PENDAHULUAN
Selain itu, merupakan isu global dan dilaporkan sekitar 39% penyakit ini
Thailand dan sekitar 3,8 juta meninggal setiap tahunnya, pada umumnya
19-43% populasi pada saat ini terinfeksi TB, frekuensi penyakit TB paru di
Indonesia masih tinggi dan menduduki urutan ke-3 di dunia. Di Indonesia TB paru
masih merupakan masalah utama baik dalam hal kematian maupun kesakitan.
1
dari harapan yaitu ± 51 persen, padahal cakupan puskesmas pelaksana DOTS
sejak tahun 2007 telah mencapai 1000 persen, namun angka keberhasilan
pengobatan telah mencapai 91 persen sejak tahun 2005, hal ini belum berarti
high burden country. Dimana Indonesia pada tahun 2009 menduduki rangking
kelima setelah india, China, South afrika, dan Nigeria yang sebelumnya
Data yang diperoleh dari RS Setio Husodo Kisaran informasi dari petugas
didapatkan data dari bulan Januari 2019 sampai September 2014 terdapat 127
dengan kasus BTA positif. Terdiri dari 72 laki-laki dan 55 perempuan. Sebagian
2
1.2 Tujuan Penelitian
2021
3
sehingga mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tinjauan Teori
2.1.1 Pengertian
parenkim paru. Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
saluran pernapasan bagian bawah yang sebagian besar hasil tuberkulosis masuk ke
dalam jaringan paru melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses
yang dikenal sebagai focus primer dari ghon. TBC adalah penyakit menular
menyerang paru-paru dan hampir seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat
masuk melalui pernapasan dan saluran pencernaan (GI) dan luka terbuka pada
kulit. Sebagian besar kuman TB menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ
tubuh lainnya.
Penyakit tubercolosis ini biasanya menyerang paru tetapi dapat menyebar hampir
ke seluruh bagian tubuh termasuk meninges, ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi
awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah pemajanan. Individu kemudian dapat
5
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang
tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya
(Depkes, 2010).
tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru
dan organ di luar paru seperti kulit, tulang, persendian, selaput otak, usus serta
1. Anatomi
oleh mukosa respirasi, udara mengalir dari faring menuju ke laring, laring
merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot dan
mengandung pita suara. Trakea disokong oleh cincin tulang rawan yang
berbentuk seperti sepatu kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inci. Struktur
trakea dan bronkus dianalogkan dengan sebuah pohon oleh karena itu
simetris, bronkus kanan lebih pendek dan lebih lebar dan merupakan
kelanjutan dari trakea yang arahnya hampir vertikal, sebaliknya bronkus kiri
lebih panjang dan lebih sempit dan merupakan kelanjutan dari trakea
dengan sudut yang lebih tajam. Cabang utama bronkus kanan dan kiri
6
bercabang lagi menjadi bronkus lobaris dan bronkus segmentalis,
merupakan struktur akhir paru. Alveolus hanya mempunyai satu lapis sel
saja yang diameternya lebih kecil dibandingkan diameter sel darah merah,
dalam setiap paru-paru terdapat sekitar 300 juta alveolus (Price dan
Wilson,2012).
yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan
membran halus, licin, yang meluas membungkus dinding anterior toraks dan
rongga toraks menjadi dua bagian, mediastinum terbentuk dari dua lapisan
7
pleura. Semua struktur toraks kecuali paru-paru terletak antara kedua
lapisan pleura. Setiap paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri dari
lobus bawah dan atas, sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah,
dan bawah. Setiap lobus lebih jauh dibagi lagi menjadi dua segmen yang
divisi bronkus didalam setiap lobus paru. Pertama adalah bronkus lobaris
yaitu tiga pada paru kanan dan dua pada paru kiri. Bronkus lobaris dibagi
menjadi bronkus segmental terdiri dari 10 pada paru kanan dan 8 pada paru
bronkus ini dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfatik dan
juga dilapisi oleh sel-sel yang permukaannya dilapisi oleh “rambut” pendek
yang disebutsilia.
alveolar dan sakus alveolar kemudian alveoli. Paru terbentuk dari 300 juta
lembar, akan menutupi area 70 meter persegi yaitu seukuran lapangan tenis
8
gambar 2.2 .Anatomi Paru - Paru
1. Fisiologi
terdiri dari beberapa aspek yaitu difusi gas-gas antar alveolus dan kapiler
ketiga yaitu reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan
darah.
a. Ventilasi
Ventilasi adalah pergerakan udara masuk dan keluar dari paru karena
9
dari tekanan atmosfir maka udara akan masuk menuju ke paru, disebut
disebut ekspirasi.
b. Transportasi oksigen
c. Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah.
10
energi, dan karbondioksida terbentuk sebagai sampah proses
2.1.3 Etiologi
Koch pada tahun 1882. Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap virulen beberapa
minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati dalam suhu 600 C dalam
Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan sinar
matahari dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakterium tuberculosis yaitu
tipe human dan tipe bovin. Basil tipe bovin berada dalam susu sapi yang
menderita mastitis tuberkulosis usus. Basil tipe human bisa berada di bercak ludah
(droplet) di udara yang berasal dari penderita TBC terbuka dan orang yang rentan
terinfeksi TBC ini bila menghirup bercak ini. Perjalanan TBC setelah terinfeksi
melalui udara. Bakteri juga dapat masuk ke sistem pencernaan manusia melalui
merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitive terhadap
11
panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi
1. Tuberkolosis Primer
dari udara melalui saluran pernapasan dan mencapai alveoli atau bagian
dihancurkan oleh makrofag yang berada di alveoli. Jika pada proses ini
ditangkap oleh makrofag yang lemah, maka bakteri akan berkembang biak
2. Tuberkolosis Sekunder
pasca primer /TB sekunder) terjadi bila daya tahan tubuh menurun,
limfe regional lainnya jarang terkena, lesi lebih terbatas dan terlokalisasi.
