelagar baja memanjang (Stringer) di antara gelagar baja melintang (Cross
Girder), gelagar baja melintang bersifat non-komposit dengan balok lantai
beton.
Untuk kemudahan dalam pelaksanaan perakitan jembatan, semua komponen
jembatan diberi tanda/marking yang jelas sesuai dengan urutan yang
diperlihatkan pada gambar perakitan,dapat di lihat : Lampiran C (semua tipe
gambar perakitan jembatan).
Jembatan rangka baja permanen yang direncanakan oleh PT Gunung Steel
Construction memiliki sifat pemeliharaan yang ringan. Semua komponen
rangka baja dan baut digalvanisasi, dan menggunakan tumpuan karet
(elastomer).
Perakitan jembatan rangka ini direncanakan dapat dilakukan di lokasi
pembangunan jembatan secara bertahap dengan bermacam alternatif sistem
perakitan jembatan, antara lain: sistem perancah, semi kantilever (kantilever
sebagian) maupun kantilever penuh. Sistem perakitan jembatan akan dibahas
lebih lanjut pada bab tersendiri.

1.2 Kriteria Perencanaan


Spesifikasi perencanaan didasarkan pada peraturan yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum Spesifikasi
pembebanan yang digunakan dalam analisa struktur dan rencana teknis
semua bangunan atas adalah 100%
Prinsip pembebanan jembatan ini mengacu pada SK SNI 1725-2016. Prinsip-
prinsip pembebanannya adalah sebagai berikut :

o Lalu lintas : Kelas A dengan dua jalur penuh ditambah jalur


yang tidak penuh di kedua sisi jalan. 100%
beban D dan beban T ditambah pengaruh lain

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 2 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

sesuai standar yang berlaku. beban lalu lintas


terbagi atas;
- Beban Terbagi Rata
- Beban Garis Terpusat
- Beban Truk

o Trotoar : Besarnya beban pejalan kaki untuk jembatan


tergantung pada area penuh yang didukung
oleh komponen yang direncanakan. Semua
komponen trotoaryang lebih lebar dari 600 mm
harus direncanakan untuk memikul beban
pejalan kaki dengan intensitas 5 kPa dan
dianggap bekerja secara bersamaan dengan
beban kendaraan pada masing-masing lajur
kendaraan.
o Pipa Sandaran : Besarnya pipa sandaran tergantung dari
diameter pipa, tebal, dan berat pipa.
o Beban Rem : Efek dari pengereman dan percepatan lalu
lintas dianggap gaya longitudinal. Gaya ini
tidak bergantung pada lebar jembatan. Gaya
rem harus diambil nilai terbesar dari;
- 25% dari as satu gandar berat truk
- 5% dari berat truk dan beban terbagi rata
o Angin : Desain beban angin;
- Tekanan angin pada struktur (EWs): Desain
tekanan angin rencana dalam MPa dapat
ditetapkandengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :

Dimana :
PB = tekanan angin dasar seperti yang ditentukan
dalam tabel berikut (MPa)
Tekanan Angin Dasar

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 3 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Tekanan Angin Dasar (Pb) untuk berbagai sudut


serangan

- Tekanan Angin Pada Kendaraan (EWI):


Komponen angin pada beban kendaraan,
dapat menggunakan tabel dibawah ini:
Tekanan Angin Pada Kendaraan (EWI)

o Gempa : Zona gempa yang digunakan adalah zona


gempa 6 sesuai dengan RSNI (2833-201x).
Geser dasar seismik V, dalam arah yang
diberikan harus ditentukan sesuai dengan
persamaan berikut:

Dimana:
Csm = Desain parameter percepatan respon Spektral
W = Berat efektif struktur
R = Faktor modifikasi respon, untuk project ini
menggunakan R = 4
o Arus : Bangunan atas dianggap terletak di atas muka
air banjir
o Temperatur : Besarnya perbedaan relatif dari suhu direncanakan
-6
sebesar 15ºC, Koefisien muai baja 12 x 10 /º C.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 4 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Lendutan untuk struktur jembatan tidak melebihi lendutan yang diijinkan, sebagai
berikut :
Beban Hidup : 1 L
800

Beban Mati : 1 L
300

1.3 Pondasi Jembatan (Abutment dan Pilar)


Pondasi jembatan yaitu abutment dan pilar dibangun sesuai dengan
dimensi/ukuran perletakan jembatan dan ukuran-ukuran bentang jembatan.
Tinggi pondasi disesuaikan dengan potongan melintang sungai dan tinggi
bersih jembatan dari muka air banjir sungai. Pondasi jembatan harus
direncanakan mampu untuk menahan beban yang timbul dari beban
transportasi yang melintas di atas jembatan, berat sendiri bangunan atas
jembatan, serta akibat gaya-gaya lain yang mungkin terjadi.

1.4 Bentuk Jembatan Rangka Baja


Jembatan rangka baja permanen tipe Warren Tertutup dapat diilustrasikan
seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 1.5

Gambar 1.3

Gambar 1.4
Gambar 1.2

Gambar 1.1 Perspektif Umum Jembatan Rangka Baja Permanen

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 5 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 1.2 Susunan Tumpuan Ujung Jembatan Rangka

Gambar 1.3 Hubungan Batang Tepi Atas Jembatan Rangka

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 6 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 1.4 Hubungan Batang Ujung Atas Jembatan Rangka

Gambar 1.5 Hubungan Batang Tepi Bawah Jembatan Rangka

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 7 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 1.6 Susunan Sambungan Batang Jembatan

Gambar 1.7 Penampang Batang Atas Jembatan

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 8 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 1.8 Potongan Melintang Jembatan Rangka Baja


P

Gambar 1.9 Visualisasi Jembatan Rangka Baja Permanen

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 9 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

BAB 2
KOMPONEN JEMBATAN RANGKA BAJA

2.1 Material Baja


Pengadaan material jembatan rangka baja permanen harus memenuhi
standar spesifikasi material yang ditetapkan sesuai dengan klasifikasi
komponen.
Semua komponen baja termasuk baut, mur dan ring digalvanis
berdasarkan AASHTO M111/M232.
Spesifikasi material berdasarkan klasifikasi komponen adalah sebagai
berikut:

TEGANGAN TEGANGAN
SIMBOL TARIK LELEH KOMPONEN MATERIAL
Ft (MPa) Fy (MPa)

SM 490 YB 490 365 Struktural JIS G 3106


SS400 400 245 Non Struktural JIS G 3106
SPCC 270 - Deck Plate JIS G 3131
M24 1034 896 Sambungan S10T
M16 830 660 Sambungan F10T
M12 400 240 Sambungan Grade 4.6
Elastomeric - - Elastomeric -
SPHC - 290 Sandaran JIS 3452

Tabel 2.1 Material Komponen Jembatan Rangka Baja Permanen

a. Komponen utama
 Komponen utama jembatan rangka baja permanen
menggunakan standar mutu JIS G3106 SM.490YB
Baut untuk sambungan antar komponen utama menggunakan
baut mutu tinggi (High Strength Bolt) JIS B1186 Grade S10.T
tipe M24 dengan mur dan ring dari tipe perkerasan yang setara.
b. Komponen Sekunder
 Komponen sekunder baja strandar JIS 3101 Grade SS.400
 Baut untuk komponen sekunder menggunakan baut JIS B1051
Grade H4.6

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 10 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

c. Komponen pelengkap
 Pipa sandaran menggunakan mutu baja standar BS 1387-67
Medium
 Pelat lantai baja gelombang menggunakan mutu baja standar
JIS G3101 SPCC.
 Baut mutu sedang (MS) JIS B1056 grade 4.6 tipe M12 dengan
mur dan ring dari tipe perkerasan yang setara (untuk pelat lantai
gelombang)
 Perletakan elastomer menggunakan material berbahan dasar
neoprene dan polymere.

2.2. Daftar Komponen Jembatan Rangka Baja


Pengadaan komponen rangka baja bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan struktur jembatan rangka baja permanen. Untuk identifikasi
komponen rangka baja maka dilakukan penamaan atau pembuatan
marking pada setiap komponen.

2.3 Peralatan (Tool Kit) dan Dongkrak untuk Perakitan Jembatan


Peralatan (tool kit) untuk perakitan dan pemasangan jembatan yang
termasuk dalam kontrak dan harus disediakan. Peralatan tersebut telah
disesuaikan dan cukup untuk merakit komponen jembatan agar tercapai
perakitan dan pemasangan jembatan yang optimal. Daftar peralatan untuk
perakitan jembatan yang disediakan terdapat dalam tabel di bawah ini :

PERALATAN (TOOLKIT)
NO. KETERANGAN JUMLAH
1 Torque Wrench 1 Unit
2 Impact Shear Wrench 1 Set
3 Drift Dia. 15mm (M24) 1 Pcs
4 Drift Dia. 15mm (M12) 1 Pcs
5 Kunci Soket M24 2 Pcs
Tabel 2.2. Daftar Peralatan (Toolkit)

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 11 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 2.1. Impact Shear Wrench

SPESIFIKASI ELECTRIC SHEAR WRENCHES


MAKITA TYPE 6924N
Model 6924N
Ukuran Baut M22. M24
Torsi Normal Maksimum 1.100 N'm
Kecepatan Tanpa Beban (Min¯¹) 19
Dimensi (P x L x T) 330 mm x 104 mm X 257 mm
Berat 7.5 Kg
Tabel 2.3. Spesifikasi Impact Shear Wrench

Skala bacaan

Handle kunci

Posisi penyetelan sesuai skala


Kekencangan yang di kehendaki

Socket kunci shock

Gambar 2.2. Torque Wrench (Kunci momen)

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 12 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Adapun peralatan atau perlengakapan lainnya yang harus disediakan atau


dibutuhkan oleh masing-masing kontraktor yang memasang jembatan
rangka baja, antara lain :

Gambar 2.3.. Komponen Peralatan (Toolkit) Jembatan

NO. NAMA KOMPONEN (PERALATAN) JUMLAH

1 Double Ring Wrench (M12) 1


2 Double Ring Wrench (dia. 5/8”) 2
3 Double Ring Wrench (M24) 1
4 Combination wrench (M12) 3
5 Combination wrench (dia. 5/8”) 4
6 Combination wrench (M24) 2
7 Hammer 2
8 Drifts Dia 15 mm (M12) 5
9 Drifts Dia 25 mm (M24) 1
10 Double Ended Tubular Wrench (M12) 1
11 Double Ended Tubular Wrench (dia. 5/8”) 2
12 Double Ended Tubular Wrench (M24) 2
13 Socket 3/4 Standard (M24) " 2
14 Socket 3/4 Long (M24) " 1
15 Socket 3/4 Standard (dia. 5/8”) " 1
16 Socket 3/4 Long (dia. 5/8”) " 2
17 Socket 3/4 Standard (M12) " 2
18 Socket 3/4 Long (M12) " 2
19 Pipe Wrench 900 mm 1
20 Measuring tape 30m Long 2
21 Wire Brush 1
22 Tool Box
23 Hydraulic Jack Kapasitas 150 Ton 2

Tabel 2.4. Daftar List Komponen Toolkit

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 13 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Sedangkan untuk komponen dongkrak minimum mempunyai kapasitas


150 ton yang harus disiapkan pula oleh kontraktor, bukan menjadi
tanggung jawab pabrikator. Adapun satu unit dongkrak terdiri dari bagian-
bagian sebagai berikut :

Gambar 2.4. Komponen Dongkrak

KOMPONEN DONGKRAK

NO. URAIAN

I Hydraulic Jack Cap, Kapasitas Min. 150 Ton


- Cylinder Type XG 150 150
- Pressure Gauge PG 1070P
- Adaptor
- Repair Kit
- Hose Half Coupler FH T305 3 T
- Hose Half Coupler FH T302 3 T
- 450 CISA Hand Pump Type CH 271000
- 2 Port Manifold Blok BHN 0102
- Valve
- Nipple

Tabel 2.5. Daftar List Komponen Dongkrak

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 14 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

BAB 3
PENGADAAN, PENYIMPANAN DAN PEMINDAHAN
KOMPONEN JEMBATAN

3.1 Pengadaan dan Penyimpanan Komponen Rangka Jembatan


Yang dimaksud dengan komponen-komponen rangka jembatan adalah semua
komponen utama jembatan rangka baja, yang terdiri dari pelat sambungan, mur
dan baut, pelat lantai baja gelombang, pipa sandaran dan perletakan bersama-
sama komponen peralatan perakitan dan serta perlengkapan lain disediakan
untuk pemasangan di lapangan sesuai dengan gambar rencana.
Jenis dan jumlah komponen baja dan peralatan perakitan tersebut ditunjukkan
dalam gambar dan diuraikan pada daftar komponen, sesuai dengan tipe dan
bentang jembatan dapat di lihat pada Lampiran B.
Komponen rangka jembatan harus disimpan dengan pengaturan sedemikian
sehingga tidak terjadi kerusakan, misalnya : sayap profil bengkok akibat
tekanan/beban dari penumpukan yang berlebihan ataupun posisi yang tidak
benar dan rusaknya lapisan permukaan komponen yang sudah digalvanis akibat
pada saat meletakan kurang hati-hati sehingga terjadi benturan yang cukup
keras antar komponen.

3.2 Pengamanan Komponen Rangka Jembatan


Komponen rangka jembatan yang akan ditumpuk dilokasi harus diberi alas,
misalnya diatas balok-balok kayu yang rata dan tidak langsung di atas
permukaan tanah. Sebagai informasi balok-balok kayu yang digunakan dalam
proses tumpukan harus dijamin keras serta mempunyai standar ukuran atau
dimensi, sebagai referensi pada proyek jembatan rangka baja ini balok yang
digunakan sebagai tumpukkan berdiameter antara 5 x 7cm sampai 7 x 10cm.
Ukuran atau diameter balok kayu yang digunakan tersebut harus dibedakan
karena masing-masing komponen jembatan yang ditumpuk berbeda
perlakuannya, seperti : Batang-batang profil-H harus ditumpuk dengan badan
profil berdiri vertikal.
Di bawah ini gambar ilustrasi susunan penumpukan dan penempatan komponen
rangka jembatan serta gambar visualisasi balok-balok kayu yang digunakan :

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 15 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 3.1. Ilustrasi Balok Kayu dan Susunan Tumpukan

Bantalan Kayu

Papan kayu

Standar penumpukan Profile “H” batang diagonal dan ikatan angin

Kayu

Cross Grider

Kayu

Pelat Kayu Datar

Standar pengepakan / penumpukan “Gelagar Melintang”

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 16 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Kayu

Standar pengepakan / penumpukan “Bridge Deck / Deck Baja”


Gambar 3.2. Cara Penempatan / Penumpukan Komponen Jembatan

Untuk perletakan baut dan komponen-komponen lain yang sejenis disimpan


pada tempat yang tertutup dan terlindung, seperti : tong atau drum, juga harus
dibuatkan label diatas tutupnya sebagai identitas serta diletakkan diatas
permukaan tanah untuk melindungi dari pengaruh kontaminasi, berikut gambar
visualisasi dari drum/tong.

label diatas tutupnya


sebagai identitas

Gambar 3.3. Visualisasi Alat Penyimpanan Mur & Baut

Kehilangan atau kerusakan komponen jembatan rangka baja yang terjadi setelah
serah terima di lapangan menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus
diperbaiki atau diganti.
Lapisan galvanis dibuat dari bahan mutu tinggi dan dalam keadaan normal tidak
memerlukan perbaikan. Untuk perbaikan kerusakan galvanis, komponen harus
dibersihkan dengan gerinda sampai permukaan logamnya mengkilap dan
selanjutnya dilebur dengan cat seng anorganik primer (inorganic zinc priming).

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 17 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

3.3 Penanganan Komponen Jembatan Rangka


Pengangkatan komponen dapat dilakukan pada satu titik angkat di tengah ben-
tang dengan menggunakan kabel sling, tetapi untuk komponen gelagar yang le-
bih panjang harus diangkat dengan menggunakan dua kabel sling (dua titik) un-
tuk mendapatkan kontrol yang baik pada saat pengangkatan dan dilaksanakan
dengan perlahan dan hati-hati. Untuk pertimbangan pengangkatan komponen
maka berat dan panjang komponen menjadi dasar perhitungan.
Berikut dibawah ini minimum mobilisasi alat yang digunakan dalam proses
penanganan pengangkatan komponen jembatan rangka.

Gambar 3.4. Alat angkut Forklif min.kapasitas 5 ton

Gambar 3.5. Alat angkut (unloading) Crane min.kapasitas 5 ton

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 18 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

BAB 4
BANGUNAN BAWAH

4.1 Perencanaan Bangunan Bawah (Abutmen dan Pilar)


Bangunan bawah merupakan bagian dari keseluruhan struktur suatu
jembatan yang berfungsi sebagai konstruksi penyangga yang meneruskan
gaya dari beban berat sendiri jembatan dan beban transportasi yang
melintasinya ke tanah. Bangunan bawah berupa pondasi atau abutment dan
pilar. Bangunan bawah direncanakan sebagai konstruksi yang mampu
memikul gaya-gaya yang terjadi tersebut, ditambah dengan gaya-gaya lain
yang mungkin terjadi seperti gaya gempa, gaya tekanan tanah akibat
peninggian elevasi pada oprit, gaya akibat tumbukan benda - benda yang
hanyut maupun gaya-gaya yang terjadi pada saat pelaksanaan.
Abutment dan pilar harus dilengkapi dengan blok landasan beton, penahan
baut angkur dan sebagainya untuk memasang rangka baja dan perletakan-
perletakan seperti yang dijelaskan pada gambar di bawah ini ;

Gambar 4.1 Bangunan Bawah (Abutment)

4.2 Pengukuran Lapangan & Toleransinya


Kepala jembatan dan pilar harus direncanakan sesuai dengan gambar yang
dikeluarkan dengan toleransi sebagai berikut :
a. Denah
- Kepala jembatan atau pilar : ± 2.0 cm
- Baut angkur perletakan setelah di grouting : ± 0.5 cm
b. Jarak antar tumpuan pada posisi akhir
- Pada arah memanjang : ± 1.0 cm
- Jarak melintang tumpuan pada satu kepala : ± 0.5 cm

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 19 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

jembatan atau pilar


c. Ketinggian puncak permukaan
- Puncak kepala jembatan atau pilar : ± 2.0 cm
- Puncak lantai beton : ± 0.5 cm
d. Penahan melintang dan peredam gempa
- Permukaan tumpuan karet sampai permukaan : ± 0.3 cm
dinding
e. Tumpuan
- Elevasi permukaan : ± 0.5 cm
- Posisi : ± 2.0 cm

Gambar-gambar yang berada dalam gambar perakitan mencantumkan


besarnya jarak melintang dan memanjang antar as tumpuan serta ketinggian
tumpuan relatif terhadap ketinggian lantai jembatan. Ukuran yang diberikan di
dalam gambar sudah termasuk aspal beton setebal 5 cm yang diberikan di
atas lantai beton dan ini harus disesuaikan bila kenyataan di pelaksanaan lain
(ada perubahan terhadap gambar rencana).

