Anda di halaman 1dari 18

Biopsikologi

Bd.Rismawati Munthe.S.Psi.,M.Psi.
Sinaps
Sinapsis
Sinaps adalah : adanya celah antar-neuron.

akhir tahun 1800-an Ramon y Cajal secara anatomi berhasil


memeragakan sebuah celah sempit yang memisahkan satu neuron
dengan neuron lain.

secara fisiologi Charles Scott Sherrington memeragakan bahwa


komunikasi antar-neuron berbeda dengan komunikasi di
sepanjang sebuah akson.
Sifat Sinapsis
Gerak refleks
Sherington melakukan riset pada gerak refleks, yaitu respon
otomatis otot terhadap rangsangan.
Rangkaian kerja :
Penyebab gerak refleks adalah sistem saraf tepi. Seperti namanya, sistem saraf
tepi letaknya emang di luar sistem saraf pusat, yakni otak dan sumsum tulang
belakang alias medula spinalis.

Akibat letaknya yang ada di tepian ini, dia jadi deket sama saraf-saraf reseptor
yang fungsinya menerima impuls atau rangsangan berupa tekanan, benturan,
perubahan suhu, dan sebagainya.
ketika saraf reseptor di panca indera kita menerima impuls, mereka bakal nerusin
impuls itu ke neuron aferen, yakni bagian saraf yang tugasnya menyampaikan
informasi dari reseptor ke otak atau sumsum tulang belakang selaku sistem saraf
pusat.
● Karena sebagian besar gerak refleks itu tercipta lewat medula spinalis alias
sumsum tulang belakang, bisa dikatakan bagian inilah yang jadi pusat gerak
refleks.
● Biarpun impulsnya sudah diteruskan ke sumsum tulang belakang, ternyata
tidak memproses impuls itu, Karena di sana ada konektor alias saraf
penghubung yang mendeteksi impuls itu , terlebih dahulu lalu memberikan
indikasi sebagai “ancaman” yang harus segera dihindari.
● Akibatnya, konektor mengirim tanggapan ke neuron eferen, yakni bagian saraf
yang berperan buat motorik (gerak). tugas neuron ini yakni menyampaikan
perintah dari saraf pusat ke efektor berupa otot atau kelenjar.
● Otot atau kelenjar inilah yang bakal menciptakan gerakan refleks atau memicu
adrenalin di tubuh kita saat menghadapi situasi berbahaya.
● Kesimpulannya kalau ciri gerak refleks di antaranya adalah terjadi secara
spontan, dilakukan oleh reseptor atau organ tertentu di tubuh kita, berlangsung
cepat, dan bertujuan untuk melindungi tubuh saat situasi bahaya.
Sistem saraf tepi itu dibagi jadi dua, yakni saraf somatik dan otonom.

Pertama, saraf somatik. Saraf yang satu ini bekerja secara sadar karena informasi
dari neuron sensorik diproses sama otak dan responnya pun berdasarkan analisis
otak kita. organ tubuh yang bergerak mengikuti kinerja saraf somatik biasanya
adalah rangka tubuh.
saraf otonom yang kerjanya beda jauh sama saraf somatik. Hal ini karena saraf
otonom bergerak secara refleks. Semua gerakannya dipicu oleh situasi bahaya,
ancaman, sakit, dan syok.

Selain itu, saraf otonom juga bertugas mengatur detak jantung dan pernapasan kita
supaya bisa jalan terus tanpa diperintahkan oleh otak.

Saraf otonom ini dibagi lagi jadi dua jenis, yakni simpatik dan parasimpatik yang
dua-duanya bergerak secara refleks.
1.Monosinaptik :terkena duri
2.Polisinaptik : kaki kanan kena kaca, kaki kiri
menjaga keseimbangan tubuh.
Sinapsis dan Kepribadian
Setiap jenis sinaps memiliki peran yang spesifik dalam
pembentukan perilaku, maka seseorang yang memiliki kelebihan
atau kekurangan jumlah neurotransmiter atau resptor (karena
kelianan genetik atau sebab lainnya) akan memiliki
kecenderungan gangguan perilaku.