12
Reaksi imunologis terjadi dengan adanya pembentukan granuloma, mirip
menyolok dan menghasilkan lesi kaseosa (perkijuan) yang luas dan disebut
d. Mereka yang memiliki sedikit akses hingga tidak mempunyai akses sama
2.1.4 Patofisiologi
Mycobacterium tuberculosis juga dapat menjangkau sampai ke area lain dari paru
13
(lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian
tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru (lobus atas).
(melisiskan) basil dan jaringan normal. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu
dan sistem kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa
jaringan baru yang disebut granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil
hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag seperti dinding. Granuloma
selanjutnya berubah bentuk menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian tengah dari
massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri atas makrofag dan
berbentuk seperti keju (necrotizing caseosa). Hal ini akan menjadi klasifikasi dan
Menurut Widagdo (2011), setelah infeksi awal jika respons sistem imun
tidak adekuat maka penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah
dapat timbul akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif
kembali menjadi aktif, Pada kasus ini, ghon tubercle mengalami ulserasi sehingga
membentuk tuberkel, dan seterusnya. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan
14
sendirinya. Proses ini berjalan terus dan basil terus difagosit atau berkembang
biak di dalam sel. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang
dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh
jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan memberikan
Gejala utama TB paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa
sputum, malaise, gejala flu, demam derajat rendah, nyeri dada, dan batuk darah.
a. Tahap asimtomatis.
a. Demam
15
b. Malaise
c. Anoreksia
h. Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi
i. Demam persisten
16
2.1.6 Pathway
Udara tercemar
Mycrobacterium Induvidu rentan kurang informasi
tuberculose
dihirupmasuk paru Kurang pengetahuan
penyebaran klasifikasi
hematogen Ketidakefektifan
limfogen bersihan jalan nafas
As. Lambung
Resti penyebaran
infeksi pada diri sendiri
Mual, anoreksia
17
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
tuberkulosis adalah:
beberapa area dan ini adalah observasi yang dapat terjadi pada
kerusakan paru.
Pemeriksaan Laboratorium
dapat
b. mengeluarkan sputum.
18
a. Bahan-bahan lain, misalnya pus.
2.1.8 Komplikasi
b. Gagal napas
c. Fistula bronkopleural
d. Pneumotoraks
e. Efusi Pleura
f. Pneumonia
finding).
1. Pencegahan TB Paru
19
b. Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan terhadap kelompok-kelompok
siswa-sisiwi pesantren.
c. Vaksinasi BCG
rumah sakit.
Streptomisin (S).
Isoniazid (INH).
Isoniazid (INH).
20
b) Intraseluler, untuk slowly growing bacilli digunakan Rifampisin
Pirazinamid (Z).
Pengobatan TB terbagi dalam dua fase yaitu fase intensif ( 2-3 bulan )
dan fase lanjutan ( 4-7 bulan ). Paduan obat yang digunakan terdiri atas obat
utama dan obat tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai rekomendasi
21
3. Pengobatan TB dengan panduan OAT jangka pendek di bawah
3. Penemuan penderita.
Terdapat empat kategori yaitu : kategori I,II,III, dan IV. Kategori ini
panduan OAT yang diberikan dalam bentuk kombipak, sebagai berikut : (Santa
2. Pemberian obat-obatan :
b. Bronkodilator
c. Ekspektoran
e. Vitamin
1. Isoniazid
22
2. Rifampisin
3. Pirazinamid
4. Streptomisin
5. Ethambutol
Dalam kategori jenis pertama ini penderita selama 2 bulan minum obat INH,
bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu
(tahap lanjutan). Pemberian obat TBC ini diberikan kepada pasien baru TBC
paru dengan hasil BTA positif, penderita TBC ekstra paru (TBC di luar
23
Streptomisin 15-30 mg/kg BB/hari (maks 1 g/hari)
2.2.1 Pengkajian
adalah:
1) Data pasien:
anak sampai dewasa dengan perbandingan yang hampir sama antara laki-
laki dan perempuan. Penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada pasien
pada anak dapat terjadi di usia berapa pun, namun usia paling umum
24
5-12 tahun cukup rendah, kemudian meningkat setelah usia remaja di
2) Riwayat kesehatan
setengah paru-paru.
d. Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan akan timbul bila infiltrasi
b. Pemeriksaan Fisik
Pada tahapan dini sulit diketahui, ronchi basah kasar dan nyaring,
c. Pemeriksaan Penunjang
25
1) Sputum Kultur
2) Skin test: mantoux, tine, and vollmer patch yaitu reaksi positif
pathogen.
dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.
26
.
27
2.2.3 Intervensi Keperawatan
1 Ketidakefektifan NOC: 1. Buka jalan napas, gunakan 1. Pasien bisa bernapas dengan lega
bersihan jalan nafas Bersihan jalan nafas teknik chin lift atau jaw trust 2. Memudahkan pasien untuk bernapas
berhubungan kembali normal bila perlu 3. Dilakukan pemasangan alat jika pasien
dengan Kriteria Hasil : 2. Posisikan pasien untuk kesulitan bernapas
ketidakmampuan a. Mendemonstrasikan memaksimalkan ventilasi 4. Mengencerkan dan mengeluarkan
untuk batuk efektif dan suara 3. Identifikasi perlunya sekret di jalan napas
mengeluarkan napas yang bersih, tidak pemasangan alat jalan napas 5. Memantau kebutuhan oksigen pasien
sekresi pada jalan ada sianosis dan buatan 6. Mengetahui tipe pernapasan pasien
napas. dyspneu (mampu 4. Lakukan fisioterapi dada jika 7. Untuk meningkatkan rasa nyaman dan
mengeluarkan sputum, perlu proses pengeluaran sekret
mampu bernapas 5. Monitor repirasi status O2
dengan mudah, tidak 6. Auskultasi suara napas, catat
ada pursed lips). adanya suara tambahan
b. Menunjukkan jalan 7. Monitor usaha pernafasan,
napas yang paten (klien pengembangan dada, dan
tidak merasa tercekik, keteraturan
irama dan frekuensi 8. Berikan klien air putih hangat
napas dalam rentang sesuai kebutuhan jika tidak
normal, tidak ada suara adakontraindikasi
napas abnormal).
c. Mampu
mengidentifikasi dan
28
mencegah faktor yang
dapat menghambat
jalan napas.
