BAB 1
PENJELASAN UMUM SISTEM
Kelas A
Lebar total lantai jembatan 9.0 m, dengan konfigurasi:
0.5 m + 0.5 m + 7.0 m + 0.5 m + 0.5 m (trotoar + lajur tepian + lajur
kendaraan + lajur tepian + trotoar)
Lantai jembatan merupakan struktur beton yang berada di atas bekisting pelat
lantai baja gelombang (Corrugated Steel Deck Plate) yang ditopang oleh
gelagar baja memanjang (Stringer) di antara gelagar baja melintang (Cross
Girder), gelagar baja melintang bersifat non-komposit dengan balok lantai
beton.
Untuk kemudahan dalam pelaksanaan perakitan jembatan, semua komponen
jembatan diberi tanda/marking yang jelas sesuai dengan urutan yang
diperlihatkan pada gambar perakitan,dapat di lihat : Lampiran C (semua tipe
gambar perakitan jembatan).
Jembatan rangka baja permanen yang direncanakan oleh PT Gunung Steel
Construction memiliki sifat pemeliharaan yang ringan. Semua komponen
rangka baja dan baut digalvanisasi, dan menggunakan tumpuan karet
(elastomer).
Perakitan jembatan rangka ini direncanakan dapat dilakukan di lokasi
pembangunan jembatan secara bertahap dengan bermacam alternatif sistem
perakitan jembatan, antara lain: sistem perancah, semi kantilever (kantilever
sebagian) maupun kantilever penuh. Sistem perakitan jembatan akan dibahas
lebih lanjut pada bab tersendiri.
Dimana :
PB = tekanan angin dasar seperti yang ditentukan
dalam tabel berikut (MPa)
Tekanan Angin Dasar
Dimana:
Csm = Desain parameter percepatan respon Spektral
W = Berat efektif struktur
R = Faktor modifikasi respon, untuk project ini
menggunakan R = 4
o Arus : Bangunan atas dianggap terletak di atas muka
air banjir
o Temperatur : Besarnya perbedaan relatif dari suhu direncanakan
-6
sebesar 15ºC, Koefisien muai baja 12 x 10 /º C.
Lendutan untuk struktur jembatan tidak melebihi lendutan yang diijinkan, sebagai
berikut :
Beban Hidup : 1 L
800
Beban Mati : 1 L
300
Gambar 1.5
Gambar 1.3
Gambar 1.4
Gambar 1.2
BAB 2
KOMPONEN JEMBATAN RANGKA BAJA
TEGANGAN TEGANGAN
SIMBOL TARIK LELEH KOMPONEN MATERIAL
Ft (MPa) Fy (MPa)
a. Komponen utama
Komponen utama jembatan rangka baja permanen
menggunakan standar mutu JIS G3106 SM.490YB
Baut untuk sambungan antar komponen utama menggunakan
baut mutu tinggi (High Strength Bolt) JIS B1186 Grade S10.T
tipe M24 dengan mur dan ring dari tipe perkerasan yang setara.
b. Komponen Sekunder
Komponen sekunder baja strandar JIS 3101 Grade SS.400
Baut untuk komponen sekunder menggunakan baut JIS B1051
Grade H4.6
c. Komponen pelengkap
Pipa sandaran menggunakan mutu baja standar BS 1387-67
Medium
Pelat lantai baja gelombang menggunakan mutu baja standar
JIS G3101 SPCC.
Baut mutu sedang (MS) JIS B1056 grade 4.6 tipe M12 dengan
mur dan ring dari tipe perkerasan yang setara (untuk pelat lantai
gelombang)
Perletakan elastomer menggunakan material berbahan dasar
neoprene dan polymere.
PERALATAN (TOOLKIT)
NO. KETERANGAN JUMLAH
1 Torque Wrench 1 Unit
2 Impact Shear Wrench 1 Set
3 Drift Dia. 15mm (M24) 1 Pcs
4 Drift Dia. 15mm (M12) 1 Pcs
5 Kunci Soket M24 2 Pcs
Tabel 2.2. Daftar Peralatan (Toolkit)
Skala bacaan
Handle kunci
KOMPONEN DONGKRAK
NO. URAIAN
BAB 3
PENGADAAN, PENYIMPANAN DAN PEMINDAHAN
KOMPONEN JEMBATAN
Bantalan Kayu
Papan kayu
Kayu
Cross Grider
Kayu
Kayu
Kehilangan atau kerusakan komponen jembatan rangka baja yang terjadi setelah
serah terima di lapangan menjadi tanggung jawab pelaksana dan harus
diperbaiki atau diganti.
Lapisan galvanis dibuat dari bahan mutu tinggi dan dalam keadaan normal tidak
memerlukan perbaikan. Untuk perbaikan kerusakan galvanis, komponen harus
dibersihkan dengan gerinda sampai permukaan logamnya mengkilap dan
selanjutnya dilebur dengan cat seng anorganik primer (inorganic zinc priming).
BAB 4
BANGUNAN BAWAH
Campuran grouting adalah 1:3 (semen : pasir) dicampur dengan air sampai
didapat kondisi plastis dan perlu diberi bahan tambahan anti susut yang
cocok. Campuran dimasukan disekitar angkur dengan menggunakan sebuah
tongkat besi untuk pemadatan. Baut angkur tersebut harus diikat pada
posisinya sampai proses grouting selesai dengan batas toleransi seperti yang
disebut di depan. Ulir angkur harus diberi gemuk dan dilindungi terus.
