Anda di halaman 1dari 41

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN


SISTEM PERNAFASAN PADA TN. P DENGAN TB PARU
DI RSUD SIDIKALANG

DISUSUN

OLEH

NETTY ERNIWATI ARITONANG, S.KEP


2214901116

PROGRAM STUDI NERS - S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA
MEDAN
2022
2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis .Sebagian bersar kuman tuberculosis
menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2018).
Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim
paru-paru dan disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. (Somantri, 2019)

Melakukan asuhan keperawatan (askep) pada pasien dengan TB paru


merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model asuhan
keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda. Seorang perawat profesional
di dorong untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan seoptimal mungkin,
memberikan informasi secara benar dengan memperhatikan aspek legal etik yang
berlaku. Metode perawatan yang baik dan benar merupakan salah satu aspek yang
dapat menentukan kualitas “asuhan keperawatan” (askep) yang diberikan yang
secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan brand kita sebagai
perawat profesional dalam pelayanan pasien hipertensi. Pemberian asuhan
keperawatan pada pasien hipertensi bagaimana kita menerapkan manajemen
asuhan keperawatan secara tepat dan ilmiah diharapkan mampu meningkatkan
kompetensi perawat khususnya.

Tuberculosis atau TB adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang


parenkin paru. Batuk darah (hemoptisis) adalah darah atau dahak berdarah yang
dibatukan berasal dari saluran pernafasan bagian bawah yaitu mulai dari glottis
kearah distal, batuk darah akan berhenti sendiri jika asal robekan pembuluh darah
tidak luas, sehingga penutupan luka dengan cepat terjadi. (Andra saferi, Dkk
2013).

Penyakit Tuberculosis masih menjadi masalah kesehatan dunia dimana


WHO melaporkan bahwa setengah persen dari penduduk dunia terserang penyakit
ini, sebagian besar berada di negara berkembang sekitar 75%, diantaranya di
indonesia setiap tahun ditemukan 539.000 kasus baru TB dengan kematian
3

101.000. Menurut catatan departemen kesehatan sepertiga penderita tersebut di


temukan di RS dan sepertiga lagi di puskesmas, sisanya tidak terdeteksi dengan
baik. (Depkes, 2010).

Untuk itu diperlukan penaggulangan yang serius dalam memberi asuhan


keperawatan. Perawat memegang peran penting terutama dalam pencegahan
komplikasi. Pasien sebagai fokus keperawatan mempunyai kebutuhan bio, psiko,
sosio dan spritual sehingga dibutuhkan pendekatan yang komprehensif.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umun
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan konsep teori
yang didapat selama pendidikan dan mampu mensintesa ilmu
pengetahuan,menerapkan proses asuhan keperawatan secara komprehensif sebagai
bentuk pelayanan keperawatan profesional kepada individu dan keluarga.
1.2.2 Tujuan Khusus
a.Mampu melakukan tahap pengkajian asuhan keperawatan
b Mampu menetapkan diagnosa keperawatan
c.Mampu menetapkan rencana intervensi asuhan keperawatan
d.Mampu melaksanakan implementasi keperawatan
e.Mampu melakukan evaluasi

1.3 Manfaat
1.3.1 Mahasiswa Keperawatan
Diharapkan mampu mencapai kompetensi utama perawat profesional yaitu
mengelola manajemen asuhan keperawatan pada klien secara individu dan
pengelola pelayanan keperawatan dengan menggunakan metode asuhan
keperawatan yang profesional.
1.3.2 Institusi Pendidikan
Meningkatkan kompetensi lulusan institusi dan menghasilkan tugas akhir
dalam bentuk evidance based nurse (EBN) dalam bentuk terapi modlitas perawat
sehingga meningkatkan kemandirian perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan yang efektif.
4

1.3.3 Lahan Praktek


Diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan tentang pelayanan
keperawatan serta pengembangan kualitas atau mutu pelayanan keperawatan bagi
lahan praktek.
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Medis


2.1.1 Definisi
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman Mycrobacterium Tuberculosis .Sebagian bersar kuman
tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya
(Depkes, 2018).
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru
dan organ di luar paruseperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta
ginjal yang sering disebut dengan ekstrapulmonal TBC (Chandra,2012).

2.1.2 Anatomi dan fisiologi

Gambar 2.1.2 Parup-paru

Paru kanan dibagi oleh dua buah incisura interlobaris. Fissura oblik
memisahkan lobus inferior dengan lobus medius dan lobus superior. Fissura
minor memisahkan lobus superior dengan lobus medius, terletak horisontal, ujung
dorsal bertemu dengan fissura oblik, ujung ventral terletak setinggi pars
6

cartilaginis costa IV. Pada facies mediastinalis fissura horisontalis (fissura minor)
melampaui bagian dorsal hilus paru. Lobus medius adalah lobus yang terkecil dari
lobus lainnya, dan berada di bagian ventrocaudal, bentuk paru kanan bentuknya
lebih kecil tetapi lebih berat dan total kapasitasnya lebih besar.
Paru kiri terdiri atas dua lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior yang
dipisahkan oleh fissura oblik (incisura interlobaris) yang meluas dari facies
costalis sampai pada facies mediastinalis, baik di sebelah kranial atau di sebelah
kaudal hilus paru. Fissura oblik dapat diikuti mulai dari hilus, berjalan ke
dorsokranial, menyilang margo posterior kira-kira 6 cm dari apeks pulmonis, lalu
berjalan ke arah caudoventral, pada facies costalis menyilang margo inferior, dan
kembali menuju hilus pulmonis. Dengan demikian lobus superior meliputi apeks
pulmonis, margo inferior, sebagian dari facies costalis dan sebagian besar dari
facies mediastinalis. Lobus inferior lebih besar dari lobus superior, dan meliputi
sebagian besar dari facies costalis, hampir seluruh facies diphragmatica dan
sebagian dari facies mediastinalis (bagian dorsal).
Sirkulasi darah ada hubungannya dengan fungsi respirasi. Sirkulasi
pulmonal adalah aliran darah dari ventrikulus dekstra, melalui arteri pulmonalis,
berakhir pada atrium dekstra. Pada sirkulasi pulmonal terjadi pergantian
karbondioksida dengan oksigen, yang berlangsung melalui dinding alveolus,
disebut respirasi eksterna. Respirasi interna adalah penggunaan oksigen di
jaringan, yang menghasilkan karbondioksida. Peredaran darah yang berkaitan
dengan nutrisi parenkim paru dilakukan oleh arteri dan vena bronkialis.
(Muhamad Ardiansyah, 2012).