2 Hipertermia NOC : 1. Monitor tanda dan gejala 1. Untuk memantau peningkatan suhu
behubungan dengan Tidak terjadi penyebaran infeksi sistemik dan local tubuh pasien
dehidrasi infeksi 2. Monitor kerentanan terhadap 2. Untuk mengatasi dehidrasi
Kriteria Hasil : infeksi 3. Untuk menurunkan suhu tubuh
a. Klien bebas dari tanda dan 3. Pertahankan teknik asepsis 4. Untuk mengatasi dehidrasi
gejala infeksi pada pasien yang beresiko 5. Agar sirkulasi udara ke tubuh efektif
b. Mendeskripsikan proses 4. Pertahankan teknik isolasi 6. Mengatasi dehidrasi dan menurunkan
penularan infeksi, factor 5. Dorong masukan nutrisi yang suhu tubuh
yang mempengaruhi cukup
penularan serta 6. Instruksikan pasien untuk
penatalaksanaannya meminum antibiotik sesuai
c. Menunjukkan kemampuan resep
untuk mencegah 7. Ajarkan pasien dan keluarga
timbulmya infeksi tanda dan gejala infeksi
d. Jumlah leukosit dalam
batas normal
3 Gangguan NOC : 1. Kaji tipe pernapasan pasien 1. TB menyebabkan efek luas pada paru
pertukaran gas Pertukaran gas teratasi 2. Evaluasi tingkat kesadaran, dari bagian kecil bronkopneumonia
berhubungan Kriteria Hasil : adanya sianosis, dan perubahan sampai inflamasi difus luas nekrosis
dengan kongesti a. Menunjukkan warna kulit efusi pleural untuk fibrosis luas
paru, hipertensi perbaikan ventilasi dan 3. Tingkatkan istirahat dan batasi 2. Pengaruh jalan napas dapat
pulmonal, O2 aktivitas menggnggu oksigen organ vital dan
penurunan perifer Bebas dari gejala dan 4. Kolaborasi medis pemeriksaan jaringan
distress pernapasan ACP dan pemerian oksigen 3. Menurunkan kebutuhan oksigen
5. Mengobservasi warna kulit, 4. Mencegah pengeringan membran
mukosa dan kuku serta mencatat mukosa dan membantu mengencerkan
adanya sianosis perifer secret.
(kuku)atau sianosis. 5. Sianosis kuku menggambarkan
29
6. Mengobservasi kondisi yang vasokonstriksi/respon tubuh terhadap
memburuk. Mencatat adanya sianosis cuping hidung dan
hipotensi, pucat, cyanosis, membran mukosa dan kulit
perubahan dalam tingkat sekitar mulut dapat mengindikasikan
kesadaran serta dyspnea berat adanya hipoksemia sistemik
dan kelemahan
4 Resiko tinggi NOC: 1. Kaji patologi penyakit dan 1. Mengetahui tindakan yang akan
penyebaran infeksi Resiko penyebaran infeksi potensial penyebaran infeksi dilakukan
berhubungan pada diri sendiri tidak melalui droplet udara selama 2. Mencegah terjadinya penyebaran
dengan adanya terjadi batuk, bersin,meludah, bicara, infeksi
infeksi kuman Kriteria Hasil : tertawa ataupun menyanyi. 3. Menghindari kuman yang menyebar
tuberkulosis a. Pasien mampu 2. Tekanan pentingnya tidak lewat udara
mengidentifikasi mengehentikan terapi obat 4. Mencegah penyebaran bakteri oleh
intervensi untuk 3. Anjurkan pasien untuk makan penderita
mencegah atau sedikit tetapi sering dengan 5. Menurunkan risiko infeksi akibat mal
menurunkan risiko nutrisi yang seimbang TKTP nutrisi
penularan 4. Anjurkan pasien untuk batuk 6. Dengan minum antibiotik rutin,
dan bersin dan mengeluarkan membuat TB menjadi tidak menular
dahak pada tisu,menghindari dalam waktu > 2 bulan
meludah sembarangan, kaji 7. Membantu pasien menyadari
pembuangan tisu sekali pakai pentingnya mematuhi pengobatan
dan teknik mencuci tangan untuk mencegah terjadinya
yang tepat. dorong untuk penyebaran infeksi
mengulangi demonstrasi. 8. Untuk Membantu pasien menyadari/
5. kaji tindakan kontrol infeksi menerima perlunya
sementara, contoh masker mematuhi program pengobatan
isolasi pernafasan 9. Pemahaman bagaimana penyakit
6. Observasi TTV: (suhu tubuh) disebarkan dan kesadaran
7. Kolaborasi dengan dokter kemungkinan tranmisi membantu
tentang pengobatan dan terapi. pasien / orang terdekat untuk
30
8. Identifikasi orang lain yang mengambil langkah mencegah
beresiko, contoh anggota infeksike orang lain
rumah, sahabat karib, dan
tetangga
5 Ketidakseimbangan NOC: 1. Kaji adanya alergi makanan 1. Mengetahui jenis makanan yang cocok
nutrisi kurang dari Nutrisi pada pasien 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pasien
kebutuhan tubuh terpenuhi untuk menentukan jumlah 2. Memberikan diit yang tepat
berhubungan Kriteria Hasil : kalori dan nutrisi yang 3. Agar tubuh pasien tidak lemah
dengan intake b. Adanya peningkatan dibutuhkan pasien 4. Agar tubuh pasien tidak lemah
nutrisi yang tidak berat badan 3. Anjurkan pasien untuk 5. Memantau adekuatnya asupan nutrisi