4.4 Tumpuan
Tumpuan karet (elastomer) terbuat dari neoprene dengan polymer sebagai
bahan dasar, karet yang digunakan bukan hasil daur ulang atau vulkanisir
dan harus dipasang di atas landasan beton (semen mortar) yang rata pada
posisi dan elevasi.
Perbedaan Tinggi Pier "h"
(mm)
Bentang (m)
40 50 60
h1 h1 h1
40 309 510 738
50 510 463 714
60 738 714 653
- Variasi 2 Jembatan
40 309
50 463
60 653
CL PIER
Camber Jembatan
h
X
Bentang 1 Bentang 1
- Variasi 3 Jembatan
Bentang (m) h1 h2
(mm) (mm)
40-40-40 618 618
CL CL
PIER PIER
Camber Jembatan
h h
h1 h2
- Variasi 4 Jembatan
Bentang (m) h2 h3
h1 (mm) (mm) (mm)
- Variasi 5 Jembatan
h1 h2 h3 h4
Bentang (m) (mm) (mm) (mm) (mm)
Perbedaan elevasi antara pilar dan abutmen juga dapat dilihat pada batasan
kemiringan anti lendut maksimal setiap bentang seperti pada Tabel berikut :
LENDUTAN CAMBER
BAB 5
AREA PERAKITAN DAN PEKERJAAN PERSIAPAN
BAB 6
PEMASANGAN MUR DAN BAUT
b. Sambungan Lantai
Sambungan steel deck plate dengan profil baja, menggunakan baut
mutu sedang grade 4.6 tipe M12 berukuran diameter 12 mm sesuai
JIS B1051.
Baut-baut ini dirancang pada perletakan tertentu dan dikencangkan
sementara dimana masing-masing disuplai dengan sebuah mur dan
2 ring tipis standar.
(a) S10T
(b) F10T, H4.6
Gambar 6.1 Detail Baut
Diameter Cara
No Grade Tipe Baut Komposisi Baut
Baut Pengencangan
Tipe baut yang dipasang pada komponen utama jembatan rangka baja
permanen kelas A ini adalah tipe S10T dengan kepala Baut Bulat (Dome
Head). Dengan komposisi : satu baut, satu ring, dan satu mur. Sedangkan
untuk tipe baut Hexagonal Bolt dengan grade F10T dipakai untuk
komponen sekunder seperti ikatan angin dan railing, sedangkan untuk baut
grade 4.6 digunakan untuk komponen dek baja dengan bentuk kepala
bautnya segi enam, seperti yang biasa kita lihat di jembatan-jembatan rangka
baja standar. Komposisi baut jenis ini adalah satu baut, dua ring dan satu
mur.
KAIT BRACING
BATANG DIAGONAL
GAYA TARIK
UKURAN PROOF LOAD/ GAYA TARIK MAKSIMUM (Kn) MINIMUM
NOMINAL ASTM A490 ISO GRADE 10.9 (Kn)
M16 130 130,3 114
M20 203 203,4 179
M24 293 293 157
Sumber : ASTM A325M-04, Maryland Metrics, USA dan ISO 898-1:2009
Tabel 6.2 Gaya Tarik Mak. dan Min. Baut A490 serta Grade 10.9
Baut standar JIS mutu F10T dapat digunakan apabila diketahui data kekuatan
material dari pabrik terutama proof load dan gaya tarik putus.
c. Baut Jenis H4.6
Baut diberi pengencangan dengan menggunakan kunci pas. Tidak ada
pengencangan akhir sebelum seluruh perakitan selesai, berikut tabel
nilai pengencangan baut.
Diameter
No Grade Pengencangan Baut (Nm)
Baut
serta telah tergalvanis. Oleh karena itu sebelum digunakan, baut-baut yang
akan digunakan harus disimpan di lokasi yang tertutup, serta tidak boleh
langsung ditaruh/diletakkan diatas permukaan tanah juga harus ditempatkan
pada tempat yang aman.
Baut-baut dan mur telah diberi lapisan pelindung dari oli ringan pada bagian
ulirnya dan diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan. Kotoran yang
menempel pada kepala/ulir baut, terkontaminasi serta terjadi proses oksidasi
berat pada alur baut juga harus dibersihkan dengan menggunakan sikat
kawat atau mur.
Agar mendapatkan pengencangan baut yang benar sesuai dengan standar
yang dipersyaratkan, apabila minyak pelumas hilang dalam ikatan baut
tersebut atau atas perintah pengawas, sebelum baut dipasang maka alur
baut terlebih dahulu harus diberi minyak pelumas ringan.
Jika pelaksanaan pemasangan jembatan rangka baja telah selesai
dilaksanakan, maka peralatan dan perlengkapan bantu pemasangan serta
sisa baut, mur, ring harus dibersihkan dan dipilih untuk dikembalikan lalu
disimpan di gudang proyek yang bersangkutan.