2.1.3 Gejala Klinis

1. Demam : subfebril menyerupai influensa


2. Malaise : Anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot,
keringat malam
3. Batuk : batuk kering (non produktif) – batuk produktif (sputum)
4. Sesak Nafas : Pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana ifiltrasinya sudah
½ bagian paru- paru
4. Nyeri dada. (Padila, 2013)
7

2.1.4 Etiologi
Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang
berbentuk batang dan tahan asam. Penyebab Tuberculosis adalah M. Tuberculosis
bentuk batang panjang 1-4 / µm dengan tebal 0,3-0,5 µm. Selain itu juga kuman
lain yang member infeksi yang sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M.
Intracellutare. (Padila, 2013)

2.1.5 Patofisiologi

M.bovis
M.tuberkulosis

Tertiup melalui udara

Menempel pada bronciole atau


alveolus

Proliferasi sel epitel disekeliling basil dan membentuk dinding antara


basil dan organ yang terinfeksi(Tuberkel)

Basil menyebar melalui kelenjar getah


bening menuju kelenjar regional

Inflamasi/infeksi lesi primer


menyebabkan kerusakan jaringan

Meluas kasaluruh paru-


paru(bronciolus atau pleura)

Demam, Anoreksia,Malaise,
BB turun Erosi pembuluh darah

Basil menyebar kedaerah yang


dekat dan jauh Batuk, Nyeri
dada,Haemaptu

Pucat, Anemia, Lemah

ekspirasi
8

( Andra Saferi, dkk 2013 )

2.1.6 Komplikasi
A. Komplikasi Dini
1. Pleuritis
2. Efusi pleura
3. Empiema
4. Laringitis
5. TB usus
B. Komplikasi lanjut
1. Obstruksi jalan nafas
2. Kor pulmonale
3. Amiloidosis
4. Karsinoma paru
5. Sindrom gagal nafas. (Muhamad Ardiansyah, 2012)

2.1.7 Penatalaksanaan
1. Kategori I : 2 HRZE
Diberikan untuk:
-Penderita baru TB paru dengan BTA (+).
-Penderita TB paru dengan BTA (-), RO(+) yang sakit berat
-Penderita TB paru extra berat
2. Kategori II:2HRZES
Diberikan Untuk: Penderita kambuh (relaps), penderita gagal,dan
penderita dengan pengobatan setelah lalai
3. Kategori III:2HRZ
Diberikan untuk:
- Penderita BTA(-) RO(+) sakit ringan

- Penderita extra paru ringan yaitu TB kelenjar limfe, pleuritis eksudatifa


uiteral. ( Padila, 2013).
9

2.2 Konsep Teori Keperawatan


2.2.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah langkah awal dari proses keperawatan
yang meliputi aspek bio, sosial, psiko, dan spritual secara komprehensif. Maksud
dari pengkajian adalah untuk mendapatkan informasi atau data tentang pasien.
Data tersebut berasal dari pasien (data primer), dari keluarga (Data sekunder) dan
data dari catatan yang ada (data tersier). Pengkajian dilakukan dengan pendekatan
proses keperawatan melalui wawancara, observasi langsung, dan melihat catatan
medis, adapun data yang diperlukan pada klien batu ginjal adalah sebagai berikut:
a. Data Dasar
Adapun data dasar yang dikumpulkan meliputi:
1) Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Meliputi perjalanan penyakitnya, awal dari gejala dari yang dirasakan
klien, keluhan timbul secara mendadak dan bertahab, faktor pencetus, upaya
yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
3) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit sekarang, riwayat
kecelakaan, riwayat di rawat dirumah sakit dan riwayat pemakaian obat.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi adakah keluarga yang mempunyai penyakit keturunan seperti
hipertensi, jantung, DM, dll.
5) Riwayat Psikososial
Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi
masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara klien menerima
keadaannya.
6) Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Meliputi cairan, nutrisi, eliminasi, personal hygiene, istirahat tidur,
aktivitas dan latihan serta kebiasaan yang mempegaruhi kesehatan.
10

b. Pemeriksaan fisik
1) Sistem kardiovaskuler
Tidak ada kelainan.
2) Sistem pernapasan
Batuk produktif atau tidak produktif, Nafas pendek, Peningkatan frekuensi
pernafasan (penyakit luas atau fibrosis parenkin paru dan fleura), Pengembangan
pernafasan tak simetris (effuse pleural), Perkusi pekak dan penurunan fremitus (
cairan pleural atau penebalan pleular). Bunyi nafas: Menurun/tak ada secara
bilateral atau unilateral (efusi fleural/pneumotorak). Krekels tercatat diatas aspek
paru selama inspirasi cepat setelah batuk pendek(krekels posttusik). Karakteristik
sputum: Hijau /purulen, mukoid kuning, atau bercak darah.

3) Sistem pencernaan
Tidak ada kelainan.
4) Sistem genitourinarius.
Tidak ada kelainan
5) Sistem saraf.
Tidak ada kelainan
6) Sistem muskuloskeletal.
Tidak ada kelainan.
7) Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.
8) Sistem integument
Tidak ada kelainan
9) Sistem pendengaran
Tidak ada kelainan.
10) Sistem penglihatan
Tidak ada kelainan.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


a. Resiko terhadap infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat, penurunan kerja
silia, penurunan pertahanan/ tambahan infeksi.
11

b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental di tandai
dengan bunyi nafas tidak normal (rongki, mengi), stridor, dispnea.

c. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan


penurunan permukaan efektif paru, etelektasis, kerusaka membran alveolar
kapiler, sekret kental, edema bronkial.

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering


batuk/produksi sputum, anoreksia, ditandai dengan berat badan di bawah normal
10%-20% ideal untuk bentuk tubuh dan berat.

e. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan


berhubungan dengan kurangnya informasi, tak akurat/tidak lengkap informasi,
kesalahan konsep tentang status kesehatan, tidak akurat mengikuti instruksi.

2.2.3 Intervensi Keperawatan


Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi atau mengoreksi masalah- masalah yang diidentifikasi pada diagnosa
keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan
menyimpulkan (Wilkinson, 2017).