Kesimpulannya: Variasi pada sinapsis memiliki suatu hubungan


dengan variasi perilaku.
Peristiwa Kimiawi Pada Sinaps
Logo dan Golongan Obat
1. obat stimulan
Jenis obat psikotropika yang termasuk dalam kelompok stimulan
dapat membuat fungsi tubuh meningkat, sehingga orang yang
menggunakannya dapat menjadi lebih percaya diri, bergairah, dan
dapat terjaga lebih lama.
Namun, jika menggunakan obat ini maka kerja organ tertentu
menjadi lebih berat dan ketika berhenti konsumsi maka badan akan
terasa lebih lemah. Oleh karena itu, banyak orang yang terus
menerus konsumsi obat untuk menjaga tubuh tetap prima.
Contoh obat psikotropika yang termasuk dalam kelompok stimulan
adalah kokain, ganja, dan ekstasi.
2. obat depresan
Kelompok obat depresan bekerja dengan menekan sistem saraf pusat
dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh, sehingga orang yang memakai
obat ini dapat merasa tenang.
Jika digunakan secara berlebihan, dapat menyebabkan tidur lebih lama
dan tidak sadarkan diri. Risiko yang paling fatal dari penggunaan obat ini
adalah kematian.
Contoh obat psikotropika yang termasuk dalam kelompok ini adalah
Sedatin, Magadon, Valium, Mandrak, Cannabis, dan Putaw.
3. obat halusinogen
Jenis obat yang termasuk dalam halusinogen bekerja dengan
menimbulkan halusinasi dan persepsi orang yang menggunakannya
menjadi berubah.
Contoh obat halusinogen adalah LSD, micraline, dan ganja.
Penggunaan zat psikotropika yang tidak sesuai dengan petunjuk
dokter dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan dan juga sanksi
pidana. Oleh sebab itu, jika tidak ada tujuan medis yang
jelas, sebaiknya Anda menghindari konsumsi obat dari kelompok
psikotropika ini.
Antipsikotik yang khas chlorpromazine (Thorazine) fluphenazine (Prolixin) haloperidol (Haldol) perphenazine (Trilafon)
thioridazine (Mellaril)

Antipsikotik atipikal aripiprazole (Abilify) clozapine (Clozaril) iloperidone (Fanapt) olanzapine (Zyprexa) paliperidone
(Invega) quetiapine (Seroquel) risperidone (Risperdal) ziprasidone (Geodon)

Antikecemasan alprazolam (Xanax) clonazepam (Klonopin) diazepam (Valium) lorazepam (Ativan)

Stimulan amphetamine (Adderall, Adderall XR) dexmethylphenidate (Focalin, Focalin XR)


dextroamphetamine (Dexedrine) lisdexamfetamine (Vyvanse) methylphenidate (Ritalin, Metadate
ER, Methylin, Concerta)

Antidepresan serotonin citalopram (Celexa) escitalopram (Lexapro) fluvoxamine (Luvox) paroxetine (Paxil), sertraline
reuptake inhibitor selektif (Zoloft)
(SSRI)

Serotonin-norepinefrin reuptake atomoxetine (Strattera) duloxetine (Cymbalta) venlafaxine (Effexor XR) desvenlafaxine (Pristiq)
inhibitor (SNRI) antidepresan

Antidepresan monoamine isocarboxazid (Marplan) phenelzine (Nardil) tranylcypromine (Parnate) selegiline (Emsam, Atapryl,
oksidase inhibitor (MAOI) Carbex, Eldepryl, Zelapar)

Antidepresan trisiklik amitriptyline amoxapine desipramine (Norpramin),imipramine (Tofranil) nortriptyline (Pamelor),


protriptyline (Vivactil)

Mood Stabilisator carbamazepine (Carbatrol, Tegretol, Tegretol XR) divalproex sodium (Depakote)
lamotrigine (Lamictal) lithium (Eskalith, Eskalith CR, Lithobid)
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai