1.1. Kasus “Negara Islam Indonesia” Pendirian Negara Islam Indonesia Salah satu ancaman ideologi terhadap Pancasila yang pernah terjadi adalah pendirian Negara Islam Indonesia (NII). Negara Islam Indonesia (NII) adalah kelompok Islam di Indonesia yang berkeinginan untuk membentuk negara Islam. Orang yang menjadi pelopor pendirian NII adalah SM Kartosuwiryo. Latar belakang yang membuat Kartosuwiryo ingin mendirikan NII adalah rasa kecewa terhadap pemerintah Indonesia, terutama setelah Perjanjian Renville ditandatangani pada 17 Januari 1948. Kartosuwiryo sempat menolak pemerintah pusat supaya seluruh Divisi Siliwangi melakukan long march ke Jawa Tengah. Long March ini menjadi salah satu konsekuensi akibat Perjanjian Renville. Selain itu, menurut Kartosuwiryo, perjanjian Renville juga hanya menjadi alat untuk menipu tokoh-tokoh penting Indonesia supaya bersedia tunduk pada perintah Hindia Belanda. Berawal dari kejadian ini, Kartosuwiryo kemudian mengumumkan terbentuknya NII pada 7 Agustus 1949. Rupanya, aksi yang dilakukan Kartosuwiryo juga diikuti oleh beberapa daerah lain, seperti Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Aceh, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan. Aksi pemberontakan mereka dikenal dengan sebutan Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia atau DI/TII. Keinginan mendirikan Negara Islam Indonesia ini dapat dianggap sebagai ancaman ideologi karena mereka ingin menjadikan agama Islam sebagai dasar negara Indonesia. Dalam proklamasi Darul Islam disebut bahwa hukum yang berlaku dalam Negara Islam Indonesia adalah hukum syariat Islam. Proklamasi NII juga dengan tegas menyatakan kewajiban negara untuk membuat undang-undang yang berlandaskan syariat Islam serta penolakan terhadap ideologi lain selain Al- Quran dan hadis. 1.2. Menghadapi peristiwa ini, pemerintah menurunkan pasukan militernya untuk menangkap pemimpin maupun anggota yang ikut melakukan pemberontakan DI/TII. Pada akhirnya, setiap pemberontakan DI/TII yang terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan berhasil diselesaikan. Selain itu, Kementrian Agama, Kejaksaan, dan Polda melakukan upaya dengan mempersempit ruang gerak mereke sesuai dengan tusi serta kapasitas lembaga dan organisasi masing-masing. 2. Ancaman Bidang Politik 1.1 Kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya Henry Surya divonis bebas atas segala dakwaan pada Selasa, (24/1/2023). asus yang telah berlarut-larut ini bermula pada awal tahun 2020. Pada saat itu, beberapa nasabah ramai mengeluhkan kegagalan bayar bunga dan pokok simpanan anggota pleh KSP Indosurya. Seorang nasabah bercerita bahwa dirinya menempatkan dananya hingga yang berjumlah miliaran. Dana itu jatuh tempo pada 20 Februari 2020, namun tidak pernah kembali. Ia juga tidak mendapat penjelasan terkait hal ini dari pihak Indosurya.Isu soal KSP Indosurya pun mereda, namun hanya sesaat. Kisaran Juni 2021, isu KSP Indosurya kembali menyeruak. Bahkan, DPR RI sempat memanggil pihak Kementerian Koperasi atas kasus ini. Dari sini terungkap, ternyata KSP Indosurya telah gagal bayar hingga masuk dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Putusan pertama jatuh pada tanggal 17 Juli 2020. Kemudian ada proses banding dan PKPU sudah diputuskan akhir Desember 2020. Jaksa kasus ini mengungkapkan bahwa banyak korban yang mengalami stress bahkan hingga meninggal dunia. Karenanya, jaksa menyatakan terus berupaya menyita aset-aset terkait Indosurya yang disebut membuat kerugian hingga Rp 106 triliun. Kasus penggelapan ini menyebabkan kerugian besar dan mnjadi kasus korupsi terbesar. 1.2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 korupsi diklasifikasikan ke dalam: merugikan keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan dalam pengadaan, gratifikasi. Dalam rangka pemberantasan korupsi perlu dilakukan penegakan secara terintegrasi, adanya kerja sama internasional dan regulasi yang harmonis. 