NAMA D L S
Grade
KOMPONEN (diameter) (Length) (thread)
JEMBATAN RANGKA KELAS A
M12x25 (H4.6) 12 25 25
M12x30 (H4.6) 12 30 25
M12x35 (H4.6) 12 35 25
M12x40 (H4.6) 12 40 25
M12x50 (H4.6) 12 50 25
M12x55 (H4.6) 12 55 25
M16x45 (F10T) 16 45 30
M16x50 (F10T) 16 50 30
M16x55 (F10T) 16 55 30
M16x60 (F10T) 16 60 30
M16x65 (F10T) 16 65 30
M24x75 (S10T) 24 75 45
JEMBATAN RANGKA PEMBERAT A
M24x80 (S10T) 24 80 45
M24x90 (S10T) 24 90 45
M24x100 (S10T) 24 100 45
M24x110 (S10T) 24 110 45
M24x80 (F10T) 24 80 45
M24x85 (F10T) 24 85 45
M24x100 (F10T) 24 100 45
M24x105 (F10T) 24 105 45
BAB 7
PEKERJAAN PERAKITAN
JEMBATAN RANGKA BAJA
7.1 Umum
Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada tiga metode yaitu
metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta
metode sistem peluncuran. Pemilihan sistem perakitan yang akan dipakai
sangat tergantung pada situasi dan kondisi lokasi yang akan dibangun.
Perancah
Gambar 7.1 Sistem Perancah
Beban pemberat (oleh
kontraktor)
Perancah (oleh
kontraktor)
Bentang pemberat
Pondasi
semetara
Pondasi
semetara
Bentang pemberat
(oleh kontraktor)
Bila rangka jembatan akan dirakit di darat atau di atas perancah, sebaiknya
untuk setiap grup baut cukup hanya dipasang dengan 3 atau 4 baut saja dan
baut-baut ini tidak perlu dikencangkan. Setelah perakitan berlangsung dengan
baik, selanjutnya dapat dibentuk kelompok-kelompok pekerja yang bertugas
untuk memasang baut-baut yang tersisa serta mengencangkannya. Hal ini
akan mempercepat penyelesaian keseluruhan perakitan.
Sedangkan bila digunakan metode pemasangan kantilever komponen per
komponen, maka setiap titik sambungan harus dibaut dengan lengkap dan
dikencangkan sepenuhnya segera setelah semua batang-batang pada tiap
sambungan terpasang dan sebelum dilakukan pemasangan panel berikutnya.
Anti lendut
No Kelas Jembatan (Camber Maks) (mm)
1 A‐40 200
2 A‐50 300
4 A‐60 400
Langkah 1.
Letakkan semua gelagar melintang (cross girder) dan gelagar
memanjang (stringer) di atas perancah termasuk kedua gelagar ujung
melintang dengan ketinggian yang sesuai (termasuk besarnya lawan
lendut), garis sumbu dan lokasi (koordinat) dan jaga posisinya (bisa
dengan diikat)
Langkah 2.
Setelah tahap awal perakitan segitiga komponen dan batang datar atas
ujung ini selesai, maka untuk selanjutnya rakit sisa batang diagonal
dalam, sepasang-sepasang berbentuk V terbalik (), bautkan bagian
tersebut di antara pelat buhul batang atas, bautkan bagian bawahnya
pada pelat ujung gelagar melintang dan lanjutkan dengan pemasangan
batang datar atas berikutnya.
Langkah 3.
Pemasangan ikatan angin (bracing). Pasang pula batang ikatan angin
atas/bracing dengan menggunakan crane/lifting crane dan bautkan
pada tempatnya sehingga rangka batang akan membentuk frame yang
kaku
Langkah 4.
Selanjutnya perakitan dapat dilakukan dengan cara yang sama hingga
lengkap membentuk satu rangkaian bentang rangka batang dari ujung
perletakan yang satu ke ujung perletakan yang satunya. Periksa
kembali seluruh bagian bentang untuk lawan lendut, kelurusan dan
ketepatannya. Pasangkan dan kencangkan semua baut yang tersisa.
Hal ini bisa dikerjakan selama berlangsungnya proses pemasangan,
setelah semua komponen terpasang.
Langkah 5.
Setelah proses erection selesai, perancah sementara serta penyangga
sementara pada tumpuan jembatan pada dilepas sehingga elastomeric
bearing dapat terpasang.
Langkah 6.
Penempatan lantai beton pada setiap jembatan sehingga jembatan
terpasang sempurna dan dapat digunakan.
7.4.1 Umum
Perakitan dengan sistem semi kantilever adalah suatu sistem perakitan
jembatan rangka baja yang dilakukan dengan alat penyangga/perancah,
bentang pemberat, dan rangka penghubung (link set). Sistem pemasangan
komponen per komponen yang dipasang setempat secara bertahap mulai
dari abutment atau pilar hingga posisi akhir (abutment atau pilar berikutnya)
dengan cara penambahan dan pemasangan masing-masing komponen pada
sebagian bentang yang telah terpasang sebelumnya, hingga membentuk
kantilever yang bergerak segmen ke segmen menuju ke perletakan
jembatan, berikutnya gambar ilustrasi dibawah ini,
abutmen
abutmen
7.4.6 Perakitan
Bila komponen-komponen telah duduk (terpasang) pada pelat buhul,
komponen tersebut harus ditempatkan dengan tepat dan harus ditahan
dengan pasak (drift) yang ada agar semua komponen terpasang dengan
tepat sebelum dibautkan.
bentang. Metode ini biasa dipakai khususnya untuk jembatan rangka bentang
panjang.