2.2.4 Tabel 1. Implementasi keperawatan


No. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Resiko NOC: NIC :
terhadap Infeksi tidak terjadi. 1. Kaji patologi penyakit
infeksi b/d Kriteria Hasil : dan potensial penyebaran
pertahanan 1. Mengidentifikasi intervensi infeksi melalui droplet
primer tidak untuk mencegah/ menurunkan udara selama batuk,
adekuat, resiko penyebaran infeksi. bersin, meludah, bicara,
penurunan tertawa, menyanyi.
kerja silia, 2.Identifikasi orang yang
penurunan beresiko, contoh
pertahanan/ anggota rumah,
tambahan sahabat/teman.
infeksi. 3.Anjurkan pasien untuk
batuk/bersin dan
mengeluarkan pada tisu
dan menghindari
meludah, kaji
pembuangan, tisu sekali
12

di pakai dan tekhnik


mencuci tangan yang
tepat.
4.Kaji tindakan kontrol
infeksi sementara contoh
masker, atau isolasim
pernafasan.
5.Tekankan penting nya
tidak menghentikan
terapi obat
6.Dorong memilih
makanan seimbang,
berikan makan sedikit
tapi sering.
2 Bersihan jalan NOC : NIC :
nafas tidak Bersihan jalan nafas efektif 1.Kaji fungsi pernafasan,
efektif Kriteria Hasil : contoh bunyi nafas,
berhubungan 1.Mempertahankan jalan nafas kecepatan, irama dan
dengan sekret pasien mengeluarkan sekret kedalaman dan
kental di tandai tanpa bantuan penggunaan otot aksesori
dengan bunyi 2.Berikan posisi semi
nafas tidak atau fowler tinggi. Bantu
normal pasien untuk batuk dan
(rongki, latihan nafas dalam
mengi), stridor, 3.Bersihkan sekret dari
dispnea mulut dan trakea,
penghisapan sesuai
keperluan
4.Pertahankan masukan
cairan sedikitnya2500
ml/hari kecuali kontra
indikasi.
3 Resiko tinggi NOC : NIC :
terhadap Resiko tinggi terhadap 1.Kaji dispnea, takipnea,
kerusakan kerusakan pertukaran gas tidak tak normal/menurunya
pertukaran gas terjadi. bunyi napas, peningkatan
berhubungan Kriteria Hasil : upaya pernafasan,
dengan 1. Melaporkan tidak adanya terbatasnya ekspansi
penurunan penurunan dispnea beban dari dinding dada dan
permukaan gejala dan distres pernafasan. kelemahan nya
efektif paru, 2.Memberi dorongan
etelektasis, bernafas bibir selama
kerusaka ekhalasi. Khusus nya
membran untukpasien dengan
alveolar fibroses atau kerusakan
kapiler, sekret parenkim
kental, edema 3.Tingkatkan tirah
bronkial . baring/batasi aktivitas
13

dan bantuan aktifitas


perawatan diri sesuai
keperluan.
4.Berikan oksigen
tambahan yang sesuai
4 Perubahan NOC: NIC:
nutrisi kurang Kebutuhan nutrisi terpenuhi. 1.Biasakan pola diet
dari kebutuhan Kriteria Hasil : biasa pasien yang
tubuh 1.Menunjukan berat badan disukai/ tidak disukai
berhubungan meningkat mencapai tujuan 2.Awasi
dengan sering dengan nilai laboratorium pemasukan/pengeluaran
batuk/produksi normal dan bebas tanda dan berat badan secara
sputum, malnutrisi periodik
anoreksia, 3.Dorong dan berikan
ditandai periode istirahat sering
dengan berat 4.Berikan perawatan
badan di mulut sebelum dan
bawah normal sesudah tindakan
10%-20% ideal pernafasan
untuk bentuk 5.Dorong makan sedikit
tubuh dan tapi sering dengan tinggi
berat. protein dan karbohidrat

6.Dorong orang terdekat


untuk membawa
makanan dari rumah dan
untuk membagi dengan
pasien kecuali
kontraindikasi.
5 Kurangnya NOC: NIC:
pengetahuan Pasien mengerti tentang 1.Kaji kemampuan
mengenai penyakitnya. pasien untuk belajar
kondisi, aturan Kriteria Hasil : tentang penyakitnya
tindakan dan 1. Menyatakan pemahaman 2.Tekankan pentingnya
pencegahan proses penyakit/prognosis dan mempertahankan protein
berhubungan kebutuhan pengobatan, tinggi dan diet
dengan perubahan pola hidup untuk karbohidrat dan
kurangnya memperbaiki kesehatan dan pemasukan cairan
informasi, tak menurunkan resiko adekuat
akurat/tidak pengaktifan ulanh tuberculosis 3.Berikan intruksi dan
lengkap informasi tertulis khusus
informasi, pada pasien untuk
kesalahan rujukan
konsep tentang 4.Jelaskan dosis obat,
status frekuensi pemberia, kerja
kesehatan, yang diharapkan dan
tidak akurat alasan penbobatan lama
mengikuti 5.Dorong untuk tidak
14

instruksi merokok
6.Tekankan untuk tidak
minum alkohol
sementara minum INH.

2.3 Mapping TB Paru

2.4 Evidence Based Nursing Journal


2.4.1 Efektifitas pemberian extra putih telur terhadap peningkatan kadar
albumin dan IL-6 pada pasien tuberkulosis dengan hipoalbumin

Pemberian ekstra putih telur yang diberikan pada masing-masing pasien


perlakuan berdasarkan Rumus Formula Baxter : Penambahan Albumin : ( kadar
15

albumin standar) - (kadar albumin saat ini) x BB aktual x 0,8 (konstanta Baxter)
100 gr putih telur mengandung 10,5 gr protein dan 95% albumin jadi tiap 100 gr
putih telur mengandung 10 gr albumin. Pemberian putih telur pada kelompok
perlakuan berdasarkan kebutuhan albumin pasien sebanyak 3 kali sehari (pagi,
siang dan sore) selama 14 hari. Kelompok kontrol diberikan ekstra berupa
campuran tahu putih dan tepung hunkwe dengan ukuran yang sama dengan
kelompok perlakuan.
Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan putih telur efektif
meningkatkan kadar albumin dan menurunkan sitokin inflamasi IL-6. Putih telur
dapat digunakan sebagai bagian dari terapi untuk meningkatkan kadar serum
albumin dan menghambat inflamasi penderita TB dengan hipoalbumin.
16

BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
a. Nama : Tn. S
b. Jenis kelamin : laki - laki
c. Tempat / Tgl lahir : Sidikalang, 21-10-1970
d. Pendidikan : SMA
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Petani
g. Alamat : Jl. Merdeka
h. Status perkawinan : Kawin
i. Suku / Kebangsaan : Aceh
j. Tgl. Masuk / Jam : 18 -09-2022
k. Ruangan : Paru
l. Diagnosa Medis : TB paru
3.1.2 Keluhan utama
Klien merasa sesak nafas, batuk dan berkeringat pada malam hari, berat
badan menurun dan nafsu makan menurun.
3.1.3 Riwayat penyakit sekarang
Klien datang ke RSUD Sidikalang karena klien merasa sesak nafas dan
batuk selama 2 minggu, berkeringat pada malam hari(+), berat badan menurun
dan nafsu makan menurun.
3.1.4 Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang Pernah Dialami
Penyakit yang pernah dialami klien adalah demam.
b. Pengobatan/ Tindakan yang Dilakukan
Berobat ke puskesmas.
c. Pernah Dirawat/ Dioperasi
Pernah dirawat
17

d. Alergi
Klien tidak memiliki alergi pada obat ataupun makanan
e. Status Imunisasi
Imunisasinya lengkap.
3.1.5 Riwayat kesehatan keluarga
Klien anak ketiga dari lima bersaudara, klien mempunyai tiga orang anak,
dua orang anak laki-laki dan satu orang anak perempuan. Keluarga tidak ada
yang menderita penyakit yang sama dengan klien baik dari pihak ibu maupun dari
pihak bapak klien.
3.1.6 Genogram Tn. S

Keterangan :

: Meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien Laki-laki

: Tinggal satu rumah

3.1.7 Riwayat / Keadaan Psikososial


a. Bahasa yang Digunakan
18

Klien menggunakan bahasa Aceh dan bahasa Indonesia.


b. Persepsi Klien terhadap Penyakitnya
Klien menyakini bahwa penyakitnya dapat disembuhkan dan berharap dapat
segera pulang ke rumah.
c. Keadaan Emosional
Klien tenang
d. Perhatian terhadap Orang Lain
Klien koperatif
e. Hubungan dengan Keluarga
Baik, istri dan anak selalu menjaga klien.
f. Daya Adaptasi
Klien dapat beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit dan dapat
berinteraksi dengan pasien lainnya.

3.18 Pemeriksaan Fisik


a. Keadaan Umum
Klien datang ke RSUD Sidikalang karena klien merasa sesak nafas dan
batuk selama 2 minggu, berkeringat pada malam hari(+), berat badan menurun
dan nafsu makan menurun.
b. Tanda-tanda Vital
TD : 100/70 mmhg, S: 370C, HR : 86 x/i, RR : 27 x/i.

c. Pemeriksaan Kepala dan Leher

1) Kepala dan rambut


Pasien memiliki bentuk kepala bulat, ukuran simetris tidak ada
pembesaran pada kepala, warna rambut hitam dan bercampur putih
sedikit dan berbentuk lurus. Pasien tidak memiliki adanya benjolan
ataupun gatal pada kulit kepala karena kulit kepala pasien bersih.
2) Mata
Bentuk mata bulat, sclera tidak ikterus, tidak ada pendarahan, reflek
cahaya baik, pupil isokor ka/ki.
19

3) Hidung
Hidung pesek dan simetris, tidak terdapat polip maupun peradangan dan
perdarahan. Klien bisa membedakan minyak wangi dan bau minyak kayu
putih, terpasang o2 2 liter serta tidak ada sekret dari hidung.
4) Telinga
Bentuk telinga normal, posisi simetris ka/ki, peradangan dan perdarahan
tidak ada.
5) Mulut dan gigi
Bibir lembab, mukosa dan lidah tidak ada kelainan, tonsil / faring tidak
ada peradangan perdarahan, fungsi pengecapan baik klien bisa
menbadakan rasa asin, manis, asam dan pahit.

d. Pemeriksaan Integumen
Turgor kulit baik, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan, keadaan
kulit baik.

e. Pemeriksaan Thoraks / Dada


Bentuk rongga dada simetris, pada saat palpasi dada terdapat retrasi dada (+),
bunyi nafas bronchial/ronchi basah, irama pernafasan ireguller, jenis
pernafasan dada dan perut, nyeri dada (+), sesak (+), produsi sputum
kekuningan (+), terpasang alat bantu pernafasan o 2 2 liter.

f. Pemeriksaan abdomen
Bentuk abdomen simetris, turgor kulit kurang baik karena turgor kulit keadaan
kulit sudah mulai keriput.

g. Pemeriksaan Musculoskeletal / Ekstermitas


Normal, kedua tangan nya bisa digerakan seperti biasanya,. Rentang gerak nya
baik, tapi hanya tangan bagian kanan yang agak sulit digerakan karena
terpasang infus NaCl 20 gtt/i. Kaki kekuatan kurang baik karena klien lemah
tetapi klien perlu bantuan dalam melakukan aktivitas seperti kekamar mandi.

h. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Nutrisi
20

Diet MB TKTP 2000 kal, nafsu makan kurang, porsi yang disajikan tidak
habis karena batuk (ada sekret), rasa mual / muntah: ada, karena pengaruh
obat oral.

b. Eliminasi
- Fekal : frekuensi dan banyaknya 1 x sehari dengan konsistensi dan warna
lunak, lembek berwarna kuning.
- Urine : terpasang kateter, urine ± 1500 cc, warna Kuning jernih.
c. Istiraht dan Tidur
Kebiasaan tidur malam ± 4 jam, ada kesulitan tidur karena sesak nafas.
d. Data Spiritual
Baik, klien selalu berdoa agar penyakitnya cepat sembuh.

3.1.9 Pemeriksaan Penunjang


Tabel 2. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 18 September 2022

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

WBC 7.000 4.000-10.000/UI


RBC 3,95 4,5-5,5/10^6/dl
HGB 11,1 Pr:12-14 lk:14-16 gr/dl
HCT 33,2 39-48%
MCV 84,1 80-97/fl
MCH 28,1 27-33,7/ pg
MCHC 33,4 31,5-35/ dl
PLT 267000 150000-440000/uL
Glukosa Adrandom 162 <140 mg/dl
SGOT 27 0-40 U/I
SGPT 22 0-40 U/I
Ureum 034 10-50 mg/dl
Creatinin 1,01 0,6-1,2 mg/dl
21

Pemeriksaan instalasi radiologi

Kesimpulan radiologi (thorak): Tuberkulosis paru

3.1.10 Tabel 3. Penatalaksanaan Medis


No Nama Obat Dosis Fungsi Efek Samping
1 Ranitidin 1 amp/12jam Mengurang mual, Peradangan
muntah dan asam iritatif
lambung
2 Etambutol Etambutol Untuk mengobati Mual, muntah,
berbagai macam ruam, diare,
infeksi bakteri. Phlebitis
3 Kombiven / 12 jam Mengurangi nyeri Mual, muntah,
ruam, diare,
(neb) Phlebitis