adekuat akibat c. Mampu meningkatkan intake zat besi pada pasien
mual dan nafsu mengidentifikasi 4. Anjurkan pasien untuk 6. Dapat menentukan jenis diet dan
makan yang kebutuhan nutrisi meningkatkan protein dan mengidentifikasi pemecahan maslaah
menurun. d. Tidak ada tanda vitamin C untuk meningkatkan intake nutrisi
e. tanda malnutrisi 5. Monitor jumlah nutrisi dan 7. Mengurangi rasa tidak enak dari
b. Tidak ada penurunan kandungan kalori sputum atau obat –obatan yang
berat badan yang 6. Catat adanya anoreksi, mual, digunakan yang dapat merangsang
berarti muntah dan tetapkan jika ada muntah
hubungan dengan medikasi
7. Lakukan perawatan mulut
sebelum dan sesudah tindakan
pernafasan
6 Kurang pengetahuan NOC: 1. Berikan penilaian tentang 1. Mengetahui tingkat pengetahuan
berhubungan Defisiensi pengetahuan tingkat pengetahuan pasien pasien dan keluarga
dengan kurang teratasi tentang proses penyakit yang 2. Agar keluarga mengetahui jalan
informasi Kriteria Hasil : spesifik terjadinya penyakit
a. Pasien dan keluarga 2. Jelaskan patofisiologi dari 3. Keluarga mampu mengetahui tanda
menyatakan pemahaman penyakit dan bagaimana hal ini gejala penyakitnya
tentang penyakit, kondisi, berhubungan dengan anatomi 4. Keluarga mampu mengetahui proses
prognosis, dan program fisiologi, dengan cara yang tepat penyakitnya
31
pengobatan 3. Gambarkan tanda dan gejala 5. Keluarga mengetahui penyebab
b. Pasien dan keluarga yang biasa muncul pada penyakitnyaagar pasien mengetahui
mampu melaksanakan penyakit kodisinya saat ini
prosedur yang dijelaskan 4. Gambarkan proses penyakit 6. Informasi tertulis dapat membantu
secara benar 5. Identifikasi kemungkinan mengingatkan pasien
c. Pasien dan keluarga penyebab 7. Meningkatkan partisipasi pasien
mampu menjelaskan 6. Sediakan informasi pada pasien mematuhi aturan terapi dan mencegah
kembali apa yang tentang kondisinya putus obat
dijelaskan perawat 7. Berikan informasi yang spesifik
dalam bentuk tulisan
misalnya; jadwal minum obat.
8. Jelaskan penatalaksanaan obat
dosis, frekuensi, tindakan dan
perlunya terapi dalam jangka
waktu lam. Ulangi penyuluhan
tentang interaksi obat TB
dengan obat lain
32
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian
I. Biodata
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT
Gol. Darah :O
33
III. Riwayat Kesehatan Sekarang
Provocative / Palliative
1. Apa penyebabnya :
Quantity / Quality
Region
1. Dimana lokasinya : di saluran nafas
2. Apakah menyebar : -
Time (kapan mulai timbul & bagaimana terjadinya) : timbulnya sering sering dan
terdekat
34
IV. Riwayat Kesehatan Keluarga
rumah
Lain-lain : - perempuan/Ny.T
: meninggal
35
Riwayat / Keadaan Psikososial
2. Konsep Diri
Bagian tubuh yang disukai : tidak memiliki tubuh yang spesial, dan
c. Peran
rumah tangga
sebagai IRT
d. Ideal diri
36
- Posisi ( Pekerjaan ) : sangat mengerti posisi sebagai IRT
tangga
- Sekolah : -
- Keluarga : -
- Masyarakat : -
e. Harga diri
3. Sosial
Defensif
Curiga
37
4. Spiritual
2. Tanda-tanda vital :
TB : 158 cm BB : 48 kg
a. Kepala
Kepala
- Bentuk : lonjong
- Ubun-ubun : simetris
Rambut
38
- Bau : Tidak berbau
- Warna : Hitam
Wajah
b. Mata
Miosis
39
c. Hidung
d. Telinga
berbau
Uji Garputala
Rinne :-
Weber :-
40
Kebiasaan gosok gigi : v Teratur Tidak teratur
Pembesaran tonsil
f. Leher
v
Pembesaran kelenjar thyroid : Ya Tidak
4. Integumen
v
a. Kebersihan : Bersih Kotor
Hiperpigmentasi
Keadaan.
Luas.
41
a. Ukuran dan bentuk payudara: simetris
6. Thoraks / Dada
v
a. Bentuk thoraks : Normal Pigeon chest
Barrel Chest
b. Pemeriksaan paru
Orthopnea
Kusmaul Bradipnea
Tachipnea
Cheyne Stokes
Redup/pekak
Amforik
Menurun
v v
42
Keluhan : Batuk ; Produktif Tidak
produktif
Warna : kuning
Konsistensi: kental
Jumlah : ± 5cc
Bau :-
Nyeri Saat : -
Sifat : -
Kualitas :
Tindakan yang mengurangi :
Lain-lain :-
v
Nyeri dada : Tidak Ya
v
Irama jantung : Teratur Tidak teratur
7. Abdomen
v
a. Bentuk abdomen : Simetris Asimetris
43
e. Nyeri tekan : Tidak Ada,
a. Genitalia
Kelainan : -
Lubang anus: +
Perineum : TAK
9. Muskuloskeletal / Ekstremitas
Terbatas
12345 12345
44
d. Fraktur : Tidak Ada, Lokasi,
Keadaan Fraktur -
Tanda-tanda infeksi : -
j. Lain-lain : -
10. Neurologis
Somnolen
Sopor Koma
GCS, Eye :4
Verbal :6
Motorik :5
b. Meningeal sign
c. Status mental :
v
45
Kondisi mental / perasaan: Stabil Labil
Tempat
Bahasa :
d. Nervus cranialis :
IV, VI) :
Sensori
Sensori : .