Tahap 1
Sebelum pemasangan link-set maka bentang pemberat harus sudah
terpasang pada jembatan sebagai penyeimbang. Setelah bentang pemberat
terpasang, selanjutnya perakitan link-set dan pengangkatan link-set
menggunakan crane/lifting crane untuk dipasang pada jembatan.
Tahap 2
Pemasangan pelat gusset dalam pada batang penguat atas/link set top
bracing dan bagian dalam sambungan batang penguat bawah.
Tahap 3
Setelah gusset pelat terpasang, end portal dan batang diagonal dipasang.
Tahap 4
Setelah end portal dan batang diagonal dipasang, maka stringer dan batang
penguat bawa (bottom bracing) dapat dipasang pada segmen pertama
jembatan seperti gambar dibawah ini.
Tahap 5
Pemasangan pengikat bawah/bottom chord dilanjutkan pada segmen kedua
serta gusset plate dan cross girder.
Tahap 6
Setelah pemasangan gusset plate pada segmen kedua selesai, maka batang
diagonal dapat dipasang.
Tahap 7
Batang pengikat atas/top bracing segmen kedua dipasang.
Tahap 8
Tahapan-tahapan diatas diulang hingga segmen terakhir dan terbentuk
camber sesuai perhitungan desain.
Tahap 9
Pada tahap terakhir setelah semua komponen jembatan terpasang, lantai
kendaraan yang tersusun dari beton dapat mulai dipasang.
BAB 8
BENTANG PEMBERAT
8.1 Umum
Pada perakitan jembatan rangka baja permanen dengan menggunakan
sistem kantilever komponen per komponen memerlukan bentang pemberat
untuk mengimbangi bentang kantilever. Metode ini sangat bermanfaat untuk
merakit jembatan yang sulit dicapai.
Bentang pemberat yang merupakan bentang standar terdiri dari komponen-
komponen seperti terdaftar pada gambar rencana dengan penandaan yang
sesuai untuk masing-masing bentang tertentu. Kecuali pada bagian stringer
dan sambungannya serta lantai profil baja yang hanya dibutuhkan dibagian
belakang bentang untuk meletakan beban pemberat.
Untuk bentang pemberat yang akan dibongkar kembali, baut-baut pada
bentang pemberat hanya dikencangkan biasa saja, yakni pengencangan baut
dengan menggunakan kunci pas biasa tidak dikencangkan penuh seperti
halnya pada bentang permanen.
Baut mutu tinggi yang digunakan pada bentang pemberat sementara harus
dikencangkan sementara sehingga baut yang masih dalam kondisi baik dapat
digunakan berulang- ulang.
Abutment
Pondasi Sementara
2. Pasang semua batang datar bawah, dan bautkan pada gelagar melintang (di gusset
dalam). Pemasangan ini dilakukan dua sisi.
3. Rakit batang diagonal sepasang-sepasang lengkap dengan pelat sambung atas, angkat
dan pasang pada gelagar melintang, mulai dari gelagar paling belakang. Pemasangan ini
dilakukan dua sisi.
(Rangka Penghubung)
4. Pasang datang datar atas mulai dari ujung belakang lengkap dengan tali anginya
berjalan terus kedepan. Selanjutnya akan diteruskan dengan pemasangan rangka
penghubung (linkset).
(Rangka Penghubung)
KELAS A KELAS A
40 40 5 22
40 - 19
50
50 6 41
40 - 17
60 50 - 39
60 7 76
Penopang Lantai
Gelagar Melintang
Beban Pemberat
(balok beton,komponen,tanah dan lain-lain
tersebar pada area ujung ini/bay, dengan diatur
kestabilanya)
Bentang Pemberat
BAB 9
RANGKA PENGHUBUNG
Stringer WB 510x150x7x10
Stiffener 10 mm
Plate 20 mm
Plate 15 mm
Plate 10 mm
kantilever. Nantinya pelat lantai baja dan balok lantai akan menahan aliran
gaya tersebut bila sudah menjadi bentang sempurna.
Lantai tidak boleh dipasang pada bentang terkantilever sebelum pelaksanaan
konstruksi kantilever selesai.
BAB 10
PENYELESAIAN BENTANG RANGKA
Tahap I : 1. Dongkrak dinaikan hingga menyentuh gelagar melintang, dengan catatan dongkrak
belum mencapai panjang maksimumnya.
Batang
Diagonal
CL DONGKRAK
Gelagar Melintang
Tumpuan Kayu
Sementara, Saat
Perakitan Bentang Dongkrak
Abutment
Tahap II : 2. Dongkrak dinaikan sedikit saja agar memudahkan pengambilan beberapa lapis
tumpuan kayu.
3. Ambil beberapa lapis tumpuan kayu sementara tersebut. Dongkrak berdiri manahan
beban rangka jembatan.
Batang
Diagonal
CL DONGKRAK
Gelagar Melintang
Celah ± 120 mm
Dongkrak
Abutment
Batang
Diagonal
CL DONGKRAK
Gelagar Melintang
Packing/papan kayu
Abutment
Tahap IV : 6. Ambil ganjal kayu di bawah dongkrak. Pasang kembali dongkrak pada posisinya
dengan alas kayu di bawahnya, lalu naikan dongkrak hingga menyentuh gelagar
melintang kembali.