4 Rifampisin 1x1 Untuk mengobati Mual, muntah,


berbagai macam ruam, diare,
infeksi bakteri. Phlebitis
5 Isoniazid 1x1 Untuk mengobati Mual, muntah,
berbagai macam ruam, diare,
infeksi bakteri. Phlebitis
6 pyrazinamid 1x1 Untuk mengobati Mual, muntah,
berbagai macam ruam, diare,
infeksi bakteri. Phlebitis
7 IVFD NaCl 20 gtt/i. Balance cairan Kelebihan cairan

0,9%

8 Oxigen 2 l/menit Supply oksigen -


22

3.2 Tabel 4. Analisis Data


NO DATA Kemungkinan Masalah
penyebab
1 DS: Klien mengatakan sesak Invasi bakteri tuberculosis via Bersihan jalan
nafas dan nyeri dada pada saat inhalasi nafas tidak
batuk efektif
DO: Klien tampak sesak nafas,
batuk (+), sputum(+) Penyebaran bbakteri secara
TD:100/70 MmHg, HR:86x/i, brokogen
RR:27x/i, Pernafasan:
Bronchial/ronchi basah Infeksi primer
Infus:NaCl 20 gtt/i
O2:2 liter/i, HB:11,1. Reaksi infeksi/inflamasi,
membentuk kavitas dan merusak
parenkim paru

Peningkatan produksi secret

Batuk produktif

Bersihan jalan nafas tidak efektif

DS:Klien mengatakan tidak Invasi bakteri tuberculosis via Nutrisi kurang


selera makan inhalasi dari kebutuhan
2. DO:Diet yang disajikan hanya ½ tubuh
porsi yang di habiskan Penyebaran bakteri secara
Berat badan menurun hematogen
BBM:60 Kg, BBS:58 Kg,
Mual: Ada Infeksi primer
Hb:11,1, Batuk:(+), Sesak:(+)
Reaksi infeksi /inflamasi,
membentuk kavitas dan merusak
parenkim paru

Penumpukan sekret

Penurunan nafsu makan


( anoreksia)

Nutrisi kurang dari kebutuhan


tubuh
23

3. DS: Klien mengatakan susah Invasi bakteri tuberculosis via Gangguan pola
tidur dan sering terbangun pada inhalasi tidur
malam hari
DO:Klien tampak gelisah Penyebaran bakteri secara
- Batuk pada malam hari hematogen
- Tidur malam 3-4 jam
- Sesak pada malam hari Infeksi primer
- Mata cekung
Reaksi infeksi/ inflamasi
membentuk kavitas dan merusak
parenkim paru

Sesak nafas dan batuk

Gangguan pola tidur

3.3 Diagnosa Keperawatan


a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret
pada bronkus dan alveolus ditandai dengan klien sesak nafas, batuk, produksi
sputum(+), o2 terpasang 2 liter, RR: 27x/i, HR: 86x/i, TD: 100/70MmHg.

b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia ditandai


dengan porsi yang diberikan hanya ½ yang di habiskan, BB menurun, BBM 60
kg, BBS 58 kg.

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak napas dan ditandai dengan
klien gelisah, tidur malam 3-4 jam dan sesak napas pada malam hari.
24

3.4 Tabel 5. Rencana Tindakan Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 Bersihan jalan nafas NOC: NIC :
tidak efektif Jalan nafas efekti kembali 1. Pantau tanda-tanda vital
berhubungan dengan Kriteria Hasil : 2.Ajarkan batuk efektif
penumpukan secret pada 1. Klien tidak batuk,sesak, RR:27x/i. 3. Berikan posisi yang nyaman
bronkus dan alveolus semifowler dan ortopnea
ditandai dengan klien 4.Anjurkan untuk banyak minum
sesak nafas, batuk, 5.Kolaborasi dengan dokter dalam
sputum(+), o2 terpasang memberikan obat dan terapi secara baik
2 liter, RR: 27x/i, HR: -Pemberian o2 2 L/i
86x/i, TD: 100/70MmHg
2 Nutrisi kurang dari NOC : NIC :
kebutuhan tubuh kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi 1.Berikan diet klien dan memberikan
berhubungan dengan Kriteria Hasil : penyuluhan untuk makan sedikit tapi sering
anorexia ditandai dengan 1. Porsi yang disajikan habis 2.Berikan penyuluhan tentang pentingnya
porsi yang diberikan . nutrisi bagi tubuh
hanya ½ yang di 3.Ciptakan lingkungan yang nyaman dan
habiskan, BB menurun, bersih
BBM 60 kg, BBS 58 kg . 4.Berikan diet yang bervariasi
5. Kolaborasi dengan ahli gizi
3 Gangguan pola tidur NOC : NIC :
berhubungan dengan Pola istirahat tidur terpenuhi 1.Ciptakan lingkungan yang aman dan
sesak napas dan ditandai Kriteria Hasil : nyaman
dengan klien gelisah, 1. Tidur malam 7-8 jam. 2.Ganti alat tenun
tidur malam 3-4 jam dan 3.Berikan posisi yang nyaman bagi klien.
sesak napas pada malam 4.Bantu klien melakukan aktivitas
hari perawatan diri yang diperlukan
5.Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi obat.
25

3.5 Tabel 6. Implementasi dan Evaluasi

No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi


DX
1 Senin 08.30 1.Memantau tanda-tanda vital TD, HR, S : - Klien mengatakan sesak mulai berkurang.
18/09/22 RR / 8 jam untuk mengetahui kondisi O:
dan perubahan yang terjadi pada klien - Tanda-tanda vital : RR : 24 x/i, HR : 86 x/i, TD :
TD : 100/70 mmHg, RR : 24x/i, HR : 86 100/70 mmHg, Temp : 36,5ºC
x/i, Temp : 37ºC A : - Masalah sebagian teratasi
08.40 2.Mengajarkan klien untuk batuk efektif P : Intervensi di lanjutkan
dengan cara menarik napas dalam secara - Pantau tanda-tanda vital
berlahan kemudian dibatukkan. - Ajarkan untuk batuk efektif
09.10 3.Memberikan posisi semi fowler - Berikan posisi yang nyaman semifowler dan ortopnea
4.Menganjurkan klien untuk banyak -Anjurkan untuk banyak minum
minum air hangat 2 gelas dengan 500 cc -Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat dan
/ 3 jam. terapi serta pemberian O 2
12.00 5.Memberikan obat untuk mengurangi
batuk dan secret, IVFD:Dextrose 5% 20
Gtt/i, Ciprotaxim: 0,2 inj / 12 jam
Dexamethason : inj / 12 jam
Ranitidin : inj / 12 jam
OBH syirup : 3 x C1
2 12.30 1. Memberikan makanan sedikit tapi S:- Klien mengatakan mulai selera makan
sering dengan tinggi kalori dan tinggi O:
protein Nasi 1 porsi tempe dan tahu - Diet yang disajikan tinggal ¼ porsi
2.Memberikan penjelasan pada klien A: Masalah sebagian teratasi
tentang pentingnya nutrisi yang adekuat P:
untuk proses penyembuhan. intervensi dilanjutkan
14.30 3.Kolaborasi dengan ahli gizi dalam - Beri makanan sedikit tapi sering
pemberian diet MB TKTP yang lebih - berikan penyuluhan tentang pentingnya nutrisi bagi
efisien tubuh
26