46
Nervus Glossopharingeus & Nervus Vagus ( N. IX & N. X ) : dapat
e. Fungsi motorik :
Romberg test : -
Tes jari-hidung : -
Pronasi-supinasi test : -
f. Fungsi sensori :
Test getaran : -
Streognosis test : -
Graphestesia test : -
Topognosis test : -
g. Reflek
47
Reflek Trisep : Normal Tidak
1. Pola tidur
6Jam/hari v
2. Pola eliminasi
BAK
v
- Frekuensi : Tidak Teratur Teratur, 1500.x/hari
jernih
- Masalah :.-
- Lain-lain
BAB
48
- Pola BAB : Tidak Teratur Teratur, 1x/hari
v
- Penggunaan Laksative : Tidak Ya, - x/hari,
jenis.
konsistensi.
a. Gejala (Subjektif)
kalori
Disembuhkan dengan :
Alergi/intoleransi makanan : -
b. Tanda (obyektif)
49
e. Masalah makan dan minum :
Kegiatan/Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi 0
Berpakaian/ berdandan 0
Toileting 2
Berpindah 0
Berjalan 2
Menaiki Tangga 2
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan Rumah
50
Keluhan Saat Beraktivitas.: -
5. Pola kegiatan/aktivitas
Kimia klinik
51
Natrium 3,8 3.5-5.1 mmol/L
Obat-obatan :
Codein 3x 20 mg
Nasetyl sistein 3 x 1
Cetrizine 1 x 1
52
3.1.3 Analisa Data
11 DS :
Klien mengatakan Penumpukan eksudat Bersihan jalan
sesak nafas dan dalam alveoli nafas
batuk mengelurkan tidak efektif
dahak Produksi sekret
DO : berlebih
RR 32x/menit
Batuk produktif Penumpukan sekret
tambahan wheezing pada jalan nafas
Sputum warna putih
kental
Ekspirasi memanjang
suara nafas
Menggunakan tarikan
otot bantu
Terpasang oksigen 3
liter/menit
2 DS :
klien mengatakan nafsu Peritonium Perubahan nutrisi
makan mengganggu perfusi kurang dari
menurun, sering mual dan dan difusi O2
53
kadang kebutuhan tubuh
muntah
DO : Asam lambung
BB 48 kg, BB saat meningkat
pengkajian 43
TB 153 cm Mual, anoreksia
HB 13,2 gr %
Konjungtiva anenis dan
mukosa
Intake nutrisi kurang
bibir kering
dari kebutuhan tubuh
karena anoreksia
3 DS : Penumpukan eksudat
Klien mengatakan sering dalam alveoli Gangguan
terbangun karena batuk istirahat
dan sesak nafas dan Produksi sekret tidur
klien mengatakan tidak berlebih
bisa tidur
DO : Penumpukan sekret
Klien tidak bisa tidur, pada jalan nafas
wajah kusut, tidur 5 jam /
hari Sesak nafas dan
batuk
sekret pada jalan nafas ditandai dengan klien sesak nafas, batuk
54
nafas tambahan wheezing,menggunakan tarikan otot bantu
pernafasan, RR 32x/menit.
intake makan menurun, sering mual dan kadang muntah, klien habis ½
3. Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan sesak nafas dan
55
3.1.5 Intrvensi Keperawatan
1 Bersihan jalan Setelah Pasien dapat a. Mengkaji fungsi a. Peningkatan bunyi nafas dapat
nafas tidak dilakukan mempertahan pernafasan contoh bunyi menunjukkan atelektasis, ronchi,
efektif Tindakan kan jalan nafas, kecepatan, irama, mengi menunjukkan akumulasi
Berhubungan keperawatan nafas dan dan kelemahan dan sekret / ketidakmampuan untuk
dengan selama 3x24 mengeluarkan b. Mengauskultasi suara membersihkan jalan nafas yang
penumpukan jam sekret tanpa napas , perhatikan bunyi dapat menimbulkan penggunaan
sekret pada diharapkan bantuan napas abnormal untuk otot akseseri pernafasan dan
jalan nafas bersihan jalan mengetahui kelainan peningkatan kerja pernafasan.
nafas efektif pernapasan b. Pengeluaran sulit bila sekret
c. Mencatat kemampuan sangat tebal sputum berdarah
untuk mengeluarkan kental / darah cerah (misal efek
mukosa batuk efektif, infeksi, atau tidak kuatnya
catat karakter, jumlah hidrasi).
sputum, adanya c. Posisi membantu
56
hemoptisis memaksimalkan ekspansi paru
a. Memberikan klien dan menurunkan upaya
posisi semi fowler pernafasan
b. Membersihkan sekret d. Mencegah obstruksi respirasi,
dari mulut dan trakea, penghisapan dapat diperlukan
penghisapan sesuai bila pasien tidak mampu
keperluan mengeluarkan sekret
d. Mempertahankan e. Pemasukan tinggi cairan
masukan cairan membantu untuk mengencerkan
sedikitnya 2500 m / hari sekret, membantu untuk mudah
dikeluarkan
57
3 Gangguan Setelah Klien a. Mencatat status nutrisi a. Tb paru menyebabkan efek luas
nutrisi kurang dilakukan menunjukkan pasien dari penerimaan, pada paru dari bagian kecil
dari kebutuhan Tindakan peningkatan catat turgor kulit, berat bronkopneumonia sampai
tubuh keperawatan berat badan badan dan derajat inflamasi difusi luas nekrosis
berhubungan selama 3x24 dan kekurangannya berat effure pleural untuk fibrosis luas.