7. Karena pendongkrakan pada langkah 1 s/d 6 dilakukan pada sepasang perletakan (2
sisi), maka harus dilakukan secara bersamaan waktunya. Setelah satu putaran
penurunan selesai, maka untuk penurunan selanjutnya ulangi langkah 1 s/d 6.
Batang
Diagonal
CL DONGKRAK
Gelagar Melintang
Abutment
150 mm
Abutment
Potongan A-A
Setelah tahap pemasangan penopang lantai dan pelat profil lantai selesai,
maka pengecoran beton lantai kendaraan siap dilakukan dengan terlebih
dahulu menyelesaikan pemasangan bekisting dan pembesian sesuai gambar.
BAB 11
LANTAI KENDARAAN
11.1 Umum
Lantai kendaraan terdiri atas dua komponen yaitu pelat lantai beton dan pelat
lantai baja gelombang sebagai perancah pada saat pengecoran. Penghubung
antara lantai dengan cross girder dan stringer menggunakan shear connector.
Kualitas material beton dan pengerjaannya ditentukan sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan beton seperti yang diisyaratkan dalam gambar.
Pelat lantai baja gelombang terbuat dari baja yang sudah digalvanis dengan
grade JIS SPCC atau setara ASTM A572 grade 36 dan disediakan dalam
satu profil (perpanel), dimana jumlah panelnya disesuaikan dengan
kebutuhan per kelas dan bentang jembatan.
Tiap panel lantai dipasang overlap 50 mm untuk penyetelan panel, supaya
tidak lepas pada setiap panel dibuat lubang-lubang baut agar terikat dengan
gelagar baja memanjang (stringer) dan gelagar baja melintang (cross girder)
selain dari itu untuk penyetelan titik-titik antar panel.
Sambungan panel-panel pelat lantai baja gelombang dengan dudukannya
yang menghubungkan panel pelat lantai baja gelombang ke gelagar baja
memanjang (stringer) dan gelagar baja melintang (cross girder) digunakan
baut mutu tinggi M12.
“Gelagar baja memanjang dan panel-panel pelat lantai baja gelombang
dipasang setelah bentang selesai dipasang dan didudukan di atas pengganjal
kayu sementara pada titik-titik perletakan“.
Pemasangan pelat lantai baja gelombang dilakukan pada salah satu ujung
lantai secara bertahap dari setiap bagian belakang bentang yang
ditambahkan sampai ke ujung yang lainnya. Pasang semua baut pelat lantai
baja gelombang ke gelagar baja melintang, pelat lantai baja gelombang ke
gelagar baja memanjang dan pelat lantai baja gelombang ke pelat lantai baja
gelombang, seperti pada prosedur pemasangan. Akses untuk pemasangan
selanjutnya akan lebih sulit jika beberapa baut terlepas.
11.3 Penulangan
Mutu dan sistem penulanganya sesuai dengan spesifikasi mutu, diameter,
panjang dan bentuk disediakan dengan ketepatan posisi yang sesuai dengan
lantai beton.
Penulangan dengan mutu dan diameter yang telah ditentukan dapat dilihat
pada gambar rencana penulangan pelat lantai. Tulangan dipasang secara
Melintang 100
Memanjang 200
11.6 Pengecoran
Lantai kendaraan sebagai lapisan penutup harus dicor pada setiap bagian,
dengan ketentuan tidak lebih dari 30 m panjang. Pengecoran disarankan
dimulai dari tengah bentang menerus kebagian tepi (kearah kepala
jembatan), hal ini untuk menghindari retak akibat kembang susut.
Mutu beton yang digunakan minimal K-350 atau fc 30 MPa (mutu standar
yang disarankan untuk pengecoran struktural) dan harus ditest di
laboratorium dengan pengambilan langsung sampel dari lapangan
menggunakan kubus beton atau silinder beton, karena memang mutu beton
ini dirancang untuk proyek yang kekuatannya untuk jangka waktu puluhan
tahun. Selain itu infrastruktur jalan dan jembatan memang harus kuat, tahan
dari gesekan ban mobil serta beban.
Untuk sambungan beton harus tegak lurus terhadap sumbu jembatan, berada
pada puncak gelombang pelat lantai baja gelombang pada jarak sejauh 1.2 m
dari gelagar baja melintang, yaitu pada atau dekat tempat pembengkokan.
Curing harus segera dilaksanakan sesudah pengecoran awal. Untuk awal
pengecoran pelat lantai baja gelombang (deck pelat) harus disemprot dengan
air terlebih dahulu sebelum pengecoran untuk mengurangi temperatur pelat
dan menghindari kembang susut.
pelat siku untuk pelindung aus dan dipasang pada jarak tertentu sesuai
gambar pelaksanaan. Baja siku harus dipasang secara cermat dan mengikuti
ketinggian melintang jalan untuk memberikan kenyamanan pemakai jalan.
Baja siku dipasang dan diangker kedalam pelat lantai. Setelah baja siku
terpasang kemudian ruang bebas yang ada diisi oleh material void rubber
yang berfungsi sebagai penutup gap sehingga ruang bebas tidak terisi oleh
kotoran yang mengakibatkan jembatan tidak bisa mengakomodir pemuaian.