- Kolaborasi dengan ahli gizi


- Ciptakan lingkungan yang bersih
- Berikan diet yang bervariasi dan menarik dalam batas
normal.
3 17.30 1. Menciptakan lingkungan yang tenang S : - Klien mengatakan tidurnya mulai tenang dan jarang
dan jauh dari keramaian dan kebisingan terbangunpada malam hari.
21.30 2.Menjelaskan pada klien akan O:
pentingnya istirahat tidur. - Klien tidur malam 5 – 6 jam dan jarang terbangun
Menggantikan alat tenun yang kotor pada malam hari.
dengan yang bersih. A : - Masalah sebagian teratasi
22.30 3. Memberikan posisi yang nyaman bagi P : Intervensi dilanjutkan
klien saat tidur. - Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
- Jelaskan pada klien pentingnya istirahat tidur
- Ganti alat tenun
- Berikan posisi yang nyaman bagi klien
1 Selasa 08.30 1.Memantau tanda-tanda vital TD, HR, S : - Klien mengatakan sesak mulai berkurang.
19/09/22 RR / 8 jam untuk mengetahui kondisi O:
dan perubahan yang terjadi pada klien - Tanda-tanda vital : RR : 24 x/i, HR : 90 x/i, TD :
TD : 100/70 mmHg, RR : 24x/i, HR : 86 120/70 mmHg, Temp : 36,5ºC
x/i, Temp : 37ºC A : - Masalah sebagian teratasi
08.40 2.Mengajarkan klien untuk batuk efektif P : Intervensi di lanjutkan
dengan cara menarik napas dalam secara - Pantau tanda-tanda vital
berlahan kemudian dibatukkan. - Ajarkan untuk batuk efektif
09.10 3.Memberikan posisi semi fowler - Berikan posisi yang nyaman semifowler dan ortopnea
4.Menganjurkan klien untuk banyak -Anjurkan untuk banyak minum
minum air hangat 2 gelas dengan 500 cc -Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat dan
/ 3 jam. terapi serta pemberian O 2
12.00 5.Memberikan obat untuk mengurangi
batuk dan secret, IVFD:Dextrose 5% 20
Gtt/i, Ciprotaxim: 0,2 inj / 12 jam
Dexamethason : inj / 12 jam
27

Ranitidin : inj / 12 jam


OBH syirup : 3 x C1
2 12.30 1. Memberikan makanan sedikit tapi S:- Klien mengatakan mulai selera makan
sering dengan tinggi kalori dan tinggi O:
protein Nasi 1 porsi tempe dan tahu - Diet yang disajikan tinggal ¼ porsi
2.Memberikan penjelasan pada klien A: Masalah sebagian teratasi
tentang pentingnya nutrisi yang adekuat P:
untuk proses penyembuhan. intervensi dilanjutkan
14.30 3.Kolaborasi dengan ahli gizi dalam - Beri makanan sedikit tapi sering
pemberian diet MB TKTP yang lebih - berikan penyuluhan tentang pentingnya nutrisi bagi
efisien tubuh
- Kolaborasi dengan ahli gizi
- Ciptakan lingkungan yang bersih
- Berikan diet yang bervariasi dan menarik dalam batas
normal.

3 17.30 1. Menciptakan lingkungan yang tenang S : - Klien mengatakan tidurnya mulai tenang dan jarang
dan jauh dari keramaian dan kebisingan terbangunpada malam hari.
21.30 2.Menjelaskan pada klien akan O:
pentingnya istirahat tidur. - Klien tidur malam 5 – 6 jam dan jarang terbangun
Menggantikan alat tenun yang kotor pada malam hari.
dengan yang bersih. A : - Masalah sebagian teratasi
22.30 3. Memberikan posisi yang nyaman bagi P : Intervensi dilanjutkan
klien saat tidur. - Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
- Jelaskan pada klien pentingnya istirahat tidur
- Ganti alat tenun
- Berikan posisi yang nyaman bagi klien

1 Rabu 08.30 1.Memantau tanda-tanda vital TD, HR, S : - Klien mengatakan sesak mulai berkurang.
20/09/22 RR / 8 jam untuk mengetahui kondisi O :
dan perubahan yang terjadi pada klien - Tanda-tanda vital : RR : 24 x/i, HR : 90 x/i, TD :
28

TD : 120/70 mmHg, RR : 24x/i, HR : 80 120/70 mmHg, Temp : 36,5ºC


x/i, Temp : 36,5ºC A : - Masalah sebagian teratasi
08.40 2.Mengajarkan klien untuk batuk efektif P : Intervensi di lanjutkan
dengan cara menarik napas dalam secara - Pantau tanda-tanda vital
berlahan kemudian dibatukkan. - Ajarkan untuk batuk efektif
09.10 3.Memberikan posisi semi fowler - Berikan posisi yang nyaman semifowler dan ortopnea
4.Menganjurkan klien untuk banyak -Anjurkan untuk banyak minum
minum air hangat 2 gelas dengan 500 cc -Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat dan
/ 3 jam. terapi serta pemberian O 2
12.00 5.Memberikan obat untuk mengurangi
batuk dan secret, IVFD:Dextrose 5% 20
Gtt/i, Ciprotaxim: 0,2 inj / 12 jam
Dexamethason : inj / 12 jam
Ranitidin : inj / 12 jam
OBH syirup : 3 x C1
2 12.30 1. Memberikan makanan sedikit tapi S:- Klien mengatakan mulai selera makan
sering dengan tinggi kalori dan tinggi O:
protein Nasi 1 porsi tempe dan tahu - Diet yang disajikan tinggal ¼ porsi
2.Memberikan penjelasan pada klien A: Masalah sebagian teratasi
tentang pentingnya nutrisi yang adekuat P:
untuk proses penyembuhan. intervensi dilanjutkan
14.30 3.Kolaborasi dengan ahli gizi dalam - Beri makanan sedikit tapi sering
pemberian diet MB TKTP yang lebih - berikan penyuluhan tentang pentingnya nutrisi bagi
efisien tubuh
- Kolaborasi dengan ahli gizi
- Ciptakan lingkungan yang bersih
- Berikan diet yang bervariasi dan menarik dalam batas
normal.
3 17.30 1. Menciptakan lingkungan yang tenang S : - Klien mengatakan tidurnya mulai tenang dan jarang
dan jauh dari keramaian dan kebisingan terbangunpada malam hari.
21.30 2.Menjelaskan pada klien akan O :
29

