Anda di halaman 1dari 8

KEPASTIAN HUKUM PENGUASAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH

BERUPA TANAH DAN PERMASALAHANNYA

Irene Eka Sihombing

Disampaikan dalam Webinar


Kerja Sama Antara Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum UGM (Kampus Jakarta)
dengan Pusat Studi Hukum Agraria Universitas Trisakti
24 September 2022
Jaminan Kepastian Hukum

´ Prof. Boedi Harsono:


´ Jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan dapat diperoleh melalui dua
cara:
´ Peraturan perundang-undangan yang lengkap, jelas, dan dilaksanakan secara
konsisten
´ Penyelenggaraan pendaftaran tanah

´ Melalui pendaftaran tanah diperoleh Sertipikat sebagai surat tanda bukti


pemilikan yang kuat.
´ Pendaftaran tanah menjadi salah satu dasar dilakukannya perbuatan hukum
mengenai sebidang tanah.
Jaminan Kepastian Hukum

´ Prof. Maria Sumardjono:


´ Hukum menghendaki kepastian. Hukum Pertanahan Indonesia menginginkan
kepastian siapa pemegang hak milik atau hak-hak lain atas sebidang tanah.
´ Dengan memiliki sertipikat, maka kepastian hukum berkenaan dengan jenis hak
atas tanahnya, subyek hak, dan obyek hak menjadi nyata.
´ Manfaat yang diperoleh dengan diterbitkannya sertipikat dapat mengurangi
kemungkinan timbulnya sengketa dengan pihak lain, serta memperkuat posisi
tawar-menawar apabila hak-hak atas tanah diperlukan oleh pihak lain untuk
kegiatan pembangunan, serta mempersingkat proses peralihan hak dan
pembebanan hak atas tanah.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

´ Barang Milik Negara/Daerah adalah semua barang yang dibeli atau


diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah
atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
´ Pengamanan Barang Milik Negara/Daerah meliputi pengamanan
administrasi, pengamanan fisik, dan pengamanan hukum.
´ Barang Milik Negara/Daerah berupa tanah harus disertipikatkan atas
nama Pemerintah Republik Indonesia/Pemerintah Daerah yang
bersangkutan.
Fakta
´ Aset (barang milik negara/daerah) berupa tanah tidak didaftar, menjadi
salah satu sumber sengketa.
´ Hasil penelitian Pusat Studi Hukum Agraria:
´ Pemilikan tanah PT KAI yang beralaskan Grondkaart, tidak dilaporkan kepada
Kantor Pertanahan.
´ Tanah telah dikuasai secara fisik oleh penduduk dan telah disertipikatkan
´ Di Pengadilan PT KAI yang dimenangkan, dengan pertimbangan bahwa tanah
tersebut adalah asset negara berupa tanah.
´ Berdasarkan Surat Menteri Keuangan S.11/MK.16/1994 ditegaskan tanah-tanah
yang diuraikan dalam Grondkaart dinyatakan sebagai tanah negara yang
dipisahkan sebagai aktiva tetap Perumka (sekarang PT KAI (Persero). Grondkaart
adalah alas hak sebagai hak beheer atas tanah negara oleh subyek tertentu
dalam hal ini PT KAI (Persero).
´ Menurut Putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 2505 K/Pdt/1989 dan Nomor: 1262
K/Pdt/2014 yang menjadi Yurisprudensi Mahkamah Agung menyatakan
keberadaan Grondkaart merupakan bukti hak.
Pengelompokan Sengketa

´ Sengketa perdata terkait kepemilikan rumah di atas tanah milik PT KAI yang
dihuni oleh ahli waris eks karyawan PT KAI dengan membayar sewa
kepada PT KAI (gugatan terhadap PT KAI melakukan perbuatan melawan
hukum). Dalam perkembangannya para penghuni tidak lagi membayar
sewa melainkan menuntut pemilikan rumah tersebut.

´ Sengketa keputusan tata usaha negara (sertipikat) terkait kepemilikan


tanah PT KAI dengan alas hak Grondkaart yang di atasnya diterbitkan
sertipikat Hak Milik, Hak Guna Bangunan atas nama pihak lain.

´ Tanah PT KAI yang dibuktikan dengan sertipikat Hak Pakai overlapping


dengan sertipikat Hak Milik atas nama pihak lain.
´ Berdasarkan putusan-putusan badan peradilan yang menjadi obyek
penelitian ini ditemukan bahwa PT KAI (Persero) selalu dimenangkan oleh
hakim dengan pertimbangan Grondkaart sebagai alas hak tanah milik
pemerintah (PT KAI Persero), meskipun menurut Hukum Tanah Nasional
sertipikat sebagai alat bukti yang kuat.
Penutup
´ Untuk memperkuat kedudukan PT KAI (Persero) terhadap tanah yang
belum terdaftar, disarankan agar antara PT KAI (Persero), Kementerian
Keuangan Republik Indonesia, dan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional membangun suatu sistem jaringan,
sehingga dapat diketahui tanah-tanah PT KAI (Persero) sebagai asset
Negara yang beralaskan Grondkaart.
´ Pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 186/MK.06/2009 tentang
Penyertipikatan Barang Milik Negara Berupa Tanah, bahwa Barang Milik
Negara berupa tanah harus disertipikatkan atas nama Pemerintah
Republik Indonesia cq. Kementerian Negara/Lembaga yang menguasai
dan/atau menggunakan Barang Milik Negara.
´ Pasal 3 menyatakan: Pensertipikatan Barang Milik Negara berupa tanah
bertujuan untuk:
a. Memberikan kepastian hukum atas Barang Milik Negara berupa tanah;
b. Memberikan perlindungan hukum kepada pemegang Hak Atas Tanah;
c. Melaksanakan tertib administrasi Barang Milik Negara berupa tanah;
d. Mengamankan Barang Milik Negara berupa tanah.

Anda mungkin juga menyukai