Untuk jembatan dengan volume lalu lintas yang besar, pemakaian baja siku
kurang efisien dan untuk itu disarankan untuk menggunakan ekspansion joint
tipe asphaltic plug.
Pengadaan expansion joint tipe asphaltic plug ini tidak termasuk ke dalam
scope pengadaan jembatan rangka ini, sehingga bisa dilakukan pengadaan
sendiri.
Semua komponen rangka baja termasuk baut disuplai dalam kondisi sudah
digalvanis dan tidak diperlukan lagi pengecatan dan juga pemeliharaan cat di
lapangan. Namun demikian pada penyelesaian jembatan, setiap kotoran-
kotoran yang disebabkan pemasangan harus benar-benar dibersihkan untuk
pekerjaan baja dengan cara membersihkannya dengan air bersih dan bila
terjadi kerusakan lapisan galvanis dapat dicat
Seal deck dipasangkan pada lantai di antara siku pelindung lantai pada kedua
ujung bentang lantai ke abutment/pilar.
Tipe seal yang disediakan untuk dipasang pada perletakan pada ujung
bentang tertentu. Bentang Kelas A Seal - panjang 7.40 m Seal tersebut juga
direkatkan dengan menggunakan perekat khusus. Permukaan dari siku
pelindung dek harus dibersihkan dengan baik sebelum memasang seal. Seal
ditempatkan tepat di bawah dari ujung atas siku hingga sampai ke trotoar.
BAB. 12
METODE PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN
12.1 Umum
Pokok bahasan ini hanya akan membahas mengenai pemeliharaan
konstruksi baja jembatan, perletakan dan sistem pengecatan atau
galvanizing. Baja konstruksi harus diperiksa secara teratur dari kemungkinan
penurunan mutu dan atau kerusakan.
Adapun peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan untuk inspeksi semacam ini
antara lain :
1. Tangga yang bisa diperpanjang (dapat diperpanjang sampai 7 m) dan
papan-papan dan sebagainya untuk jalan kepermukaan batang-batang
atas.
2. Teropong.
3. Pengukur ketebalan cat.
4. Pisau, pahat, palu dan penggaruk untuk memeriksa cat.
5. Kunci pas atau kunci momen untuk memeriksa kekencangan baut.
6. Total Station (Theodolit)
7. Waterpass
12.2 Inspeksi
Periksa kemungkinan kerusakan yang diakibatkan kendaraan misalnya
ditabrak, karatan atau terlepasnya lapisan galvanis dan penurunan
atau bengkok.
Periksalah adanya tumpukan debu atau kotoran terutama pada pelat
badan batang-batang datar. Buang kotoran-kotoran yang ditemukan
sewaktu mengadakan inspeksi. Lubang-lubang drainase pada batang-
batang datar harus terbuka.
Periksa apakah semua lubang ada bautnya dan kelonggaran mur-mur
dapat diperiksa dengan cara mengetuk perlahan-lahan dengan palu.
Periksa sistem perlindungan terhadap karat atau tanda-tanda adanya
penurunan kekuatan dan tentukan apa penyebabnya. Beri perhatian
khusus pada bagian-bagian yang mungkin menimbulkan masalah.
Tipe Elastomerik
Bentang
No (t x l x p) Keterangan
( Kelas )
(mm)
1 68 x 450 x 600 A.60 m Neoprane
2 68 x 450 x 600 A.50 m Neoprane
3 68 x 380 x 480 A.40 m Neoprane
Tipe
Lateral Stopper Bentang Tebal
No
(t x l x p) ( Kelas ) Lateral Stopper
(mm)
1 35 x 170 x 350 A.60 m Neoprane
12.5 Perletakan
Perletakan elastomer, seismic dan penyetop-penyetop tidak memerlukan
perawatan dan dalam kondisi normal mempunyai umur yang tidak terbatas.
Perletakan-perletakan dan penyetop-penyetop ini harus diperiksa dari waktu
ke waktu terhadap tanda-tanda kerusakan, sobek, gembung atau pergeseran
yang berlebihan. Batas perpindahan geser ialah 40% dari tinggi atau tebal
perletakan.
Perletakan-perletakan yang memperlihatkan pergerakan berlebihan harus
dikembalikan pada posisi semula. Perletakan yang rusak atau dengan kata
lain yang bertambah rusak harus dibongkar dan diganti.
Dalam setiap keadaan, perletakan pada ujung bentang yang sama harus
sama tebalnya. Perletakan yang salah pemasangannya mungkin harus
dibongkar dan harus diikuti prosedur pemasangan dan pergantiannya.
BAB. 13
PEKERJAAN PERSIAPAN PEMBONGKARAN
13.1 Umum
Tipe struktur bangunan atas jembatan rangka baja permanen (luar kota)
yang akan dibongkar adalah tipe/kelas warren tertutup yang terdiri dari
komponen baja yang dirakit dengan sistem sambungan mur dan baut
sehingga membentuk rangkaian jembatan.
Dalam proses pelepasan dan pembongkaran jembatan ini nanti akan dibagi
menjadi dua bagian pekerjaan sesuai dengan karakteristik komponen
jembatan yang digunakannya, dalam hal ini kami membagi 2 (dua) bagian
komponen yang akan dilepas / dibongkar, antara lain :
Komponen Atas :
Terdiri dari : Batang atas (Top Chord), Batang diagonal (Diagonal Chord),
Ikatan Angin Atas (Top Bracing), Bracing Ujung (End Portal).