pentingnya istirahat tidur. - Klien tidur malam 5 – 6 jam dan jarang terbangun
Menggantikan alat tenun yang kotor pada malam hari.
dengan yang bersih. A : - Masalah sebagian teratasi
22.30 3. Memberikan posisi yang nyaman bagi P : Intervensi dilanjutkan
klien saat tidur. - Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
- Jelaskan pada klien pentingnya istirahat tidur
- Ganti alat tenun
- Berikan posisi yang nyaman bagi klien
38

BAB 4
PEMBAHASAN

A.Kesimpulan

Setelah melaksanakan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan ganguan

sistem pernafasan tuberculosis paru di ruangan mahoni RSUD Sidikalang selama

3 hari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari:

Pengkajian, diagnosa, perencanaan keperawatan, catatan perkembangan

(pelaksanaan dan evaluasi) dan dokumentasi, maka penulis menarik kesimpulan

bahwa kasus Post Apendiktomi dalam memberikan asuhan keperawatan perlu

adanya intervensi. Adapun diagnosa yang muncul pada teori adalah :

a. Resiko terhadap infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat, penurunan kerja
silia, penurunan pertahanan/ tambahan infeksi.
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental di tandai
dengan bunyi nafas tidak normal (rongki, mengi), stridor, dispnea.
c. Resiko tinggi terhadap kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
penurunan permukaan efektif paru, etelektasis, kerusaka membran alveolar
kapiler, sekret kental, edema bronkial.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan sering
batuk/produksi sputum, anoreksia, ditandai dengan berat badan di bawah normal
10%-20% ideal untuk bentuk tubuh dan berat.
e. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan pencegahan
berhubungan dengan kurangnya informasi, tak akurat/tidak lengkap informasi,
kesalahan konsep tentang status kesehatan, tidak akurat mengikuti instruksi.
39

B. Saran
Setelah membahas dan memperbaiki masalah-masalah yang dihadapi
dalam perawatan gangguan sistem pernafasan tuberculosis paru di Ruangan paru
RSU Sundari Medan, maka penulis memberikan saran :

5.2.1 Kepada klien dan Keluarga


Diharapkan pada klien untuk melakukan aktifitas yang sehat untuk
meningkatkan daya tahan tubuh serta semangat yang juga diharapkan klien
untuk mengikuti saran dari tim kesehatan.
Diharapkan pada keluarga dan klien untuk berpartisipasi dalam
pelaksanaan untuk kesembuhan klien.

5.2.2 Kepada Perawat


Perawat harus menerapkan proses keperawatan secara proaktif dan
meningkatkan frekuensi kontak dengan klien serta dalam melaksanakan asuhan
keperawatan diperlukan adanya kerjasama yang baik dengan tim kesehatan yang
lain.
40

Lampiran 1

RESUME I

a. Identitas Klien
Nama : Tn. R

Jenis kelamin : laki - laki

Tempat / Tgl lahir : Medan, 15-10-1980

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Pekerjaan : Petani

Alamat : Riau, Jl. Sentosa no 6

Status perkawinan : Kawin

Suku / Kebangsaan : Melayu

Tgl. Masuk / Jam : 18 -09-22

Ruangan : kasturi

Diagnosa Medis : Bronkopneumoni

b. Data Fokus

Keluhan utama
Klien merasa sesak nafas, batuk dan lemas, berat badan menurun dan nafsu
makan menurun.
41

Riwayat penyakit sekarang


Klien datang ke RSUD Sidikalang karena klien merasa sesak nafas dan batuk
selama seminggu, lemas, pucat, berat badan menurun dan nafsu makan
menurun.
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Penyakit yang Pernah Dialami
Penyakit yang pernah dialami klien adalah demam.
Pengobatan/ Tindakan yang Dilakukan
Berobat ke puskesmas.
Pernah Dirawat/ Dioperasi
Pernah dirawat
Alergi
Klien tidak memiliki alergi pada obat ataupun makanan
Status Imunisasi
Imunisasinya lengkap.
c.Analisa Data
Data Penyebab Masalah
DS: Klien mengatakan Invasi bakteri via inhalasi Bersihan jalan
sesak nafas dan nyeri nafas tidak
dada pada saat batuk efektif
DO: Klien tampak Penyebaran bakteri secara
sesak nafas, batuk (+), brokogen
sputum(+)
TD:120/80 MmHg, Infeksi primer
HR:81x/i, RR:27x/i,
Pernafasan: Reaksi infeksi/inflamasi,
Bronchial/ronchi basah membentuk kavitas dan merusak
Skala nyeri:1-3 parenkim paru
Infus:NaCl 20 gtt/i
O2:3 liter/i, HB:11,1. Peningkatan produksi secret

Batuk produktif

Bersihan jalan nafas tidak efektif


42

d.Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa keperawatan NOC NIC


Bersihan jalan nafas NOC: NIC :
tidak efektif Jalan nafas efekti kembali 1. Pantau tanda-tanda vital
berhubungan dengan Kriteria Hasil : 2.Ajarkan batuk efektif
penumpukan secret 1. Klien tidak batuk,sesak, 3. Berikan posisi yang
pada bronkus dan RR:27x/i. nyaman semifowler dan
alveolus ditandai ortopnea
dengan klien sesak 4.Anjurkan untuk banyak
nafas, batuk, minum
sputum(+), o2 5.Kolaborasi dengan dokter
terpasang 3 liter, RR: dalam memberikan obat dan
27x/i, HR: 81x/i, TD: terapi secara baik
120/80MmHg -Pemberian o2 3L/i