Gambar 4.2 Detail Tumpuan Jembatan

4.3 Baut pada Tumpuan


Baut angkur pada perletakan (Holding Down Bolt) digunakan baut JIS G3112
Grade SR.24 disediakan oleh pemasok bersama-sama dengan komponen
rangka baja dan harus dipasang dalam beton sesuai dengan gambar detail
perakitan. Disarankan untuk membuat lubang-lubang pada beton pada posisi
dimana angkur akan ditempatkan untuk kemudian digrouting setelah
pekerjaan baja selesai. Grouting dilakukan setelah baut angkur selesai
dipasang dalam lubang dan diikat pada posisi dan level yang sama.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 20 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Campuran grouting adalah 1:3 (semen : pasir) dicampur dengan air sampai
didapat kondisi plastis dan perlu diberi bahan tambahan anti susut yang
cocok. Campuran dimasukan disekitar angkur dengan menggunakan sebuah
tongkat besi untuk pemadatan. Baut angkur tersebut harus diikat pada
posisinya sampai proses grouting selesai dengan batas toleransi seperti yang
disebut di depan. Ulir angkur harus diberi gemuk dan dilindungi terus.

4.4 Tumpuan
Tumpuan karet (elastomer) terbuat dari neoprene dengan polymer sebagai
bahan dasar, karet yang digunakan bukan hasil daur ulang atau vulkanisir
dan harus dipasang di atas landasan beton (semen mortar) yang rata pada
posisi dan elevasi.

Gambar 4.3 Karet Elastomeric & Lateral Stopper

4.5 Pekerjaan Bangunan Bawah


Abutment dan pilar dibangun sebelum jembatan rangka baja dipasang.
Setelah selesai dikerjakan selanjutnya dilakukan persiapan untuk area
perakitan. Area perakitan dapat lebih dahulu dibuat, kemudian baru dimulai
perakitan jembatan rangka baja.
Dinding abutmen atas (backwall) tidak boleh dicor sampai lantai dan bentang
serta lantai pada pilar telah berada pada perletakan permanen. Dinding

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 21 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

abutment atas dan lantai pengisi kemudian diselesaikan dan elevasinya


disesuaikan dengan elevasi pelat lantai. Permukaan lantai pengisi harus
dapat mengimbangi perubahan gerak yang halus antara lantai dengan
penyetelan bentang. Ulangan ada dinding-dinding tersebut boleh
dibengkokan untuk mempermudah pekerjaan pemasangan rangka baja,
tetapi pembengkokannya jangan sampai mengganggu dan merusak tulangan.
Blok landasan beton untuk perletakan harus diselesaikan terlebih dahulu
sebelum pemasangan bentang rangka.

4.6 Karet Penahan Gempa dan Penahan Melintang


Pada saat akhir proses perakitan rangka jembatan, jarak antar bantalan karet
penahan gempa dan penahan melintang harus sesuai dengan yang
disyaratkan dalam gambar. Untuk mempermudah mendapatkan jarak
tersebut maka pengecoran/pembuatan dinding penahan bisa dilaksanakan
setelah bantalan karet terpasang pada posisinya.

4.7 Pemasangan Bentang Pemberat


Jika sangat diperlukan, perakitan bentang pemberat dapat dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan pembuatan kepala jembatan dan pilar.
Penyiapan daerah perakitan dibuat rata dan bersih sesuai dengan elevasi
permukaan tumpuan pada kepala jembatan.

4.8 Elevasi Bangunan Bawah Jembatan Bentang Jamak


Ketika merencanakan struktur bangunan bawah dari jembatan bentang
jamak, ketinggian perletakan pada pilar harus ditentukan lebih tinggi dari pada
ketinggian perletakan pada abutment untuk batasan vertikal jembatan.
Perbedaan ketinggian elevasi antara abutment dan pilar dijelaskan pada tabel
dibawah ini:

Perbedaan Tinggi Pier "h" 
(mm) 
Bentang (m) 
40  50  60 
h1  h1  h1 
40  309  510  738 
50  510  463  714 
60  738  714  653 

Tabel 4.1 Perbedaan Tinggi Pilar (2 Bentang Berbeda)

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 22 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

- Variasi 2 Jembatan

Bentang (m) Perbedaan Tinggi Pier "h" (mm)

40 309
50 463
60 653

Tabel 4.2 Perbedaan Tinggi Abutmen dan Pilar (2 Bentang)

CL PIER

Camber Jembatan

h
X

Bentang 1 Bentang 1

Grafik 4.1 Grafik Beda Tinggi Abutmen dan Pilar (2 Bentang)

- Variasi 3 Jembatan

Bentang (m) h1 h2
(mm) (mm)
40-40-40 618 618

50-40-50 1020 1020

60-40-60 1476 1476

50-50-50 926 926

40-50-40 1020 1020

60-50-60 1428 1428

60-60-60 1306 1306

40-60-40 1476 1476

50-60-50 1428 1428

Tabel 4.3 Perbedaan Tinggi Abutmen dan Pilar (3 Bentang)

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 23 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

CL CL
PIER PIER
Camber Jembatan

h h

h1 h2

Bentang Tepi Bentang Tengah Bentang Tepi

Grafik 4.2 Grafik Beda Tinggi Abutmen dan Pilar (3 Bentang)

- Variasi 4 Jembatan

Bentang (m) h2 h3
h1 (mm) (mm) (mm)

40-40-40-40 927 1236 927

50-40-40-50 1530 2040 1530

60-40-40-60 2214 2952 2214

50-50-50-50 1389 1852 1389

40-50-50-40 1530 2040 1530

60-50-50-60 2142 2856 2142

60-60-60-60 1959 2612 1959

40-60-60-40 2214 2952 2214

50-60-60-50 2142 2856 2142

Tabel 4.4 Perbedaan Tinggi Abutmen dan Pilar (4 Bentang)

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 24 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Grafik 4.3 Grafik Beda Tinggi Abutmen dan Pilar (4 Bentang)

- Variasi 5 Jembatan
h1 h2 h3 h4
Bentang (m) (mm) (mm) (mm) (mm)

40-40-40-40-40 1236 1854 1854 1236

50-40-40-40-50 2040 2550 2550 2040

60-40-40-40-60 2952 3690 3690 2952

50-50-50-50-50 1852 2778 2778 1852

40-50-50-50-40 2040 2550 2550 2040

60-50-50-50-60 2856 3570 3570 2856

60-60-60-60-60 2612 3918 3918 2612

40-60-60-60-40 2952 3690 3690 2952

50-60-60-60-50 2856 3570 3570 2856

Tabel 4.5 Perbedaan Tinggi Abutmen dan Pilar (5 Bentang)

Grafik 4.4 Grafik Beda Tinggi Abutmen dan Pilar (5 Bentang)

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 25 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Perbedaan elevasi antara pilar dan abutmen juga dapat dilihat pada batasan
kemiringan anti lendut maksimal setiap bentang seperti pada Tabel berikut :

LENDUTAN CAMBER

No. DESKRIPSI (mm) (mm)


Bentang
Jembatan Bentang Jembatan
A40 A50 A60 A40 A50 A60
Precamber
1 Berat Sendiri Baja (BS) 9 15,9 26,4 200 300 400
Defleksi Akibat Beban Mati
2 BS Baja + Berat Beton 23,3 36,5 53,7 176,7 263,5 346,3
3 BS Baja + Berat Beton + Aspal 7,1 11,1 16,3 169,6 252,4 330
BS Baja + Berat Beton +Aspal
4 2,8 4,5 6,5 166,8 248 323,5
+Kerb
BS Baja + Berat Beton + Aspal +
5 0,1 0,2 0,3 166,7 247,8 323,2
Kerb + Handrail
Defleksi
Sisa akibat 0,1 0,2 0,3 166,7 247,8 323,2
Beban mati

Tabel 4.6 Lendutan dan Camber

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 26 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

BAB 5
AREA PERAKITAN DAN PEKERJAAN PERSIAPAN

5.1 Area Perakitan


Area perakitan jembatan rangka baja disesuaikan dengan metode yang
dipakai dan bentang jembatan yang akan dirangkai. Pada proyek pabrikasi
komponen jembatan rangka baja permanen, struktur direncanakan dirangkai
dengan metode kantilever. Perakitan jembatan rangka baja dengan metode
kantilever memerlukan bentang pemberat, sehingga dibutuhkan tempat
perakitan dengan luas area tidak boleh kurang dari yang diperlukan untuk
menempatkan bentang pemberat tersebut ditambah dengan jalan kerja dan
tempat penimbunan material jembatan.

5.2 Pekerjaan Persiapan


Perkerjaan persiapan meliputi dibawah ini:
5.2.1 Pondasi Sementara untuk Pelaksanaan Pemasangan
Pembuatan pondasi sementara untuk dudukan dari bagian akhir bentang
pemberat pada sistem pemasangan kantilever harus dibuat di daerah jalan
pendekat dibelakang abutment (di area oprit).
Pondasi sementara harus direncanakan untuk menahan beban yang telah
ditentukan, dengan menggunakan perhitungan daya dukung tanah asli.
Disarankan untuk menggunakan faktor keamanan yang lebih rendah dari
faktor keamanan normal (tegangan tumpuan akan lebih besar dari tegangan
tumpuan normal).
Hal ini dapat dilakukan karena mengingat beban bersifat sementara, beban ini
merupakan beban selama pelaksanaan dan dimungkinkan untuk memasang
pasak di bawah tumpuan-tumpuan dengan jarak tumpuan standar.
Sebagai petunjuk, disarankan untuk menggunakan tegangan tumpuan
sebesar 5 kg/cm2 (500 kPa) pada tanah lempung (sound clay) atau pada jalur
jalan yang dipadatkan dengan alat pemadat roller. Untuk pondasi yang lebih
besar umumnya perlu dipertimbangkan penggunaan beton bertulang, tetapi
ganjal-ganjal kayu atau balok-balok dan pelat-pelat baja dapat juga digunakan
jika tersedia. Titik pusat dari pondasi harus terletak pada posisi yang tepat.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 27 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

5.2.2 Beton untuk Pekerjaan Sementara


Beton pada pondasi sementara yang dibuat untuk perakitan alat peluncur
rangka baja harus mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas beton
untuk abutment jembatan. Tekanan karakteristik beton tidak boleh kurang dari
250 kg/cm2 (K-250).

5.2.3 Penumpu Gelagar melintang (Pada Bentang Pemberat)


Selama perakitan, bentang pemberat di daerah tepian atau perakitan bentang
permanen di atas perancah, gelagar melintang harus ditumpu di ujung-
ujungnya dengan ganjal kayu. Penumpu ini harus mempunyai kapasitas
beban vertikal tidak kurang dari 10 ton dan harus stabil terhadap gaya
horizontal yang mungkin timbul selama perakitan. Penumpu ini dilengkapi
dengan baji yang memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian ketinggian.
“Elevasi tiap penumpu harus diatur untuk memenuhi elevasi lawan lendut
(camber) jembatan sesuai dengan rencana penandaan masing-masing
bentang dengan toleransi ± 0.5 cm

5.2.4 Tumpuan Sementara (Timber Crib Work)


Tumpuan sementara dibuat dari ganjal kayu yang dipergunakan untuk
menumpu rangka baja selama penurunan dan untuk menumpu bentang
utama pada saat pemasangan dengan sistem kantilever. Ganjal kayu ini akan
menahan beban vertikal yang besar yaitu merupakan beban reaksi bentang
rangka baja pada tumpuan, juga menahan beban horisontal yang mungkin
ditimbulkan oleh angin pada konstruksi baja. Ganjal kayu ini harus mampu
menahan beban-beban tersebut.
“Ganjal kayu harus dari kayu keras dengan kekuatan tekan tidak kurang dari
100 kg/cm2, dipotong persegi dengan ukuran penampang maksimum”.
Lapisan paling bawah harus rapat, rata dan duduk di atas spesi/adukan
semen. Ukuran dasar tidak kurang dari 1.2 m panjang x 1.0 m lebar. Lapisan
lainnya harus ditempatkan melintang di atas lapisan sebelumnya dan harus
dirapikan dengan hati-hati agar cocok/pas, sehingga setiap lapisan rata dan
persegi. Permukaan pelat perletakan rangka baja harus bertumpu penuh di
atas kayu-kayu penumpu tersebut.
Setelah pemasangan dan pada saat pengecoran lantai beton kendaraan,
bentang rangka baja harus ditumpu di atas ganjal kayu sementara pada
posisi perletakan permanen.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 28 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

BAB 6
PEMASANGAN MUR DAN BAUT

6.1 Jenis Baut


Perencanaan jembatan rangka baja pada proyek pabrikasi komponen
jembatan rangka baja permanen (Luar Kota) kali ini menggunakan dua tipe
baut untuk sambungan. Untuk sambungan antar komponen utama
menggunakan tipe baut mutu tinggi (High Strength Bolt/HSB) grade S10T tipe
M24 dan F10T tipe M16. Sedangkan untuk sambungan antar komponen
skunder (steel sambungan lantai) menggunakan baut mutu sedang (MB)
grade 4.6. tipe M12
a. Sambungan Antar Komponen
Sambungan antar komponen jembatan rangka baja pada saat
perakitan di lapangan menggunakan baut mutu tinggi (high strength
bolt) sesuai standar JIS B1186 (S10T) tipe M24 dan (F10T) tipe M16.
Jika terjadi penggantian baut termasuk mur dan ring harus dipakai
jenis yang memiliki standar yang setara.
Baut-baut yang disuplai harus lengkap dengan mur dan ring baja
keras serta dibungkus dan dipak dalam tempat sesuai ketentuan.
Isi setiap tempat baut dicantumkan pada label dan ditempelkan di
luar tempat baut.

b. Sambungan Lantai
Sambungan steel deck plate dengan profil baja, menggunakan baut
mutu sedang grade 4.6 tipe M12 berukuran diameter 12 mm sesuai
JIS B1051.
Baut-baut ini dirancang pada perletakan tertentu dan dikencangkan
sementara dimana masing-masing disuplai dengan sebuah mur dan
2 ring tipis standar.

c. Sambungan Penahan Gempa


Untuk sambungan penahan gempa dipakai baut berukuran diameter
24 mm sesuai dengan JIS B1186 (S10T) Setiap baut yang akan
digunakan harus disertakan dengan sebuah mur dan sebuah ring
yang khusus dibuat dengan ukuran besar.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 29 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

6.2 Ukuran Baut (Panjang & Diameter)


Lambang atau simbol yang dipakai untuk baut adalah dengan awalan huruf
kapital “M” yang berarti baut metrik yang diikuti tanda “ - ” kemudian ukuran
diameter dikalikan dengan panjang baut dalam ukuran milimeter. Jadi baut
M-24x60 berarti baut dengan diameter 24 mm dan panjang 60 mm.

(a) S10T
(b) F10T, H4.6
Gambar 6.1 Detail Baut

Untuk pekerjaan pemasangan jembatan rangka baja permanen ini khususnya


Kelas A dapat dilakukan dengan dua system atau metode, yaitu
sistem/metode perancah dan sistem /metode kantilever.
Untuk pemasangan dengan metode kantilever membutuhkan Bentang
Pemberat.
Sistem penyambungan/baut bentang pemberat dan bentang Jembatan yang
akan dipasang berbeda, sebagai berikut :

Diameter Cara
No Grade Tipe Baut Komposisi Baut
Baut Pengencangan

1 M24 S10T TC Bolts 1Baut + 1 Ring + 1Mur Shear Wrench

2 M24 F10T Hexagonal Bolt 1Baut + 2 Ring + 1Mur Kunci Torsi

3 M16 F10T Hexagonal Bolt 1Baut + 2 Ring + 1Mur Kunci Torsi


Kunci Kombinasi
4 M12 4.6 Hexagonal Bolt 1Baut + 2 Ring + 1Mur
Wrench
Tabel 6.1 Tipe / Jenis Baut Yang Digunakan Jembatan Rangka

Tipe baut yang dipasang pada komponen utama jembatan rangka baja
permanen kelas A ini adalah tipe S10T dengan kepala Baut Bulat (Dome
Head). Dengan komposisi : satu baut, satu ring, dan satu mur. Sedangkan
untuk tipe baut Hexagonal Bolt dengan grade F10T dipakai untuk
komponen sekunder seperti ikatan angin dan railing, sedangkan untuk baut
grade 4.6 digunakan untuk komponen dek baja dengan bentuk kepala

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 30 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

bautnya segi enam, seperti yang biasa kita lihat di jembatan-jembatan rangka
baja standar. Komposisi baut jenis ini adalah satu baut, dua ring dan satu
mur.

6.3 Perlindungan dan Keamanan Baut


Baut, mur dan ring yang dipasok dan telah dilindungi dengan galvanisasi.
Oleh karena itu saat di lapangan perlu disimpan dan diletakkan pada tempat
yang terlindung (misalnya penyimpangan didalam peti) dan bebas di atas
tanah sampai waktunya untuk digunakan. Sebelum dipakai harus diperiksa
kembali dan dibersihkan dari debu atau kotoran yang ada dan kemungkinan
terjadinya perkaratan (pada bagian ulir). Cara membersihkan dapat dilakukan
dengan sikat dan untuk menjamin pengikatan dan ulir mur harus dilapisi
dengan gemuk.

6.4 Penyambungan Batang Rangka


Sistem sambungan antar komponen utama menggunakan koneksi baut
dengan pelat buhul (gusset). Pelat buhul direncanakan dengan analisa sesuai
standar perencanaan yang berlaku sehingga didapat ketebalan tertentu
(minimal tebal pelat sama dengan 15 mm).
Pemasangan baut pada pelat sayap atau sisi pelat dan batang-batang
diagonal bentang rangka harus dimasukan dari sebelah dalam dimana kepala
baut berada dibagian dalam gambar berikut di bawah ini.

PELAT PENYAMBUNG SAYAP BATANG


SPLICE PLATE FLANGE

PELAT PENYAMBUNG WEB BATANG BATANG ATAS


SPLICE PLATE WEB TOP PLATE

PELAT PENGISI (JIKA PERLU) PELAT PENGISI (JIKA PERLU)


FILLER PLATE FILLER PLATE
PLAT SAMBUNG LUAR UTAMA PLAT SAMBUNG DALAM UTAMA
GUSSET PLATE (OUTER) GUSSET PLATE (INNER)

KAIT BRACING

BATANG DIAGONAL

PELAT PENGISI (JIKA PERLU)


FILLER PLATE

PELAT PENYAMBUNG DIAGONAL


OUTER PLATE

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 31 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

6.5 Persiapan Sambungan


Sambungan baut mutu tinggi direncanakan dengan metode kekuatan gesek
kritis (friction mode). Oleh karena itu sebelum pemasangan seluruh bidang
sentuh permukaan dibersihkan dari debu, gemuk, oli dan kotoran lainnya.