Komponen Bawah:
Terdiri dari Batang bawah (Bottom Chord), Gelagar melintang (Cross
Girder), Gelagar melintang (Cross Girder), Bantalan karet penahan gempa
(Elastomeric Bearing), Penahan Lateral (Lateral Stopper), dan Pelat Lantai
Jembatan (Steel Deck Plate), serta Pipa Sandaran (Handrail).
Berikut dibawah ini, gambar Ilustrasi jembatan rangka baja permanen (Luar
Kota) kelas/type Warren tertutup produksi PT Gunung Steel Construction -
PT. Wika Ikon, JO dan komponennya.
pelepa
asan/pemb
bongkaran
n jembatan. Sebagai rekomend
dasi untuk menjaga
keberrhasilan da
an keaman
nan pada saat
s pembo
ongkaran d
dan pelepa
asan dari
masin
ng-masing komponen jembata
an, maka selama melakukan
n proses
pembongkaran di lapanga
an tidak diijinkan me
elakukan p
proses pen
ngelasan
terhad
dap komponen-komponen jem
mbatan ra
angka baja
a lainnya. Seluruh
kompo
onen haru
us diperikksa sebelu
um pembo
ongkaran dilaksanak
kan dan
setiap
p kerusakan harus se
egera diperrbaiki dahu
ulu.
13.3 A
ALUR PRO
OSES (FLO T) PEMBONGKARAN
OWCHART N
Gambar 13
3.2. Alur Prroses Pemb
bongkaran
n
13. 4 Id
dentifikasi Persiapan Pembon
ngkaran
Untuk le
ebih mem mpermudah h proses pelepasan dan pe
embongkaran dari
masing-m
masing kom
mponen je angka baja, perlu melakukan identifikasi
embatan ra
bagian komponen
k per kompo batan, bentuk dari identifikasiny
onen jemb ya dapat
berupa penamaan
n, pengko
odean ata
au pembu
uatan marrking pada
a setiap
kompone
en jemba
atan yang
g akan dibongkar,
d hal ini dilakukan
n untuk
mempermudah se
erta menyusunnya kembali
k b
bilamana ssemua komponen-
kompone
en jembattan sudah selesai
s terrbongkar.
Disarankkan dalam
m proses pembongk
karan darii masing-m
masing ko
omponen
jembatan
n dapat dissajikan dalam bentuk
k daftar listt/susunan kkomponen
nnya.
Dalam daftar
d list komponen
k jembatan, kompone
en mur dan baut me
erupakan
salah satu komponen yang menjadi
m perhatian,, karena
a pada
Perlu diketahui bersama didalam satu unit jembatan rangka baja permanen
terdapat beberapa ukuran, spesifikasi juga grade mur dan baut yang
digunakan dan ini tidak dapat dipisahkan.
Sebagai referensi berikut bagian-bagian sambungan jembatan rangka baja
serta mur dan baut yang dipergunakan, seperti :
Sambungan Antar Komponen jembatan rangka baja harus
menggunakan baut dengan mutu tinggi (high Strength) dengan ukuran
diameter 24mm (M24) sesuai dengan stándar JIS B1186, dan mutu
sedang dengan diamater 16mm (M16).
Sambungan Pada bagian Lantai jembatan rangka baja biasa
menggunakan baut dengan ukuran diameter 12mm (M12) sesuai JIS
B1051
Sambungan pada Penahan Gempa, Untuk sambungan penahan gempa
dipakai baut mutu tinggi grade S10T dengan diameter 24 mm sesuai
dengan JIS B1186 Setiap baut yang akan digunakan harus disertakan
dengan sebuah mur atau ring.
ELECTRIC SHEAR WRENCHES
MEREK MAKITA TYPE 6924N
Model 6924N
Ukuran Baut M22. M24
Torsi Normal Maksimum 1.100 N'm
Kecepatan Tanpa Beban (Min¯¹) 19
Dimensi (P x L x T) 330 mm x 104 mm X 257 mm
Berat 7.5 Kg
Posisi skala bacaan
Socket kunci
Pegangan Kunci
Kepala Kunci Posisi penyetelan sesuai skala
Dengan penutupan arus dan jalur lalulintas baik langsung maupun tidak
langsung pada atau kearah area/lokasi pembongkaran setidaknya akan
mempengaruhi jarak aman untuk proses mobilisasi dalam pekerjaan
pembongkarannya.
Jalur atau akses lalulintas yang akan mengarah pada jalur area lalulintas
pembongkaran jembatan disarankan diberi rambu-rambu peringatan (sign
Warning) kepada pengguna jalan lainnya, seperti dalam bentuk spanduk,
banner dan lainnya, gambar ilustrasi peringatan tersebut dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :
digunakan ada 3 (tiga) jenis/tipe, yaitu electric jack hammer, gas breakers,
dan drilling hammer.
