Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

ACARA III
GRANULOMETRI (SPHERICITY) DAN (SHAPE)

TUGAS PENDAHULUAN

OLEH :

AKBAR AKSANIE
F 121 21 068

PALU
2023
1. Jelaskan identifikasi morfologi butir berdasarkan bentuk butir dan sphericity!
Jawaban:
Identifikasi morfologi butir dapat dilakukan berdasarkan dua karakteristik
utama, yaitu bentuk butir dan sphericity.
1. Bentuk Butir
Bentuk butir dapat dilihat dari pengamatan fisik butir itu sendiri.
Terdapat beberapa bentuk butir yang umum dikenal, seperti butir bundar,
butir oval, butir pipih, dan butir polihedral. Butir bundar biasanya memiliki
bentuk seperti bola, sedangkan butir oval memiliki bentuk yang agak
memanjang seperti oval. Butir pipih memiliki bentuk datar dan tipis,
sedangkan butir polihedral memiliki banyak sudut dan tepi.
2. Sphericity
Sphericity mengacu pada seberapa dekat bentuk butir dengan
bentuk bola sempurna. Sphericity dapat diukur dengan membandingkan
dimensi butir dalam tiga arah yang saling tegak lurus. Jika dimensi butir
dalam ketiga arah tersebut sama, maka butir memiliki sphericity yang
tinggi, artinya bentuknya lebih dekat dengan bola sempurna. Namun, jika
dimensi butir dalam ketiga arah berbeda, maka butir memiliki sphericity
yang rendah.
Dengan menggabungkan informasi tentang bentuk butir dan sphericity,
kita dapat mengidentifikasi berbagai jenis butir dan mengetahui karakteristik
fisik dan geologis dari material tersebut. Contohnya, butir bundar dengan
sphericity tinggi biasanya berasal dari proses abrasi yang kuat dan jauh dari
sumber asalnya, sedangkan butir polihedral dengan sphericity rendah
cenderung berasal dari sumber yang dekat dan belum mengalami proses abrasi
yang kuat.
2. Jelaskan dan gambarkan klasifikasi bentuk butir menurut (Zingg, 1935) dan
klasifikasi sphericity menurut (Folk, 1968)!
Jawaban:
1. Klasifikasi bentuk butir menurut (Zingg, 1935)
Zingg (1935) mengklasifikasikan bentuk butir berdasarkan
pengamatan visual atas bentuk dan ukuran butir. Klasifikasi ini didasarkan
pada pengamatan terhadap batuan sedimen dan berfokus pada bentuk butir
mineral kuarsa.
Klasifikasi Zingg ini membantu dalam mengidentifikasi proses
pengangkutan sedimen dan memprediksi lingkungan deposisi sedimen.
Misalnya, butir yang lebih bulat dapat menunjukkan pengangkutan lebih
jauh dan lebih lama, sedangkan butir yang lebih kasar dan lebih sudut dapat
menunjukkan pengangkutan yang lebih pendek dan terbatas.
Gambar klasifikasi bentuk butir menurut Zingg (1935)
2. Klasifikasi sphericity menurut (Folk, 1968)
Folk (1968) mengklasifikasikan sphericity atau kebulatan butir
sebagai suatu ukuran seberapa jauh bentuk butir mendekati bola sempurna.
Klasifikasi ini didasarkan pada perbandingan antara diameter butir yang
paling besar dengan diameter butir yang paling kecil.
Klasifikasi sphericity ini berguna dalam mengidentifikasi
pengangkutan dan kondisi deposisi sedimen. Butir dengan sphericity yang
lebih rendah dapat menunjukkan kondisi pengangkutan yang lebih keras dan
lebih pendek, sedangkan butir dengan sphericity yang lebih tinggi
menunjukkan pengangkutan yang lebih jauh dan kondisi pengendapan yang
lebih tenang.
Tabel Klasifikasi sphericity menurut (Folk, 1968)

Anda mungkin juga menyukai