dengan intake jam melakukan badan, riwayat mual b. Akumulasi secret pengaruh jalan
nutrisi kurang diharapkan perilaku atau muntah, diare. nafas dapat mengganggu O2 organ
dari kebutuhan kebutuhan perubahan b. Memastikan pada diet vital dan jaringan
tubuh karena nutrisi pola hidup. biasa pasien yang c. Membuat tahanan melawan udara
anoreksinya. terpenuhi. disukai atau tidak luar untuk mencegah kolaps atau
disukai. penyempitan jalan nafas, sehingga
c. Selidiki anoreksia, mual membantu menyebarkan udara
dan muntah dan catat melalui paru dan menghilangkan
kemungkinan hubungan atau menurunkan nafas pendek
dengan obat, awasi d. Menurunkan konsumsi
frekuensi, volume pengenceran secret
konsistensi feces e. Masukkan nutrisi tanpa kelemahan
d. Dorong dan berikan yang tidak perlu/kebutuhan energy
periode pernafasan dari makanan banyak dari
58
e. Dorong makan sedikit meurunkan iritasi gaster
dan sering dengan f. Bantuan dalam perencanaan diet
makanan tinggi protein dengan nutrisi adekuat untuk
f. Kolaborasi, rujuk ke kebutuhan metabolic dan diet
ahli diet untuk
menentukan komposisi
diet
4 Gangguan pola Setelah Pasien dapat a. Diskusikan perbedaan a. Rekomendasi yang umum untuk
istirahat tidur dilakukan istirahat tanpa individual dalam tidur 8 jam tiap malam nyatanya
berhubungan Tindakan terbangun. kebutuhan tidur tidak mempunyai fungsi dasar
sesak nafas dan keperawatan berdasarkan hal usia, ilmiah individu yang dapat rileks
batuk selama 3x24 tingkat aktivitas, gaya dan istirahat dengan mudah
jam hidup tingkat stress memerlukan sedikit tidur untuk
diharapkan b. Jelaskan aktivitas dan merasa segar kembali dengan
agar pola tidur factor yang bertambahnya usia, waktu tidur.
terpenuhi meningkatkan Total secara umum menurun,
kebutuhan oksigen khususnya tidur tahap IV dan
seperti merokok, suhu waktu tahap meningkat.
sangat ekstrim b. Tidur akan sulit dicapai sampai
59
tercapai relaksasi, lingkungan
rumah sakit dapat mengganggu
relaksasi
60
3.1.6 Implementasi Keperawatan
CATATAN PERKEMBANGAN
61
secret
10. Ajarkan pasien dan
keluarga untuk
tetap menjaga
kebersihan
lingkungan
11. Berkolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
terapi
12. Mengatur intake
untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.·
13. Pertahankan
hidrasi yang
adekuat untuk
mengencerkan
secret
14. Ajarkan pasien dan
keluarga untuk
tetap menjaga
kebersihan
lingkungan
15. Berkolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
terapi
2 Gangguan 1. Mengajarkan DS :
nutrisi kurang keluarga untuk a. Klien mengatakan
dari kebutuhan selalu mengawasi tidak ada nafsu
tubuh status nutrisi makan, perut mual
2. Menganjurkan O:
kepada keluarga b. Porsi yang
untuk memberikan disajikan tidak
makanan yang habis
disukai pasien A : Masalah belum teratasi
3. Mendorong pasien P : Intervensi dilanjutkan
untuk makan I:
sedikit a. Anjurkan kepada
t a p i sering keluarga untuk
4. Menganjurkan menyajikan
kepada keluarga makanan dalam
untuk memberikan keadaan hangat
makanan yang b. Menimbang BB
Tinggi Protein setiap pagi hari
5. Menganjurkan c. Menganjurkan
kepada keluarag kepada keluarga
62
untuk memberikan untuk selalu
makanan porsi menciptakan
kecil dan disajikan suasana yang
dalam keadaan nyaman pada saat
hangat pasien makan
6. Menganjurkan d. Berkolaborasi
kepada keluarga dengan dokter
untuk menciptakan dalam pemberian
suasana yang terapi mual dan
bersih muntah
7. Mengajarkan e. Anjurkan klien
kepada pasien untuk minum air
untuk makan putih hangat
makanan yang
bergizi
8. B e r k o l a b o r a s i
dengan ahli
gizi
9. Menjelaskan
kepada pasien dan
keluarga tentang
kebutuhan gzi
yang dibutuhkan
oleh penderita TB
paru
10.Mengajarkan
keluarga untuk
selalu mengawasi
status nutrisi
11.Menganjurkan
kepada keluarga
untuk memberikan
makanan yang
disukai pasien
12.Mendorong pasien
untuk makan
sedikit
t a p i sering
13.Menganjurkan
kepada keluarga
untuk memberikan
makanan yang
Tinggi Protein
14.Menganjurkan
kepada keluarag
untuk memberikan
makanan porsi
kecil dan disajikan
dalam keadaan
hangat
63
15.Menganjurkan
kepada keluarga
untuk menciptakan
suasana yang
bersih
16.Mengajarkan
kepada pasien
untuk makan
makanan yang
bergizi
17.B e r k o l a b o r a s i
dengan ahli
gizi
18.Menjelaskan
kepada pasien dan
keluarga tentang
kebutuhan gzi
yang dibutuhkan
oleh penderita TB
paru
64
untuk menghindari
keributan di
ruangan rawat
inap
2 Gangguan 1. Memberikan DS :
nutrisi kurang makan pasien a. Klien mengatakan
dari kebutuhan sedikit tapi sering tidak ada nafsu
tubuh 2. Memberikan makan, perut
makanan yang terasa mual
hangat kepada O:
65
pasien b. Porsi yang
3. Menganjuran disajikan tidak
kepada keluarga habis
pasien untuk A : Masalah belum teratasi
menghindari P : Intervensi dilanjutkan
makanan yang
membuat pasien I :
muntah seperti g. Anjurkan kepada
makanan yang keluarga untuk
lemak atau menyajikan
bersantan makanan dalam
4. Menganjurkan keadaan hangat
kepada pasien h. Menimbang BB
untuk makan yang setiap pagi hari
disajikan oleh i. Menganjurkan