Gambar 13.9 Ilustrasi Alat Penghancur Beton
Gambar ilustrasi jembatan rangka baja setelah dilakukan proses
pemecahan/pembongkaran pada beberapa bagian dibawah ini dan hasil
beton lantai dari pembongkaran diangkut ketempat penyimpanan/
pembuangan yang disediakan supaya tidak mengganggu proses pekerjaan
yang sedang berjalan.
jembatan rangka baja yang tertutup aspal atau beton (concrete) sudah
terlihat,seperti : pelat dek (deck plate), shear connector dan juga kepala baut
pada pelat dek sudah tampak, langkah selanjutnya adalah dengan
pengenduran serta pelepasan mur dan baut lantai jembatan. Disarankan
bilamana akan melepaskan komponen jembatan agar dilepaskan dengan
metode segmen per segmen (tidak sekaligus).
Kunci impact ini berfungsi sebagai perusak dan pembuka baut type S10T
(24M), karena sifat dari baut ini hanya digunakan dalam satu kali
pemasangan jembatan.
Perancah
Pertama :
Sebelum melakukan proses pelepasan\pembongkaran suatu jembatan maka
Kedua :
Setelah melakukan pembongkaran dan pelepasan komponen concrete
(coran) terhadap lantai dan bagian bawah jembatan, selanjutnya melakukan
pelepasan pelat deck (steel deck) pada lantai jembatan, pengenduran dan
pelepasan untuk masing-masing bautnya dilakukan bagian per bagian
(segmen) dari jembatan.
Ketiga :
Setelah semua baut-baut terlepas dari lantai (plate deck) jembatan maka
dilanjutkan kembali dengan pelepasan masing-masing komponen gelagar
memanjang (stringer).
Keempat :
Setelah komponen stringer terlepas, selanjutnya mempersiapkan
pengenduran dan pelepasan baut-baut pada gelagar melintang (cross girder),
pelepasan komponen ini dilakukan seperti proses pada batang stringer.
Kelima :
Setelah komponen stringer terlepas, selanjutnya mempersiapkan
pengenduran dan pelepasan baut-baut pada gelagar melintang (cross girder),
pelepasan komponen ini dilakukan seperti proses pada batang stringer.
Keenam :
Selanjutnya proses perulangan pelepasan\pembongkaran dari bagian per
bagian (segmen) ini berlangsung sesuai dengan urutan/tahapan (urutan 1
sampai 4) sampai pada bagian-bagian (segmen) ujung jembatan.
Ketujuh :
Bila semua proses pelepasan\pembongkaran sudah pada tahap
penyelesaian maka masing-masing bagian (segmen) dari komponen
Pertama :
Sebelum melakukan proses pelepasan\pembongkaran jembatan maka yang
perlu menjadi perhatian adalah telah disiapkannya komponen bentang
pemberat, selanjutnya dipersiapkan juga tempat penyimpanan baik
penyimpanan hasil dari bongkaran dalam bentuk beton (concrete) dan hasil
bongkaran dalam bentuk komponen-komponen\bagian dari jembatan itu
sendiri, ini dipersiapkan agar tidak mengganggu kegiatan diarea dan sekitar
tempat pembongkarannya.
Bilamana masing-masing lokasi area\tempat penyimpanan sudah dapat
terpenuhi maka proses pelepasan\pembongkaran dapat dikerjakan.
Kedua :
Setelah melakukan pembongkaran dan pelepasan komponen concrete
(coran) terhadap lantai dan bagian bawah jembatan, langkah selanjutnya
adalah dengan melakukan pelepasan pelat deck (steel deck) pada lantai
jembatan, pengenduran dan pelepasan untuk masing-masing bautnya
dilakukan bagian per bagian dari jembatan.
Ketiga :
Setelah semua baut-baut terlepas dari lantai jembatan, pekerjaan dilanjutkan
kembali dengan melakukan proses pelepasan dari masing-masing komponen
atas jembatan yang terdiri dari : batang atas, batang diagonal, ikatan angin
atas, bracing ujung.
Keempat :
Bilamana dalam proses pelepasan\pembongkaran komponen-komponen atas
jembatan telah selesai, maka langkah selanjutnya dengan melepaskan baut-
baut dalam komponen-komponen jembatan bawah diawali dengan dudukan
pada pelat buhul, komponen tersebut harus dikendurkan selanjutnya dilepas
dengan tepat dan harus ditahan dengan kunci pasak (drift) yang ada.
Kelima :
Selanjutnya bilamana komponen-komponen pelat buhul sudah terlepas dari
dudukannya, selanjutnya mempersiapkan proses pengenduran dan
pelepasan baut-baut pada gelagar batang stringer.
Batang-batang stringer bilamana mengalami kesulitan dalam pengangkatan
dapat menggunakan crane untuk proses pengangkatan.
Keenam :
Langkah Selanjutnya mempersiapkan pengenduran dan pelepasan baut-baut
pada gelagar melintang (cross girder), pelepasan\pembongkaran komponen
ini dilakukan seperti proses pada batang stringer.
Ketujuh :
Selanjutnya proses perulangan pelepasan\pembongkaran dari bagian per
Kedelapan :
Bila semua proses pelepasan\pembongkaran komponen jembatan sudah
pada tahap penyelesaian, maka selanjutnya komponen bentang pemberat
sudah dapat dipersiapkan untuk dilepaskan.
Bagian (segmen) dari masing-masing komponen jembatan yang sudah
diangkat dapat dipindahkan ke tempat/penyimpanan yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.
Beban Pemberat
Perancah