6.6 Prosedur Pemeriksaan Baut


a Semua baut, mur dan ring sebelum perakitan disimpan dalam
kontainer asli pada tempat yang kering yang mempunyai sirkulasi
udara.
b Periksa Komponen yang kotor atau pelumasnya kurang harus
dibersihkan sebelum digunakan. Mur harus diberi pelumas lagi jika
telah dicuci atau terkena detergent.
c Peringatan : Mur dan baut dengan pelumas yang tidak cukup akan
mempersulit pengencangan yang diinginkan. Tenaga yang
diperlukan untuk mengencangkan mur akan lebih besar pada baut
yang kurang pelumas dibandingkan pada baut dengan pelumas
yang cukup, sehingga akan terjadi kerusakan. Baut-baut yang telah
terpasang tersebut harus dilepas kembali, diberi tanda dan
dikembalikan ke gudang.
d Untuk baut-baut dan mur yang perlu dilumasi kembali, harus
dibersihkan terlebih dahulu. Oli bertekanan, gemuk atau lilin harus
dilabur sesedikit mungkin sesaat sebelum pemasangan untuk
mengurangi kemungkinan melekatnya debu-debu. Segala bentuk
oli, gemuk atau pelumas yang meresap pada kontak permukaan
dari komponen baja harus segera dibersihkan menggunakan cairan
pelarut. Lepaskan pelat penyambung atau pelat bentuk sesuai
keperluan. Biarkan sampai kering dan sikat dengan sikat kawat
sebelum dipasangkan kembali seperti semula.
e Pengencangan baut (hexagonal) dilakukan hanya dengan memutar
mur, (Jika perlu kepala baut ditahan supaya jangan ikut berputar).
f Pastikan semua baut pada setiap pertemuan dikencangkan dengan
kunci pas standar sebelum dilakukan pengencangan akhir.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 32 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

6.7 Perakitan dan Pengencangan


a. Baut Jenis S10T – Tension Control Bolt (TC Bolt)
Penyambungan komponen utama jembatan termasuk lantai jembatan
(stringer dan cross girder) menggunakan baut tipe Tension Control Bolt (TC
Bolt). Baut kontrol gaya tarik adalah baut yang menggunakan putaran torsi
sebagai pengatur gaya tarik baut. Bentuk baut kontrol gaya tarik dapat dilihat
pada Gambar 6.1. Baut kontrol gaya tarik memiliki kekuatan setara A490,
Grade 10.9 dan F10T.
Proses pengencangan baut dilakukan dengan menggunakan alat khusus
berupa shear wrench seperti terlihat pada Gambar 6.2. Putaran mur
berlawanan arah terhadap putaran ekor baut. Putusnya ekor baut merupakan
tanda bahwa baut telah kencang seperti terlihat pada Gambar 6.3. Nilai gaya
tarik pada baut tidak dapat diukur sehingga setiap pabrikan wajib
menyertakan nilai gaya tarik yang digunakan sebagai acuan dalam
perencanaan sambungan.

Gambar 6.2 Alat Pemasang Baut Yang Digunakan Tipe TC Bolt

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 33 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 6.3 : Pengencangan baut dengan Shear Wrench

Gambar 6.4 : Contoh Baut yang digunakan

Untuk proses pemasangan baut jenis TC Bolts, terdapat 3 area friksi


(fa), yaitu :
1. Antara Kepala Baut dengan Pelat yang disambung
2. Antara Pelat yang disambung dengan Ring Baut
3. Antara Ring Baut dan Mur

b. Baut Jenis F10T


Pengencangan Baut F10T menggunakan Metode Kontrol Torsi dengan
Kunci Torsi (Torque Wrench). Metode kunci torsi yang sering disebut
kontrol gaya tarik sangat banyak digunakan karena mudah untuk
dilaksanakan di lapangan dan memiliki akurasi yang cukup tinggi.
Sebelum digunakan, kunci torsi terlebih dahulu harus diverifikasi dengan
Skidmore Willhelm bolt tension untuk menentukan besarnya aktual axial

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 34 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

tension dan momen torsinya. Sebelum dikencangkan dengan


menggunakan kunci torsi, seluruh baut harus dalam kondisi
kekencangan sedang. Seluruh baut dikencangkan dengan nilai torsi
yang telah ditentukan berdasarkan jenis dan diameter baut. Hasil gaya
tarik pada baut dengan menggunakan metode ini sangat bervariasi
meskipun prosedur pelaksanaan dilakukan dengan benar. Nilai proof
load digunakan sebagai batas gaya tarik maksimum yang mampu
diterima oleh baut dan gaya tarik minimum (clamping force) yang
diijinkan sebesar 0,7 dari gaya tarik putus. Nilai proof load untuk setiap
mutu baut dan gaya tarik minimum dapat dilihat pada tabel 6.3

GAYA TARIK
UKURAN PROOF LOAD/ GAYA TARIK MAKSIMUM (Kn) MINIMUM
NOMINAL ASTM A490 ISO GRADE 10.9 (Kn)
M16  130  130,3  114 
M20  203  203,4  179 
M24  293  293  157 
Sumber : ASTM A325M-04, Maryland Metrics, USA dan ISO 898-1:2009

Tabel 6.2 Gaya Tarik Mak. dan Min. Baut A490 serta Grade 10.9

Penggunaan metode kunci torsi harus dilakukan dengan teliti dan


memerlukan perhatian yang lebih detail. Verifikasi kunci torsi di lapangan
harus dilakukan setiap hari atau:
a. Ketika lot dari komponen rangkaian baut (baut, ring, dan mur) diganti
b. Ketika lot dari komponen rangkain baut (baut, ring, dan mur) diberi
pelumas kembali
c. Ketika terdapat perbedaan yang signifikan pada permukaan baut, ulir,
mur, atau ring
d. Ketika mengganti kunci torsi atau komponen utama dari kunci torsi
diubah (diberi pelumas).

Baut standar JIS mutu F10T dapat digunakan apabila diketahui data kekuatan
material dari pabrik terutama proof load dan gaya tarik putus.
c. Baut Jenis H4.6
Baut diberi pengencangan dengan menggunakan kunci pas. Tidak ada
pengencangan akhir sebelum seluruh perakitan selesai, berikut tabel
nilai pengencangan baut.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 35 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Diameter 
No   Grade   Pengencangan Baut (Nm)  
Baut  

1  M24   S10T   900 

2  M24  F10T  900 

3  M16  F10T   900 

4  M12   4.6  Pengencangan Tangan  

Tabel 6.3 Pengencangan Baut Jembatan Rangka Baja

Seluruh baut untuk penyambungan (kecuali pada penyambungan


sandaran, peredam gempa, penahan melintang dan pelat baja
gelombang) harus diberikan pengencangan akhir, sehingga baut
mengalami torsi sebesar :
a. Untuk Sambungan pada Bentang Jembatan Permanen :
- M24 : 900 Nm
- M16 : 900 Nm
Termasuk baut TCB setelah dilakukan pengencangan penuh harus
dipastikan sudah mencapai nilai torsi di atas.

b. Semua sambungan bentang pemberat :


Diberikan gaya pengencangan sebesar 50% dari gaya pengencangan
pada bentang pemberat.
Sedangkan untuk baut M12 dilakukan dengan pengencangan tangan
penuh. Pengencangan harus dilakukan secara merata dan lengkap
pada setiap baut. Seluruh baut dalam satu kelompok baut
dikencangkan secara manual terlebih dahulu sebelum dilakukan
pengencangan secara penuh. Pengencangan dimulai dari bagian
tengah/titik pusat kelompok baut dan dilanjutkan kebagian luar secara
melingkar searah jarum jam, dibawah ini ilustrasi contoh arah
pengencangan baut yang benar sesuai standar.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 36 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 6.5 : Contoh Arah Pengencangan

Gambar 6.6 Urutan Pemasangan Baut Mutu Tinggi

o Untuk perakitan dengan metode kantilever, setiap baut harus dikencangkan


penuh saat semua komponen terpasang dan Jembatan terpasang masih
terhubung dengan Linkset & Bentang Pemberat. Setiap penambahan
segmen jembatan setiap kelompok sambungan baut harus sudah
dikencangkan secara penuh, baru setelah itu bisa dilanjutkan dengan
pemasangan pada segmen selanjutnya.

6.8 Pengiriman dan Perlindungan


Banyaknya baut yang disediakan adalah sesuai dengan kebutuhan baut
ditambah cadangan sebesar 2% dari jumlah total untuk setiap bentangnya.
Baut, mur dan ring disuplai dalam keadaan baik, telah dilakukan pengujian

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 37 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

serta telah tergalvanis. Oleh karena itu sebelum digunakan, baut-baut yang
akan digunakan harus disimpan di lokasi yang tertutup, serta tidak boleh
langsung ditaruh/diletakkan diatas permukaan tanah juga harus ditempatkan
pada tempat yang aman.
Baut-baut dan mur telah diberi lapisan pelindung dari oli ringan pada bagian
ulirnya dan diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan. Kotoran yang
menempel pada kepala/ulir baut, terkontaminasi serta terjadi proses oksidasi
berat pada alur baut juga harus dibersihkan dengan menggunakan sikat
kawat atau mur.
Agar mendapatkan pengencangan baut yang benar sesuai dengan standar
yang dipersyaratkan, apabila minyak pelumas hilang dalam ikatan baut
tersebut atau atas perintah pengawas, sebelum baut dipasang maka alur
baut terlebih dahulu harus diberi minyak pelumas ringan.
Jika pelaksanaan pemasangan jembatan rangka baja telah selesai
dilaksanakan, maka peralatan dan perlengkapan bantu pemasangan serta
sisa baut, mur, ring harus dibersihkan dan dipilih untuk dikembalikan lalu
disimpan di gudang proyek yang bersangkutan.

NAMA  D  L  S 
Grade
KOMPONEN   (diameter) (Length)  (thread) 
JEMBATAN RANGKA KELAS A
M12x25  (H4.6)  12  25  25  
M12x30  (H4.6)  12  30  25   
M12x35  (H4.6)  12  35  25  
M12x40  (H4.6)  12  40  25  
M12x50  (H4.6)  12  50  25  
M12x55  (H4.6)  12  55  25  
M16x45  (F10T)  16  45  30  
M16x50  (F10T)  16  50  30  
M16x55  (F10T)  16  55  30  
M16x60  (F10T)  16  60  30  
M16x65  (F10T)  16  65  30  
M24x75 (S10T)  24  75  45  
JEMBATAN RANGKA PEMBERAT A 
M24x80  (S10T)  24  80  45  
M24x90  (S10T)  24  90  45  
M24x100  (S10T)  24  100  45  
M24x110  (S10T)  24  110  45  
M24x80  (F10T)  24  80  45  
M24x85  (F10T)  24  85  45  
M24x100  (F10T)  24  100  45  
M24x105  (F10T)  24  105  45  

Tabel 6.4 Detail Baut yang Digunakan

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 38 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

BAB 7
PEKERJAAN PERAKITAN
JEMBATAN RANGKA BAJA

7.1 Umum
Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada tiga metode yaitu
metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta
metode sistem peluncuran. Pemilihan sistem perakitan yang akan dipakai
sangat tergantung pada situasi dan kondisi lokasi yang akan dibangun.

Komponen jembatan rangka baja dirancang menggunakan mur dan baut


yang sudah di galvanis (pelapisan material dengan zinc). Komponen tersebut
dikirim bersama alat perakitan dan buku petunjuk pemasangan atau manual
book.
Beberapa faktor penting yang mendasari pemilihan sistem perakitan adalah
pertimbangan mengenai kemudahan pelaksanaan, kecepatan, biaya dan
keamanan konstruksi selama perakitan. Ilustrasi umum masing-masing
metode dapat ditunjukkan sebagai berikut

a. Perakitan dengan perancah biasa dilaksanakan pada sungai yang tidak


begitu dalam dengan tepi sungai yang landai sehingga memungkinkan
dipasang perancah untuk perakitan, berikut gambar Ilustrasi dibawah ini.

Perancah
Gambar 7.1 Sistem Perancah

b. Perakitan sistim semikantilever merupakan gabungan antara sistim


perancah dengan sistim kantilever sehingga biasa terjadi jika kondisi
sungai yang memiliki kondisi gabungan yaitu memiliki bagian yang
dangkal/landai (tepi sungai) dan kondisi yang dalam (area alur
pelayaran), ilustrasi pada Gambar dibawah ini.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 39 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Beban pemberat (oleh 
kontraktor) 

Perancah (oleh 
kontraktor) 

Gambar 7.2 Sistem Semikantilever

b. Perakitan kantilever biasa dilaksanakan pada perakitan bentang


rangka jembatan di tengah sungai (area alur pelayaran), banyak
dilakukan pada perakitan bentang jamak/multy span atau pada sungai
yang memiliki dasar yang dalam dengan tebing yang curam atau pada
celah yang dalam, sehingga terdapat kesulitan bila dipasang perancah
meskipun bukan bentang jamak.

Dengan pemanfaatan bentang sebelumnya yang sudah selesai terakit


yang sekaligus dapat menjadi bentang pemberat. Hal tersebut
dilaksanakan jika perangkat penghubung dipindahkan untuk perakitan
pada bentang berikutnya. Untuk ilustrasi sistem kantilever dan
kantilever bentang banyak (multi span) dapat dilihat pada Ilustrasi
gambar dibawah ini.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 40 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

B eban p em berat Rangka penghubung


(diperlukan apabila jembatan

Bentang pemberat

Pondasi
semetara

Gambar 7.3 Sistem Kantilever

Beban pemberat (oleh Rangka penghubung (oleh kontraktor)


kontraktor)

Pondasi
semetara
Bentang pemberat
(oleh kontraktor)

Gambar 7.4 Sistem Kantilever (Multy Span)

d. Sistem peluncuran biasanya memiliki kriteria-kriteria khusus,


mengingat untuk sistem ini membutuhkan biaya relatif lebih mahal
karena melibatkan suatu tambahan perangkat khusus yang harus
disediakan yaitu: seperangkat peralatan untuk sistem peluncuran.
Metoda ini relatif kurang fleksibel mengingat untuk lokasi yang bersifat
remote area akan menjadi beban kesulitan tambahan, oleh karena itu
dalam buku ini tidak dibahas metode peluncuran (di Indonesia jarang
dipakai).

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 41 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Untuk menjaga keberhasilan sistem sambungan maka selama perakitan di


lapangan tidak diijinkan melakukan pengelasan terhadap komponen-
komponen jembatan rangka baja.
Seluruh komponen harus diperiksa sebelum perakitan dilaksanakan dan
setiap kerusakan harus segera diperbaiki, termasuk perbaikan dengan
pengecatan.

7.2 Lawan Lendut (Camber)


Rangka baja telah dibuat sedemikian rupa, sehingga setelah jembatan dirakit
maka lawan lendut arah memanjang yang dibutuhkan akan terbentuk secara
otomatis (setelah baut-baut terpasang secara sentris pada lubang-lubang
yang tersedia). Walaupun demikian pada saat perakitan perlu dibantu dengan
kayu-kayu pengganjal agar tujuan pembentukan lawan lendut mudah
tercapai, gambar dapat dilihat pada Lampiran B. Tabel Camber Jembatan
Rangka Baja Permanen.

Bila rangka jembatan akan dirakit di darat atau di atas perancah, sebaiknya
untuk setiap grup baut cukup hanya dipasang dengan 3 atau 4 baut saja dan
baut-baut ini tidak perlu dikencangkan. Setelah perakitan berlangsung dengan
baik, selanjutnya dapat dibentuk kelompok-kelompok pekerja yang bertugas
untuk memasang baut-baut yang tersisa serta mengencangkannya. Hal ini
akan mempercepat penyelesaian keseluruhan perakitan.
Sedangkan bila digunakan metode pemasangan kantilever komponen per
komponen, maka setiap titik sambungan harus dibaut dengan lengkap dan
dikencangkan sepenuhnya segera setelah semua batang-batang pada tiap
sambungan terpasang dan sebelum dilakukan pemasangan panel berikutnya.

    Anti lendut 
No  Kelas Jembatan  (Camber Maks) (mm) 
1  A‐40  200 
2  A‐50  300 
4  A‐60  400 

Tabel 7.1 Camber Jembatan Rangka Baja Permanen

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 42 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

7.3 Perakitan Dengan Perancah


7.3.1 Umum
Sistem perakitan dengan perancah ini juga dipakai sebagian pada sistem
semikantilever yaitu pada bagian sungai yang landai saja biasanya masih
berupa daratan, sedang pada area pelayaran yang dalam dilanjutkan dengan
metode kantilever (metode semikantilever banyak terjadi pada perakitan
bentang jamak).

Gambar 7.5 Sistem Perancah

7.3.2 Urutan Perakitan


Setelah semua perancah selesai dibuat dan berdiri pada posisi yang tepat,
maka perakitan dapat dimulai. Perakitan dimulai dengan terlebih dahulu
memilih semua komponen yang akan dirakit terlebih dahulu dan harus sesuai
dengan gambar erection jembatan.
Adapun urutan perakitannya adalah sebagai berikut :

Langkah 1.
Letakkan semua gelagar melintang (cross girder) dan gelagar
memanjang (stringer) di atas perancah termasuk kedua gelagar ujung
melintang dengan ketinggian yang sesuai (termasuk besarnya lawan
lendut), garis sumbu dan lokasi (koordinat) dan jaga posisinya (bisa
dengan diikat)

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 43 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 7.6 Penempatan Gelagar Melintang dan Gelagar Memanjang


Pada Perancah untuk Segmen 1

Langkah 2.
Setelah tahap awal perakitan segitiga komponen dan batang datar atas
ujung ini selesai, maka untuk selanjutnya rakit sisa batang diagonal
dalam, sepasang-sepasang berbentuk V terbalik (), bautkan bagian
tersebut di antara pelat buhul batang atas, bautkan bagian bawahnya
pada pelat ujung gelagar melintang dan lanjutkan dengan pemasangan
batang datar atas berikutnya.