pramusaji dari RS kepada keluarga
5. Memberikan untuk selalu
penjelasaan menciptakan
tentang manfaat suasana yang
makanan nyaman pada saat
6. Menganjurkan pasien makan
kepada keluarga
untuk menciptakan
kondisi yang
nyaman untuk
pasien makan mis
tempat makan
yang terlihat bersih
7. Berkolaborasi
dengan ahli gizi di
RS dalam
pemberian diet
3 Gangguan 1. Menganjurkan DS :
pola istirahat kepada keluarga a. pasien mengatakan
untuk menciptakan masih terbangun jika
ruangan yang batuk
nyaman bagi DO :
pasien a. pasien terlihat lemas
2. Membatasi jumlah A : Masalah sebagaian
pengunjung pada Teratasi
saat jam istirahat P : Intervensi dilanjutkan
3. Menghindari I:
pencahayaan yang a. Anjurkan pasien
terlalu terang untuk mendengarkan
sehingga lagu rohani dan selalu
mengganggu berdoa menurut
kenyamanan kepercayaannya
istirahat pasien Menganjurkan
66
4. Membantu kepada keluarga
keluarga pasien untuk selalu
mengganti laken mendampingi
5. Menganjuran pasien untuk
kepada keluarga istirahat
untuk selalu
merapikan tempat
tidur pasien
6. Menganjurkan
kepada pasien
untuk lebih
mendekatkan diri
kepada Allah SWT
7. Menganjurkan
kepada pasien
untuk selalu
semangat dan
jangan putus asa
8. Menganjurkan
kepada keluarga
untuk selalu
memotivasi dan
mendampingi
pasien
67
cairan j. Ajarkan pasien
mengoptimalkan untuk tekhnik
keseimbangan napas dalam jika
9. Menganjurkan batuk dan sesak
kepada pasien timbul
untuk melakukan k. Selalu
peregangan napas/ mengajarkan
tekhnik relaksasi pasien untuk hidup
10. Menganjurkan sehat
kepada pasien l. Mengajarkan
untuk minum air pasien untuk
putih hangat makan TKTP
sehingga
memperlancar
pengeluaran
produksi sekret·
11. Pertahankan
hidrasi yang
adekuat untuk
mengencerkan
secret
12. Berkolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
terapi TB paru
2 Gangguan 1. Memberikan DS :
nutrisi kurang makan pasien a. Klien mengatakan
dari kebutuhan sedikit tapi sering sudah ada selera
tubuh 2. Memberikan makan
makanan yang walaupunsedikit
hangat kepada DO:
pasien b. Porsi yang disajikan
3. Menganjuran 1/3 habis
kepada keluarga A : Masalah belum teratasi
pasien untuk P : Intervensi dilanjutkan
menghindari I:
makanan yang a. Anjurkan kepada
membuat pasien keluarga untuk
muntah seperti menyajikan makanan
makanan yang dalam keadaan
lemak atau hangat
bersantan b. Menimbang BB
4. Menganjurkan setiap pagi hari
kepada pasien c. Menganjurkan
untuk makan yang kepada keluarga
disajikan oleh untuk selalu
pramusaji dari RS menciptakan suasana
5. Memberikan yang nyaman pada
68
penjelasaan saat pasien makan
tentang manfaat
makanan
6. Menganjurkan
kepada keluarga
untuk menciptakan
kondisi yang
nyaman untuk
pasien makan mis
tempat makan
yang terlihat bersih
7. Menganjurkan
kepada pasien
untuk makan yang
Tinggi kalori
Tinggi Protein
seperti ikan gabus,
putih telur dan
tempe
8. Menganjurkan
kepada pasien
untuk selalu
mengulangi makan
sedikit tetapi
sering
9. Menganjurkan
kepada keluarga
untuk memberi
dukungan moril
agar pasien dapat
semangat
10. Berkolaborasi
dengan ahli gizi di
RS dalam
pemberian diet
3 Gangguan 1. Memberikan DS :
pola istirahat pasien ruangan a. pasien mengatakan
yang nyaman sudah bisa istirahat dan
sehingga pasien tidak pernah terbangun
dapat beristirahat pada malam hari
2. Menganjurkan b. keluarga pasien
kepada keluarag mengatakan kalau
untuk membatasi pasien pada malam
jam berkunjung hari tertidur walaupun
pada jam istirahat terkadang terbangun
3. Menciptakan hanya untuk minum
lingkungan yang dan BAK
tenang sehingga DO :
pasien dapat a. pasien terlihat segar
69
istirahat pada pagi hari
4. Menganjurkan A : Masalah sebagaian
kepada keluarga Teratasi
untuk menghindari P : Intervensi dilanjutkan
keributan/bising I:
5. Membantu a. Anjurkan pasien untuk
keluarga untuk mendengarkan lagu
tetap selalu rohani dan selalu
merapikan tempat berdoa menurut
tidur pasien setiap kepercayaannya
hari b. Menganjurkan kepada
6. Menganjurkan keluarga pasien untuk
kepada keluarga selalu mendampingi
untuk mengurangi pasien untuk istirahat
pencahayaan pada
saat pasien mau
tidur / istirahat
7. Menganjurkan
kepada pasien apa
kebiasaan yang
dilakukan pada
saat menjelang
tidur
8. Menyarankan
kepada keluarga
untuk memutarkan
lagu rohani atau
doa yang membuat
pasien lebih tenang
9. Menciptakan
ruangan yang
nyaman disekitar
pasien
10.Mengurangi
keributan disaat
jam istirahat
pasien
11.Mengajak pasien
untuk selalu
berdoa sebelum
dan sesuag
terbangun dari
tidur
12.Berkolaborasi
dengan dokter
dalam pemberian
terapi
13.Berkolaborasi
dengan ahli terapis
14.Menganjurkan
70
kepada keluarga
untuk tetap selalu
mendukung
psikologis pasien.
71
BAB 4
PEMBAHASAN
keperawatan pada Ny. B dengan TB Paru Kategori II yang dilakukan pada tanggal
16 Agustus 2021 mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Dari aspek yang
dikaji muncul beberapa masalah keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak
efektif, gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan pola
istirahat tidur.
