Anda di halaman 1dari 1

HKUM4206-4

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2023/2024 Ganjil (2023.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4206/Hukum Internasional
Tugas :2

No. Soal
1. Pada 27 Mei 1999, mantan Presiden Serbia Slobodan Milosevic dijerat dakwaan atas kasus kejahatan
perang pada Mahkaman Pidana Internasional / International Criminal Court (ICC)

Seperti dimuat Guardian yang dikutip untuk Today in History, ICC melayangkan dakwaan ke Milosevic
dan empat pejabat tinggi lainnya, yakni Presiden Serbia Milan Milutinovic, Wakil Perdana Menteri
Yugoslavia Nikola Sainovic, Kepala Angkatan Bersenjata Yugoslavia Dragoljub Ojdanic, dan Menteri
Dalam Negeri Serbia Vlajko Stojiljkovic.

Milosevic menghadapi lebih dari 60 dakwaan melakukan kejahatan perang dan terhadap kemanusiaan
atas perannya dalam konflik Balkan. Ia dituduh berada di belakang agresi militer Serbia dan melakukan
pemusnahan etnis secara kejam setelah Yugoslavia runtuh tahun 1990-an. Ia juga terlibat dalam
kejahatan-kejahatan serupa di Kosovo dan Kroasia.

Pertanyaan:

1. Berdasarkan paparan di atas, analisislah mengapa individu dapat diseret ke Mahkamah Pidana
Internasonal.
2. Jelaskanlah sejarah individu dapat dimintai pertanggungjawaban pidana sebelum adanya Mahkamah
Pidana Internasional.

2. Sengketa klaim kepemilikan teritorial di Laut China Selatan sesungguhnya merujuk kepada wilayah
kawasan laut dan daratan di dua gugusan kepulauan Paracel dan Spratly

Indonesia sebenarnya sejak awal bukanlah negara pengklaim. Indonesia tidak pernah mengklaim wilayah
perairan dari Laut China Selatan, yang diperselisihkan oleh Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan
Vietnam di satu sisi, dengan Tiongkok di sisi lain. Indonesia juga tidak berada dalam perselisihan klaim
terhadap dua gugusan kepulauan besar di Laut China Selatan.

Namun sejak 2010 Indonesia jadi “terlibat” dalam sengketa Laut China Selatan, setelah China secara
sepihak mengklaim terhadap keseluruhan perairan Laut China Selatan. Termasuk di dalamnya ialah
perairan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia, yaitu sebuah kawasan di utara kepulauan Natuna Provinsi
Kepulauan Riau.

Ketika itu Indonesia berupaya menahan kapal-kapal penangkap ikan Tiongkok di Laut China Selatan,
namun kemudian disusul nota protes pemerintah Tiongkok yang meminta kapal itu dilepaskan. Kasus
serupa terjadi kembali pada 2013 dan berpuncak di tahun 2016.

Pertanyaan:

1. Berdasarkan kasus di atas, jelaskan apa yang dimaksud sebagai Zona Ekonomi Eksklusif berdasakan
UNCLOS 1982.
2. Jelaskan apa saja hak Indonesia sebagai pemegang hak berdaulat ZEE di perairan Natuna.
3. Jelaskan apa saja hak Republik Rakyat Tiongkok (China) dalam ZEE Indonesia di perairan Natuna.

1 dari 1

Anda mungkin juga menyukai