Gambar 7.7 Pemasangan komponen atas jembatan pada segmen 1

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 44 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 7.8 Pemasangan setiap komponen jembatan pada segmen 2

Langkah 3.
Pemasangan ikatan angin (bracing). Pasang pula batang ikatan angin
atas/bracing dengan menggunakan crane/lifting crane dan bautkan
pada tempatnya sehingga rangka batang akan membentuk frame yang
kaku

Gambar 7.9 Pemasangan Komponen Jembatan pada segmen 3

Langkah 4.
Selanjutnya perakitan dapat dilakukan dengan cara yang sama hingga
lengkap membentuk satu rangkaian bentang rangka batang dari ujung
perletakan yang satu ke ujung perletakan yang satunya. Periksa
kembali seluruh bagian bentang untuk lawan lendut, kelurusan dan
ketepatannya. Pasangkan dan kencangkan semua baut yang tersisa.
Hal ini bisa dikerjakan selama berlangsungnya proses pemasangan,
setelah semua komponen terpasang.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 45 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 7.10 Semua Komponen Jembatan Terpasang

Langkah 5.
Setelah proses erection selesai, perancah sementara serta penyangga
sementara pada tumpuan jembatan pada dilepas sehingga elastomeric
bearing dapat terpasang.

Gambar 7.11 Pelepasan Perancah

Langkah 6.
Penempatan lantai beton pada setiap jembatan sehingga jembatan
terpasang sempurna dan dapat digunakan.

Gambar 7.12 Visualisasi Jembatan Rangka Baja Permanen

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 46 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

7.3.3 Baja Penopang (Stringer) dan Pelat Lantai Baja


Baja penopang (stringer) pelat lantai profil dihubungkan ke gelagar melintang
dengan end plate stringer yang dibaut dengan gelagar melintang. Perlu
diperhatikan adalah jarak yang tepat agar lubang pada lantai profil baja cocok
dengan lubang pada bagian sayap baja penopang tersebut. Sebelum
pengencangan akhir dari sambungan-sambungan baja penopang, panel pelat
lantai baja dapat digunakan untuk memeriksa jarak yang sesuai antara
masing-masing baja penopang.
“Khusus pada metode pemasangan kantilever balok penopang dan lantai
profil baja belum boleh dipasang sebelum prosedur tersebut selesai dan
setiap bentang yang menumpu pada keempat sudutnya. Selama
pemasangan kantilever, pengikat sementara batang datar diletakkan pada
bagian ujung rangka untuk pengaturan rangka penghubung. Balok penopang
tidak akan cocok sementara tidak ada pengikat yang menempel”.

7.3.4 Bagian Yang Harus Dipasang Setelah Perakitan Selesai


Bagian-bagian yang harus dipasang setelah perakitan selesai meliputi
pemasangan pipa sandaran, penahan gerak lateral dan peredam dan baja
penopang serta pelat lantai baja.

7.4 Pemasangan Jembatan Rangka Baja Dengan Sistem Semi


Kantilever

7.4.1 Umum
Perakitan dengan sistem semi kantilever adalah suatu sistem perakitan
jembatan rangka baja yang dilakukan dengan alat penyangga/perancah,
bentang pemberat, dan rangka penghubung (link set). Sistem pemasangan
komponen per komponen yang dipasang setempat secara bertahap mulai
dari abutment atau pilar hingga posisi akhir (abutment atau pilar berikutnya)
dengan cara penambahan dan pemasangan masing-masing komponen pada
sebagian bentang yang telah terpasang sebelumnya, hingga membentuk
kantilever yang bergerak segmen ke segmen menuju ke perletakan
jembatan, berikutnya gambar ilustrasi dibawah ini,

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 47 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 7.13 Metode Semi Kantilever Jembatan Rangka

Pemasangan sistem semi kantilever ini bersifat statis dan membutuhkan


bentang pemberat dan rangka penghubung, selain daripada itu untuk metode
perancah ini, ada hal-hal yang perlu menjadi pertimbangan, antara lain :
1. Kondisi Area (tempat)
2. Peralatan yang digunakan
3. Kondisi akses menuju ke lokasi proyek (mobilisasi transportasi)
4. Pertimbangan lalulintas lama
5. Tipe material dan struktur jembatan yang digunakan
6. Waktu Pelaksanaan

7.4.2 Tempat Perakitan


Panjang bagian belakang abutment yang dibutuhkan untuk memasang
konstruksi baja adalah sepanjang bentang pemberat ditambah daerah bebas
untuk jalan kerja, misalnya panjang bentang pemberat ditambah ± 10 m.
Lebar yang dibutuhkan untuk masing-masing keadaan ± 10 m untuk bentang
pemberat ditambah 5 m untuk jalan kerja. Sebagai tambahan dibutuhkan juga
tempat untuk penumpukan komponen baja dan sebagainya.

7.4.3 Peralatan yang digunakan


Beberapa alat yang digunakan dalam proses metode kantilever, antara lain :
1. Dongkrak dengan kapasitas minimum 150ton

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 48 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

2. Kunci Shear wrench


3. Kunci moment
4. Kunci ring

7.4.4 Perletakan Penumpu Sementara


Penumpu sementara yang akan digunakan disediakan oleh kontraktor
pelaksana atau erektor. Ganjal kayu yang kuat harus dipasang di bawah
masing-masing titik tumpuan pada abutment atau pilar untuk menumpu
bagian pangkal dari bentang kantilever selama pemasangan. Persyaratan
kayu penumpu ini harus mengikuti dan harus dipasang langsung di atas titik
posisi perletakan seperti gambar dibawah ini

Kayu penumpu sementara Kayu penumpu sementara

abutmen

Gambar 7.14 Perletakan Penumpu Sementara

Balok melintang + plat penghubung dalam


Kayu penumpu sementara + diafragma

abutmen

Gambar 7.15 Perletakan Balok Melintang pada Kayu Penumpu

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 49 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 7.16 Tahapan Pemasangan Penumpu Sementara


Dan Bentang Pemberat

7.4.5 Tumpuan Bentang Pemberat


Ujung belakang bentang pemberat harus ditumpu dengan ganjal kayu atau
landasan beton yang dirancang sesuai dengan kondisi tanah yang ada dan
secara umum pelaksanaannya harus sepenuhnya sesuai dengan.

7.4.6 Perakitan
Bila komponen-komponen telah duduk (terpasang) pada pelat buhul,
komponen tersebut harus ditempatkan dengan tepat dan harus ditahan
dengan pasak (drift) yang ada agar semua komponen terpasang dengan
tepat sebelum dibautkan.

7.4.7 Pengikat Sementara pada Bagian Bawah


Pada saat pemasangan kantilever, pengikat silang sementara harus dipasang
pada bagian bawah batang di setiap ujung batang yang disesuaikan jalurnya,
pengikat silang sementara ini dibutuhkan untuk mengurangi lendutan lateral
pada kantilever akibat beban angin dan untuk mengikat batang bagian bawah
(dalam tekanan) untuk mengimbangi pengait.
Pengikat ini harus dilepas setelah konstruksi kantilever selesai dan bentang
telah menopang keempat sudutnya. Penopang tidak dapat dipasang sebelum
pengikat sementara dilepas.

7.4.8 Pengangkutan dan Pengangkatan


Pengangkatan dan pengangkutan komponen-komponen dari tempat
penumpukan ke tempat pemasangan (penyambungan) perlu dilakukan
selama proses pemasangan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai macam

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 50 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

sarana atau metode tergantung dari keadaan lokasi. Metode-metode yang


digunakan bisa berbagai alternatif antara lain :
 Melalui jembatan lama dengan menggunakan crane kecil.
 Kabel-kabel yang digantung diantara kedua abutment di bawah
jembatan.
 Menggeser komponen di atas alas kayu melalui bagian kontruksi
baja yang sudah selesai. Disarankan untuk mencegah kerusakan
komponen, sebaiknya digunakan rol.
Sebaiknya digunakan dua rangka pengangkat sederhana yang terbuat dari
profil baja ringan dan dipasang pada kedua batang paling atas dengan
membautnya melalui lubang drainase atau baut pada pelat badan.
Penggunaan rangka pengangkat ini bersama-sama dengan katrol rantai atau
katrol tangan, menjamin kemudahan pengoperasian dan alat ini dapat
dipindah-pindah sepanjang bentang selama berlangsungnya pemasangan
jembatan.

7.4.9 Lendutan Kantilever dan Pembatasan Beban


Rangka jembatan akan melendut secara elastis sebagai akibat adanya
kantilever dan bentang pemberat juga akan melendut dan akan menambah
besar lendutan pada bagian ujung bentang yang sedang dikerjakan.
Seperti dijelaskan di atas, lawan lendut pada bentang rangka terbentuk
sebagai bentuk pabrikasi pelat buhul batang atas dan batang bawah dan tidak
diperlukan tindakan khusus atau penyesuaian-penyesuaian selama
pelaksanaan sistem kantilever ini.
Yang perlu diperhatikan adalah, perakitan baja ditempatkan pada level yang
ditentukan untuk mengantisipasi lendutan hingga bagian ujung kantilever
berada di atas bagian abutment dan pilar.
Untuk menentukan ketinggian dari penyangga dengan ganjalan kayu disetiap
ujungnya dimana bentang menumpu pada salah satu atau kedua ujungnya di
pilar, maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
 Geometri dari tempat pabrikasi bentang pemberat, bentang
terkantilever dan rangka penghubung;
 Lendutan elastis dari ujung kantilever dan;
 Ketinggian relatif dari ketiga pilar atau abutment pada alur
jembatan.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 51 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Tidak dimungkinkan untuk menentukan tinggi rata-rata untuk setiap kombinasi


bentang karena level pilar dan abutment relatif bervariasi di setiap lokasi dan
ditentukan kemudian dengan alinyemen vertikal jalan yang dibutuhkan.
Informasi yang dapat digunakan untuk menentukan geometri pabrikasi untuk
kombinasi adalah:
bentang pemberat + sambungan + bentang kantilever/permanen dan
besarnya penurunan maksimum kantilever untuk kombinasi bentang.
Pada saat bentang jembatan telah mencapai kantilever penuh, setiap
penambahan beban pada bentang selain komponen jembatan yang akan
dipasang dan peralatan pengangkut sederhana harus dibatasi seminim
mungkin.

Gambar 7.17 Bentuk Geometri Penyambungan Bentang

7.4.10 Baja Penopang (stringer) dan Pelat Lantai Baja


Sebelum rangka jembatan selesai terpasang (sebaiknya didongkrak turun
lebih dahulu) batang penopang dan panel lantai profil baja tidak dapat
dipasang. Lepaskan pengikat sementara batang bagian bawah bagian
sebelum pemasangan batang penopang dan dudukan.
Sistem lain selain sistem kantilever dipasang setempat yang dapat digunakan
adalah sistem kantilever yang ditumpu di tengah bentang sehingga
mengurangi sifat pengkantileveran dan mengurangi bentang pemberat dan
beban lawan. Dalam hal ini, penopang bagian tengah harus sebagai titik berat

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 52 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

bentang. Metode ini biasa dipakai khususnya untuk jembatan rangka bentang
panjang.

7.5 Metode Kantilever Pada Jembatan Bentang Jamak


Pada perakitan jembatan bentang jamak/multy span sebaiknya bentang
kedua digunakan sebagai bentang pemberat untuk pemasangan bentang
pertama. Setelah bentang pertama terpasang pada tempatnya, ganjal dengan
balok-balok kayu langsung di atas posisi yang tepat, rangka penghubung
dilepaskan dan dipindahkan ke bagian depan bentang pertama di sebelah
depan pilar dan bentang pemberat (bentang kedua) dilepas. Kemudian
bentang kedua dipasang kembali pada tempat yang benar sekali lagi dengan
menggunakan rangka penghubung dan dipasang dengan sistem kantilever
dengan bentang pertama sebagai bentang pemberat.
Jika ada bentang ketiga, maka bentang ini dapat dipakai sebagai pemberat
yang dipasang pada ujung belakang bentang pertama. Jika tidak, harus
digunakan bahan pemberat jenis yang lain.
Bila bentang digunakan sebagai pemberat untuk bentang berikutnya telah
selesai dipasang dan telah dilepaskan dari bentang pemberatnya, maka
sebelum dipasang perletakan sementara, ujung depannya harus didongkrak
naik/turun seperlunya untuk mendapatkan elevasi yang sama dengan ujung
belakang. Elevasi ini ± 1.30 m di atas posisi akhir untuk memungkinkan
adanya lendutan pada ujung kantilever.
Batang bawah rangka penghubung telah dibuat sedemikian rupa sehingga
posisi ujung-ujung rangka otomatis tepat pada jarak yang ditentukan pada
pilar sehingga setelah jembatan selesai tidak diperlukan lagi penyesuaian
arah memanjang.
Berikut tahapan-tahapan dalam proses pemasangan jembatan rangka baja
dengan metoda kantilever :

Tahap 1
Sebelum pemasangan link-set maka bentang pemberat harus sudah
terpasang pada jembatan sebagai penyeimbang. Setelah bentang pemberat
terpasang, selanjutnya perakitan link-set dan pengangkatan link-set
menggunakan crane/lifting crane untuk dipasang pada jembatan.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 53 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Tahap 2
Pemasangan pelat gusset dalam pada batang penguat atas/link set top
bracing dan bagian dalam sambungan batang penguat bawah.

Tahap 3
Setelah gusset pelat terpasang, end portal dan batang diagonal dipasang.

Tahap 4
Setelah end portal dan batang diagonal dipasang, maka stringer dan batang
penguat bawa (bottom bracing) dapat dipasang pada segmen pertama
jembatan seperti gambar dibawah ini.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 54 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Tahap 5
Pemasangan pengikat bawah/bottom chord dilanjutkan pada segmen kedua
serta gusset plate dan cross girder.

Tahap 6
Setelah pemasangan gusset plate pada segmen kedua selesai, maka batang
diagonal dapat dipasang.

Tahap 7
Batang pengikat atas/top bracing segmen kedua dipasang.

Tahap 8
Tahapan-tahapan diatas diulang hingga segmen terakhir dan terbentuk
camber sesuai perhitungan desain.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 55 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Tahap 9
Pada tahap terakhir setelah semua komponen jembatan terpasang, lantai
kendaraan yang tersusun dari beton dapat mulai dipasang.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 56 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

BAB 8
BENTANG PEMBERAT

8.1 Umum
Pada perakitan jembatan rangka baja permanen dengan menggunakan
sistem kantilever komponen per komponen memerlukan bentang pemberat
untuk mengimbangi bentang kantilever. Metode ini sangat bermanfaat untuk
merakit jembatan yang sulit dicapai.
Bentang pemberat yang merupakan bentang standar terdiri dari komponen-
komponen seperti terdaftar pada gambar rencana dengan penandaan yang
sesuai untuk masing-masing bentang tertentu. Kecuali pada bagian stringer
dan sambungannya serta lantai profil baja yang hanya dibutuhkan dibagian
belakang bentang untuk meletakan beban pemberat.
Untuk bentang pemberat yang akan dibongkar kembali, baut-baut pada
bentang pemberat hanya dikencangkan biasa saja, yakni pengencangan baut
dengan menggunakan kunci pas biasa tidak dikencangkan penuh seperti
halnya pada bentang permanen.
Baut mutu tinggi yang digunakan pada bentang pemberat sementara harus
dikencangkan sementara sehingga baut yang masih dalam kondisi baik dapat
digunakan berulang- ulang.

8.2 Perakitan Bentang Pemberat


Perakitan bentang pemberat dilakukan di atas ganjal-ganjal sementara yang
diatur tingginya sesuai dengan lawan lendut yang telah ditentukan. Elevasi
dan kemiringan yang sesungguhnya dari bentang pemberat dipilih yang
sesuai dengan level relatif dari abutment dan pilar.
Pada waktu memasang rangka penghubung dengan rakitan perletakan ujung
atau dengan sambungan batang atas bentang pemberat, baut-baut mungkin
perlu dilonggarkan sesuai dengan batasan yang diijinkan. Hal ini hanya boleh
dilakukan setelah bentang pemberat diganjal pada titik panel pertama di
belakang ujung bentang pemberat utama.
Tahapan perakitan bentang pemberat dapat diikuti lebih jelas termasuk
penyambungan dengan rangka penghubung pada gambar berikut :

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 57 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Pondasi Sementara Tumpuan Kayu Sementara Backwall

Abutment

1. Pasang Semua gelagar melintang diatas tumpuan kayu sementara pada


posisi dan elevasi rencana.

Pondasi Sementara

2. Pasang semua batang datar bawah, dan bautkan pada gelagar melintang (di gusset
dalam). Pemasangan ini dilakukan dua sisi.

3. Rakit batang diagonal sepasang-sepasang lengkap dengan pelat sambung atas, angkat
dan pasang pada gelagar melintang, mulai dari gelagar paling belakang. Pemasangan ini
dilakukan dua sisi.

(Rangka Penghubung)

4. Pasang datang datar atas mulai dari ujung belakang lengkap dengan tali anginya
berjalan terus kedepan. Selanjutnya akan diteruskan dengan pemasangan rangka
penghubung (linkset).

(Rangka Penghubung)

5. Pasang Rangka penghubung hingga selesai dengan pembautannya.


6. Setelah Rangka penghubung terpasang maka ganjal kayu selain pada tumpuan
belakang dapat diambil, seterusnya perakitan untuk bentang permanen dapat
dimulai.

Gambar 8.1 Tahapan Perakitan Bentang Pemberat & Rangka Penghubung

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 58 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

8.3 Panjang Bentang dan Berat Pemberat


Pemasangan untuk semua bentang rangka permanen disarankan
menggunakan bentang pemberat dari bentang kelas yang sama.
Apabila diperlukan petunjuk yang lebih ideal tentang kombinasi sambungan
bentang pemberat/bentang penghubung dapat diminta pada pabrik pembuat
melalui perencana.
BENTANG BENTANG BERAT TINGGI
PEMBERAT JEMBATAN PEMBERAT KRIP KAYU
(M) (M) (Ton) (CM)

KELAS A KELAS A
40 40 5 22
40 - 19
50
50 6 41
40 - 17
60 50 - 39
60 7 76

Tabel 8.1 Pemberat dan Tinggi Krip

8.4 Rangka Penghubung (Linking Steel)


Untuk menghubungkan bentang permanen yang akan dirakit ke bentang
pemberat dipergunakan komponen rangka penghubung (linking steel).
Dimana setiap rangka penghubung ini juga dapat digunakan untuk semua
kombinasi komponen yang memungkinkan dalam kelasnya. Ini juga cocok
sebagai penghubung pada abutment untuk bentang tunggal dan juga pilar
untuk kombinasi bentang jamak.