324.2010).
didukung adanya tanda-tanda yang muncul pada klien seperti: klien mengeluh
sesak nafas, batuk dan sputum warna putih kental, ada wheezing, RR
72
Pada tahap perencanaannya penulis memprioritaskan diagnosa
lebih jelas penulis menetapkan beberapa kriteria hasil yang harus dicapai yaitu :
pola nafas teratur dengan frekwensi 16-20x/menit, suara nafas bersih, ronchi
berkurang, wheezing hilang, tidak ada retraksi otot-otot dada,batuk hilang, sesak
bahwa saluran pernafasan baik atas maupun bawah tidak ada kelainan atau bersih,
meningkatkan gerakan sekret kedalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan. Batuk
73
efektif dengan rasionalisasi: batuk yang terkontrol melelahkan dan tidak efektif
rasionalisasi: mengencerkan mukus dan memberi rasa nyaman di leher dan dada.
maksimal dengan adanya partisipasi aktif dari pasien dan keluarga, dan tidak
Analisa: untuk pencapaian tujuan masalah teratasi sebagian karena sampai akhir
Tidak ada retraksi interkostal, pada evaluasi akhir masih menggunakan otot bantu
pernafasan. Untuk kreteria hasil yang lain sudah tercapai dengan baik.
74
2 Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan Dengan Intake Yang
mengalami berat badan yang berhubungan dengan masukan yang tidak adekuat
mual, nafsu makan menurun dan kadang muntah. Adapun data yang mendukung
data di atas adalah: porsi makan habis '/2 porsi. Konjungtiva anemis, mukosa
mulut, berat badan 43 kg, tinggi badan153 cm, Hb13.2gr %, pasien menyatakan
menjadi diagnosa kedua, karena penulis melihat intake yang kurang dapat
yang kurangnutrisi. Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis adalah kebutuhan
kriteria hasil meliputi: nafsu makan meningkat, diet yang disajikan habis. mual
hilang. mukosa bibir lembab. konjungtiva tidak anemis sebagai standar bahwa
75
pilihan intervensi yang tepat. Pastikan diet yang biasa pasien sukai atau yang
rasionalisasi: karena bau mulut yang tidak enak menyebabkan rasa mual, rasa
tanpa kebutuhan yang tidak perlu, menurunkan iritasi gaster, kolaborasi ke ahli
gizi dengan rasionalisasi: memberi bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi
dengan tim gizi untuk pemberian diet nasi 2.100 kalori TKTP. dan kolaborasi
denganpemberian multivitamin.
bertambah, mual hilang. Obyektif : Porsi makan habis 1 porsi, mukosa bibir
lembab, konjungtiva tidak anemis, berat badan 43 kg. Analisa: untuk mencapai
76
tujuan masalah belum dapat teratasi seluruhnya, adapun kriteria tersebut adalah
berat badan pasien belum sesuai dengan tinggi badan pasien, pada evaluasi akhir
menghabiskan 1 porsi yang disediakan, mual hilang, berat badan 43 kg belum ada
Penulis mengambil diagnosa ini karena penulis melihat bahwa gangguan pola
istirahat tidur pada Ny. B karena adanya produksi sputum yang meningkat
diagnosa ini adalah; sering terbangun karena sesak nafas dan batuk. Pasien
menyatakan sulit tidur, wajah tampak kusut. Pada tahap perencanaan diagnosa
ini diambil pada urutan ketiga, karena sekret keluar pada saat batuk yang
nyaman terutama pola istirahat tidur. Tujuan yang akan dicapai:pola istirahat tidur
yang akan dicapai adalah: batuk hilang atauberkurang, tidak sesak nafas, pasien
dapat istirahat tidur tanpa terbangun ±8 jam per hari. Kriteria hasil yang penulis
tetapkan ini mengingat bahwa penyebab utama dari gangguan pola istirahat tidur
Ny. B adalah batuk dan sesak nafas, sedangkan kriteria lain merupakan kalau
77
Intervensi yang penulis lakukan adalah kaji ulang kebiasaan tidur pasien di
menyebabkan tak bisa istirahat tidur. Menganjurkan istirahat tidur, beri suasana
sebagian.Hambatan yang dialami tidak begitu berarti, hanya pihak keluarga atau
teman pasien berkunjung tidak pada jam kunjung sehingga secara perencanaan
dapat mengganggu istirahat pasien begitu juga keadaan ruangan yang ramai pada
saat jam besuk. Untuk pemecahan masalah tersebut, perawat bekerjasama dengan
samping itu energi juga banyak dipakai untuk memenuhi kebutuhan pemafasan.
nafas bertambah bila aktifitas, RR 32 x/menit, nadi, 112 x/menit, pasien dibantu
sesak nafas, secara otomatis bila distribusi 02paru baik, maka kcscimbangan
O2dan kebutuhan tcratasi. Kritcria tujuan : pasien dapat toleran terhadap aktifitas.
78
Setclah dilakukan tindakan keperawatan sclama 3x24 jam kriteria hasil yang ingin
batuk berangsur kurang, sesak nafas hilang, tidur bisa lebih tenang. Obyektif :
batuk berkurang, pasien tidur ±8 jam terkadang bangun karena batuk, wajah
tampak segar.
kriteria tersebut adalah: batuk hilang atau berkurang, pada evaluasi akhir pasien
hilang atau berkurang, pada evaluasi akhir pasien menyatakan sesak hilang.
79
Pasien dapat istirahat tidur tanpa tcrbangun ± 8 jamper hari, pada evaluasi akhir,
pasien dapat tidur dan kadang masih batuk di sela tidurnya. Pasien tidak terlihat
80
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan yang muncul pada Ny. B dengan penyakit tuberkulosis paru adalah
bersihan jalan nafas tidak efektif, pola nafas tidak efektif, nutrisi kurang dari
fowler),
81
Tindakan keperawatan yangpenulis laksanakan sesuai perencanaan, dan
ada yang dimodifikasi antara lain untuk Fisiotherapy dada karena unsur
perawat dan tim kesehatan lain. Sesuai dengan respon perkembangan pada
efektif, gangguan pola istirahat tidur dan hal ini didukung oleh respon
nutrisi kurang dari kebutuhan, hal ini didukung oleh respon perkembangan
B. Saran
1. Bagi perawat
82
tempat untuk berbagai segi kehidupan seperti tempat ibadah agar
83
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta : EGC.
Noer, S, 2012. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
84
Price, S & Wilson, L, 2010. Pathofisiologi: Konsep Klinis Proses Penyakit
Kedokteran: EGC.
proses Penyakit,Edisi4,Jakarta:EGC.
85