3. Ancaman Bidang Ekonomi 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2022 sebesar 5,86 persen, turun sebesar 0,63 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2021. terdapat 4,15 juta orang (1,98 persen) penduduk usia kerja yang terdampak COVID-19. Terdiri dari pengangguran karena COVID- 19 (0,24 juta orang); Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena COVID-19 (0,32 juta orang); sementara tidak bekerja karena COVID-19 (0,11 juta orang); dan penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja karena COVID-19 (3,48 juta orang). 1.2 Dengan mempersiapkan anak-anak muda untuk mengurangi pengganguran dengan cara memberi pelatihan untuk melatih anak-anak muda dapat memiliki pengalaman, agar setiap anak mudah dapat membantu di beberapa sector yang dibutuhkan. Hal ini mampu meminimalisir pengganguran dalam suatu daerah. 4. Ancaman Bidang Pertahanan & Keamanan 1.1 Berdasarkan data AIS dan Citra Satelit selama Agustus 2021, IOJI mendeteksi setidaknya 2 pusat illegal fishing (IUUF Cluster) kapal ikan berbendera Vietnam di Laut Natuna Utara ZEE Indonesia. Namun, angka intrusi kapal ikan Vietnam di Laut Natuna Utara mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Kehadiran kapal ikan Vietnam di wilayah sengketa Indonesia-Vietnam perlu dijadikan kewaspadaan terhadap ancaman illegal fishing di Laut Natuna Utara lebih dalam ke wilayah ZEE Indonesia, terutama pada malam hari. Di sisi lain, aktivitas penelitian ilmiah kapal riset Tiongkok di Laut Natuna Utara ZEE Indonesia pada bulan Agustus 2021 dengan kawalan kapal coast guard Pemerintah Tiongkok mengancam keamanan laut Indonesia. Aktivitas penelitian ilmiah tersebut ilegal apabila dilaksanakan tanpa izin dari Pemerintah Indonesia. Aktivitas penelitian ilmiah ini dilaksanakan jauh lebih intensif dibandingkan dengan aktivitas kapal- kapal riset Tiongkok lainnya yang IOJI deteksi pada bulan Maret 2020, Desember 2020 dan Januari 2021. Pendampingan coast guard Tiongkok CCG 4303 terhadap aktivitas penelitian ilmiah di ZEEI tanpa izin Pemerintah Indonesia merupakan bentuk pelanggaran kewajiban due regard Tiongkok dalam hukum internasional. 1.2 Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Keamanan Laut, dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut melakukan patroli keamanan laut di Laut Natuna Utara hingga batas terluar klaim ZEE Indonesia. Patroli keamanan laut tersebut perlu diikuti penegakan hukum secara tegas, baik terhadap kapal IUUF berbendera Vietnam maupun kapal riset berbendera Tiongkok. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, sesuai dengan hak berdaulat Indonesia dan ketentuan mengenai penelitian ilmiah kelautan di dalam Pasal 56 ayat 1, Pasal 240, 244 dan 246 UNCLOS 1982, mengirimkan nota diplomatik kepada Pemerintah Tiongkok terkait aktivitas Kapal Hai Yang Di Zhi Shi Hao di ZEE Indonesia, untuk: a. Mengklarifikasi aktivitas yang telah dilakukan. b. Meminta hasil dari penelitian ilmiah yang telah dilakukan. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut sesuai dengan kewenangannya melakukan penelitian terhadap jejak aktivitas (foot print) Kapal Hai Yang Di Zhi Shi Hao dan kapal- kapal riset Tiongkok lainnya di Laut Natuna Utara. 5. Ancaman Bidang Sosial Budaya 1.1 Di zaman sekatrang perkembangan budaya- budaya luar. sangat pesat. hal ini memberi pengaruh pada budaya Indonesia. Dimana sekarang budaya Indonesia mulai mengikuti budaya-budaya luar, sehingga memberi pengaruh pada bangsa indonesiaa mengenai budaya karena budaya di Indonesia mulai memudar dan paling banyak terlihat degan budaya-budaya luar. 1.2 Dapat dipertahankan melalui pelestarian budaya, melalui pemahaman akan budaya Indonesia, tidak terpengaruh dengan budaya asing, dan bisa juga melalui pengenalan budaya kepada oaring-oranglain.