Saat ini sahabat pengasuhan anak adalah handphone, dan itu tantangan besar
orang tua. Anak sekarang kelas 3 SD sudah haid, jika dulu SMP/SMA. Faktor yang
menyebabkan adalah pertama gizi, yang mempengaruhi hormonal, kedua tontonan,
film, lagu, membuat anak lebih cepat dewasa secara biologis tetapi belum dewasa
secara psikologis(kejiwaan). Ada kasus perundungan anak yang dipukul kemudian
rusuknya patah, anaknya meninggal. Ada apa dengan empati anak hari ini? Karena
anak-anak sekarang bukan diasuh orang tetapi gadget. Harus ada peran orang tua
dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dari ayat tersebut maka ada 4 poin yang bisa dijadikan motivasi pengasuhan anak:
1. Jangan marah. Laa taghdob wa lakal jannah artinya “jangan marah dan
bagimu surga”. Ketika akan marah ambil nafas 3x. Jika orang tua sering
marah anak akan menjauh. Selain itu jika orang tua sering marah maka
hasilnya:
Anak tidak jujur. Jika anak pulang sekolah jangan didiamkan saja,
jangan ditanya soal nilai, tapi ditanya "disekolah apa yang
menyenangkan?"
Anak tidak terbuka dengan orang tua.
Anak tidak memiliki rasa percaya diri, tidak memiliki daya juang. Kita
harus mengapresiasi proses belajarnya, bukan hanya hasilnya. Jika
anak mendapat nilai jelek harus diberi motivasi bukan dimarahi. Yang
paling penting jangan dibandingkan. Karena jika anak dibandingkan
maka anak menjadi tidak semangat.
2. Maafkanlah anak
3. Bermusyawarah dengan anak. Harus ada komunikasi yang terjaga antara
anak dengan orang tua. Caranya, harus ada quality time dengan anak.
Komunikasi terbaik dengan anak adalah duduk bersama kemudian saling
bercerita. Memulai hari anak bukan dari bangun tidur tetapi ketika sebelum
tidur.
4. Bertawakal kepada Allah. Bertawakal bukan menyerah, namun tetap
berikhtiar apa pun hasilnya kita tetap ridho.