e.Implementasi dan evaluasi

Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi


Senin 1.Memantau tanda-tanda vital S : - Klien mengatakan
18/09/22 TD, HR, RR / 8 jam untuk sesak mulai berkurang.
mengetahui kondisi dan O:
perubahan yang terjadi pada - Tanda-tanda vital : RR :
klien 24 x/i, HR : 90 x/i, TD :
TD : 120/70 mmHg, RR : 120/70 mmHg, Temp :
24x/i, HR : 80 x/i, Temp : 36,5ºC
36,5ºC A : - Masalah sebagian
2.Mengajarkan klien untuk teratasi
batuk efektif dengan cara P : Intervensi di lanjutkan
menarik napas dalam secara - Pantau tanda-tanda vital
berlahan kemudian - Ajarkan untuk batuk
dibatukkan. efektif
3.Memberikan posisi semi -Berikan posisi yang
fowler nyaman semifowler dan
4.Menganjurkan klien untuk ortopnea
banyak minum air hangat 2 -Anjurkan untuk banyak
gelas dengan 500 cc / 3 jam. minum
5.Memberikan obat untuk -Kolaborasi dengan dokter
mengurangi batuk dan secret, dalam memberikan obat
IVFD:Dextrose 5% 20 Gtt/i, dan terapi serta
Ciprotaxim: 0,2 inj / 12 jam pemberian O2
Dexamethason : inj / 12 jam
43

Ranitidin : inj / 12 jam


OBH syirup : 3 x C1
Ringkasan Keperawatan Pasien Pulang

No Ringkasan Keperawatan Klian Pulang

1. Nama Pasien Tn. R

2. Nama Penaggung Jawab Ny. Y

3. Umur 45 Thn

4. L/P Laki-laki

5. Kamar / Kelas kasturi / 3 (tiga)

6. NO.RM 18.XX.XX

7 Tanggal Masuk 18 /09/22

8. Tanggal Keluar 23/ 09/22

9. Diagnosa Bronkopneumoni

10 Operasi -

11. Ringkasan Riwayat Dan klien merasa sesak nafas, batuk dan lemas
Pemeriksaan Fisik
12. Pemeriksaan yang sudah Lab/darah dan Foto rontgen
dilakukan
13. Terapi / Pengobatan IVFD:Dextrose 5% 20 Gtt/i, Ciprotaxim:
0,2 inj / 12 jam
Dexamethason : inj / 12 jam
Ranitidin : inj / 12 jam
OBH syirup : 3 x C1
14. Anjuran Berikan posisi yang nyaman semifowler
dan ortopnea

15. Tanggal Kembali 30 /09/22

16. Hal-Hal Yang Perlu Bila klien merasa sesak nafas dan batuk
Diperhatikan Selama langsung berobat ke rumah sakit
Perawatan Dirumah
44

Lampiran 2

Satuan Acara Penyuluhan(SAP)

Materi Penyuluhan :Ttuberkulosis paru

Sasaran : Pasien tuberkulosis paru

Waktu : 20 menit

Pertemuan :I

A. Tujuan

Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan klien dan keluarga

dapat mengerti dan memahami lebih jelas tentang cara mengenal, mengatasi

Tuberculosis paru.

B. Pokok Bahasan

Tuberkulosis paru

C. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian tuberkulosis paru

2. Tanda-tanda tuberkulosis paru

3. Penyebab tuberkulosis paru

4. Akibat tuberkulosis paru

5. Cara mencegah tuberkulosis paru

D. Kegiatan Pembelajaran

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 3 Menit Pembukaan : Menjawab salam
a.Memberi salam Mendengarkan dan
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
45

c. Menyebutkan materi/ pokok bahasan


yang akan disampaikan.
2. 15 Menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur.

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


Materi :
1. Pengertian tuberkulosis paru
2. Tanda-tanda tuberkulosis paru
3. Penyebab tuberkulosis paru
4. Akibat tuberkulosis paru
5. Cara mencegah tuberkulosis paru
3. 7 Menit Evaluasi : Merespon dan
1. Memberi kesempatan kepada peserta bertanya
untuk bertanya Merespon dengan
2. Memberi kesempatan kepada peserta menjawab
untuk menjawab pertanyaan yang pertanyaan
diberikan
4. 5 Menit Penutup : Menyimak
1. Menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
2. Menyampaikan terimakasih atas
perhatiandan waktu yang telah diberikan
kepada peserta
3. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam

E. Metode

- Ceramah dan Tanya Jawab

F. Media Dan Alat Pengajaran

- Leaflet

G. Evaluasi

a. Klien dapat mengetahui tentang pengertian tuberkulosis paru

b. Klien dapat mengetahui tanda-tanda tuberkulosis paru

c. Klien dapat mengetahui penyebab tuberkulosis paru

H. Referensi
46

Syamsuhidayat. R & De Jong W.(2010). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2


.Jakarta : EGC

I. Materi

Terlampir.

LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN TB PARU

Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang


parenkim paru-paru dan disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis.
(Somantri, 2019).

B. PENYEBAB TB PARU

Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang


berbentuk batang dan tahan asam. Penyebab T tuberkulosis adalah M.
tuberkulosis s bentuk batang panjang 1-4 / µm dengan tebal 0,3-0,5 µm. Selain
itu juga kuman lain yang member infeksi yang sama yaitu M. Bovis, M.
Kansasii, M. Intracellutare. (Padila, 2013)

C. TANDA-TANDA TB PARU

1.Demam : subfebril menyerupai influensa

2. Malaise : Anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot,


keringat malam

3. Batuk : batuk kering (non produktif) – batuk produktif (sputum)

4. Sesak Nafas : Pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana ifiltrasinya sudah
½ bagian paru- paru

5. Nyeri dada. (Padila, 2013)

D. KOMPLIKASI TB PARU
47

1.Komplikasi Dini :
- Pleuritis

- Efusi pleura

-Empiema

-Laringitis

-TB usus

2.Komplikasi lanjut :

-Obstruksi jalan nafas

-Kor pulmonale

-Amiloidosis

-Karsinoma paru

-Sindrom gagal nafas. (Muhamad Ardiansyah, 2012)


48

Leaflet TB Paru

DI SUSUN OLEH :

NETTY ERNIWATI ARITONANG, S.KEP


2214901116

Tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang


menyerang parenkim paru-paru dan disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis.

1. Demam : subfebril menyerupai influensa


2. Malaise : Anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri
otot, keringat malam
3. Batuk : batuk kering (non produktif) – batuk produktif
(sputum)
4. Sesak Nafas : Pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana
ifiltrasinya sudah ½ bagian paru- paru
49

5. Nyeri dada

 Mycobacterium Tuberculosis
.

6. Pleuritis
7. Efusi pleura
8. Empiema
9. Laringitis

Anda mungkin juga menyukai