8.5 Pemberat Tambahan


Untuk menahan momen guling yang timbul pada metode pemasangan
kantilever maka perlu diberi beban pemberat atau beban lawan pada bagian
belakang bentang pemberat yang telah diperkuat.
Pada bagian belakang bentang pemberat yaitu area beban pemberat bagian
ujung adalah satu-satunya bagian yang perlu dipasang penopang profil dan
lantai baja. Komponen-komponen ini dibutuhkan untuk menopang beban
pemberat dan mengikat gelagar melintang.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 59 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Sebaiknya pada sistem kantilever seluruh pemberat dipasang segera setelah


bentang pemberat selesai terpasang dan sebelum pemasangan bentang
permanen dimulai.
Beban pemberat dapat berupa blok-blok beton atau batu, komponen baja,
pelat lantai atau pelat-pelat, tangki air, kotak-kotak yang diberi tanah atau
bahan sejenis lainnya. Dalam segala hal, berat dari beban pemberat harus
diketahui dengan ketepatan + 10 % dan harus bisa ditumpuk dalam susunan
yang benar-benar stabil. Beban pemberat harus ditumpuk merata di atas
panel ujung bentang pemberat.

Alas Kayu Kuat

Pelat Lantai Profil

Penopang Lantai
Gelagar Melintang

Beban Pemberat
(balok beton,komponen,tanah dan lain-lain
tersebar pada area ujung ini/bay, dengan diatur
kestabilanya)

Bentang Pemberat

Gambar 8.2 Posisi dan Pengaturan Beban Pemberat

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 60 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

8.6 Melepaskan dan Membuka Bentang Pemberat


Setelah bentang permanen sampai pada abutment atau pilar diseberang dan
telah ditumpu pada ganjal sementara, maka bentang pemberat harus
dilepaskan. Bila bentang pemberat merupakan bentang sementara maka
harus dibuka dengan urutan-urutan sebagai berikut :
a. Lepaskan beban pemberat.
b. Ganjal bentang pemberat di bawah titik panel pertama dibelakang
ujung depan, gunakan balok-balok kayu dan baji-baji.
c. Buka baut-baut batang atas dan bawah bentang penghubung dan
rangka diagonal. Mungkin perlu pendongkrakan pada ujung belakang
bentang pemberat, untuk mengendurkan baut-baut.
d. Pasang ganjal-ganjal di bawah tiap-tiap titik sambungan batang
bawah atau pada gelagar melintang, baji dengan kuat pada
tempatnya.
e. Buka baut dan lepaskan semua pelat-pelat buhul luar.
f. Buka baut dan lepas ikatan angin atas dan batang-batang diagonal
datar atas, kemudian batang-batang diagonal, batang-batang datar
bawah dan seterusnya. Bersihkan dan perbaiki jika perlu, untuk
semua pekerjaan rangka baja dan kembalikan kepada pengawas.
g. Pelepasan baut dan pembongkaran lantai dan penopang pada
bagian pemberat dan pengikat sementara batang bagian bawah lalu
dilanjutkan dengan pelepasan gelagar melintang.
Bentang pemberat berfungsi sebagai bentang permanen jembatan maka
yang perlu dibuka hanya beban pemberat, ikatan angin batang bawah dan
rangka penghubung saja. Bentang pemberat pertama-tama harus diganjal
dengan balok-balok kayu dibawah ujung gelagar melintang seperti pada
bentang permanen. Bagian ujung belakang perlu didongkrak naik turun untuk
mempermudah pembukaan baut-baut pada rangka penghubung.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 61 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

BAB 9
RANGKA PENGHUBUNG

9.1 Komponen Rangka Penghubung


Perakitan jembatan rangka baja dengan sistem kantilever membutuhkan
pemasangan bentang pemberat yang dihubungkan dengan rangka
penghubung.
Rangka penghubung merupakan salah satu komponen utama apabila
dibutuhkan untuk menghubungkan dua bentang jembatan atau lebih yang
terdiri dari beberapa komponen dasar yaitu:
o Penghubung batang datar atas dan pelat pengisi.
o Penghubung batang diagonal, pelat pengisi (jika diperlukan).
o Penghubung batang datar bawah dan pelat pengisi. Beberapa tipe
disediakan untuk digunakan pada beberapa kombinasi komponen seri.
o Baut, mur dan ring.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 62 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 9.1 : Rangka Penghubung Untuk Jembatan

Berikut komponen link set sesuai gambar:

Komponen Link Set

Top Chord WB 400x400x10x20

Bottom Chord WB 400x400x10x20

Top Bracing WB 400x400x10x15

Stringer WB 510x150x7x10

Stiffener 10 mm

Plate 20 mm

Plate 15 mm

Plate 10 mm

Tabel 9.1 Komponen Link Set untuk Jembatan Rangka

Komponen perkuatan batang dan pelat pengisi sayap sementara (Linkset)


diperlukan untuk penguat sementara batang datar dan sambungannya yang
terdekat dengan sambungan bentang pemberat yang pendek dimana batang
datar ini juga akan merupakan bagian yang mengalami gaya yang besar
selama pemasangan dibanding jika batang datar tersebut sudah menjadi
bentang-bentang permanen.
Pengikat batang-batang datar bawah harus dipasang pada bagian belakang
(bagian pemberat) untuk dapat menahan pengaliran gaya akibat angin dan
untuk mengikat batang datar bawah yang mengalami tekanan selama proses
Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 63 of 106
Jembatan Rangka Baja Permanen

kantilever. Nantinya pelat lantai baja dan balok lantai akan menahan aliran
gaya tersebut bila sudah menjadi bentang sempurna.
Lantai tidak boleh dipasang pada bentang terkantilever sebelum pelaksanaan
konstruksi kantilever selesai.

9.2 Perakitan Rangka Penghubung


Perakitan detail rangka penghubung dapat dilihat pada Gambar 9.1 dan
dijelaskan mengenai gambaran secara umum jembatan rangka baja pada.

Baut mutu tinggi disediakan untuk digunakan pada setiap penyambungan


komponen-komponen utama. Baut ini dirancang untuk perletakan dan hanya
dikencangkan sementara.
Setelah rangka pemberat selesai dipasang dan telah duduk pada kayu
pengganjal dikedua ujungnya dibawah pelat dudukan, maka selanjutnya
adalah perakitan terhadap rangka penghubung.
Rangka penghubung harus berada pada ketinggian relatif terhadap
penyangganya. Titik pusat pelat perletakan terdepan yang berjarak sekitar (d
= ± 1.5 - 2 m) dari garis tengah perletakan bentang terkantilever. Kayu
pengganjal untuk penyangga harus didesain.
Batang-batang penghubung dirakit dengan urutan yang sesuai dengan
komponen-komponen pada bagian ujung bentang. Adapun urutannya sebagai
berikut:
a. Sambung batang datar bawah perletakan rakitan bentang
pemberat. Sebelum pemasangan, bautkan pelat pengisi ke batang
datar bawah rangka penghubung, pasangkan semua baut kecuali
bagian-bagian yang akan disambung ke masing-masing ujung
perletakan rakitan.
b. Sambungkan perletakan rakitan dari bentang terkantilever dari
batang datar bawah rangka penghubung dan diganjal pada
ketinggian yang sesuai dengan kayu pengganjal.
c. Pasang bagian ujung gelagar melintang pada bentang terkantilever,
sambungkan ke masing-masing ujung dudukan rakitan.
d. Pasang pengikat ujung batang datar bawah rangka penghubung
dan pelat konektor.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 64 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

e. Pasangkan ujung batang-batang diagonal dari bentang kantilever.


Kemudian disambungkan hanya pada bagian bawah perletakan
rakitan.
f. Sambungkan pelat buhul bagian dalam dan luar dari bentang
kantilever ke bagian ujung atas dari kedua batang diagonal.
g. Pasangkan kedua batang siku rangka penghubung dan pelat
pengganjal bila diperlukan. Pasang batang datar atas rangka
penghubung. Sebelum pemasangan, bautkan pelat pengisi ke
batang datar atas rangka penghubung. Pasangkan semua baut
kecuali pada bagian yang akan disambungkan ke pelat buhul pada
masing-masing ujungnya.
h. Pasang penahan atas balok melintang dari bentang terkantilever,
untuk sementara bila diperlukan lepaskan baut pada bagian dalam
sayap disetiap ujung batang diagonal.

(Catatan: Semua baut harus dimasukan dari bagian dalam)

9.3 Penyangga Rangka Penghubung


Selama pemasangan dengan sistem per segmen ini perlu diingat bahwa kayu
pengganjal utama pada abutment atau pilar harus berada di bawah bagian
pasangan kedua perletakan rakitan (perletakan bentang kantilever).
Setelah selesai perakitan komponen-komponen penghubung, lepaskan
bagian-bagian atas kayu pengganjal yang berada di bagian bawah sebelah
belakang pasangan perletakan rakitan (perletakan bentang kantilever)
sehingga tidak terjadi pembebanan di titik ini. Dongkrak diletakan di bawah
ujung gelagar melintang pada titik-titik pembebanan dongkrak yang
dibutuhkan.

9.4 Kemiringan Bentang Selama Pemasangan


Jika batang datar atas dan batang datar bawah rangka penghubung sudah
dalam panjang yang sesuai untuk kantilever, dimana bentang sudah dalam
lawan lendutnya, maka bagian ujung terdepan dari bentang yang sedang
dikerjakan sebaiknya berada di atas atau di bawah jalur horisontal yang
menuju ke penyangga, sesuai kelonggaran dari bentang tersebut.
Pada akhir pemasangan, pengaruh yang ditimbulkan dari kemiringan tersebut
akan mempermudah penaikan dan penurunan jalur pada ujung bagian rangka
Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 65 of 106
Jembatan Rangka Baja Permanen

pemberat dengan pendongkrakan bentang permanen yang dikembalikan


pada ketinggian yang sesuai sebelumnya untuk pemasangan penyangga
sementara.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 66 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

BAB 10
PENYELESAIAN BENTANG RANGKA

10.1 Penurunan Bentang Rangka


Pada saat perakitan selesai dan sebelum penurunan dilakukan, posisi
bentang rangka harus benar, sehingga keempat titik pusat perletakan benar-
benar tepat di atas posisi yang direncanakan. Selanjutnya bentang rangka
harus ditumpu pada ujung-ujung perletakannya dengan memasang ganjal-
ganjal dari balok balok kayu dengan posisi di antara permukaan atas
abutment dengan bagian bawah pelat perletakan.
Pada saat ini perakitan merupakan bentuk kantilever maksimum sehingga
lendutan terbesar berada pada ujung depan kantilever tersebut, yaitu pada
perletakan di abutment atau pier seberangnya dimana pada kondisi ini posisi
pelat peletakan konstruksi tetap harus berada di atas permukaan beton
abutment/pier. Jika terjadi kondisi dimana konstruksi (pelat perletakan)
berada di bawah permukaan atas beton abutment/pier, maka konstruksi dapat
diangkat dengan cara menurunkan dudukan paling ujung belakang bentang
pemberat, dengan tetap menjaga kestabilan arah memanjang pada saat
terjadi gerakan naik pada bentang kantilever (seperti gerakan timbangan).
Setelah keempat perletakan bentang utama duduk di atas ganjal kayu, maka
bentang pemberat dapat segera dipisahkan dengan terlebih dahulu diberi
ganjal kayu tersendiri dan penyesuaian terhadap posisi bentang permanen
yang benar, baik arah melintang maupun memanjang dengan melakukan
pendongkrakan. Pendongkrakan ini harus dilakukan dengan hati-hati (tenaga
diusahan sekecil mungkin, permukaan besi yang bergeser diberi gemuk)
pada titik yang kuat yaitu titik didekat sambungan dengan gelagar melintang.
Mengingat posisi bentang telah pada tempat yang benar sesuai perencanaan,
maka proses penurunan dapat dilakukan dengan terlebih dahulu memasang
dongkrak pada tempatnya dan proses penurunan ini dilakukan dengan
mengikuti tahapan dan urutan yang terdapat dalam Lampiran B – Daftar
Gambar Detail Gambar 10.1, dimana pada akhirnya keempat perletakan
jembatan duduk di atas satu lapis tumpuan kayu sementara yang kuat dan
rata (tebal kayu minimum 100 mm, kuat tekan minimum 100 kg/cm2).
Sebelum pemasangan tumpuan yang sebenarnya diberikan, di bawah
tumpuan kayu sementara tersebut diberi alas mortar yang tipis dengan
perbandingan adukannya 1 : 3.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 67 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Tahap I : 1. Dongkrak dinaikan hingga menyentuh gelagar melintang, dengan catatan dongkrak
belum mencapai panjang maksimumnya.

Batang
Diagonal

CL DONGKRAK

Gelagar Melintang

Tumpuan Kayu
Sementara, Saat
Perakitan Bentang Dongkrak

Pelat Baja Dongkrak, t = 50 mm

Abutment

Tahap II : 2. Dongkrak dinaikan sedikit saja agar memudahkan pengambilan beberapa lapis
tumpuan kayu.
3. Ambil beberapa lapis tumpuan kayu sementara tersebut. Dongkrak berdiri manahan
beban rangka jembatan.

Batang
Diagonal

CL DONGKRAK

Gelagar Melintang

Celah ± 120 mm

Dongkrak

Pelat Baja Dongkrak, t = 50 mm

Abutment

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 68 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Tahap III : 4. Pasang packing/papan kayu di bawah posisi pelat perletakan.


5. Dongkrak diturunkan secara perlahan-lahan sehingga beban ditahan oleh tumpuan
kayu sementara (krib kayu).

Batang
Diagonal

CL DONGKRAK

Gelagar Melintang

Packing/papan kayu

Abutment

Tahap IV : 6. Ambil ganjal kayu di bawah dongkrak. Pasang kembali dongkrak pada posisinya
dengan alas kayu di bawahnya, lalu naikan dongkrak hingga menyentuh gelagar
melintang kembali.
7. Karena pendongkrakan pada langkah 1 s/d 6 dilakukan pada sepasang perletakan (2
sisi), maka harus dilakukan secara bersamaan waktunya. Setelah satu putaran
penurunan selesai, maka untuk penurunan selanjutnya ulangi langkah 1 s/d 6.

Batang
Diagonal

CL DONGKRAK

Gelagar Melintang

Abutment

Gambar 10.1 Langkah Penurunan Bentang Jembatan

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 69 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 10.2 Posisi Perletakan

Tumpuan kayu sementara Min. ukuran 150x100mm,


selebar penuh dudukan beton
(kayu kuat dengan kuat tekan min 100 kg/cm2)

150 mm
Abutment

Potongan A-A

Gambar 10. 3 Tumpuan Perletakan Kayu Sementara

Setelah ujung bentang mencapai abutment atau pilar seberang, bentang


harus ditumpu dengan ganjal-ganjal kayu sementara pada keempat pelat
perletakannya. Kemudian bentang dipisahkan dari bentang pemberat dan
diturunkan/didudukan pada perletakan kayu dengan tebal minimum 100 mm,
yang duduk dengan rata pada masing-masing posisi dari keempat perletakan
ini sampai pengikat dan dudukan terpasang dan pekerjaan penulangan dan

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 70 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

pengecoran lantai selesai. Selanjutnya perletakan kayu tersebut harus diganti


dengan perletakan-perletakan permanen.
Semua pekerjaan tersebut akan diuraikan berikut ini:
Segera setelah pemasangan selesai dan sebelum dilakukan penurunan,
posisi bentang harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga titik pusat
perletakan tepat di atas posisi yang direncanakan.
Selanjutnya bentang harus ditumpu pada kedua sisinya dengan memasang
ganjal dari balok-balok kayu yang ditempatkan di antara permukaan atas
abutment dari bagian bawah pelat perletakan jembatan rangka. Pada tahap
ini meskipun terjadi lendutan, posisi konstuksi harus berada di atas
permukaan beton. Jika ternyata keadaan tidak seperti di atas, maka untuk
menaikan ujung depan bentang permanen ujung belakang bentang pemberat
harus diturunkan. Bentang harus ditahan terhadap kemungkinan pergerakan
arah memanjang.
Setelah bentang utama diganjal pada keempat pelat perletakannya, bentang
pemberat harus diganjal tersendiri dan terpisah, dengan melepaskan baut-
baut pada rangka baja penghubung.
Penyesuaian pada arah memanjang dan melintang dapat dilakukan dengan
mendongkraknya diantara blok-blok beton dan baja konstruksi. Titik-titk
pendongkrakan harus sedekat mungkin ke titik sambungan batang
datar/gelagar melintang dan gaya yang diperlukan (untuk mendorong) harus
diusahakan sekecil mungkin dengan jalan menghilangkan pasak-pasak pada
komponen baja dan di antara permukaan besi-besi harus diberi gemuk.
Setelah bentang jembatan berada pada posisi yang tepat, ujung depan
jembatan harus didongkrak ke atas agar daerah dibawah pelat perletakan
jembatan rangka bisa dibersihkan, dan bisa dipasang ganjal dari kayu
bermutu baik yang tebalnya sama. Ganjal/pasak kayu ini harus menutupi
seluruh permukaan pelat perletakan, dan harus duduk pada spesi campuran
semen dan pasir 1 : 3 yang tipis dan cukup kental yang dihampar pada
seluruh permukaan yang menerima beban (agar bisa dibongkar kembali
sebelum pemasangan perletakan permanen).
Ujung belakang (jembatan) harus diturunkan setinggi kira-kira 1.3 m dan
penurunannya harus mengikuti prosedur penurunan bertahap. Setelah
bentang pemberat dilepaskan, ujung belakang bentang permanen dinaikkan
dengan cara mendongkrak dikedua ujung bawah gelagar melintang pada
kedua sisi sedemikian rupa sehingga bila beban dihilangkan dari jembatan,

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 71 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

maka kedua dongkrak harus berada pada posisi pengangkatan maksimum.


Selanjutnya sebagian ganjal-ganjal kayu sementara yang telah terpasang
selama pekerjaan pemasangan dapat dilepaskan.
Selanjutnya ujung bentang bisa diturunkan dengan jalan mengoperasikan
kedua dongkrak secara bersamaan, sampai bentang bertumpu kembali pada
ganjal-ganjal kayu di bawah lokasi perletakan rangka, tingginya harus diatur
sedemikian rupa sehingga bila dongkrak diturunkan sampai tertutup
sepenuhnya maka beban akan berpindah ke ganjal-ganjal kayu.
Selanjutnya dongkrak dibebaskan dari beban dengan jalan menutup
sepenuhnya, lalu dikeluarkan dan distel sampai hampir mencapai
pengangkatan maksimum dan lepaskan ganjal sedemikian rupa sehingga
dongkrak bias dimasukkan kembali. Selanjutnya beban dari bentang
dipindahkan lagi (ke dongkrak) dengan jalan menaikan lagi dongkrak dan
ganjal di bawah pelat perletakan dikurangi tingginya dan prosedur ini diulang
kembali.
Setelah jarak bersih antara plinth pelat perletakan tinggal kira-kira 200 mm,
selanjutnya dipasang perletakan kayu sementara tebal 100 mm dan bentang
diturunkan pada perletakan ini.
Perletakan sementara ini dibiarkan tetap pada tempatnya selama dilakukan
pengecoran lantai jembatan, dan kemudian diganti dengan perletakan-
perletakan permanen. Dengan ujung belakang bentang bertumpu pada
ganjal-ganjal kayu sementara, ujung depan bentang harus diturunkan dengan
mengikuti urutan-urutan yang sama.
Selama pelaksanaan penurunan, kemiringan melintang (perbedaan
ketinggian antara pelat perletakan pada satu ujung bentang) tidak boleh lebih
dari 30 mm. Pendongkrakan harus dilakukan secara perlahan-lahan dan
harus dikontrol setiap saat dengan sangat teliti. Perbedaan tinggi antara
kedua ujung bentang selama pelaksanaan pendongkrakan harus sedemikian
rupa sehingga kemiringan arah memanjang tidak melebihi lima persen (5%).

