Biopsikologi: BD - Rismawati Munthe.S.Psi.,M.Psi
Biopsikologi: BD - Rismawati Munthe.S.Psi.,M.Psi
Bd.Rismawati Munthe.S.Psi.,M.Psi.
Sinaps
Sinapsis
Sinaps adalah : adanya celah antar-neuron.
Akibat letaknya yang ada di tepian ini, dia jadi deket sama saraf-saraf reseptor
yang fungsinya menerima impuls atau rangsangan berupa tekanan, benturan,
perubahan suhu, dan sebagainya.
ketika saraf reseptor di panca indera kita menerima impuls, mereka bakal nerusin
impuls itu ke neuron aferen, yakni bagian saraf yang tugasnya menyampaikan
informasi dari reseptor ke otak atau sumsum tulang belakang selaku sistem saraf
pusat.
● Karena sebagian besar gerak refleks itu tercipta lewat medula spinalis alias
sumsum tulang belakang, bisa dikatakan bagian inilah yang jadi pusat gerak
refleks.
● Biarpun impulsnya sudah diteruskan ke sumsum tulang belakang, ternyata
tidak memproses impuls itu, Karena di sana ada konektor alias saraf
penghubung yang mendeteksi impuls itu , terlebih dahulu lalu memberikan
indikasi sebagai “ancaman” yang harus segera dihindari.
● Akibatnya, konektor mengirim tanggapan ke neuron eferen, yakni bagian saraf
yang berperan buat motorik (gerak). tugas neuron ini yakni menyampaikan
perintah dari saraf pusat ke efektor berupa otot atau kelenjar.
● Otot atau kelenjar inilah yang bakal menciptakan gerakan refleks atau memicu
adrenalin di tubuh kita saat menghadapi situasi berbahaya.
● Kesimpulannya kalau ciri gerak refleks di antaranya adalah terjadi secara
spontan, dilakukan oleh reseptor atau organ tertentu di tubuh kita, berlangsung
cepat, dan bertujuan untuk melindungi tubuh saat situasi bahaya.
Sistem saraf tepi itu dibagi jadi dua, yakni saraf somatik dan otonom.
Pertama, saraf somatik. Saraf yang satu ini bekerja secara sadar karena informasi
dari neuron sensorik diproses sama otak dan responnya pun berdasarkan analisis
otak kita. organ tubuh yang bergerak mengikuti kinerja saraf somatik biasanya
adalah rangka tubuh.
saraf otonom yang kerjanya beda jauh sama saraf somatik. Hal ini karena saraf
otonom bergerak secara refleks. Semua gerakannya dipicu oleh situasi bahaya,
ancaman, sakit, dan syok.
Selain itu, saraf otonom juga bertugas mengatur detak jantung dan pernapasan kita
supaya bisa jalan terus tanpa diperintahkan oleh otak.
Saraf otonom ini dibagi lagi jadi dua jenis, yakni simpatik dan parasimpatik yang
dua-duanya bergerak secara refleks.
1.Monosinaptik :terkena duri
2.Polisinaptik : kaki kanan kena kaca, kaki kiri
menjaga keseimbangan tubuh.
Sinapsis dan Kepribadian
Setiap jenis sinaps memiliki peran yang spesifik dalam
pembentukan perilaku, maka seseorang yang memiliki kelebihan
atau kekurangan jumlah neurotransmiter atau resptor (karena
kelianan genetik atau sebab lainnya) akan memiliki
kecenderungan gangguan perilaku.
Antipsikotik atipikal aripiprazole (Abilify) clozapine (Clozaril) iloperidone (Fanapt) olanzapine (Zyprexa) paliperidone
(Invega) quetiapine (Seroquel) risperidone (Risperdal) ziprasidone (Geodon)
Antidepresan serotonin citalopram (Celexa) escitalopram (Lexapro) fluvoxamine (Luvox) paroxetine (Paxil), sertraline
reuptake inhibitor selektif (Zoloft)
(SSRI)
Serotonin-norepinefrin reuptake atomoxetine (Strattera) duloxetine (Cymbalta) venlafaxine (Effexor XR) desvenlafaxine (Pristiq)
inhibitor (SNRI) antidepresan
Antidepresan monoamine isocarboxazid (Marplan) phenelzine (Nardil) tranylcypromine (Parnate) selegiline (Emsam, Atapryl,
oksidase inhibitor (MAOI) Carbex, Eldepryl, Zelapar)
Mood Stabilisator carbamazepine (Carbatrol, Tegretol, Tegretol XR) divalproex sodium (Depakote)
lamotrigine (Lamictal) lithium (Eskalith, Eskalith CR, Lithobid)
Sekian dan Terima Kasih