10.2 Pemasangan Penopangan Lantai (Stringer) dan Lantai Profil Baja


Pemasangan penopang lantai/stringer dan pelat lantai profil dapat segera
dilakukan setelah bentang diturunkan dengan dongkrak dan menumpu pada
dudukan sementara.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 72 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Setelah tahap pemasangan penopang lantai dan pelat profil lantai selesai,
maka pengecoran beton lantai kendaraan siap dilakukan dengan terlebih
dahulu menyelesaikan pemasangan bekisting dan pembesian sesuai gambar.

10.3 Perletakan Jembatan Rangka


Perletakan kayu sementara harus diganti dengan perletakan elastomer
permanen setelah selesai pengecoran lantai.
Penggantian tumpuan kayu sementara harus dilakukan sekaligus pada setiap
ujung dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tempatkan dua buah dongkrak di atas lapisan tipis spesi tepat di
bawah titik dongkrak pada ujung gelagar melintang. Pemadatan di
bawah dongkrak jika diperlukan, dongkrak berada dipusat badan
gelagar melintang antara 5 mm.
b. Operasikan kedua dongkrak secara bersama-sama, naikan sedikit
ujung bentang sekedar untuk melepaskan perletakan sementara.
Penaikan ini kira-kira 20 mm.
c. Pasang ganjal kayu di bawah ujung gelagar melintang
disepanjang dongkrak-dongkrak pada kedua ujung (gelagar
melintang) dan kunci dongkrak-dongkrak tersebut dengan
menggunakan mur dengan kunci pengaman.
d. Lepaskan perletakan kayu sementara termasuk alas spesi.
e. Bersihkan daerah perletakan dengan menggosok, menyikat dan
menyemprot dengan air. Bersihkan dan keringkan bagian bawah
pelat perletakan.
f. Labur permukaan atas perletakan permanen dengan lem karet
yang telah disetujui dan lekatkan kebagian bawah perletakan,
tempatkan perletakan pada daerah 2 mm dari pusatnya dengan
menggunakan penyetelan pengangkatan baja, sebagai pedoman
gunakan tanda-tanda untuk penuntun. Ganjal perletakan-
perletakan pada tempatnya beberapa lama sampai lem
mengeras.
g. Persiapkan spesi dengan perbandingan 1 (satu) bagian semen
dan 3 (tiga) bagian pasir bersih, dengan air sampai mencapai
keadaan plastis.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 73 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

h. Jika ada, bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan yang


telah disetujui dapat juga digunakan. Ratakan permukaan spesi
setebal minimal 20 mm di dalam daerah blok landasan beton
yang sebelumnya telah dibasahi.
i. Sementara lapisan spesi masih plastis, lepaskan ganjal-ganjal
kayu, lepaskan kunci dongkrak dan turunkan jembatan perlahan-
lahan sampai perletakan sedikit menekan permukaan (spesi)
seluruhnya. Kedua perletakan harus mempunyai elevasi yang
sama, pada saat ini harus sesuai dengan elevasi akhir yang
diisyaratkan. Hal ini harus diperiksa kebenarannya sebelum
dilakukan perletakan pemasangan perletakan. Pada tahap ini
beban masih bertumpu pada dua (2) dongkrak.
j. Tempatkan ganjal disepanjang penempatan dongkrak diberi
pasak di bawah gelagar melintang dan dongkrak dikunci. Buang
kelebihan spesi hingga terbentuk permukaan yang rata dan rapi.
Setelah terjadi pengikatan awal, tutup spesi dengan pasir basah
selama 7 hari. Pertahankan tekanan dongkrak dan ganjal kayu
sampai spesi mencapai kekuatan minimum 200 kg/cm2 .
k. Setelah spesi mencapai kekuatan seperti pada butir (9), lepaskan
ganjal dan dongkrak yang ada.
l. Ulangi proses untuk ujung bentang yang lainnya.

10.4 Komponen Pelengkap Pada Abutment/Pier


10.4.1 Baut Angkur Jembatan Rangka
Baut-baut angkur untuk bentang rangka harus ditanam di dalam
lubang pada beton dan digrouting sesudah bentang diluncurkan
serta telah duduk pada perletakan permanen.
Perlu diperhatikan bahwa lubang harus dibersihkan dengan
seksama dengan air yang bertekanan dengan cara menyapu,
sebelum baut-baut angkur dipasang di dalamnya.
Sebelum dilakukan grouting, posisi baut angkur harus diperiksa
ketegakannya dengan teliti. Baut-baut penahan harus masuk
pada lubang penahan gerak ujung. Pada penahan gerak
tersebut disediakan lubang yang diameternya lebih besar dan
baut penahan dilengkapi dengan ring pelat yang bisa menutupi

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 74 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

seluruh lubang bersama-sama dengan ring karet, ring pelat


kedua dan mur. Untuk mengencangkan baut-baut angkur ini
harus digunakan kunci tabung khusus yang disuplai dalam kotak
perlengkapan.
Penggroutingan dilakukan setelah baut-baut angkur terpasang
dan terpegang kuat pada tempatnya dengan rata. Bahan
campuran grouting yang telah disetujui oleh pengawas diaduk
dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk pabrik atau dengan
alternatif mortar dengan perbandingan 1 : 3 untuk semen dan
pasir. Campuran tersebut harus langsung dimasukan di sekitar
baut angkur dengan menggunakan tongkat besi untuk
pemadatannya.
10.4.2 Penahan Gempa Jembatan Rangka
Penahan gempa arah memanjang terdiri dari pengikat akhir siku
dengan perletakan elastomer. Penahan gempa ini harus
dipasang sesudah bentang duduk pada perletakan kayu
sementara, tetapi setelah perletakan permanen terpasang dan
dinding abutment serta balok penahan pada pilar dicor.
Penahan gempa ini masih harus disesuaikan/dibetulkan
posisinya.
Pada permulaan pemasangan, perletakan elastomer harus
dibautkan ke permukaan penahan gerak ujung dan penahan
gerak ini dimasukan di antara dua pelat buhul. Untuk
memudahkan pemasangan, pelat buhul luar boleh dilonggarkan
tetapi hal itu tidak boleh dilakukan pada waktu penyesuaian
akhir yakni setelah lantai jembatan dicor pada saat mana pelat
simpul harus tetap dibaut kencang. Pada saat pemasangan
awal, baut yang dikencangkan pada penahan gempa tidak boleh
dikencangkan.
Pada saat penyesuaian akhir, baut-baut yang mengikat
penahan gerak ujung buhul yang harus dilonggarkan dan
penahan gerak ujung ini digeser-geser dengan jalan
mengungkitnya sampai didapatkan jarak bersih antara dinding
beton dan perletakan elastomer sebesar 10 mm. Perlu diketahui
bahwa untuk keperluan penyesuaian ini, maka lubang baut pada
penahan gerak ujung dibuat lonjong.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 75 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

10.4.3 Penahan Pergerakan Lateral


Penahan pergerakan lateral bentang rangka yang terbuat dari
elastomer dibautkan pada kedua ujung jembatan pada baja
pengikat pada posisi dibawah balok melintang. Posisi karet
penahan ini harus ada jarak bersih antara beton bertulang
abutment atau pilar yang ada.
Penahan balok lateral, dapat dicor menyusul setelah
pemasangan bentang penahan. Penahan baja diantara
penahan ujung dan dibautkan pada gelagar melintang.
Lubang baut dalam dengan slot disediakan untuk penyetelan.
Jarak karet penahan ke blok penahan lateral adalah + 2 mm
serta permukaan beton harus diratakan atau dipotong untuk
memperoleh jarak ini, bila ditemukan tidak sesuai dengan yang
seharusnya.

10.5 Pipa Sandaran


Pipa sandaran (handrail) dibuat dari besi pipa tergalvanis dengan standar
diameter 75 mm dan disuplai dengan panjang minimal 5.00 m dengan kedua
ujungnya berulir. Komponen-komponen tersebut digunakan pada bagian
ujung bentang. Pipa-pipa sandaran tersebut disambung di lapangan sehingga
terbentuk pipa sandaran yang menerus. Soket standar penyambung pipa
tidak akan saling bertemu dengan baut-baut pengikat.
Pemasangan : pipa dirangkai dan dipasang clamp dengan perkuatan baut
pada setiap batang diagonal. Sesudah selesai pemasangan maka ujung
kedua pipa sandaran pada kedua sisi jembatan harus dipotong rata dan
dilebihkan sepanjang ujung panel lantai. Kelebihan panjang (overhang) ini
harus diatur di lapangan disesuaikan dengan detail abutment. Ujung pipa
sandaran yang telah dipotong harus dibersihkan dan dicat dan dipasang
penutup pipa yang juga disuplai bersama-sama dengan pipa sandaran ini
dipasang dengan cara dipukul.
Clamp yang mengikat sandaran dengan batang diagonal disediakan lengkap
dengan ring per dan harus dikencangkan dengan menggunakan kunci pas
biasa dan sesudah diluruskan maka ulir-ulir pada baut harus dirusak
pada dua titik di depan mur, setelah penyetelan akhir selesai untuk mencegah
baut agar tidak kendur.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 76 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

BAB 11
LANTAI KENDARAAN

11.1 Umum
Lantai kendaraan terdiri atas dua komponen yaitu pelat lantai beton dan pelat
lantai baja gelombang sebagai perancah pada saat pengecoran. Penghubung
antara lantai dengan cross girder dan stringer menggunakan shear connector.
Kualitas material beton dan pengerjaannya ditentukan sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan beton seperti yang diisyaratkan dalam gambar.

11.2 Pemasangan Pelat Lantai Baja Gelombang

Pelat lantai baja gelombang terbuat dari baja yang sudah digalvanis dengan
grade JIS SPCC atau setara ASTM A572 grade 36 dan disediakan dalam
satu profil (perpanel), dimana jumlah panelnya disesuaikan dengan
kebutuhan per kelas dan bentang jembatan.
Tiap panel lantai dipasang overlap 50 mm untuk penyetelan panel, supaya
tidak lepas pada setiap panel dibuat lubang-lubang baut agar terikat dengan
gelagar baja memanjang (stringer) dan gelagar baja melintang (cross girder)
selain dari itu untuk penyetelan titik-titik antar panel.
Sambungan panel-panel pelat lantai baja gelombang dengan dudukannya
yang menghubungkan panel pelat lantai baja gelombang ke gelagar baja
memanjang (stringer) dan gelagar baja melintang (cross girder) digunakan
baut mutu tinggi M12.
“Gelagar baja memanjang dan panel-panel pelat lantai baja gelombang
dipasang setelah bentang selesai dipasang dan didudukan di atas pengganjal
kayu sementara pada titik-titik perletakan“.
Pemasangan pelat lantai baja gelombang dilakukan pada salah satu ujung
lantai secara bertahap dari setiap bagian belakang bentang yang
ditambahkan sampai ke ujung yang lainnya. Pasang semua baut pelat lantai
baja gelombang ke gelagar baja melintang, pelat lantai baja gelombang ke
gelagar baja memanjang dan pelat lantai baja gelombang ke pelat lantai baja
gelombang, seperti pada prosedur pemasangan. Akses untuk pemasangan
selanjutnya akan lebih sulit jika beberapa baut terlepas.

Alat bantu pengencangan baut dapat digunakan juga untuk membantu


kelurusan dan menahan kepala baut. Alat bantu ini disediakan untuk

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 77 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

menahan akibat dari pengencangan mur-mur. Ring baja dipasang di bawah


kepala baut dan mur.

Tumpuan antara panel-panel pelat lantai baja gelombang dengan sambungan


gelagar baja melintang harus dilapisi dengan isolasi adesif seperti Behr-
Manning untuk mencegah kehilangan adukan beton saat pengecoran lantai
beton. Simpangan-simpangan dengan bekisting juga harus dilakukan
pelapisan jika masih terdapat rongga.

Gambar 11.1 Pelat Baja Gelombang (Deck Plate)

11.3 Penulangan
Mutu dan sistem penulanganya sesuai dengan spesifikasi mutu, diameter,
panjang dan bentuk disediakan dengan ketepatan posisi yang sesuai dengan
lantai beton.
Penulangan dengan mutu dan diameter yang telah ditentukan dapat dilihat
pada gambar rencana penulangan pelat lantai. Tulangan dipasang secara

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 78 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

merata dengan jarak-jarak yang telah ditentukan. Penulangan yang dipasang


adalah tulangan utama yang berfungsi untuk mencegah susut.

Potongan Jarak Antar Tulangan (mm)

Melintang 100

Memanjang 200

Tabel 11.1 Jarak Antar Tulangan

Gambar 11.2 Jarak Antar Tulangan

11.4 Lantai Pilar

Untuk jembatan bentang jamak penggabungan penulangan beton pada


daerah pengisian lantai harus dibuat pada bagian atas pier/pilar untuk
mengisi jarak antara lantai dengan di antara bentang.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 79 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

11.5 Pipa Drainase (Saluran Pembuangan)

Pipa-pipa drainase (saluran-saluran pembuangan) dipasang pada sisi jalur


jalan pada jarak tertentu sesuai dengan gambar pelaksanaan . Pipa-pipa
drainase disediakan oleh pemasok.

11.6 Pengecoran

Lantai kendaraan sebagai lapisan penutup harus dicor pada setiap bagian,
dengan ketentuan tidak lebih dari 30 m panjang. Pengecoran disarankan
dimulai dari tengah bentang menerus kebagian tepi (kearah kepala
jembatan), hal ini untuk menghindari retak akibat kembang susut.

Mutu beton yang digunakan minimal K-350 atau fc 30 MPa (mutu standar
yang disarankan untuk pengecoran struktural) dan harus ditest di
laboratorium dengan pengambilan langsung sampel dari lapangan
menggunakan kubus beton atau silinder beton, karena memang mutu beton
ini dirancang untuk proyek yang kekuatannya untuk jangka waktu puluhan
tahun. Selain itu infrastruktur jalan dan jembatan memang harus kuat, tahan
dari gesekan ban mobil serta beban.

Untuk sambungan beton harus tegak lurus terhadap sumbu jembatan, berada
pada puncak gelombang pelat lantai baja gelombang pada jarak sejauh 1.2 m
dari gelagar baja melintang, yaitu pada atau dekat tempat pembengkokan.
Curing harus segera dilaksanakan sesudah pengecoran awal. Untuk awal
pengecoran pelat lantai baja gelombang (deck pelat) harus disemprot dengan
air terlebih dahulu sebelum pengecoran untuk mengurangi temperatur pelat
dan menghindari kembang susut.

Trotoar dicor setelah pengecoran lantai selesai dengan pembesian


(penulangan) melanjutkan dari pembesian lantai yang sudah ada.
Pengecoran trotoar dilakukan setelah permukaan lantai dibersihkan dan
dikasarkan. Perawatan terhadap lantai beton setelah pengecoran harus
dilakukan untuk memberikan hasil yang baik.

11.7 Baja Siku Pertemuan Jembatan


Untuk memberikan ruang bebas bagi pemuaian atau pergeseran arah
memanjang, pada pertemuan pelat lantai jembatan dengan jalan diberikan

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 80 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

pelat siku untuk pelindung aus dan dipasang pada jarak tertentu sesuai
gambar pelaksanaan. Baja siku harus dipasang secara cermat dan mengikuti
ketinggian melintang jalan untuk memberikan kenyamanan pemakai jalan.
Baja siku dipasang dan diangker kedalam pelat lantai. Setelah baja siku
terpasang kemudian ruang bebas yang ada diisi oleh material void rubber
yang berfungsi sebagai penutup gap sehingga ruang bebas tidak terisi oleh
kotoran yang mengakibatkan jembatan tidak bisa mengakomodir pemuaian.

Gambar 11.3 Profile Siku Pada Pertemuan Jembatan

Untuk jembatan dengan volume lalu lintas yang besar, pemakaian baja siku
kurang efisien dan untuk itu disarankan untuk menggunakan ekspansion joint
tipe asphaltic plug.
Pengadaan expansion joint tipe asphaltic plug ini tidak termasuk ke dalam
scope pengadaan jembatan rangka ini, sehingga bisa dilakukan pengadaan
sendiri.

Gambar 11.4 Ekspansion Joint Tipe Asphaltic

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 81 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

11.8 Permukaan Aspal


Sebagai lapis penutup beton diberikan satu lapis aus berupa aspal setebal 5
cm dan masih dimungkinkan untuk overlay kembali setebal 3 cm.

11.9 Proteksi Korosi, Perbaikan Untuk Proteksi Lapisan Cat

Semua komponen rangka baja termasuk baut disuplai dalam kondisi sudah
digalvanis dan tidak diperlukan lagi pengecatan dan juga pemeliharaan cat di
lapangan. Namun demikian pada penyelesaian jembatan, setiap kotoran-
kotoran yang disebabkan pemasangan harus benar-benar dibersihkan untuk
pekerjaan baja dengan cara membersihkannya dengan air bersih dan bila
terjadi kerusakan lapisan galvanis dapat dicat

11.10 Seal Deck (expansion rubber seal)

Seal deck dipasangkan pada lantai di antara siku pelindung lantai pada kedua
ujung bentang lantai ke abutment/pilar.
Tipe seal yang disediakan untuk dipasang pada perletakan pada ujung
bentang tertentu. Bentang Kelas A Seal - panjang 7.40 m Seal tersebut juga
direkatkan dengan menggunakan perekat khusus. Permukaan dari siku
pelindung dek harus dibersihkan dengan baik sebelum memasang seal. Seal
ditempatkan tepat di bawah dari ujung atas siku hingga sampai ke trotoar.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 82 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

BAB. 12
METODE PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN

12.1 Umum
Pokok bahasan ini hanya akan membahas mengenai pemeliharaan
konstruksi baja jembatan, perletakan dan sistem pengecatan atau
galvanizing. Baja konstruksi harus diperiksa secara teratur dari kemungkinan
penurunan mutu dan atau kerusakan.
Adapun peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan untuk inspeksi semacam ini
antara lain :
1. Tangga yang bisa diperpanjang (dapat diperpanjang sampai 7 m) dan
papan-papan dan sebagainya untuk jalan kepermukaan batang-batang
atas.
2. Teropong.
3. Pengukur ketebalan cat.
4. Pisau, pahat, palu dan penggaruk untuk memeriksa cat.
5. Kunci pas atau kunci momen untuk memeriksa kekencangan baut.
6. Total Station (Theodolit)
7. Waterpass

12.2 Inspeksi
 Periksa kemungkinan kerusakan yang diakibatkan kendaraan misalnya
ditabrak, karatan atau terlepasnya lapisan galvanis dan penurunan
atau bengkok.
 Periksalah adanya tumpukan debu atau kotoran terutama pada pelat
badan batang-batang datar. Buang kotoran-kotoran yang ditemukan
sewaktu mengadakan inspeksi. Lubang-lubang drainase pada batang-
batang datar harus terbuka.
 Periksa apakah semua lubang ada bautnya dan kelonggaran mur-mur
dapat diperiksa dengan cara mengetuk perlahan-lahan dengan palu.
 Periksa sistem perlindungan terhadap karat atau tanda-tanda adanya
penurunan kekuatan dan tentukan apa penyebabnya. Beri perhatian
khusus pada bagian-bagian yang mungkin menimbulkan masalah.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 83 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

 Sudut-sudut yang permukaannya berhubungan langsung dengan


beton.
 Permukaan-permukaan horizontal yang mungkin tergenang air.
 Las-lasan, mur-mur, baut-baut, ring-ring.
 Periksa perletakan (elastomer) jembatan dari kemungkinan sobek atau
karena adanya pergerakan horizontal yang berlebihan (yaitu
pergerakan horizontal melebihi 40 % dari tingginya dan tebalnya).

Tipe Elastomerik  
Bentang   
No   (t x l x p)   Keterangan  
( Kelas )  
(mm) 
1  68 x 450 x 600   A.60 m  Neoprane 
2  68 x 450 x 600   A.50 m  Neoprane 
3  68 x 380 x 480   A.40  m   Neoprane 

Tipe  
Lateral Stopper   Bentang     Tebal  
No  
(t x l x p)  ( Kelas )   Lateral Stopper  
(mm) 
1  35 x 170 x 350   A.60 m  Neoprane 

2  35 x 170 x 350   A.50 m  Neoprane 

3  35 x 200 x 230   A.40  m   Neoprane 

Tabel 12.1. Karet Elastomeric, Lateral Stopper & Visualisasi

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 84 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

12.3 Perbaikan Baja Konstruksi


Sebelum dirakit, komponen-komponen kecil, seperti : ikatan angin dan
pipa sandaran yang rusak sewaktu pengangkutan atau pengangkatan,
boleh diluruskan kembali dengan cara dipanaskan. Hal ini harus
dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan tenaga ahli.
Besi tidak boleh dipanasi lebih dari 650 oC dimana hai ini bisa ditandai
dengan adanya warna merah keabu-abuan pada besi. Pemanasan
harus diberikan secara merata dan sesudah besi diluruskan (dengan
dipukul dengan bantuan palu atau didongkrak) harus didinginkan
secara bertahap.
1. Pelat baja yang sedikit bengkok dapat diluruskan dengan
menggunakan dongkrak dan penahan dengan bantuan palu.
2. Komponen-komponen besar termasuk batang-batang rangka, pelat
buhul dan gelagar-gelagar melintang yang rusak berat sebelum
dirakit tidak boleh dipakai dan harus diganti dengan yang baru.
3. Komponen-komponen besar yang rusak dan pada waktu dipasang
misalnya terkena tabrakan harus diperbaiki, diperkuat atau diganti
sesuai pengarahan khusus dari perancang utama.
4. Pemanasan tidak boleh dilakukan pada batang-batang yang
sedang dibebani, misalnya komponen-komponen rangka yang telah
dipasang.
5. Bila ternyata ada batang rangka yang harus diganti atau batang
rangka yang harus diperbaiki dengan proses dipanaskan,
sementara batang tersebut masih menahan beban, maka akan
diperlukan beberapa perkuatan tambahan serta harus dibawah
pengawasan khusus dari pengawas.
6. Pipa sandaran dan ikatan-ikatan angin boleh dilepas dan diperbaiki
dengan dipanasi.

12.4 Lapisan Galvanis


 Semua besi konstruksi telah digalvanis dengan proses pencelupan
panas (hot dip) sewaktu dibuat di pabrik. Dalam keadaan cuaca
normal, lapisan galvanis ini akan memberikan perlindungan jangka
panjang terhadap karat tanpa harus memberikan lapisan tambahan
lainnya.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 85 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

 Apabila lapisan sengnya terkelupas atau tertembus, masih ada


perlindungan katoda pada lapisan besi di bawahnya sehingga tidak
perlu diperbaiki. Bila lapisan yang terkelupas lebih luas, misalnya
sewaktu diperbaiki atau karena rusak, bagian yang rusak harus
diperbaiki sebagai berikut:
- Bersihkan permukaan besi sampai mengkilap dengan menggaruk
atau mesin gerinda, atau peralatan penyemprot pasir jika ada.
- Hapus permukaan besi sampai bersih dan kering.
- Laburkan dua lapis zinc rich seng anorganik yang telah disetujui
dengan menggunakan kuas atau semprotkan sesuai petunjuk
pabrik, ketebalan akhir perlindung 80 m.

 Sesudah beberapa tahun bila ternyata diperlukan lapisan tambahan,


harus diikuti prosedur sebagai berikut:
a. Bersihkan dari oli atau gemuk atau bintik-bintik karat dengan bahan
pelarut atau bahan pembersih.
b. Amplas dan sikat seluruh permukaan untuk menghilangkan kotoran
dan kembang oksidasi dari permukaan, tetapi bairkan lapisan seng
tetap tertinggal
c. Perbaiki semua kerusakan atau daerah karat seperti yang
diterangkan diatas.
d. Akhirnya cuci seluruh permukaan dengan air bersih. Hal ini harus
dilakukan sebelum pengecatan, biarkan kering.
e. Laburkan cat diatas lapisan seng dengan bahan pelapis metal
universal (universal metal primer) yang cocok digunakan pada
permukaan bergalvanis (disesuaikan dengan rehabilitasi jembatan).
f. Laburkan cat “Micaceous Iron Oxide Chlorinated Rubber” yang
disetujui, aduk dan laburkan sesuai petunjuk pabrik.
g. Cat harus meresap keseluruh bagian dan kesudut-sudut pertemuan
pelat dan disekitar mur-mur dan baut-baut.
h. Permukaan besi harus kering dan bersih dan sebaiknya cat
dilaburkan dengan disemprotkan atau dengan kuas dalam satu
lapis dengan ketebalan yang sama, cegah pengecatan yang
bergelombang atau yang menggembung.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 86 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

12.5 Perletakan
Perletakan elastomer, seismic dan penyetop-penyetop tidak memerlukan
perawatan dan dalam kondisi normal mempunyai umur yang tidak terbatas.
Perletakan-perletakan dan penyetop-penyetop ini harus diperiksa dari waktu
ke waktu terhadap tanda-tanda kerusakan, sobek, gembung atau pergeseran
yang berlebihan. Batas perpindahan geser ialah 40% dari tinggi atau tebal
perletakan.
Perletakan-perletakan yang memperlihatkan pergerakan berlebihan harus
dikembalikan pada posisi semula. Perletakan yang rusak atau dengan kata
lain yang bertambah rusak harus dibongkar dan diganti.
Dalam setiap keadaan, perletakan pada ujung bentang yang sama harus
sama tebalnya. Perletakan yang salah pemasangannya mungkin harus
dibongkar dan harus diikuti prosedur pemasangan dan pergantiannya.

12.6 Penggantian Komponen


Bila suatu komponen jembatan rusak sehingga tidak dapat diperbaiki serta
hilang sewaktu proses pengangkutan, pemasangan atau rusak belakangan,
maka komponen tersebut harus diganti dengan komponen yang bertanda
sama. Jika komponen yang identik tidak ada, maka komponen yang rusak
tersebut harus diganti dengan komponen yang sama/setara (kuat) setelah
dievaluasi dan disetujui bersama antara konsultan perencana dan pengguna
komponen struktur rangka baja (owner).

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 87 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

BAB. 13
PEKERJAAN PERSIAPAN PEMBONGKARAN

13.1 Umum
Tipe struktur bangunan atas jembatan rangka baja permanen (luar kota)
yang akan dibongkar adalah tipe/kelas warren tertutup yang terdiri dari
komponen baja yang dirakit dengan sistem sambungan mur dan baut
sehingga membentuk rangkaian jembatan.

Dalam proses pelepasan dan pembongkaran jembatan ini nanti akan dibagi
menjadi dua bagian pekerjaan sesuai dengan karakteristik komponen
jembatan yang digunakannya, dalam hal ini kami membagi 2 (dua) bagian
komponen yang akan dilepas / dibongkar, antara lain :

 Komponen Atas :
Terdiri dari : Batang atas (Top Chord), Batang diagonal (Diagonal Chord),
Ikatan Angin Atas (Top Bracing), Bracing Ujung (End Portal).

 Komponen Bawah:
Terdiri dari Batang bawah (Bottom Chord), Gelagar melintang (Cross
Girder), Gelagar melintang (Cross Girder), Bantalan karet penahan gempa
(Elastomeric Bearing), Penahan Lateral (Lateral Stopper), dan Pelat Lantai
Jembatan (Steel Deck Plate), serta Pipa Sandaran (Handrail).

Berikut dibawah ini, gambar Ilustrasi jembatan rangka baja permanen (Luar
Kota) kelas/type Warren tertutup produksi PT Gunung Steel Construction -
PT. Wika Ikon, JO dan komponennya.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 88 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 13.1. Ilustrasi Perspektif Jembatan Rangka, Yang Akan di bongkar

13. 2 Kriteria Pembongkaran


Dalam melakukan proses pekerjaan pelepasan dan pembongkaran jembatan
rangka baja permanen yang harus dimulai oleh kontraktor/erektor adalah
dengan melakukan proses, antara lain :
a. Pembersihan sampah padat di lapangan : sebagaimana mestinya,
biasanya setelah sekian tahun jembatan terpasang dan harus dibongkar
maka hal yang paling utama adalah dengan tersisanya barang-barang
yang menyangkut dan menempel pada komponen-komponen jembatan,
terutama pada bagian bawah jembatan, oleh karena itu disarankan untuk
membersihkan dan membuang kotoran-kotoran atau sisa-sisa sampah
yang menempel pada komponen jembatan tersebut. Sisa kotoran atau
sampah yang menempel diusahakan untuk dibuang ke penampungan
yang telah ditentukan sehingga tidak menganggu dalam proses pekerjaan
pembongkaran nantinya.

b. Pembersihan sampah cair di lapangan : Hal-hal yang perlu dipastikan


terkait sisa sampah tersebut adalah khususnya sampah cair/kimia yang
mudah terkontaminasi zat additive lainnya. Sehingga dikuatirkan dapat
membahayakan para pekerja serta orang-orang disekitar area

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 89 of 106


Jembatan Rangka Bajaa Permanen

pelepa
asan/pemb
bongkaran
n jembatan. Sebagai rekomend
dasi untuk menjaga
keberrhasilan da
an keaman
nan pada saat
s pembo
ongkaran d
dan pelepa
asan dari
masin
ng-masing komponen jembata
an, maka selama melakukan
n proses
pembongkaran di lapanga
an tidak diijinkan me
elakukan p
proses pen
ngelasan
terhad
dap komponen-komponen jem
mbatan ra
angka baja
a lainnya. Seluruh
kompo
onen haru
us diperikksa sebelu
um pembo
ongkaran dilaksanak
kan dan
setiap
p kerusakan harus se
egera diperrbaiki dahu
ulu.

13.3 A
ALUR PRO
OSES (FLO T) PEMBONGKARAN
OWCHART N

Gambar 13
3.2. Alur Prroses Pemb
bongkaran
n

13. 4 Id
dentifikasi Persiapan Pembon
ngkaran
Untuk le
ebih mem mpermudah h proses pelepasan dan pe
embongkaran dari
masing-m
masing kom
mponen je angka baja, perlu melakukan identifikasi
embatan ra
bagian komponen
k per kompo batan, bentuk dari identifikasiny
onen jemb ya dapat
berupa penamaan
n, pengko
odean ata
au pembu
uatan marrking pada
a setiap
kompone
en jemba
atan yang
g akan dibongkar,
d hal ini dilakukan
n untuk
mempermudah se
erta menyusunnya kembali
k b
bilamana ssemua komponen-
kompone
en jembattan sudah selesai
s terrbongkar.
Disarankkan dalam
m proses pembongk
karan darii masing-m
masing ko
omponen
jembatan
n dapat dissajikan dalam bentuk
k daftar listt/susunan kkomponen
nnya.
Dalam daftar
d list komponen
k jembatan, kompone
en mur dan baut me
erupakan
salah satu komponen yang menjadi
m perhatian,, karena
a pada

Kontrak No. HK.02.03/JE


EMB.PPK.06/772 90 of 1006
Jembatan Rangka Baja Permanen

material/komponen baut terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,


seperti ; ukuran diameter, panjang serta fungsinya.

Perlu diketahui bersama didalam satu unit jembatan rangka baja permanen
terdapat beberapa ukuran, spesifikasi juga grade mur dan baut yang
digunakan dan ini tidak dapat dipisahkan.
Sebagai referensi berikut bagian-bagian sambungan jembatan rangka baja
serta mur dan baut yang dipergunakan, seperti :
 Sambungan Antar Komponen jembatan rangka baja harus
menggunakan baut dengan mutu tinggi (high Strength) dengan ukuran
diameter 24mm (M24) sesuai dengan stándar JIS B1186, dan mutu
sedang dengan diamater 16mm (M16).
 Sambungan Pada bagian Lantai jembatan rangka baja biasa
menggunakan baut dengan ukuran diameter 12mm (M12) sesuai JIS
B1051
 Sambungan pada Penahan Gempa, Untuk sambungan penahan gempa
dipakai baut mutu tinggi grade S10T dengan diameter 24 mm sesuai
dengan JIS B1186 Setiap baut yang akan digunakan harus disertakan
dengan sebuah mur atau ring.

13.5 Peralatan dan Perlengkapan


Peralatan yang digunakan untuk pembongkaran adalah:
 Crane kapasitas minimum 2-3 ton
 Shear Wrenches
 Kunci Momen
 Kunci Biasa

Untuk mempercepat dan mempermudah proses pembongkaran mur dan


baut pada jembatan rangka baja, disarankan menggunakan alat Electric
Shear Wrenches.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 91 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 13.3 Alat Electric Shear

Peralatan Elektric Shear Wrenches ini digunakan untuk melakukan proses


pengencangan dan pelepasan jenis baut mutu tinggi grade S10T jenis torsi
potong dengan lebih mudah dan cepat, sehingga tingkat efisiensi pekerjaan
pengencangan atau pelepasan komponen jembatan dapat mempermudah
dari segi perhitungan waktunya, untuk alat ini kami telah mendapatkan
rekomendasi dari pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, alat ini sudah dipergunakan oleh proyek-proyek pemerintah
khususnya proyek jembatan rangka baja, sebagai informasi, berikut kami
sampaikan spesifikasi teknis :

ELECTRIC SHEAR WRENCHES   
MEREK MAKITA TYPE 6924N

Model 6924N
Ukuran Baut M22. M24
Torsi Normal Maksimum 1.100 N'm
Kecepatan Tanpa Beban (Min¯¹) 19
Dimensi (P x L x T) 330 mm x 104 mm X 257 mm
Berat 7.5 Kg

Tabel 13.1 Properties : Alat Electric Shear

Bilamana dilapangan tidak ditemukan alat Shear Wrench tambahan untuk


pelepasan\pembuka bautnya, sebagai referensi kami merekomendasi jenis
peralatan khusus untuk pelepasan dan pembongkaran baut dengan jenis
S10T (baut mutu tinggi) dengan nama Nut Splitter (pemisah baut), seperti
gambar ilustrasi dibawah ini :

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 92 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 13.4 Ilustrasi dan Properties : Splitter Nut

Gambar 13.5 Cara Kerja Alat Pemisah Baut (Nut

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 93 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Urutan langkah pelepasan/pembongkaran baut dengan Splitter Nut ;


Langkah 1 :
Baut yang menempel pada bagian komponen/material lain, sehingga susah
untuk dilepaskan
Langkah ke 2 :
Posisi baut yang susah untuk dikeluarkan, diposisikan sudah tepat dengan alat
pemisah baut (nut splitter).
Langkah ke 3 :
Baut yang akan dilepas agar diposisikan benar-benar kencang, sehingga
bilamana dipukul/ditekan dengan alat pemisah baut (nut splitter) tidak bergerak.
Langkah ke 4 :
Posisi perletakan alat pemisah baut (nut splitter) harus benar-benar pada medan
yang datar .
Langkah ke 5 :
Diusahakan pemukulan/penekanan pada baut yang akan dilepas posisi alat
pemisah baut (nut splitter) diatas, agar lebih mudah dalam proses
pemukulannya, bila posisi atau penempatan baut dan nut splitter sudah tepat
dan akurat maka proses pemecahan baut dapat dilaksanakan.
Langkah ke 6 :
Hasil pemecahan baut dengan alat pemisah baut (nut splitter) yang sempurna,
Langkah ke 7 :
Setelah baut telah terpecah, maka proses pelepasan dapat dilakukan.

Sedangkan pelepasan atau pengenduran untuk baut dengan jenis mutu


sedang grade F10T (baut hexagon) dapat menggunakan kunci momen, dapat
dilihat pada ilustrasi gambar kunci momen dibawah ini.

Posisi skala bacaan 

Socket kunci 

Pegangan Kunci  

 Kepala Kunci   Posisi penyetelan sesuai skala 

Gambar 13.6 Kunci Momen Untuk Baut

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 94 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

13.6 LANGKAH PERSIAPAN PEMBONGKARAN


Secara umum system/metode persiapan pemasangan jembatan rangka baja
permanen dibagi menjadi tiga sistem, begitu pula dengan sistem
pembongkarannya, tetapi dalam bahasan metode persiapan pembongkaran
dalam buku ini kami membagi dalam dua system/metode pembongkaran,
metode tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : Metode perancah dan
Metode semi kantilever.

Pemilihan system/metode pembongkaran yang akan digunakan sangat


tergantung pada keadaan, situasi dan kondisi lokasi dari jembatan yang
akan dibongkar, karena lokasi dan kondisi arus sungai di Indonesia, berbeda-
beda.

Beberapa faktor penting lainnya yang mendasari untuk pemilihan dari


masing-masing metode sistem pembongkaran tersebut adalah pertimbangan
mengenai kemudahan dalam pelaksanaannya, seperti : kecepatan, ketepatan
skedul (waktu) dan biaya serta keamanan konstruksi selama pembongkaran.

13.7 KOORDINASI PEMBERSIHAN AREA DAN LALU LINTAS


Sebelum melakukan proses pelepasan dan pembongkaran jembatan rangka
baja, hal-hal lain yang perlu dilakukan dan diperhatikan adalah pembersihan
area serta mobilisasi lalulintas yang akan dilalui kendaraan, oleh karena itu
perlu adanya komunikasi serta koordinasi dengan instansi atau lembaga
tertentu dengan hal tersebut.

Dengan penutupan arus dan jalur lalulintas baik langsung maupun tidak
langsung pada atau kearah area/lokasi pembongkaran setidaknya akan
mempengaruhi jarak aman untuk proses mobilisasi dalam pekerjaan
pembongkarannya.

Jalur atau akses lalulintas yang akan mengarah pada jalur area lalulintas
pembongkaran jembatan disarankan diberi rambu-rambu peringatan (sign
Warning) kepada pengguna jalan lainnya, seperti dalam bentuk spanduk,
banner dan lainnya, gambar ilustrasi peringatan tersebut dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 95 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 13.7 Ilustrasi Rambu Peringatan (Sign Warning)

13.8 PEMETAAN OBJEK AREA PEMBONGKARAN


Setelah kondisi area proses pelepasan atau pembongkaran sudah
dinyatakan aman, maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan
pemetaan area untuk pembongkaran, tujuan pemetaan ini adalah untuk
mempermudah dalam menyusun titik-titik mana saja yang akan dilakukan
proses pelepasan atau pembongkaran, dan selanjutnya melakukan proses
identifikasi pada objek jembatan dilanjutkan dengan proses awal pekerjaan
seperti ; memecahkan beberapa bagian pada pondasi dan lantai jembatan
yang menempel, antara lain aspal dan cor-coran semen.

13.9 PROSES AWAL PELEPASAN DAN PEMBONGKARAN


Bilamana sudah terindentifikasi semua objek jembatan yang akan dibongkar
selanjutnya melepaskan dan membersihkan area pondasi dan lantai
jembatan dari sisa bahan aspal dan coran semen.

Disarankan dalam proses identifikasi objek pembongkaran perlu dipersiapkan


pula tempat penyimpanan atau pembuangan hasil bongkaran beton selain
daripada itu perlu disiapkan area untuk peletakan komponen-komponen
peralatan dan perlengkapan pendukung yang dibutuhkan, antara lain : tempat
lokasi istirahat pekerja, tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan,
sumber arus listrik/bahan bakar untuk peralatan yang digunakan.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 96 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

13.10 PEMASANGAN SUPPORTING PENOPANG / PENYANGGAH


(SHORING) Sebelum melepaskan bagian-bagian atas dan bawah jembatan,
disarankan untuk membuat supporting penyanggah (shoring) dari jembatan
yang akan dilepas atau dibongkar.

Untuk menahan bentang utama jembatan rangka baja ini. Supporting


penyanggah disarankan dipasang pada setiap segmen bagian dari panjang
bentang jembatan, kurang lebih berjarak lima meter (5 m), sesuai dengan
panjang gelagar memanjang (stringer).

Setelah cukup dan kuat tiang-tiang supporting penyanggah (shoring)


terpasang di bagian-bagian utama jembatan yang akan dilepas atau
dibongkar, maka tahapan selanjutnya adalah dengan menyiapkan peralatan
pelepas baut (electric shear wrenches) dan pemisah baut (nut splitter).

Sedangkan dalam ilustrasi supporting penyanggah dapat dilihat pada gambar


ilustrasi di bawah ini :

Gambar 13.8 Tiang Penopang/Penyanggah (Shoring)

13.11 PEMBONGKARAN LANTAI JEMBATAN


Setelah dilakukan pemasangan penyanggah terhadap ke dua sisi jembatan,
tindakan selanjutnya adalah dengan melakukan proses penghancuran lantai
beton pada atas lantai jembatan, penghancuran lantai jembatan beton ini
harus hati-hati, disarankan menggunakan mesin penghancur beton yang
sudah direkomendasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, untuk peralatan penghancur beton (jack hammer) yang sering

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 97 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

digunakan ada 3 (tiga) jenis/tipe, yaitu electric jack hammer, gas breakers,
dan drilling hammer.

 
 
  Gambar 13.9 Ilustrasi Alat Penghancur Beton
 
Gambar ilustrasi jembatan rangka baja setelah dilakukan proses
pemecahan/pembongkaran pada beberapa bagian dibawah ini dan hasil
beton lantai dari pembongkaran diangkut ketempat penyimpanan/
pembuangan yang disediakan supaya tidak mengganggu proses pekerjaan
yang sedang berjalan.

Gambar 13.10 Pembongkaran Komponen Bawah Jembatan

13.12 PENGENDURAN / PELEPASAN MUR DAN BAUT


Bilamana dalam pelaksanaannya penghancuran beton (concrete) lantai
jembatan sudah terbongkar secaramerata dan komponenkomponen

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 98 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

jembatan rangka baja yang tertutup aspal atau beton (concrete) sudah
terlihat,seperti : pelat dek (deck plate), shear connector dan juga kepala baut
pada pelat dek sudah tampak, langkah selanjutnya adalah dengan
pengenduran serta pelepasan mur dan baut lantai jembatan. Disarankan
bilamana akan melepaskan komponen jembatan agar dilepaskan dengan
metode segmen per segmen (tidak sekaligus).

13.13 PELEPASAN KOMPONEN BAWAH JEMBATAN


Setelah komponen-komponen pelat deck (deck plate) sudah terbongkar
semua, maka pekerjaan selanjutnya adalah dengan melepaskan mur dan
baut dari masing-masing stringer yang menempel pada gelagar melintang
(cross girder). Perlakuannya sama dengan pelepasan pada plate deck, yaitu
pembongkaran per segmen dari jembatan rangka.

Proses Pelepasan/pembongkaran angkur bolt dan elastomeric bearing


adalah langkah selanjutnya untuk melakukan proses pembongkaran
jembatan rangka baja, untuk menjaga turunnya jembatan akibat proses
pelepasan/pembongkaran disarankan untuk menyiapkan peralatan dongkrak,
sehingga bilamana terjadi penurunan jembatan yang signifikan dalam proses
pelepasan/pembongkarannya, alat dongkrak langsung dapat dipergunakan.

13.14 PELEPASAN KOMPONEN ATAS JEMBATAN


Setelah bagian bawah dan lantai jembatan sudah dilepaskan, selanjutnya
pelepasan mur dan baut untuk komponen atas jembatan dapat dilakukan,
untuk pelepasan komponen atas jembatan, yang di lepas adalah ikatan angin
(bracing). Bilamana dalam proses pelepasan/pembongkaran komponen atas
jembatan dalam hal ini komponen ikatan angin (bracing) sudah selesai dalam
satu segmen, maka selanjutnya pelepasan mur dan baut komponen jembatan
batang tepi atas (top chord) dapat dilakukan.
Untuk komponen atas jembatan dalam hal ini komponen-komponen pengikat
yang belum dilepas adalah komponen bracing ujung (end portal), komponen
bracing ini terletak paling ujung diatas batang diagonal dan sandaran
(handrail), mur dan baut yang digunakan untuk mengikat komponen ini
adalah baut mutu tinggi (high strength bolt) grade F10T (M16) Standar JIS
B1186, disarankan untuk disiapkan peralatan (toolkit) jembatan.
Sedangkan komponen atas jembatan yang akan dilepas/dibongkar adalah
komponen batang diagonal (diagonal chord), komponen ini sebagai

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 99 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

penyanggah rangka dari jembatan dan merupakan komponen utama dalam


struktur jembatan rangka baja, pengikat mur dan baut untuk komponen
jembatan ini dengan baut mutu tinggi (high strength bolt) grade S10T (M24)
Standar JIS B1186, untuk pelepasan mur dan bautnya harus disiapkan
peralatan (toolkit) dan tambahan kunci impact.

Kunci impact ini berfungsi sebagai perusak dan pembuka baut type S10T
(24M), karena sifat dari baut ini hanya digunakan dalam satu kali
pemasangan jembatan.

Gambar 13.11 Proses Pembongkaran Komponen Atas

13.15 PELEPASAN KOMPONEN HANDRAIL JEMBATAN


Sandaran (Handrail) adalah salah satu komponen jembatan rangka baja yang
juga akan dilakukan proses pelepasan/pembongkaran, komponen ini sebagai
penyanggah rangka dari pengikat jembatan, sedangkan mur dan baut untuk
komponen jembatan ini menggunakan baut mutu sedang grade F10T (M12)
Standar JIS B1186, disarankan untuk pelepasan mur dan bautnya harus
disiapkan peralatan kunci (toolkit).

Sedangkan alat bantu yang digunakan dalam proses pelepasan dan


pembongkaran serta penurunan untuk masing-masing komponen jembatan
rangka baja dapat menggunakan mobil crane dengan kapasitas minimum 2
sampai 3 ton, sebagai rekomendasi penggunaan alat bantu mobil crane ini
digunakan bilamana kondisi dilapangan atau area untuk mobilisasi /manuver
memungkinkan.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 100 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

Gambar 13.12 Alat Bantu (Crane)

13.16 METODE DAN LANGKAH PEMBONGKARAN


Secara umum metode persiapan pelepasan dan pembongkaran untuk
jembatan rangka baja permanen ini dapat diuraikan dalam dua metode
pembongkaran, antara lain : metode perancah dan metode semi
kantilever.

1. Pembongkaran dengan Metode Perancah


Metode perancah merupakan salah satu metode yang digunakan dalam
pembangunan jembatan. Perancah itu sendiri dapat diartikan sebagai struktur
penunjang untuk keberhasilan pekerjaan acuan atau sebagai struktur vertical
yang berfungsi sebagai penyangga yang bertugas meneruskan seluruh gaya-
gaya dan beban dari atas ke bawah.

Perancah tersebut dipasang untuk menahan jembatan yang telah dirangkai


persegmen. Bila sudah diberi perancah dibawah segmen yang telah
dipasang, maka beban pemberat dikurangi.

Metode penggunaan untuk proses pembongkaran perancah ini dipakai bila


keadaan sungai sebagai berikut :
• Dasar sungai berpasir, lempung atau tanah keras, sehingga memudahkan
pemasangan tiang perancahnya.
• Dangkal atau tidak terlalu dalam, sehingga tidak memerlukan tiang perancah
yang terlalu tinggi.

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 101 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

• Kecepatan arus rendah, yang akan mengurangi gaya-gaya mendatar


terhadap tiang perancah.
• Dilaksanakan pada sungai yang tidak begitu dalam dengan tepi sungai yang
landai sehingga memungkinkan dipasang perancah untuk sistem pelepasan
dan pembongkarannya.
• Bebas dari barang hanyutan yang bisa merusak atau merobohkan tiang
perancah. Terdapat bangunan lama, yang dapat dipakai sebagai penyangga
sementara bagi bangunan/jembatan baru yang akan dibangun.

Perancah

Gambar 13.13 Metode Sistem Perancah


 
Setelah semua perancah selesai dipasang serta dibuat dan berdiri pada
posisi-posisi yang ditepat, maka proses pelepasan /pembongkaran dapat
dilaksanakan. Pelepasan/pembongkaran dimulai terlebih dahulu dengan
mengindentifikasikan/memilih komponen-komponen apa yang akan
dilepas/dibongkar, dan harus sesuai dengan gambar jembatan.

Gambar 13.14. Ilustrasi Pelepasan Komponen Jembatan

Adapun urutan-urutan pelepasan/pembongkaran adalah sebagai berikut :

Pertama :
Sebelum melakukan proses pelepasan\pembongkaran suatu jembatan maka

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 102 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

yang perlu menjadi perhatian adalah tempat penyimpanan baik penyimpanan


hasil dari bongkaran dalam bentuk beton (concrete) dan hasil bongkaran
dalam bentuk komponen-komponen\bagian dari jembatan itu sendiri, ini
dipersiapkan agar tidak mengganggu kegiatan diarea dan sekitar tempat
pembongkarannya. Bilamana masing-masing lokasi area\tempat
penyimpanan sudah dapat terpenuhi maka proses pelepasan\pembongkaran
dapat dikerjakan.

Kedua :
Setelah melakukan pembongkaran dan pelepasan komponen concrete
(coran) terhadap lantai dan bagian bawah jembatan, selanjutnya melakukan
pelepasan pelat deck (steel deck) pada lantai jembatan, pengenduran dan
pelepasan untuk masing-masing bautnya dilakukan bagian per bagian
(segmen) dari jembatan.

Ketiga :
Setelah semua baut-baut terlepas dari lantai (plate deck) jembatan maka
dilanjutkan kembali dengan pelepasan masing-masing komponen gelagar
memanjang (stringer).

Keempat :
Setelah komponen stringer terlepas, selanjutnya mempersiapkan
pengenduran dan pelepasan baut-baut pada gelagar melintang (cross girder),
pelepasan komponen ini dilakukan seperti proses pada batang stringer.

Kelima :
Setelah komponen stringer terlepas, selanjutnya mempersiapkan
pengenduran dan pelepasan baut-baut pada gelagar melintang (cross girder),
pelepasan komponen ini dilakukan seperti proses pada batang stringer.

Keenam :
Selanjutnya proses perulangan pelepasan\pembongkaran dari bagian per
bagian (segmen) ini berlangsung sesuai dengan urutan/tahapan (urutan 1
sampai 4) sampai pada bagian-bagian (segmen) ujung jembatan.

Ketujuh :
Bila semua proses pelepasan\pembongkaran sudah pada tahap
penyelesaian maka masing-masing bagian (segmen) dari komponen

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 103 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

jembatan dapat dipindahkan ketempat area penyimpanan yang sudah


dipersiapkan sebelumnya.

Sistem pembongkaran dengan perancah ini juga dipakai sebagian pada


sistem semikantilever yaitu pada bagian sungai yang landai saja biasanya
masih berupa daratan, perancah dipasang pada buhul dengan jarak antara 5
sampai dengan 10m, disesuaikan dengan kapasitas pondasi dan kapasitas
dari perancah itu sendiri.

sedang pada area pelayaran yang dalam dilanjutkan dengan metode


semikantilever.

2. Pembongkaran dengan Metode Semikantilever


Merupakan gabungan antara sistim perancah dengan sistim kantilever
sehingga biasa terjadi jika kondisi sungai yang memiliki kondisi gabungan
yaitu memiliki bagian yang dangkal/landai (tepi sungai) dan kondisi yang
dalam (area alur pelayaran). Untuk pemberat disarankan mininum 10% dari
total berat jembatan, dipasangkan pada segmen ujung jembatan.

Pada dasarnya proses perlakuan pelepasan\pembongkaran metode


semikantilever hampir sama dengan metode perancah. Baik penggunaan
perlengkapan dan peralatannyapun demikian, secara garis besar yang
membedakan terletak pada tambahan komponen bentang pemberat (bentang
pemberat adalah suatu bentang rangka standar yang berguna untuk
menahan berat sendiri komponen rangka baja di atas sungai sehingga
dengan pengimbang beban lawan yang berada di tempat yang disediakan
pada bentang pemberat (biasa terletak di pangkal bentang).

Adapun urutan pelepasan/pembongkaran pada metode semikantilever adalah


sebagai berikut :

Pertama :
Sebelum melakukan proses pelepasan\pembongkaran jembatan maka yang
perlu menjadi perhatian adalah telah disiapkannya komponen bentang
pemberat, selanjutnya dipersiapkan juga tempat penyimpanan baik
penyimpanan hasil dari bongkaran dalam bentuk beton (concrete) dan hasil
bongkaran dalam bentuk komponen-komponen\bagian dari jembatan itu
sendiri, ini dipersiapkan agar tidak mengganggu kegiatan diarea dan sekitar

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 104 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

tempat pembongkarannya.
Bilamana masing-masing lokasi area\tempat penyimpanan sudah dapat
terpenuhi maka proses pelepasan\pembongkaran dapat dikerjakan.

Kedua :
Setelah melakukan pembongkaran dan pelepasan komponen concrete
(coran) terhadap lantai dan bagian bawah jembatan, langkah selanjutnya
adalah dengan melakukan pelepasan pelat deck (steel deck) pada lantai
jembatan, pengenduran dan pelepasan untuk masing-masing bautnya
dilakukan bagian per bagian dari jembatan.

Ketiga :
Setelah semua baut-baut terlepas dari lantai jembatan, pekerjaan dilanjutkan
kembali dengan melakukan proses pelepasan dari masing-masing komponen
atas jembatan yang terdiri dari : batang atas, batang diagonal, ikatan angin
atas, bracing ujung.

Keempat :
Bilamana dalam proses pelepasan\pembongkaran komponen-komponen atas
jembatan telah selesai, maka langkah selanjutnya dengan melepaskan baut-
baut dalam komponen-komponen jembatan bawah diawali dengan dudukan
pada pelat buhul, komponen tersebut harus dikendurkan selanjutnya dilepas
dengan tepat dan harus ditahan dengan kunci pasak (drift) yang ada.

Kelima :
Selanjutnya bilamana komponen-komponen pelat buhul sudah terlepas dari
dudukannya, selanjutnya mempersiapkan proses pengenduran dan
pelepasan baut-baut pada gelagar batang stringer.
Batang-batang stringer bilamana mengalami kesulitan dalam pengangkatan
dapat menggunakan crane untuk proses pengangkatan.

Keenam :
Langkah Selanjutnya mempersiapkan pengenduran dan pelepasan baut-baut
pada gelagar melintang (cross girder), pelepasan\pembongkaran komponen
ini dilakukan seperti proses pada batang stringer.

Ketujuh :
Selanjutnya proses perulangan pelepasan\pembongkaran dari bagian per

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 105 of 106


Jembatan Rangka Baja Permanen

bagian (segmen) ini berlangsung sesuai dengan urutan/tahapan (urutan 1


sampai 6) sampai pada bagian-bagian (segmen) ujung jembatan.

Kedelapan :
Bila semua proses pelepasan\pembongkaran komponen jembatan sudah
pada tahap penyelesaian, maka selanjutnya komponen bentang pemberat
sudah dapat dipersiapkan untuk dilepaskan.
Bagian (segmen) dari masing-masing komponen jembatan yang sudah
diangkat dapat dipindahkan ke tempat/penyimpanan yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.

Beban Pemberat  

Perancah  

Gambar 13.15 Ilustrasi Penampang Memanjang Metode

Kontrak No. HK.02.03/JEMB.PPK.06/72 106 of 106

Anda mungkin juga menyukai